1

Wanita Lebih Mampu Hadapi Stres Ketimbang Pria?

Kabar6-Setiap orang tentu saja pernah mengalami kondisi stres, yang disebabkan oleh berbagai hal. Sebuah penelitian mengungkapkan, stres ternyata memiliki efek sosial yang berbeda di antara pria dan wanita.

Para peneliti di Austria, melansir sheknows, mengungkapkan bahw saat dihadapkan dengan situasi yang penuh dengan tekanan, para pria akan berubah menjadi lebih egois, sedangkan wanita justru menjadi lebih dapat berempati dan memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

Para peneliti menemukan kemampuan interaksi sosial seorang wanita justru akan meningkat saat sedang berada di bawah tekanan, sedangkan pria justru akan berubah menjadi defensif dengan melakukan respon ‘lawan atau kabur’ saat berada di bawah tekanan, yang bertujuan menyimpan tenaga mereka untuk menghadapi konfrontasi yang mereka takutkan akan terjadi.

Pada penelitian ini, para peneliti mengamati sekira 64 peserta, dan mengamati bagaimana reaksi mereka terhadap stres dengan cara membuat para peserta penelitian melakukan sebuah tugas yang membuat mereka merasa tertekan atau stres seperti berpidato.

Kemudian, peneliti meminta para peserta untuk melakukan tugas lainnya yang mengharuskan mereka berempati terhadap orang lain, seperti menghibur orang lain atau mengikuti suatu instruksi atau mengikuti gerakan orang lain.

Hasilnya, para pria yang stres menunjukkan penurunan kemampuan untuk mengerti pikiran dan perasaan orang lain, sedangkan para wanita justru dapat lebih mengerti perasaan dan pikiran orang lain. Baik pria maupun wanita memperlihatkan reaksi psikologis yang sama saat stres, hanya saja metode mereka untuk bertahan dari stres tersebut berbeda.

Lantas, mengapa wanita dan pria memiliki metode yang berbeda saat menghadapi stres? Salah satu teorinya adalah karena seorang wanita memiliki kadar oksitosin (hormon yang berhubungan dengan perilaku sosial) yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria.

Hal ini berarti, secara kimiawi, seorang wanita cenderung akan mencari dukungan dari orang lain saat stres, sedangkan seorang pria justru akan menarik diri dari lingkungan sekitarnya. ** Baca juga: Jangan Abaikan 3 Tanda Tubuh Butuh Istirahat

Apa pun penyebabnya, perbedaan metode pertahanan diri terhadap stres di antara pria dan wanita ini justru dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman dan justru membuat mereka menjadi lebih stres.(ilj/bbs)




Bukan Lagi Mimpi, Peneliti Ciptakan Alat Penerjemah Bahasa Hewan

Kabar6-Con Slobodchikoff, seorang emeritus dari Departemen Ilmu Biologi Northern Arizona University, tengah mempelajari algoritma yang bisa menerjemahkan suara dan gerakan tubuh hewan ke dalam bahasa Inggris.

Slobodchikoff sebelumnya telah terlebih dahulu menciptakan alat canggih untuk memahami bahasa anjing padang rumput, dan sudah puluhan tahun menghabiskan waktu untuk mempelajari perilaku sosial dan komunikasi anjing padang rumput.

Diketahui, anjing padang rumput bukanlah bukan jenis anjing, tetapi termasuk binatang pengerat seperti marmut. Hasilnya, seperti dilansir National Geographic, Slobodchikoff menemukan bahwa hewan pengerat asal Amerika Utara itu dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang canggih seperti menggunakan decitan dan gonggongan yang berbeda.

Anjing padang rumput, dikatakan Slobodchikoff, menggunakan suara yang berbeda saat mereka menginformasikan adanya predator tertentu. Setiap suara menggambarkan jenis dan ukuran predator berbeda.

“Bahasa mereka sangat canggih. Mereka juga bisa mengidentifikasi warna pakaian orang,” katanya. Kini, Slobodchikoff sudah mengembangkan alat yang dapat mengubah cicitan dan gonggongan anjing padang rumput menjadi bahasa yang dapat dipahami manusia.

“Saya pikir jika saya bisa melakukannya dengan anjing padang rumput, saya juga pasti bisa melakukannya untuk anjing dan kucing,” ujarnya.

Hal yang makin membuatnya optimis adalah karena penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anjing cukup pandai dalam memahami dan memanipulasi pemiliknya. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa anjing dapat memahami bahasa manusia dan hal itu ditunjukkan dengan gerakan tertentu.

Dengan membuat alat komunikasi yang dapat mengartikan bahasa hewan, menurut Slobodchikoff, maka komunikasi antara manusia dan hewan akan jauh lebih mudah. Untuk mewujudkannya, perusahaan Slobodchikoff yang bernama Zoolingua sudah mulai mengumpulkan ribuan rekaman komunikasi anjing yang dilakukan dengan bahasa tubuh atau suara.

Nantinya, hal ini akan dimasukkan ke dalam algoritma yang dapat menerjemahkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan suara hewan peliharaan ke dalam bahasa Inggris. Tidak asal dalam mengartikan setiap gerak dan suara yang dikeluarkan anjing, Slobodchikoff akan menggunakan penelitian ilmiah dengan menggunakan percobaan terperinci untuk mengetahui makna di balik gerakan dan suara binatang.

“Hasil akhirnya nanti adalah penerjemah hewan peliharaan yang secara harfiah dapat memecahkan maksud anjing dan kucing. Seperti misalnya, saya ingin makan atau saya ingin jalan-jalan,” tambahnya. ** Baca juga: Takut Kehilangan Pujaan Hati, Hayden Kirim Email ke Semua Wanita Bernama Claudia

Wah, gimana rasanya ya dapat berkomunkasi dengan hewan peliharaan? (ilj/bbs)