1

Makanan dalam Perut Tak Membusuk, Tim Ilmuwan Analisis Bangkai Beruang Berusia 3.500 Tahun

Kabar6-Tim ilmuwan berhasil mengidentifikasi makanan terakhir seekor beruang berusia 3.500 tahun, yang ditemukan di tanah beku (permafrost) Siberia dalam kondisi masih awet, di mana isi perutnya masih bisa dianalisis dengan cukup detail untuk memastikan makanan terakhir hewan purba tersebut.

Tak hanya itu, melansir Smithsonianmag, bagian tubuh beruang tadi juga masih utuh seperti bulu, gigi, kulit, cakar, dan organ dalamnya. Beruang ini ditemukan pemburu rusa kutub di pulau Bolshyoy Lyakhovsky di Rusia utara. Awalnya, beruang tersebut diidentifikasi sebagai spesies beruang gua yang telah punah sekira 22 ribu sampai 39.500 tahun lalu. Namun ternyata beruang itu jauh lebih muda, sekira 3.450 tahun.

“Ini yang pertama dan satu-satunya temuan seperti ini, bangkai beruang utuh dengan jaringan lunaknya,” kata Lena Grigorieva, ahli paleontologi. “Ini benar-benar utuh, dengan semua organ internal, bahkan hidungnya. Sebelumnya hanya tengkorak dan tulang-tulang yang ditemukan. Temuan ini sangat penting bagi seluruh dunia.”

Ilmuwan bisa meneliti bakteri dan virus dalam jaringan hewan ini, juga mempelajari sel dan mengekstrakasi otaknya untuk penelitian lebih lanjut. ** Baca juga: Bukan 2023, Sejumlah Sejarawan Jerman Yakin Kita Hidup di Tahun 1726

Para peneliti juga menemukan bulu burung dalam perut beruang tersebut dan juga bekas tanaman yang tidak bisa diidentifikasi jenis tanaman apa. Burung dan tanaman tersebut dipastikan menjadi makanan terakhir yang disantap beruang tersebut sebelum mati.

Namun belum jelas bagaimana beruang itu sampai di Bolshyoy Lyakhovsky dari daratan karena pulau itu sangat jauh dari daratan. Kemungkinan ia mencapai pulau itu dengan berenang karena beberapa beruang dikenal memiliki kemampuan berenang andal.

Ada juga kemungkinan lain, saat beruang itu masih hidup, pulau Bolshyoy Lyakhovsky tersambung dengan daratan oleh jembatan es yang bisa dilintasi. Ahli paleontologi memperkirakan beruang itu berusia sekira dua sampai tiga tahun saat mati.(ilj/bbs)




Tim Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus Purba Siberia yang Berusia 48.500 Tahun

Kabar6-Gabungan tim ilmuwan yang berasal dari Rusia, Prancis, dan Jerman, menghidupkan kembali virus kuno yang membeku selama puluhan ribu tahun. “Virus semacam itu masih mampu menginfeksi organisme hidup,” terang tim internasional setelah mereka mengamati total sembilan virus purba yang ditemukan di permafrost Siberia, yang menginfeksi ameba di laboratorium.

Disebutkan, virus paling kuno yang baru ditemukan berusia hampir 50 ribu tahun. “48.500 tahun adalah rekor dunia,” ungkap Jean-Michel Claverie, anggota tim dan peneliti di Universitas Aix-Marseille di Prancis.

Tim ilmuwan mempelajari total tujuh virus purba dalam studi terbarunya. Sebelumnya, tim ilmuwan ini telah berhasil menghidupkan kembali dua virus purba lainnya, yang berusia 30 ribu tahun. Melansir Iflscience, virus yang ditemukan dan dihidupkan kembali oleh tim tersebut dianggap sebagai yang paling kuno yang pernah dihidupkan kembali. Meski demikian, beberapa peneliti lain mengklaim telah menghidupkan kembali bakteri, yang dikatakan berusia hingga 250 juta tahun.

Semua virus yang dihidupkan kembali oleh tim termasuk jenis pandoravirus, sekelompok virus raksasa yang hanya mampu menginfeksi organisme bersel tunggal seperti ameba. ** Baca juga: Mengerikan, Suku Yanomami di Brasil Mengubur Orang Mati dengan Cara Memakan Dagingnya

“Namun, fakta bahwa kesembilan virus purba masih mampu menginfeksi sel hidup setelah menghabiskan puluhan ribu tahun di permafrost berarti bahwa virus lain yang berpotensi menularkan tumbuhan, hewan, atau bahkan manusia, yang terperangkap di sana dapat dilepaskan, dan dihidupkan kembali, juga,” papar para ilmuwan memperingatkan.

“Ada bahaya yang nyata,” tambah Claverie. “Ada bakteri dan virus yang keluar setiap hari. Namun, tidak mungkin untuk secara tepat menentukan tingkat potensi bahaya saat ini.”

Rusia telah memperingatkan tentang bahaya yang mungkin timbul akibat pencairan permafrost yang terus berlanjut akibat perubahan iklim.

“Mencairkan tanah yang telah sangat beku selama berabad-abad, jika tidak selama ribuan tahun, masih dapat mengandung beberapa spora bakteri dan virus ‘zombie’ yang layak,” ungkap Nikolay Korchunov, perwakilan senior Rusia untuk Dewan Arktik pada 2021.

Moskow menganggap bahayanya cukup serius untuk meluncurkan proyek keamanan hayati dan meminta semua negara Dewan Arktik lainnya untuk bergabung. Selain Rusia, organisasi antarpemerintah termasuk AS, Kanada, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia.(ilj/bbs)