1

Akhir September, Dinkes Lebak Target Capaian Vaksinasi untuk Mencegah Pneumonia pada Anak 75 Persen

Kabar6-Imunisasi PCV atau Pnemococcal Conjugate Vaccine yang merupakan vaksin untuk mencegah penyakit radang paru-paru atau Pneumonia pada anak terus dikebut oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak.

Kasi Imunisasi, Surveilans dan Krisis Dinkes Lebak Tb. Mulyawan mengatakan, sampai akhir bulan September 2023, target cakupan imunisasi PCV untuk bayi dan baduta atau anak usia di bawah dua tahun bisa bisa di angka 75 persen.

“Per tanggal 20 September capaian PCV 1 kita 69,30 persen atau berada di posisi ketiga se Provinsi Banten. Kita upayakan target cakupan bisa 75 persen di akhir bulan ini,” kata Mulyawan saat dihubungi Kabar6.com, Jumat (22/9/2023).

Mulyawan menyebut, jumlah bayi sasaran PCV sebanyak 19.726, sedangkan jumlah baduta yang menjadi sasaran imunisasi tersebut sebanyak 19.951.

“Jarak pemberian imunisasi ini satu bulan, diberikan kepada anak usia 2 bulan lalu 3 bulan dan dosis terakhir usia 12 bulan,” tutur pria yang belum lama ini dilantik sebagai Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Lebak.

Dinkes Lebak mendorong kepada masyarakat yang anaknya masuk dalam sasaran imunisasi PCV untuk datang ke puskesmas dan posyandu untuk mendapat vaksinasi tersebut.
Untuk diketahui, angka kasus Pneumonia di Kabupaten Lebak mengalami kenaikan di bulan Agustus. Jika pada bulan Juli, penderita Pneumonia berjumlah 237 orang, maka di bulan Agustus meningkat menjadi 319 orang.

**Baca Juga: DPRD Lebak Pertanyakan Jumlah TKA PT SBJ, Beda Data Perusahaan dengan Disnaker

Dinkes Lebak juga mencatat terjadi lonjakan yang signifikan pada penderita ISPA di bulan Agustus dibandingkan bulan Juli.

Jika pada bulan Juli kasus ISPA hanya 3.762 orang, jumlah penderitanya meningkat dua kali lipat menjadi 6.875 orang.

Direktur RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung, dr. Budhi Mulyanto mengatakan, bangsal anak selalu penuh oleh pasien dengan bergejala infeksi saluran pernapasan, pneumonia dan juga diare.

“Ada peningkatan pasien ISPA, pneumonia dan diare. Kondisi saat ini di mana sedang musim kemarau menimbulkan banyak debu dan polutan, kemudian ditambah lagi kurangnya ketersediaan air bersih,” kata Budhi, Minggu (10/9/2023).(Nda)




Waspada Pneumonia pada Anak, Dinkes Lebak Dorong Dapatkan Vaksin PCV: Gratis

Kabar6.com

Kabar6-Pneumonia atau radang paru-paru pada anak patut diwaspadai oleh orangtua. Bila tidak cepat ditangani, penyakit yang menimbulkan batuk, demam dan sesak napas ini dapat menyebabkan gangguan yang serius bahkan hingga kematian.

Penyakit yang kebanyakan orang umumnya menyebut dengan gangguan pada pernapasan ini bisa dipengaruhi oleh paparan asap rokok dan asap kayu bakar.

Untuk mencegah pneumonia, anak diharapkan mendapat vaksin Pneumoccal Conjugate Vaccine (PCV) di fasilitas layanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas dan pos vaksin lainnya.

“Jadi vaksin PCV ini baru masuk dalam program pemerintah. Sebelumnya sudah ada, tapi dilakukan di dokter spesialis dan untuk mendapatkannya lumayan ya sampai jutaan, tapi karena sudah masuk program jadi gratis,” kata Kabid Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Lebak, dr Firman Rachmatullah saat dihubungi Kabar6.com, Sabtu (15/10/2022).

**Baca juga: Dekati Akhir Tahun, OPD di Lebak Diminta Kerja Keras Penuhi Target PAD

Imunisasi PCV diberikan kepada anak berusia 2, 3 dan 12 bulan sebanyak 3 kali. Secara serempak, PCV diberikan mulai tanggal 12 September 2022 pada anak yang genap berusia 2 bulan, sementara anak di atas 2 bulan belum bisa mendapatkan imunisasi tersebut.

“Ini bagian dari upaya pencegahannya, aman dan bermanfaat. tapi karena ini masih baru jadi perlu penguatan dalam sosialisasi kepada masyarakat,” katanya.(Nda)




Waspadai Virus Corona, Dinkes Lebak Sebar Surat Edaran

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak menyebarkan edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI ke setiap pusat layanan kesehatan baik puskesmas, klinik dan rumah sakit sebagai upaya mewaspadai virus Corona.

“Teman-teman di unit layanan kesehatan kami minta waspadai jika mendapat pasien dengan gejala yang mengarah pada gejala akibat virus ini,” kata Kabid Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Lebak, Firman Rahmatullah, Senin (27/1/2020).

Gejala virus yang berasal dari Wuhan, China ini disebut mirip Pneumonia. Penderitanya mengalami batuk, flu namun disertai dengan demam tinggi dan sesak napas yang diakibatkan peradangan pada paru-paru.

“Ketika mendapat pasien dengan gejala ini, teman-teman medis harus menanyakan apakah pasien baru berkunjung dari wilayah-wilayah yang terinfeksi, kalau iya ini harus diwaspadai dan harus dirujuk ke rumah sakit untuk diisolasi. Kalau bukan, saya rasa aman karena itu penyakit biasa,” jelas Firman.

**Baca juga: Sungai Ciberang Meluap, Jembatan Darurat Hanyut.

Firman kembali menegaskan, meski memiliki gejala awal yang sama yakni flu dan batuk, tidak begitu saja seseorang kemudian dirujuk dan diduga terinfeksi Corona.

“Perbedaannya itu tadi, apakah orang yang bersangkutan berasal dari daerah terinfeksi atau tidak. Seperti dulu kasus dicurigai flu burung, ada orang batuk dan pilek, kemudian kita lihat apakah ada unggas yang mati tidak. Kalau ini, apakah ada kontak atau berasal dari daerah terinfeksi atau tidak,” tutup Firman.(Nda)




Flu Bikin Pria Asal Texas Ini Kehilangan Jari Tangan dan Kaki

Kabar6-Malang benar nasib Joei Smith (33). Sakit flu yang dialami Smith membuat dirinya harus kehilangan jari tangan dan kaki. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Berawal ketika pria asal Texas, Amerika Serikat, ini mengalami selama flu seminggu. Namun Smith menganggap flu yang dialami itu hanya penyakit sepele, meskipun kepalanya pusing dan kondisi tubuh terasa tidak karuan saat beraktivitas. Karena tak kunjung sembuh, ia pun memeriksakan diri ke dokter.

Betapa terkejutnya Smith setelah dokter mengatakan bahwa ada kemungkinan ia hanya punya 24 jam lagi untuk hidup. Kondisi ini, melansir menshealth, disebabkan akibat munculnya komplikasi flu yang sangat berbahaya, yakni sepsis dan pneumonia dalam tubuh Smith. Sepsis adalah kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi. Sepsis dapat menyebabkan kematian pada pasiennya.

Meskipun dokter sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolong pasien mereka, jari tangan dan kaki Smith sudah tidak bisa diselamatkan. Namun dokter mengatakan bahwa Smith sangat beruntung mengingat selain sepsis dan pneumonia, ia ternyata juga mengalami gagal ginjal yang bisa mematikan.

Menurut Daniel Eiras, MD, MPH dari NYU Langone Health, walaupun memang kasus yang dialami oleh Smith sangat jarang terjadi, ada kemungkinan flu memicu komplikasi mematikan seperti ini.

Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menurun drastis, sehingga ada kemungkinan infeksi mematikan dengan mudah menyerang tubuh. ** Baca juga: Mainan Bayi yang Dibeli Ternyata Senjata Api Otomatis Sungguhan

Selain itu, tekanan darah yang menurun saat flu juga membuat darah kesulitan mengalir ke organ tubuh yang jauh seperti ujung jari tangan dan jari kaki sehingga bagian tubuh tersebut rentan terkena masalah yang serius.(ilj/bbs)




Mengerikan! Selama 5 Hari Tulang Ayam Terjebak dalam Paru-paru Seorang Pria

Kabar6-Entah apa yang terjadi, seorang pria berusia 78 asal Australia tersedak tulang ayam hingga masuk ke paru-parunya dan bersarang selama lima hari. Pria itu pun segera dilarikan ke rumah sakit.

Namun saat dokter mengecek tenggorokannya dengan sinar X, melansir livescience, tidak ditemukan apapun sehingga ia pun diperbolehkan pulang. Lima hari kemudian, pria yang tidak diungkap identitasnya itu kembali ke rumah sakit karena mengalami sesak napas dan mengeluarkan suara aneh saat menghirup udara. Dokter pun langsung melakukan pemindaian CT Scan. Hasilnya, terdapat tulang belakang ayam pada batang utama bronchus, saluran udara utama menuju paru-parunya. Hal ini membuat paru-paru kanan tidak bekerja dengan maksimal.

Dr. Robert Glatter, pakar kesehatan dari Lenox Hill Hospital, New York City, menyebutkan bahwa dalam beberapa kasus, pemeriksaan kasus tersedak memang terkadang tidak tepat karena posisi benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan bisa saja berpindah tatkala dokter memeriksa bagian tubuh tertentu. Persis seperti yang terjadi pada saat pria dari Australia ini pertama kali memeriksakan kondisinya ke dokter.

Selain itu dalam beberapa kasus, setelah tersedak pasien kemudian merasa saluran udaranya kembali lega sehingga merasa bahwa kondisinya baik-baik saja. Padahal, bisa jadi benda asing ini sudah masuk jauh terlalu dalam hingga ke paru-paru. Jika tak segera dikeluarkan, dikhawatirkan pasien bisa mengalami pneumonia. ** Baca juga: Tim Dokter Bedah Amerika Angkat Tumor Ovarium Seberat 60 Kg dari Rahim Seorang Wanita

Kini pria tersebut menjalani bronchoscopy, prosedur yang menggunakan peralatan khusus, dilengkapi kamera mini yang dimasukkan hingga ke paru-parunya untuk mengangkat tulang ayam tersebut. Kondisi pria semakin membaik dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit tiga hari kemudian.(ilj/bbs)




Mengupil Bisa Bahayakan Kesehatan, Lho

Kabar6-Untuk membersihkan hidung dari kotoran, biasanya orang akan mengupil. Namun tahukah Anda, berdasarkan hasil riset terbaru, kebiasaan mengupil ternyata bisa menyebarkan bakteri penyebab pneumonia.

Riset yang dipublikasikan dalam jurnal European Respiratory ini, melansir Kompas, adalah riset pertama yang menunjukkan penyebaran bakteri terjadi antara hidung dan tangan. Dengan adanya temuan ini, para ahli merekomendasikan agar orangtua menjaga mainan dan tangan anak-anak agar selalu bersih. Ini semua demi melindungi anak-anak, dan untuk menghindari penyebaran bakteri ke orang lain, termasuk anggota keluarga berusia lanjut yang mungkin rentan terhadap infeksi.

Dr Victoria Connor, pemimpin riset, mengatakan bahwa infeksi pneumokokus adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Infeksi ini diperkirakan telah menyebabkan kematian atas 1,3 juta jiwa anak-anak berusia di bawah lima tahun setiap tahun. “Orangtua dan orang-orang dengan penyebab lain dari gangguan kekebalan, seperti penyakit kronis, juga berisiko tinggi terkena infeksi pneumokokus,” jelasnya.

Penyebaran pneumococcus, menurut dr. Connor, dapat berakibat fatal. Memahami bagaimana penyebaran bakteri akan membantu menemukan solusi pencegahan infeksi pneumokokus yang lebih besar.

Peneliti menemukan, bakteri dapat berpindah dari tangan ke hidung, baik saat orang-orang mengupil, mencolek, atau hanya menggosok hidung mereka dengan punggung tangan. “Ini mungkin tidak realistis membuat anak berhenti menggosok atau menyentuh hidung mereka.”

Ditambahkan, “Selain itu, kehadiran bakteri kadang-kadang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak-anak dan mengurangi peluang mereka tertular penyakit di kemudian hari.” ** Baca juga: Olahraga Pakai Make-up Tidak Disarankan

Dr. Connor merasa belum jelas apakah mengurangi penyebaran pneumococcus pada anak-anak adalah hal terbaik.(ilj/bbs)




Flu Tidak Kunjung Sembuh, Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Kabar6-Flu menjadi salah satu penyakit ‘langganan’ yang menyerang saat musim hujan. Namun ketika flu yang diderita tak kunjung sembuh, mungkin selain infeksi bakteri atau virus, tujuh hal berikut seperti dikutip dari Wartakesehatan, bisa menjadi penyebabnya:

1. Stres
Ketika hormon stres atau hormon kortisol dalam tubuh meningkat, maka sistem kekebalan tubuh menurun yang akhirnya membuat proses penyembuhan pilek menjadi lebih lama.

2. Merokok
Jika Anda perokok berat, sebaiknya hentikan kebiasaan buruk ini. Racun dari rokok akan memperburuk tumpukan lendir dalam saluran hidung, sehingga Anda tak kunjung sembuh dari pilek.

3. Semprotan dekongestan
Tahukah Anda bahwa penggunaan semprotan dekongestan untuk membuat hidung tak lagi tersumbat justru bisa memperburuk peradangan pada saluran hidung Anda? Itulah sebabnya waktu penyembuhan pun berlangsung lama.

4. Olahraga berlebihan
Olahraga memang menyehatkan. Namun ketika dilakukan berlebihan, sistem kekebalan tubuh akan melemah sehingga tak bisa melawan virus flu dengan maksimal.

5. Alergi
Alergi yang Anda derita, baik terhadap debu, bulu binatang, atau serbuk sari juga membuat proses penyembuhan pilek jadi lebih lama.

6. Sinusitis
Sinusitis juga bisa membuat rongga hidung terinfeksi dan meradang. Pilek pun tak kunjung reda.

7. Pneumonia
Penyakit pneumonia akan membuat saluran hidung rentan terhadap infeksi dan pilek sembuh lebih lama. ** Baca juga: Kurangi Stres dengan Konsumsi Makanan Sehat

Selain mengonsumsi makanan sehat, ada baiknya Anda pun minum vitamin C yang membuat sistem kekebalan tubuh meningkat.(ilj/bbs)