1

Menyamar Jadi Boneka Teddy Bear, Polisi di Peru Tangkap Bandar Narkoba

Kabar6-Penyamaran yang dilakukan oleh seorang polisi di Peru, Amerika Selatan, ini sungguh unik dan beda dari lainnya. Tepat menjelang Valentine beberapa waktu lalu, polisi tersebut menyamar menjadi karakter boneka Teddy Bear.

Ya, melansir abc7chicago, dengan mengenakan kostum Teddy Bear tadi, polisi lantas berpura-pura mengirim bunga dan cokelat kepada seorang wanita yang diduga menjual narkoba di kawasan Lima. Operasi penangkapan bandar narkoba tersebut juga dibantu oleh beberapa polisi lain yang turut menyamar sebagai pekerja untuk memaksa tersangka pengedar narkoba keluar dari rumahnya.

Wanita bandar narkoba tersebut lantas antusias bertemu boneka Teddy Bear tersebut, dan tampak senang mendapatkan hadiah. Saat kembali pulang menuju rumahnya, wanita tersebut lantas langsung disergap oleh beberapa anggota polisi yang telah bersiaga.

Menurut keterangan polisi setempat, strategi penangkapan ini memang pernah digunakan Kepolisian Nasional Peru untuk melakukan berbagai penangkapan kasus di masa lalu. Misalnya, pada Natal tahun lalu, salah satu polisi juga pernah menyamar sebagai Sinterklas untuk menangkap seorang pelaku kejahatan.

Berita tersebut lantas viral dan banjir berbagai komentar dari netizen.(ilj/bbs)




Dikira Lelucon, Sinterklas Dobrak Rumah Pengedar Narkoba di Peru Ternyata Polisi yang Menyamar

Kabar6-Jika biasanya Sinterklas datang ke rumah-rumah untuk memberikan aneka hadiah, kali ini kehadiran mereka justru untuk memberantas kejahatan. Bagaimana bisa?

Seorang Sinterklas dan sekelompok elf pembantunya, melansir npr, mendobrak pintu sebuah rumah di Lima, Peru, untuk meringkus pengedar narkoba. Siapakah mereka? Usut punya usut, Sinterklas dan rekan-rekannya itu ternyata adalah polisi yang sedang menyamar. Mereka langsung memborgol dan menyita ‘barang dagangan’ komplotan pengedar narkoba tadi.

Dijelaskan polisi bernama David Villanueva, tim polisi yang menyamar tersebut memasuki lingkungan rawan di Lima, ibu kota Peru, disebut Surquillo.

“Ini menjelang Natal, Santa di jalan tidak menarik banyak perhatian, dan kami menggunakannya sebagai keuntungan kami dalam operasi ini,” kata Villanueva.

Menurut laporan, kelompok itu berjalan dengan polos di jalan, lalu tiba-tiba berhenti di sebuah rumah. Salah satu pembantu Sinterklas mengeluarkan palu besar, mendobrak pintu depan, dan kelompok itu memaksa masuk.

Bukannya menyapa para penghuni khas Sinterklas, tim polisi tadi berteriak agar orang-orang yang berada dalam rumah berdiam diri dan berbaring di lantai. Para tersangka, terdiri dari tiga pria dan seorang wanita, awalnya mengira itu lelucon.

Tim polisi menyita 6.000 paket kecil pasta kokain, 104 bubuk kokain, dan 279 mariyuana. Disebutkan, satu kilogram pasta kokain dijual seharga sekira Rp5,92 juta di Peru, dan satu kilogram bubuk bentuk paling murni seharga sekira Rp15,58 juta.

Diketahui, bersama Kolombia dan Bolivia, Peru adalah salah satu produsen kokain terbesar di dunia.(ilj/bbs)




Mumi Berusia Sekira 3.000 Tahun Ditemukan pada Lokasi Pembuangan Sampah di Peru

Kabar6-Saat melakukan penggalian di lokasi pembuangan sampah Ibu Kota Peru, Lima, para arkeolog menemukan mumi yang diperkirakan berusia sekira 3.000 tahun. Rambut dan tengkorak mumi tersebut pertama kali dilihat oleh para mahasiswa dari Universitas San Marcos yang berpartisipasi dalam penggalian itu.

Arkeolog Miguel Aguilar mengatakan, mereka telah memindahkan delapan ton sampah dari lokasi tersebut sebelum melakukan pencarian peninggalan bersejarah.

Mumi itu sendiri, melansir Businessinsider, diperkirakan berasal dari zaman budaya Manchay yang tinggal di daerah sekitar Lima modern, dari sekira 1.500 SM hingga 1.000 SM. Mereka dikenal membangun candi berbentuk U yang berorientasi pada matahari terbit. Aguilar menjelaskan, mumi itu ditempatkan dalam sebuah makam di tengah candi berbentuk U tadi.

Dikatakan Aquilar, jenazah telah ditata rata, merupakan ciri budaya Manchay dari ‘era formatif’, sekira 3.000 tahun yang lalu. Jenazah itu dibungkus kain yang terbuat dari kapas dan serat nabati.

Aguilar menambahkan, orang tersebut ‘telah ditinggalkan atau dipersembahkan (sebagai korban) selama fase terakhir pembangunan candi ini’.

Mumifikasi dipraktikkan oleh berbagai budaya di tempat yang sekarang di Peru, sebelum kedatangan penjajah Spanyol, orang yang melakukan perjalanan ke Amerika sebagai bagian dari penaklukan Spanyol.

Beberapa mumi dikubur, banyak yang dalam posisi janin, sementara yang lain dibawa keluar dan diarak selama festival-festival penting.(ilj/bbs)




Bocah 2 Tahun di Peru Tak Sengaja Telan 8 Jarum Suntik Hingga ‘Nyangkut’ di Perutnya

Kabar6-Dokter ahli bedah Efra Salazar Tito menemukan delapan jarum yang telah tersangkut dalam perut seorang bocah laki-laki berusia dua tahun di Provinsi Mariscal Caceres, Peru.

Bocah yang tak disebutkan namanya itu, melansir Newsweek, secara tak sengaja menelan delapan jarum tadi di peternakan tempat ibunya, Narly Olortegui Pisco, bekerja. Hasil pemeriksaan Dr Tito Rumah Sakit II-2 Tarapoto menujukkan ada dua jarum di peritoneum (yang melapisi rongga perut) di sisi kanan, tiga di sisi kiri, satu di dinding perut, dan dua lainnya terletak di antara kandung kemih dan rektum.

Sementara Pisco sendiri mengaku tidak menyadari sang anak menelan jarum suntik karena sibuk dengan pekerjaannya. Menurut dugaan, jarum tersebut digunakan untuk menyuntik sapi di peternakan tempat Pisco, bekerja.

“Terkadang anak-anak memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya saat merangkak atau mulai berjalan,” kata Pisco.

Beruntung, kondisi bocah tersebut baik-baik saja setelah jarum tersebut berhasil dikeluarkan oleh petugas medis dalam waktu kurang dari dua jam. Selain itu, para ahli bedah memeriksa dan memperbaiki lesi kecil di usus kecilnya.

Pisco mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para dokter yang telah menyelamatkan nyawa putranya. “Jika bukan karena intervensi bedah mereka yang tepat waktu, kesehatannya akan memburuk, dan hasilnya akan berbeda,” ujar Pisco.(ilj/bbs)




Gara-gara Punya Nama Sama dengan Bandar Narkoba, Pria di Kolombia 3 Kali Jadi Korban Salah Tangkap Polisi

Kabar6-Apes benar nasib René Martínez Gutiérrez (46). Pria asal Kolombia ini pernah dijebloskan ke penjara tiga kali dalam 13 tahun terakhir karena namanya sama dengan pemimpin kartel narkoba yang jadi buronan pihak berwajib.

Padahal, Gutiérrez adalah sosok ayah yang baik dan tidak memiliki catatan kriminal sama sekali atas namanya. Melansir thesun, penangkapan ketiga Gutiérrez terjadi ketika pria itu memutuskan kembali ke negara asalnya Kolombia untuk menjenguk sang ayah yang sakit. Gutiérrez ditangkap segera setelah pesawat yang ditumpangi mendarat di Bogota, Kolombia.

Gutiérrez pertama kali bermasalah dengan hukum akibat namanya pada 2010 lalu, ketika pergi ke kantor polisi di Bogota untuk meminta semacam surat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) sebagai syarat membuka bisnis. Saat memeriksa catatannya, polisi menemukan bahwa Gutiérrez memiliki surat perintah penangkapan internasional yang dikeluarkan oleh Peru.

Alhasil, Gutiérrez menjadi korban salah tangkap polisi dan ditahan selama delapan hari. Setelah dibebaskan, Gutiérrez dilaporkan mempertanyakan alasan penangkapannya. Pria itu memutuskan untuk pergi ke Kedutaan Besar Peru di Kolombia, Mahkamah Agung, hingga Interpol, tetapi tidak satu pun dari entitas ini yang memiliki penjelasan gamblang atas apa yang terjadi.

Mereka semua mengklaim bahwa penangkapan Gutiérrez disebabkan oleh kebetulan nama yang tidak menguntungkan. Hanya setahun setelah penangkapan pertamanya, Gutiérrez sekali lagi dipanggil ke kantor polisi Bogota sebagai saksi, setelah tempat kerjanya dirampok. ** Baca juga: Wanita Brasil Ini Nikahi Boneka Kain dan Mengaku Sudah Punya Anak

Bukannya diminta untuk memberikan pernyataan tentang apa yang telah terjadi, polisi malah memeriksa namanya di database, dan sekali lagi pihak berwajib mengira Gutiérrez adalah raja narkoba Peru yang dicari. Saat itu Gutiérrez dilaporkan menghabiskan dua bulan dengan penjahat kawakan di penjara La Picota yang terkenal di Kolombia sampai pihak berwenang Peru akhirnya memastikan bahwa dia bukanlah orang yang mereka cari.

Setelah kejadian ini, Gutiérrez memutuskan pindah tempat tinggal ke Amerika Serikat (AS) pada 2012 bersama keluarganya. Gutiérrez menganggap hal itu sebagai cara terbaik untuk menghindari agar tidak lagi dipenjara di masa depan karena namanya.

Pada awal 2023 ini, ketika Gutiérrez mengetahui sang ayah yang sudah tua menderita sakit, dia pun memutuskan pulang untuk menjenguk. Lagi-lagi apes, begitu pesawat yang ditumpangi mendarat di Bogota, agen Interpol dilaporkan naik ke pesawat tepat setelah berhenti di landasan bandara.

Petugas kemudian meminta kartu identitas Gutiérrez dan setelah memastikan namanya, mereka membawanya pergi. Gutiérrez akhirnya dipindahkan ke kantor polisi Los Martires tempat dia ditahan sejak saat itu. Sang ayah meninggal saat Gutiérrez ditahan.

Gutiérrez dan keluarganya harus berusaha memastikan bahwa dia bukanlah pria yang polisi cari.(ilj/bbs)




Pencurian Teraneh dalam Sejarah di Peru, 220 Sepatu Kets Hanya Kaki Kanan

Kabar6-Kejadian ini disebut sebagai insiden ‘pencurian teraneh’ sepanjang sejarah di Peru. Bagaimana tidak, tiga pencuri mengambil sebanyak 220 sepatu kets dari berbagai merek, dan semuanya sebelah kaki kanan.

Peristiwa pencurian itu, melansir Foxbusiness, terjadi di sebuah toko perlengkapan olahraga kawasan Huancayo, Peru tengah, sekira pukul 03.30 waktu setempat, di mana tiga pria berhasil memotong gembok di bagian belakang toko dan mencuri tiga peti besar berisi kotak sepatu dari berbagai merek.

Namun hal yang tidak disadari oleh para pencuri adalah bahwa semua kotak sepatu yang mereka curi hanya berisi sepatu kets untuk kaki kanan, karena pemiliknya telah menyiapkan tiga peti untuk memajang alas kaki di pameran barang olahraga setempat.

Pihak berwenang menduga, pencuri telah menyembunyikan hasil tangkapan mereka, karena tidak mungkin mereka dapat menjual sepatu kets di pasar gelap tanpa pasangannya. ** Baca juga: Peselancar Tertua di Dunia Diraih Seorang Kakek 89 Tahun Asal Jepang

“Kami telah melakukan pemeriksaan di tempat kejadian, hal khusus tentang pencurian ini adalah hanya sepatu kaki kanan yang dicuri,” kata Eduan Diaz, kepala wilayah kepolisian Junin.

Ditambahkan, itu hanya masalah waktu sebelum pencuri diidentifikasi, karena mereka tertangkap kamera pengintai di daerah tersebut, dan telah meninggalkan jejak mereka di TKP. Pemilik toko sendiri memperkirakan kerugian sekira Rp192 juta,.

Toko sepatu kets ini diketahui baru buka selama beberapa bulan, tetapi merupakan salah satu dari beberapa toko yang dibobol baru-baru ini.

Pada pertengahan April lalu, Polisi Nasional Peru menangkap seorang pencuri yang membawa kabur enam karung penuh sepatu kets dari sebuah toko sepatu di Ica, sebuah kota di Peru selatan.(ilj/bbs)




Jatuh Sejauh 2 Mil Saat Kecelakaan Pesawat, Remaja 17 Tahun yang Selamat Ini Sendirian di Hutan Amazon

Kabar6-Seorang remaja bernama Juliane Koepcke (17) mampu bertahan hidup sendirian di hutan hujan Amazon selama berminggu-minggu, setelah jatuh dari pesawat sejauh dua mil ke tanah pada musibah kecelakaan.

Koepcke, melansir Nytimes, berada dalam Penerbangan LANSA 508 yang menabrak hutan Amazon di Peru setelah terkena sambaran petir pada Desember 1971. Remaja itu adalah satu-satunya orang yang selamat dari 92 orang di pesawat, saat dia jatuh sejauh dua mil di udara, dengan kondisi masih terikat di kursi.

Meskipun patah tulang selangka, luka yang dalam pada lengan kanannya, cedera mata dan gegar otak, Koepcke dapat melakukan perjalanan melalui hutan lebat selama 10 hari dan menemukan tempat berlindung di gubuk setempat.

Koepcke harus melawan nyamuk dan kelaparan yang parah sebelum nelayan menemukannya dan membawa remaja itu menggunakan kano kembali ke peradaban. Lengannya juga dipenuhi belatung.

Sebanyak 14 penumpang lainnya ditemukan selamat dari kecelakaan awal, tetapi meninggal dunia seiring waktu menunggu penyelamatan. ** Baca juga: Mencengangkan, Kerangka ‘Manusia Raksasa’ di Tiongkok Berusia 5.000 Tahun Terkubur dalam Reruntuhan

Koepcke diketahui telah mengikatkan sabuk pengaman ke kursi. Tampaknya, kursi itu membuat Koepcke sedikit terlindung dan empuk, tetapi kursi-kursi luar dari barisan di kedua sisinya diduga berfungsi sebagai parasut dan memperlambat kejatuhannya.

Dampaknya mungkin telah berkurang lebih jauh oleh angin badai petir dan dedaunan lebat di lokasi pendaratan. Koepcke, yang bepergian dengan sang ibu, Maria, mengenang, “Setelah sekira 10 menit, saya melihat cahaya yang sangat terang di bagian luar mesin sebelah kiri. Ibuku berkata dengan sangat tenang, ‘Itulah akhirnya, semuanya sudah berakhir’. Itu adalah kata-kata terakhir yang pernah kudengar darinya.” (ilj/bbs)




Pria di Peru Tinggal Bersama Mumi Manusia Berusia Ratusan Tahun

Kabar6-Seorang pria di Peru bernama Julio Cesar Bermejo (26) yang dulu bekerja sebagai pengantar makanan, mengklaim tinggal bersama mumi manusia di rumahnya selama tiga dekade.

Polisi setempat, melansir Nypost, menyita satu mumi manusia berusia antara 600 dan 800 tahun dalam tas isotermal yang digunakan Bermejo saat mengantar pesanan makanan ke rumah pelanggan. Bermejo mengatakan, dia memanggil mumi itu dengan nama ‘Juanita’.

“Dia seperti pacar spiritual saya,” ujar Bermejo. “Di rumah, dia di kamar saya, dia tidur sama saya. Saya merawatnya.”

Bermejo mengungkapkan, ayahnya yang membawa mumi itu ke rumah hampir 30 tahun lalu. Namun menurut Kementerian Kebudayaan Peru, relik pra-Hispanik itu bukan berjenis kelamin perempuan, tapi laki-laki dewasa dan diperkirakan berasal dari Puno, kawasan pegunungan Andes Peru, sekitar 1.300 km tenggara Lima.

“Itu bukan Juanita, itu Juan,” kata seorang spesialis Kementerian Kebudayaan, sembari menambahkan mumi tadi adalah seorang pria berusia sekurang-kurangnya 45 tahun. ** Baca juga: Khawatir Anaknya Terbangun, Ibu di Inggris Tak Melawan Saat Diperkosa Seorang Penyusup

Menurut seorang pejabat pemerintah, Bermejo masih ditahan polisi karena kasus ini sedang diselidiki aparat berwenang. Polisi menemukan mumi itu dalam tas Bermejo saat berpatroli di taman kota Puno. Saat itu, Bermejo sedang nongkrong bersama kawan-kawannya dan dia membawa mumi itu untuk dipamerkan kepada mereka.

Namun Bermejo membantah sedang berupaya menjual mumi itu. Mumi itu kemudian diambil Kementerian Kebudayaan untuk tujuan perlindungan dan pelestarian.(ilj/bbs)




Dianggap Berisik Saat Rayakan Kelahiran Bayi, Pria Asal Peru Tewas Dipanah

Kabar6-Polisi menangkap seorang pria Italia, Evaristo Scalco (63), dengan dakwaan pembunuhan rasial terhadap warga negara Peru bernama Javier Alfredo Romero Miranda (41), yang dibunuh menggunakan apanah buatan sendiri.

Scalco, melansir Nypost, nekat menghabisi nyawa Miranda karena dianggap terlalu berisik di jalan. “(Ia) dibunuh oleh panah yang ditembakkan orang marah,” demikian cuitan Wali Kota Genoa Giovanni Toti di Twitter.

Diketahui, Miranda yang merupakan ayah dua anak itu sedang merayakan kelahiran anak keduanya dengan sesama warga Amerika Selatan. Bayi tersebut lahir tepat malam sebelumnya saat Halloween. Scalco sendiri menembak Miranda dari jendelanya setelah bersitegang dengan kelompok itu perihal kegaduhan yang dilakukan.

Saksi mata mengatakan, Scalco terdengar meneriakkan kata-kata pelecehan rasial sebelum mengangkat busurnya. Panah tersebut, menurut pihak berwajib, adalah jenis yang biasa digunakan untuk berburu babi hutan, dan dilaporkan mengenai jantung Miranda.

Rekaman video yang diambil dari tempat kejadian menunjukkan, Scalco kemudian berusaha membantu Miranda sebelum ambulans tiba. Miranda meninggal dunia beberapa jam kemudian di rumah sakit. ** Baca juga: Tiga Bocah SD di Israel Temukan Lampu Minyak Berusia 2.000 Tahun

Polisi menemukan sekira 60 anak panah buatan sendiri di rumah Scalco. Wali Kota Toti menyebutnya sebagai kematian yang tidak masuk akal dan mengatakan, “Kehidupan malam, kebisingan, atau situasi lain tidak dapat membenarkan reaksi seperti itu”. (ilj/bbs)




Niat Bertemu ‘Kekasih Online’, Wanita Meksiko Ini Tewas Dibunuh dan Diambil Organnya

Kabar6-Seorang wanita asal Meksiko bernama Blanca Arellano (51) tewas secara mengenaskan dan potongan tubuhnya ditemukan terdampar di sebuah pantai.

Bagaimana peristiwa tragis ini bisa terjadi? Melansir Independent, berawal ketika Arellano rela terbang sejauh 3.000 mil untuk bertemu Juan Pablo Jesús Villafuerte (37), ‘kekasih online-nya’, di Lima, Peru, yang telah dikencani secara online selama beberapa bulan. Pihak keluarga mengatakan, Arellano berencana untuk mengunjungi kota pantai Huacho, tempat tinggal Villafuerte. Arellano berkenalan dengan Villafuerte di forum perjudian online.

“Saya tidak pernah berpikir saya akan berada dalam situasi ini, tetapi hari ini saya meminta dukungan Anda untuk menyebarkan postingan ini dan menemukan salah satu orang yang paling dicintai dan penting dalam hidup saya. Bibiku Blanca Olivia Arellano Gutierrez menghilang pada Senin 07 November di Peru. Kami mengkhawatirkan nyawanya,” demikian bunyi postingan yang diunggah pada tanggal 12 November.

Dalam postingannya, keponakan Arellano mengaku mulai merasa was-was perihal Villafuerte yang juga mahasiswa kedokteran, setelah percakapan dengannya pada November mengungkapkan bahwa Arellano dan pria itu telah putus. ** Baca juga: Brutal, Pasangan Selingkuh Dibunuh dan Diolesi Lem Super Saat Bercinta dalam Hutan Wilayah India

Villafuerte mengklaim bahwa Arellano telah kembali ke Meksiko. “Saya memutuskan untuk berkomunikasi dengan Villafuerte karena dia adalah satu-satunya kontak yang dia miliki di negara itu dan di situlah ketakutan kami dipicu,” tulis keponakan Arellano dalam postingan lanjutan ke akun Twitter tentang hilangnya sang bibi.

“Apakah dia baik baik saja?” tanya keponakan Arellano yang putus asa itu. Sang keponakan menekankan dalam rangkaian postingannya bagaimana Villafuerte adalah satu-satunya orang di negara itu yang dikenal bibinya. Mahasiswa kedokteran itu menjawab dengan mengatakan bahwa dia telah berhenti berbicara dengan Arellano beberapa hari sebelumnya.

Villafuerte juga mengaku, Arellano mengatakan kepada pria itu bahwa ia akan naik pesawat kembali ke Meksiko setelah putus. “Saya tidak dapat menawarkan kehidupan yang dia inginkan,” klaim Villafuerte.

Keponakan Arellano mencatat dalam postingannya bagaimana perilaku ini sangat tidak seperti biasa dari bibinya, karena dia tidak akan hilang seperti itu saja tanpa peringatan.

“Villafuerte adalah satu-satunya kontak yang kami miliki dan dia adalah orang terakhir yang melihat Bibi Arellano saya masih hidup, sampai saat ini dia belum mau bekerja sama dengan informasi yang dapat memudahkan pencariannya dan hari ini,” tambah keponakan Arellano dalam salah satu postingan lanjutannya.

Otoritas Peru meluncurkan penyelidikan segera setelah postingan itu menjadi viral. Pada 10 November, penemuan mengerikan dari jari yang terputus dengan cincin perak menjadi kabar buruk bagi keluarga Arellano. Meskipun ujung jari pengenal telah dilepas, menurut penyelidik, keluarga tersebut mengetahui jika itu adalah cincin perak yang dikenakan oleh Arellano.

Pada hari-hari berikutnya, penemuan yang lebih buruk mulai terdampar di pantai yang sama di Huacho, termasuk kepala tanpa wajah, lengan, dan akhirnya batang tubuh dengan semua organ dalam yang tampaknya sengaja dikeluarkan.

Surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk Juan P Villafuerte pada 17 November, dan dia dijadikan tersangka utama dalam penyelidikan pembunuhan Arellano.

Dalam pengungkapan mengerikan yang baru terungkap beberapa hari setelah penangkapan mahasiswa kedokteran itu, Villafuerte diduga mulai memposting video di TikTok tak lama setelah hilangnya Arellano, yang tampaknya menunjukkan dia membedah organ manusia, termasuk pankreas dan otak.

Saat menggeledah rumah tersangka, penyelidik juga menemukan bukti darah berceceran di seluruh apartemennya, termasuk di kamar mandi, ruang cuci, dan di kasur serta perlengkapan kebersihan.

“Kami tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan apa yang kami alami,” bunyi tweet keponakan Arellano. “Bibi saya adalah orang yang baik hati, hangat, penuh cahaya, cerdas, berdedikasi, penuh kasih dan begitulah seharusnya dia dikenang.” (ilj/bbs)