1

Pelukan Orangtua pada Anak Berikan Sejumlah Efek Positif

Kabar6-Pelukan merupakan tanda dari perasaan cinta atau kasih sayang maupun penghargaan. Pelukan bisa dilakukan oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, maupun antar pria dan wanita.

Nah, salah satu cara untuk membuat anak menjadi lebih sehat dan bahagia, ternyata adalah dengan memeluknya. Ketika Anda memeluk, maka akan memberikan kekuatan, meningkatkan kesehatan- dan merangsang hormon pertumbuhan, yang sangat bermanfaat bagi seorang anak.

Sebuah pelukan adalah semua yang Anda butuhkan untuk merangsang pertumbuhan anak melalui reaksi biokimia dan fisiologis dalam tubuh untuk meningkatkan kesehatan, menenangkan sistem saraf dan merangsang emosi positif. Melansir Beingtheparent, ini manfaat orangtua memeluk buah hati mereka:

1. Bahagia
Berpelukan erat dengan anak akan membantu melepaskan ‘hormon bahagia’ atau oksitosin. Hormon ini meningkatkan ikatan yang kuat, kepercayaan, kenyamanan, keamanan dan pengabdian. Semakin lama memeluk, efek yang diberikan akan lebih baik.

2. Tidur lebih nyenyak
Jika memeluk anak selama beberapa menit sebelum mereka tertidur, akan menenangkan dan memiliki efek terapi yang membantu tidur anak lebih nyenyak.

3. Kurangi stres
Hal ini berlaku untuk kedua orangtua dan anak-anak. Saat memeluk anak, maka kadar hormon kortisol atau hormon stres menurun sehingga Anda dan anak akan merasa lebih rileks dan aman.

4. Anak jadi lebih percaya diri
Sebuah pelukan dari keluarga akan meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak. Cara ini akan membantu anak menjaga kesehatan emosional yang optimal. Sebuah pelukan akan melawan rasa kesepian, rasa tidak aman, membuat anak merasa dihargai dan dicintai.

Hal ini juga mengaktifkan Solar Plexus Chakra, pusat energi yang memegang kunci untuk harga diri dan kepercayaan diri seseorang.

5. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Pelukan dan dekapan dari hati dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan meningkatkan produksi sel darah putih dengan merangsang kelenjar thymus. Hal ini akan membantu untuk menjaga anak Anda selalu sehat dan bebas dari penyakit!

6. Angkat mood anak
Sebuah pelukan akan merangsang dopamin, yang dikenal sebagai hormon kesenangan, ditambah dengan serotonin yang mengirimkan gelombang kenikmatan secara instan dalam tubuh dan meningkatkan mood. Seorang anak yang rewel dapat dengan mudah ditangani dengan pelukan erat selama beberapa menit.

7. Ekspresikan cinta Anda
Pelukan yang diberikan merupakan cara untuk mengekspresikan cinta Anda tanpa kata-kata, dan membuat anak merasa dekat dengan Anda. Penelitian mengungkapkan, keluarga yang mengekspresikan kasih sayang satu sama lain dengan beberapa cara, 47 persen lebih mungkin untuk lebih akrab.

8. Bantu sembuhkan penyakit
Hal ini dikaitkan dengan pelepasan hormon oksitosin. Untuk alasan ini, orangtua yang memiliki bayi prematur didorong untuk memiliki sentuhan kulit dengan kulit untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang.

Alasan ini dianjurkan oleh para ahli yang juga menemukan bahwa seorang ibu yang baru melahirkan akan sembuh lebih cepat setelah melahirkan jika dia dekat bayinya. ** Baca juga: Sering Diremehkan, 2 Camilan Ini Penting untuk Jaga Metabolisme dan Kontrol Porsi Makan

Jadi, jangan ragu memeluk anak Anda. Dan untuk mendapatkan manfaat tadi, Anda disarankan untuk memberi 12 pelukan dalam sehari.(ilj/bbs)




Menurut Penelitian, Wanita yang Diselingkuhi Justru adalah ‘Pemenang’

Kabar6-Tidak ada satu pun wanita yang rela diduakan. Karena itulah saat mengetahui pasangannya berselingkuh, hal itu tentu saja sangat menyakitkan, bahkan sebagian wanita mengalami depresi.

Namun siapa sangka, ternyata ada hikmah dari perselingkuhan yang dilakukan pasangan terhadap seorang wanita. Sebuah penelitian menemukan, sebenarnya wanita sedang ‘menang’ ketika diselingkuhi.

Bagaimana bisa? Menurut penelitian psikologis yang diterbitkan dalam The Oxford Handbook of Women and Competition dengan judul ‘Intrasexual Mate Competition and Breakups: Who Really Wins?, melansir Fimela, wanita yang diselingkuhi sebenarnya sedang diuntungkan dan akan memetik manfaat jangka panjang setelah mengakhiri hubungan.

Survei yang dilakukan terhadap 5.705 orang dari 96 negara ini menunjukkan, kaum hawa yang pernah diselingkuhi akan belajar memilih pasangan lebih baik di masa depan, dan secara alami akan mengembangkan rasa percaya diri, serta lebih menghargai dirinya sendiri.

Menurut salah satu penulis penelitian bernama Dr. Craig Morris, ‘kehilangan’ pasangan karena WIL (wanita idaman lain) jelas akan menimbulkan masa kesedihan dan pengkhianatan yang mendalam pasca hubungan cinta.

Namun setelah berhasil keluar dari pengalaman pahit tersebut, wanita akan menilai dan memilih pasangan di masa depan dengan lebih baik.

Karena itulah, peneliti menyebut bahwa wanita yang diselingkuhi sebenarnya adalah ‘pemenang’. ** Baca juga: Pasutri Butuh Minimal 4 Kali Pelukan dalam Sehari Agar Panjang Umur

Sebaliknya dengan pria yang berselingkuh, bukan hanya nama baiknya saja yang tercoreng, penelitian juga menyebutkan bahwa pria tadi tak akan bahagia menjalani hubungan cinta dengan selingkuhannya, ataupun menjalin hubungan cinta baru dengan orang lain di kemudian hari.

Jadi ketika pasangan berpaling dan meninggalkan Anda demi wanita lain, saat itulah Anda tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik sekaligus pemenangnya.(ilj/bbs)




Olahraga Bisa Bantu Redakan Stres

Kabar6-Harus diakui, pemberitaan COVID-19 (virus corona) memiliki dampak psikologis tersendiri bagi masyarakat. Hal lain seperti tuntutan pekerjaan, masalah kehidupan, serta kemacetan yang dihadapi tiap hari juga merupakan salah satu sumber stres.

Nah, stres yang berkepanjangan dapat menjadi penyebab munculnya berbagai penyakit degeneratif serta menurunnya kekebalan tubuh yang berpotensi membuat seseorang mudah sakit.

Banyak orang yang mengabaikan stres, padahal jika ditangani sejak dini stres dapat dikelola dan diatasi. Melakukan olahraga rutin juga sama dengan melatih tubuh untuk merespons stres lebih baik, termasuk dalam hal perubahan fungsi dan fisiologis tubuh, seperti detak jantung menjadi lebih cepat, otot menegang, dan tekanan darah meningkat.

Olahraga dapat menurunkan dan membuat perubahan tersebut menjadi normal kembali. Olahraga yang mudah dan sederhana seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang, dan sebagainya bisa jadi pilihan.

Hal yang terpenting adalah melakukannya dengan rutin dan teratur, sehingga tubuh akan terbiasa dengan hal tersebut. Melansir tempo.co, berikut manfaat berolahraga dalam mengatasi stres:

1. Kurangi ketegangan
Berolahraga selama 30 menit dapat mengalihkan pikiran-pikiran negatif. Lampiaskan semua stres pada alat olahraga dan rasakan pembersihan yang muncul ketika semuanya dicurahkan.

2. Tingkatkan hormon bahagia
Melakukan aktivitas secara fisik akan melepaskan endorfin, yang bertindak sebagai peningkat suasana hati alami. Efek dari olahraga teratur pada depresi merupakan obat yang sangat ampuh.

3. Lebih fokus
Endorfin yang diproduksi selama olahraga juga mempertajam proses mental dan meningkatkan konsentrasi. Menjadi aktif akan mendorong pertumbuhan sel-sel otak baru, yang dapat membantu memerangi stres berkaitan dengan penurunan mental yang banyak dialami oleh orang-orang saat tumbuh dewasa.

4. Tingkatkan kepercayaan diri
Memiliki suasana hati yang baik berarti seseorang memiliki kontrol diri yang efektif. Olahraga adalah investasi, tidak hanya dalam menghilangkan stres dan mendapatkan kesehatan yang lebih.

Suasana hati yang lebih baik jika dikombinasikan dengan tampilan yang menarik akan memberikan dorongan dalam diri yang meningkatkan rasa percaya diri.

5. Tingkatkan kualitas tidur
Jika memiliki kesulitan tidur di malam hari, ada kemungkinan penyebab insomnia adalah stres. nah, stres seringkali membawa pada kesulitan tidur, yang dapat menyebabkan masalah-masalah lain jika tidak ditangani secara cepat. Aktivitas singkat di awal atau tengah hari dapat membantu seseorang kembali ke pola tidur yang normal.

6. Daya tahan tubuh lebih kuat
Stres berdampak sangat kuat pada tubuh, yang secara langsung mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Stres kronis dapat beakibat pilek dan flu, serta umumnya merasa lelah.

Berolahraga setiap hari dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membuat pertahanan yang kuat terhadap penyakit. ** Baca juga: Kurangi Kebiasaan Merokok dengan 5 Jenis Makanan dan Minuman Sehat

Rutin berolahraga dan menjadikannya sebagai gaya hidup, akan menjauhkan Anda dari stres.(ilj/bbs)




Stres Karena Tidak Berolahraga, Normalkah?

Kabar6-Banyak orang rutin berolahraga dengan berbagai tujuan, salah satunya adalah agar tubuh tetap sehat sekaligus bugar. Di sisi lain, karena berbagai kesibukan, sejumlah orang harus menunda keinginan mereka untuk berolahraga.

Hal ini pada sebagian orang menimbulkan rasa stres dan panik karena tidak bisa berolahraga. Apakah kondisi tersebut terbilang wajar, atau justru merupakan suatu kelainan?

Pada sebagian besar kasus, melansir menshealth, merasa cemas karena melewatkan waktu olahraga Anda merupakan hal yang normal dan bahkan patut dipuji. Namun bila tidak berolahraga membuat Anda merasa kecewa karena menjadi orang yang gagal atau mulai mengalami berbagai keluhan fisik seperti jantung terasa berdebar-debar atau sesak napas, maka hal ini dapat merupakan pertanda ada suatu gangguan di dalam diri Anda.

Tanda bahaya lainnya adalah bila Anda lebih memilih pergi berolahraga daripada pergi ke suatu acara sosial penting. Kedua hal ini dapat merupakan gejala dari suatu gangguan cemas yang tidak diketahui.

Menurut sebuah penelitian, Anda mungkin sudah mengalami kecanduan olahraga bila menggunakan olahraga sebagai sarana untuk mengatasi suasana hati yang buruk atau untuk meningkatkan rasa percaya diri, bukannya untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh. ** Baca juga: Tanpa Disadari, Ada Sejumlah Kebiasaan yang Bikin Bibir Menghitam

Bila Anda merasa ragu benarkah telah mengalami kecanduan olahraga, disarankan untuk berkonsultasi dengan seorang dokter, yang dapat membantu mengatasi kecanduan tersebut melalui terapi perilaku atau konseling.(ilj/bbs)




Tidak Sekadar Nafsu Makan, Binge Eating Berkaitan dengan Psikologis

Kabar6-Tidak sedikit orang yang kesulitan untuk mengendalikan nafsu makan mereka. Apakah kondisi seperti ini termasuk wajar? Ternyata, ada gangguan yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk mengontrol nafsu makan atau sering disebut rakus.

Kelainan tersebut disebut juga dengan binge eating disorder, istilah medis untuk pola perilaku makan yang tidak terkendali. Singkatnya, Anda tidak dapat mengendalikan diri ketika makan, dan hanya memikirkan makanan.

Lantas, apakah penyebab gangguan ini bukan nafsu makan melainkan faktor psikologis? Kelainan ini terjadi ketika Anda makan dalam jumlah yang banyak dan kesulitan untuk berhenti, serta merasa tertekan selama dan setelah makan. Selain itu, mungkin akan timbul perasaan bersalah, malu, hingga depresi setelahnya. Gangguan ini butuh penanganan profesional.

Gangguan binge eating umumnya terjadi pada akhir masa remaja hingga momen awal saat dewasa. Ketika terjadi, Anda dapat makan bahkan ketika tidak lapar dan terus menerus makan meski telah merasa kenyang. Anda makan terlalu cepat, sehingga tidak ingat apa saja yang sudah dimakan.

Gangguan ini bukan disebabkan oleh nafsu makan, melainkan disebabkan oleh penyebab lain. Salah satunya adalah faktor psikologis. Anda mungkin mengalami masalah pada kontrol impuls dan pengelolaan terhadap ekspresi yang menyangkut perasaan. Melansir Halodoc, berikut beberapa faktor psikologis yang dapat menyebabkannya:

1. Depresi
Salah satu hal dari faktor psikologis yang dapat menyebabkan gangguan binge eating adalah depresi. Ternyata, tekanan yang terjadi dapat membuat Anda mengalami peningkatan keinginan terhadap makan.

Disebutkan, sekira separuh orang yang pernah mengalami gangguan makan tersebut disebabkan oleh depresi dan sebaliknya.

2. Stres dan kecemasan
Beberapa orang yang mengalami kelainan binge eating disebabkan oleh perasaan stres dan cemas yang berlebihan. Anda mungkin mengalami suatu hal yang besar sehingga benar-benar merasa terbebani.

Memang, orang yang sedang merasa stres atau cemas akan makan lebih banyak, jika sudah mengalami binge eating, berarti tekanan yang terjadi sudah parah.

3. Tingkat percaya diri yang rendah
Anda juga dapat mengalami gangguan binge eating yang disebabkan oleh faktor psikologis. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kepercayaan diri yang rendah.

Beberapa orang yang melihat dirinya terlalu kurus akan berusaha keras untuk menambah bobot tubuhnya, sehingga gangguan makan tersebut dapat terjadi.

Anda mungkin saja membandingkan diri dengan orang lain, sehingga mengalami citra tubuh yang negatif. Ketika merasa diri lebih rendah, maka binge eating mempunyai kemungkinan lebih besar untuk terjadi.

Bahkan, setelah Anda makan terlalu banyak, perasaan bersalah mungkin saja timbul. ** Baca juga: Mitos atau Fakta, Minum Es Saat Haid Bikin Darah Beku

Meskipun demikian, banyak orang bisa segera pulih dari kelainan yang menyebabkan makan terlalu banyak. Jika Anda mengalami gejala-gejala binge eating disorder atau kesulitan menahan dorongan untuk makan berlebih, jangan ragu berkonsultasi ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan.(ilj/bbs)




Ternyata Sejumlah Hal Tak Terduga yang Ada dalam Diri Wanita Disukai Pria

Kabar6-Tanpa disadari, terkadang pria menemukan hal-hal unik yang mereka sukai dari seorang wanita. Dan hal itu ternyata bukanlah sesuatu yang diduga wanita, bahkan di luar perkiraan.

Apa saja hal natural yang ada dalam diri kaum hawa, namun disukai pria? Melansir Fimela, ini tujuh hal yang dimaksud:

1. Bicara blak-blakan
Pria terkadang suka wanita yang bicara terus terang dan blak-blakan karena ia tak harus menebak-nebak apa yang kita pikirkan.

Sikap ini juga menjadi tanda kejujuran dan tak ada yang disembunyikan. Pria lebih suka jika mengetahui apa yang diinginkan wanita secara jelas dengan kata-kata.

2. Gampang kesal
Terkadang pria tak paham mengapa wanita gampang kesal dengan hal-hal kecil dan sepele menurut mereka. Namun, justru itulah yang menarik dari kaum hawa. Perbedaan unik ini seringkali menjadi daya tarik yang tak terduga.

3. Ceria
Pria jelas menginginkan pasangan yang bisa membawa mood positif dalam hidupnya, dan tipe wanita ceria ini sudah pasti mudah disukai. Menurut pria, wanita seperti ini tak akan membuatnya bosan karena bisa membuat mereka tersenyum.

4. Sisi ambisius
Beberapa pria punya selera yang unik, seperti misalnya menyukai wanita yang ambisius. Menurut mereka, wanita seperti ini tahu apa yang diinginkannya dan berani berbeda, dan hal itulah yang dinilai menarik.

5. Cerdas
Beberapa pria juga suka berdebat dengan wanita cerdas. Wanita yang memancing otaknya untuk bekerja selalu membuat mereka tertantang. Karena terkadang pria juga ingin belajar banyak dari wanita yang dikaguminya.

6. Cuek dan percaya diri
Beberapa pria akan lebih suka mengerjar wanita yang tergolong cuek dan mandiri, karena itu menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi. Wanita seperti ini bisa diandalkan, tidak lemah, dan yakin dengan dirinya sendiri.

7. Tak mudah menyerah
Meski mungkin secara fisik tidak lebih kuat dari pria, kaum adam menyukai wanita yang penuh usaha dan tak mudah menyerah.

Mungkin sedikit keras kepala namun justru itu jadi hal menarik dari wanita yang tidak mudah menyerah. ** Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Tubuh Alami Overdosis Vitamin D?

Apakah Anda memiliki salah satu dari ketujuh hal di atas, Ladies? (ilj/bbs)




Riset: Orang yang Temperamen Selalu Percaya Diri Bahwa Mereka Cerdas

Kabar6-Apakah Anda memiliki teman dan saudara yang temperamen, atau justru Anda sendiri yang memiliki sifat seperti itu? Riset terbaru mengungkapkan, orang dengan temperamental tinggi biasanya tidak secerdas yang dipikirkan selama ini.

Sebuah penelitian, melansir tempo.co, menunjukkan bahwa marah memiliki sifat yang berbeda dengan emosi negatif lainya, marah membuat orang terlalu percaya diri khususnya dalam hal kepintaran mereka.

“Kemarahan berbeda secara signifikan dari emosi negatif lainnya, seperti kesedihan, kecemasan atau depresi,” kata Marcin Zajenkowski, penulis studi dan psikolog di Universitas Warsawa di Polandia.

Sebelumnya, melansir livescience, ada penelitian yang menunjukkan bahwa kemarahan adalah emosi negatif yang tidak biasa karena sering dikaitkan dengan sifat positif, seperti optimisme. Zajenkowski dan teman-teman penelitinya menduga, orang yang marah mungkin lebih cenderung melebih-lebihkan seberapa pintar mereka.

Para peneliti mensurvei lebih dari 520 mahasiswa sarjana yang bersekolah di Warsawa. Responden menjawab pertanyaan survei untuk mengukur seberapa mudah dan seberapa sering mereka marah. Kemudian, responden mengambil survei untuk menilai kecerdasan mereka sendiri sebelum mengambil tes kecerdasan objektif.

Hasil secara umum menemukan, mahasiswa dengan kecenderungan lebih mudah marah kerapkali melebih-lebihkan kemampuan kognitif mereka. Di sisi lain, siswa yang lebih neurotik, sifat yang sering dikaitkan dengan kemarahan, umumnya meremehkan kecerdasan mereka. Neurotisisme mengacu pada sifat-sifat negatif termasuk kecemasan irasional dan kesusahan yang luar biasa.

Hal ini tidak mengherankan. Para peneliti menemukan bahwa narsisisme adalah faktor kunci dalam bagaimana orang menilai seberapa pintar mereka. Kepribadian yang lebih pemarah, dikatakan Zajenkowski, dikaitkan dengan ‘ilusi narsis’.

Penelitian menemukan bahwa orang yang marah cenderung lebih narsistik dan melebih-lebihkan kecemerlangan mereka, kemarahan tidak ada hubunganya dengan tingkat kecerdasan yang sebenarnya.

Dan, meskipun para peneliti menemukan hubungan antara dua sifat, tidak jelas apakah ada sebab dan akibat hubungan antara kemarahan dan terlalu tinggi kecerdasan. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui hal itu. ** Baca juga: Bedakan Antara Intoleransi dan Alergi Makanan

Hal yang belum diketahui dalam penelitian ini adalah bagaimana kemarahan memengaruhi kecerdasan yang dirasakan dalam panasnya momen itu. Studi ini menilai kemarahan sebagai sifat kepribadian, tetapi kemarahan sering merupakan emosi sementara.

Penelitian tambahan diperlukan untuk mengetahui apakah orang yang tidak mudah marah mungkin terlalu percaya diri dalam kemampuan mereka hanya pada saat mereka marah.(ilj/bbs)




Bahaya ‘Bicara’ Negatif pada Diri Sendiri

Kabar6-Self talk adalah cara kita berdialog dengan diri sendiri saat menghadapi berbagai macam situasi. Kata-kata yang tanpa disadari sering kita ucapkan atau sering kita katakan kepada diri sendiri. Bisa jadi hal ini merupakan cerminan dari alam bawah sadar kita.

Biasanya, dialog dengan diri sendiri ini dipengaruhi oleh pikiran bawah sadar Anda dan umumnya mengungkapkan pikiran, kepercayaan, pertanyaan, dan ide-ide. Bagaimana isi self talk dalam pikiran akan mengungkapkan juga seberapa optimis Anda dalam menjalani kehidupan.

Jika Anda adalah orang yang optimis, self talk dalam pikiran pastilah berisi hal-hal yang penuh harapan dan sikap positif. Sebaliknya, apabila Anda termasuk orang pesimis, self talk yang dilakukan pastilah mencakup hal-hal negatif lainnya.

Karena itulah, jika Anda menyadari bahwa isi self talk yang biasa dilakukan lebih banyak negatif daripada positif, sebaiknya segeralah belajar untuk mengubah itu. Mengapa demikian? Melansir sehatq, sering mengatakan hal negatif terhadap diri sendiri memiliki dampak yang berbahaya. Apa sajakah itu?

1. Pemikiran Anda menjadi terbatas
Misalnya Anda sudah mencap bahwa tidak bisa melakukan sesuatu. Semakin sering Anda mendengar ungkapan tersebut, tanpa sadar Anda akan semakin memercayai ungkapan tersebut benar.

2. Perfeksionis
Anda menjadi punya pemikiran bahwa sekadar ‘bagus’ saja tidaklah cukup. Sesuatu harus dilakukan dengan ‘sempurna’ karena kesempurnaan dapat dicapai.

3. Perasaan depresi
Self talk negatif yang tidak segera dicegah dapat membuat seseorang menjadi depresi.

4. Muncul tantangan dalam membina hubungan dengan orang lain
Tanpa disadari, self talk negatif dapat membuat Anda memiliki kebiasaan yang sebenarnya bisa mengganggu orang lain. Misalnya, Anda jadi minder dan kurang percaya diri.

Mengapa penting untuk memiliki self talk positif? Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa dengan memiliki harta benda yang diinginkan dapat membuat seseorang merasa bahagia. Namun para peneliti mengungkap bahwa hanyalah 10 persen kebahagiaan yang dapat diukur dari materi.

Karena 90 persen sisanya, tak lain dan tak bukan adalah berasal dari cara pandang Anda terhadap kehidupan. Tanpa disadari, cara Anda memandang kehidupan berawal dari self talk seperti apa yang biasa Anda lakukan, entah itu positif ataupun negatif.

Beberapa bentuk umum dari self talk negatif antara lain:

1. Menyaring segala hal positif
Ini terjadi ketika Anda hanya menonjolkan aspek negatif dari suatu situasi dan tidak menunjukkan sisi positifnya.

2. Cenderung menyalahkan diri sendiri
Jika ada suatu hal buruk yang terjadi, Anda langsung menyalahkan diri sendiri. Padahal belum tentu Anda yang menyebabkan peristiwa buruk tersebut terjadi.

3. Menganggap hidup penuh kesialan
Ketika Anda mengalami satu kejadian yang kurang menyenangkan, maka Anda merasa sisa hari akan buruk dan penuh kesialan. ** Baca juga: Jaga Kesehatan Mental dengan 5 Kebiasaan Sederhana dalam Keluarga

4. Selalu ingin segala sesuatu berjalan sempurna
Bagi Anda, hanya ada istilah baik atau buruk dalam sebuah penilaian. Tidak ada yang sedang-sedang saja. Anda merasa bahwa harus menjadi sempurna atau tidak berhasil sama sekali.

Yuk, hilangkan self talk yang bernada negatif, dan bangun kata-kata positif untuk diri sendiri agar selalu menjadi orang yang optimis.(ilj/bbs)




Ternyata, Pria yang Punya Sifat Narsis Lebih Mudah Dapatkan Pasangan Kencan

Kabar6-Narsis sebenarnya berasal dari kata ‘Narsisisme’ (Inggris) atau ‘Narsisme’ (Belanda) yang artinya adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri secara berlebihan. Dan sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir.

Nah, adakah hubungan antara narsis dan kencan? Hasil sebuah studi menyebutkan, pria yang memiliki sifat narsis lebih mudah mendapatkan pasangan kencan ketimbang pria yang tidak narsis. Benarkah demikian?

Salah satu peneliti dari Humboldt University of Berlin bernama Michael Dufner, melansir kelascinta, mengatakan bahwa narsisme ternyata berhubungan erat dengan daya tarik terhadap pasangan dalam kehidupan nyata. Lebih dari 60 partisipan pria berusia rata-rata 25 tahun turut terlibat dalam penelitian ini.

“Kami fokus pada narsisme sebagai ciri kepribadian, bukan gangguan kepribadian. Setiap orang memiliki tingkat narsisme tertentu. Beberapa lebih tinggi, sementara yang lainnya lebih rendah,” kata Dufner.

Para partisipan diminta untuk mendekati wanita yang mereka temui di jalan, sekaligus untuk meminta nomor hp, email, atau akun Facebook.

Hasil studi yang telah dipublikasikan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin ini mengungkapkan, pria yang memiliki kadar narsis tinggi berhasil mendekati lebih banyak wanita dan berpeluang lebih besar mendapatkan data pribadi para wanita tersebut.

“Efek ini muncul bukan karena harga diri yang tinggi, tapi karena narsisme,” jelas Dufner. Bahkan seorang profesor psikologi dari San Diego State University bernama Jean Twenge mengatakan bahwa daya tarik awal dengan sikap yang narsis berasal dari ketegasan dan keyakinan pria.

“Dengan ketegasan seperti itu, stereotip maskulin menjadi muncul dan membuat perempuan tertarik,” tambah Jean.

Narsisme sangat erat kaitannya dengan perasaan percaya diri yang meluap, dominasi, keinginan untuk menang dan berbagai perasaan positif lainnya. ** Baca juga: Selain Susu, Kalsium Dapat Ditemukan dalam 4 Bahan Nabati Ini

Jadi jelas bahwa seorang pria akan mengalami kesulitan tampil narsis bila dia minder dan tidak percaya diri pada kualitas diri sendiri. Dan hal itulah yang membuat wanita tidak tertarik pada pria tadi. (ilj/bbs)




Ternyata, Keahlian Matematika Anda Berpengaruh Terhadap Kesehatan Fisik & Finansial

Kabar6-Sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit saat duduk di bangku sekolah, matematika ternyata sangat penting tidak hanya untuk kesehatan fisik, tapi juga finansial Anda.

Dalam dua penelitian, melansir Womantalk, para peneliti menemukan bahwa kunci sukses dalam keuangan dan menghadapi penyakit yang kompleks adalah kecocokan antara kemampuan matematika seseorang dengan seberapa nyaman dan meyakinkan orang tersebut menggunakan keterampilannya.

Seorang profesor psikologi di University of Oregon bernama Elen Peters mengatakan, kurangnya kepercayaan diri seseorang dalam numerik pada dasarnya dapat menghapus sebagian besar keuntungan yang dimiliki seseorang dengan keterampilan matematika yang baik.

Dalam kedua studi tersebut, peserta mengambil tes yang mengukur kemampuan matematika objektif mereka. Selain itu, mereka juga mengisi kuesioner yang mengukur seberapa percaya diri peserta dalam menggunakan angka.

Mereka yang mendapat skor tinggi dalam kemampuan matematika melaporkan merasa nyaman dengan kemampuan mereka dengan angka. Hal yang paling penting, kelompok ini juga cenderung lebih bertahan ketika dihadapkan pada tugas yang membosankan atau sulit.

Dalam studi pertama, para peneliti menyelidiki hasil keuangan di antara 4.572 orang Amerika yang berpartisipasi dalam Understanding America Study, yang dijalankan oleh University of Southern California.

Peserta melaporkan berbagai hasil keuangan, seperti utang kartu kredit, investasi, dan apakah mereka memiliki pinjaman gaji. Hasil menunjukkan, interaksi antara skor matematika objektif peserta dan kepercayaan numerik mereka meramalkan seberapa baik mereka dalam finansial.

Studi kedua melibatkan 91 pasien di Wexner Medical Center di Ohio State yang dirawat karena lupus. Diketahui, lupus tidak memiliki obat, tetapi intervensi medis dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengendalikannya.

Namun dibutuhkan keterampilan matematika yang baik untuk menavigasi penyakit, seperti memahami risiko dan manfaat obat, menggunakan dosis obat yang benar dan memilih asuransi kesehatan yang baik.

Tetapi yang sama pentingnya, karena ini adalah penyakit kronis, pasien harus bertahan menggunakan keterampilan matematika ini seumur hidup untuk mematuhi beberapa pengobatan berjangka waktu, menavigasi perubahan dosis dan mengadopsi perilaku sehat.

Hasil penelitian menunjukkan, interaksi antara keterampilan matematika objektif pasien dan kepercayaan numerik mereka terkait dengan bagaimana dokter mereka menilai aktivitas penyakit, seperti ruam baru atau kejang.

Mereka yang memiliki keterampilan dan kepercayaan diri yang tinggi menunjukkan aktivitas penyakit yang lebih sedikit daripada mereka yang memiliki keterampilan tetapi tidak percaya diri. Tetapi hasil terburuk datang kepada mereka yang berpikir mereka hebat dalam matematika, tetapi sebenarnya tidak.

Di antara mereka yang memiliki kepercayaan diri tinggi, pasien yang pandai matematika hanya memiliki peluang tujuh persen untuk memiliki kejang dan ruam dibandingkan dengan 44 persen yang memiliki keterampilan matematika rendah.

“Jika Anda memiliki kemampuan matematika yang rendah dan kepercayaan diri yang tinggi, Anda mungkin akhirnya membuat kesalahan yang tidak Anda pahami. Anda tidak meminta bantuan orang lain karena Anda pikir Anda tidak membutuhkannya, sehingga Anda berakhir dalam kondisi yang lebih buruk,” kata Elen.

Lantas, berapa banyak orang yang tidak cocok antara kemampuan dan kepercayaan diri mereka? Dalam dua studi ini, 18-20 persen memiliki keterampilan matematika yang baik dan kepercayaan diri yang rendah.

Kemudian, 12-13 persen lainnya memiliki keterampilan matematika yang buruk dikombinasikan dengan kepercayaan diri yang tinggi. ** Baca juga: Bagaimana Cara Aman Buang Obat yang Sudah Kedaluwarsa

Kesimpulannya, pelajari kembali matematika dasar atau setidaknya meminta bantuan orang ahli ketika membuat keputusan finansial dan medis.(ilj/bbs)