1

Wanita Inggris Ini Temukan Bunker Peninggalan Perang Dunia II di Taman Belakang Rumahnya

Kabar6-Rebecca Hobson (34) tidak pernah menyangka kalau di taman belakang rumah miliknya terdapat bunker atau tempat berlindung bawah tanah peninggalan Perang Dunia II (PD II).

Berawal pada 2020, melansir Nypost, warga setempat memberi tahu Hobson perihal sesuatu yang terkait dengan perang di belakang rumahnya, namun wanita itu mengatakan tidak pernah tergerak oleh permintaan mereka untuk memeriksanya. “Ketika kami pindah ke rumah tersebut, kami tidak tahu bahwa tempat perlindungan serangan udara ada di taman kami,” kata Hobson. “Beberapa tahun kemudian beberapa penduduk setempat mengatakan mungkin ada sesuatu di taman tersebut. Kami kemudian mencoba menggali sejarahnya.”

Hobson membagikan foto dan video penemuan menakjubkan di belakang rumahnya itu usai dibongkar. Hobson sendiri sudah tinggal di rumah tadi hampir 15 tahun. Rekaman jelas yang diunggah Hobson dan rekannya, Darren, ke akun TikTok mereka memberikan tur virtual tentang terowongan berukuran sedang yang dilengkapi dengan lampu untuk menavigasi gua.

Dalam video yang diunggah tampak Hobson dan rekannya perlahan-lahan menelusuri lorong sepanjang 50 meter sebelum temuan puing-puing perangkap tikus, botol yang tertutup debu. Penonton video tersebut tercengang menyaksikan penemuan yang tidak biasa pada Perang Dunia II.

“Apakah ujung yang lain mengarah ke suatu tempat?” seorang penonton yang penasaran bertanya, yang dijawab oleh Hobson dan rekannya, “Itu keluar di ujung jalan tetapi ujung itu telah ditutup. Jadi satu-satunya jalan keluar masuk ialah dari kebun kita.” (ilj/bbs)




Picu Kondisi Darurat, Pria di Inggris Temukan Bahan Peledak 500 Kg Saat Gali Pondasi Rumah

Kabar6-Sebuah bahan peledak masa Perang Dunia II (PD II) seberat 500 kg ditemukan seorang pria yang tak diungkap identitasnya, di Plymouth, Inggris, saat hendak menggali pondasi untuk perluasan bagian belakang rumah miliknya.

Keruan saja, melansir Skynews, penemuan tersebut memicu kondisi darurat besar, karena amunisi tersebut dinilai menimbulkan risiko luar biasa terhadap keselamatan publik. Penjagaan sepanjang 300 meter pun dipasang di sekitar lokasi, yang berdampak pada 1.219 rumah dan sekira 3.250 orang. Sebanyak 30 spesialis penjinak bom paling berpengalaman di Angkatan Bersenjata Inggris bekerja sepanjang waktu.

Para penjinak bom mencoba untuk menilai kondisi perangkat tersebut dan memutuskan cara terbaik untuk menanganinya. Konvoi militer membawa bom yang belum meledak di belakang truk dari taman melalui daerah pemukiman yang sepi ke tempat kapal Torpoint Ferry, di mana bom tersebut dibawa ke laut untuk diledakkan.

Natalie Jary, anak pemilik rumah, mengaku bahwa kejadian tersebut menjadi mimpi buruk baginya. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada polisi dan dewan. Saya juga ingin meminta maaf pada warga di sini,” kata Jary.

Disebutkan Jary, pihak asuransi akan menanggung kerusakan pada taman miliknya. Sementara Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps memuji keberanian dan kesabaran personel yang terlibat dalam operasi yang sangat kompleks serta kesabaran dan kerja sama anggota masyarakat.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua personel kami yang terlibat dalam operasi yang sangat kompleks ini, yang bekerja siang dan malam untuk menjaga keamanan masyarakat dan meminimalkan risiko kerusakan, serta masyarakat atas kesabarannya,” ujar Shapps.

Keberhasilan operasi ini merupakan bukti tingkat keterampilan dan keahlian angkatan bersenjata Inggris. Selain itu juga keberanian dan ketabahan personelnya ketika menghadapi situasi berisiko tinggi dan mampu bekerja di bawah tekanan ekstrem.

“Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa beberapa hari terakhir ini akan menjadi sejarah bagi Plymouth,” ungkap Tudor Evans, Pemimpin Dewan Kota Plymouth.

Diketahui, kejadian itu merupakan salah satu operasi evakuasi terbesar sejak akhir Perang Dunia II. (ilj/bbs)




Dikirim Sebelum PD I, Selembar Surat Tiba di Alamat Tujuan 100 Tahun Kemudian

Kabar6-Sebuah kisah unik diceritakan oleh seorang pria bernama Finlay Glen, perihal selembar surat yang tiba di flat miliknya di Hamlet Road, Crystal Palace, London selatan, Inggris, pada 2021 lalu.

Hal yang mengejutkan, melansir Standard, surat tersebut ditulis pada 1916 dan tiba pada alamat yang dituju 100 tahun kemudian sejak dikirim. “Kami jelas sangat kaget dan bingung bagaimana bisa surat itu disimpan lebih dari 100 tahun,” kata Glen yang juga aktor teater.

Royal Mail atau Pos Kerajaan Inggris mengatakan belum jelas apa yang terjadi selama ini, terkait surat tersebut yang dikirim dua tahun sebelum Perang Dunia (PD) I.

Di Inggris sendiri, membuka surat yang bukan ditujukan untuk kita bisa dikategorikan perbuatan pidana berdasarkan Undang-Undang Layanan Pos tahun 2000, namun Glen memutuskan tetap membukanya begitu dia menyadari surat itu berasal dari tahun 1916, bukan 2016. “Jika saya melakukan kejahatan, saya bisa meminta maaf,” ujar Glen.

Menurut Stephen Oxford, editor Norwood Review, majalah sejarah lokal triwulanan, surat itu ditulis untuk ‘Katie tersayang’, istri raja perangko lokal Oswald Marsh. ** Baca juga: Seorang Guru di Colorado Lahirkan Bayi dari Benih Bocah Laki-laki Usia 13 Tahun

Diketahui, Marsh adalah pedagang perangko yang sangat dihormati, sering disebut sebagai saksi ahli dalam kasus penipuan perangko. Surat itu ditulis oleh teman keluarga Christabel Mennell, putri seorang pedagang teh lokal kaya Henry Tuke Mennell, saat berlibur di Bath.

“Ini sangat tidak biasa dan sebenarnya cukup menarik dalam hal memberi kita petunjuk tentang sejarah lokal dan orang-orang yang tinggal di Norwood, yang merupakan tempat yang sangat populer untuk kelas menengah ke atas di akhir tahun 1800-an,” ungkap Oxford. (ilj/bbs)




Perang Rusia-Ukraina Disebut Picu Penampakan ‘Hantu Tentara Perang Dunia I’

Kabar6-Sebuah peristiwa aneh sekalgus tak masuk akal dikaitkan dengan Perang Dunia III, yang disebut bakal terjadi akibat perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sengit hingga saat ini.

Penampakan yang diklaim sebagai hantu tentara Perang Dunia I, dikaitkan dengan akan terjadinya Perang Dunia III. Melansir Dailymail, dua pemuda bernama Josh Newton (21) dan George Moore (21), melihat papan transparan menyerupai tentara duduk di kursi dekat monumen perang di Northam, Devon Utara, Inggris, sewaktu melewati kawasan itu dengan sebuah mobil.

Saat Newton mengeluarkan smartphone-nya untuk memotret tugu peringatan Perang Dunia Pertama dan Kedua, dia melihat apa yang tampak seperti ‘sosok berkabut’ seorang pria yang duduk di bangku.

Meski terkejut melihat papan itu, Newton tetap merekamnya. Prasasti di Northam War Memorial diketahui memuat nama-nama prajurit yang tewas selama perang.

“Sepertinya sosok berkabut. Yang pasti itu laki-laki, mungkin hantu tentara,” kata Newton. ** Baca juga: Di India, Tali Layang-layang Bertatahkan Kaca Tewaskan Sejumlah Orang

Segera setelah melihatnya, mobil yang ditumpangi kedua sahabat itu berbalik arah kembali ke tempat kejadian seram, namun bangkunya sudah kosong dan hantunya sudah menghilang.(ilj/bbs)




Resmi, Polandia Tagih Jerman Uang Ganti Rugi Perang Dunia Sebesar Rp18.200 Triliun

Kabar6-Menteri Luar Negeri Polandia, Zbigniew Rau, menandatangani nota diplomatik resmi kepada Jerman agar memberikan dana kompensasi atas pendudukan yang dilakukannya saat Perang Dunia II.

Melalui nota itu, melansir usnews, Polandia meminta agar Jerman memberikan dana kompensasi perang sebesar sekira Rp18.200 triliun. Rau mengatakan, Polandia dan Jerman harus ‘mengambil langkah segera untuk penyelesaian hukum dan material yang permanen, komprehensif dan final mengenai masalah konsekuensi agresi dan pendudukan Jerman pada tahun 1939-1945’.

Menurut Rau, pemberian dana kompensasi dapat menutup masa lalu yang kelam dan memperbaiki hubungan bilateral Polandia dengan Jerman. “Ini adalah hari bersejarah bagi seluruh Polandia, impian generasi warga Polandia yang tewas dengan perasaan tidak adil,” ungkap anggota parlemen Polandia, Arkadiusz Mularczyk.

Pada September lalu, majelis rendah parlemen Polandia, Seijm, membulatkan suara untuk meminta Jerman memberikan dana kompensasi sebesar Rp18.2000 triliun karena kerusakan yang disebabkannya pada Perang Dunia II. ** Baca juga: Mukjizat, Wanita di Colorado Selamat Setelah Kereta Api Tabrak Mobil Polisi yang Ditumpanginya

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia, Lukasz Jasina, menerangkan bahwa Menteri Rau membahas dana kompensasi dengan Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, di Ibu Kota Polandia, Warsawa. Meski Polandia telah meminta berkali-kali dana kompensasi perang, permintaan itu selalu ditolak Jerman.

Bagi Jerman, Polandia telah melepas hak permintaan dana reparasi melalui perjanjian dengan Jerman Timur pada 1953. Isu dana reparasi pun juga telah diselesaikan saat unifikasi Jerman pada 1990 yang ditandatangani oleh Jerman Barat dan Timur, Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, Inggris, dan Prancis.

Namun pemerintah Polandia menjelaskan mereka terpaksa menandatangani perjanjian 1953 karena di bawah tekanan Uni Soviet. Pemerintah Polandia pun mengungkap jika mereka dilarang untuk berpartisipasi dalam negosiasi 1990.(ilj/bbs)




Setelah 76 Tahun Berlalu, Surat yang Ditulis Seorang Tentara PD II dari Jerman untuk Ibunya Baru Tiba di AS

Kabar6-Sepucuk surat yang yang ditulis oleh seorang tentara pada Perang Dunia II (PD II) bernama John Gonsalves untuk ibunya di Massachusetts, baru tiba dari Jerman setelah 76 tahun silam dikirimkan.

Layanan Pos Amerika Serikat, melansir thetimes, mengatakan bahwa surat dari Gonsalves muncul pada akhir Desember 2021 lalu di fasilitas pemrosesan dan distribusi Pennsylvania. Hal ini lantas membuat layanan Kantor Pos AS melakukan pencarian terhadap keluarga sersan Angkatan Darat Amerika Serikat tersebut. Ibunda Gonsalves sendiri sudah lama meninggal dunia, sementara Gonsalves meninggal pada 2015.

USPS berhasil menemukan alamat Angelina ‘Jean’ Gonsalves, seorang janda yang tinggal di Woburn, Massachusetts. Jean yang ternyata istri Gonsalves itu menerima surat berusia 76 tahun, dan membaca kata-kata mendiang suaminya dengan sangat emosional.

“Aku menyukainya. Ketika kupikir itu semua kata-katanya, aku tidak bisa mempercayainya. Ini luar biasa. Dan aku merasa seperti memilikinya di sini bersamaku,” kata Jean.

Surat itu tiba dengan catatan tulisan tangan dari karyawan USPS. ** Baca juga: Unik, Mesin Penjual Otomatis di Jepang Sediakan Surat Cinta

“Kami tidak yakin di mana surat itu selama lebih dari tujuh dekade terakhir, tetapi surat itu tiba di fasilitas kami sekira enam minggu yang lalu,” demikian isi catatan karyawan USPS. “Karena usia dan pentingnya sejarah keluarga Anda, kami mengirimkan surat ini dan itu penting bagi kami.”

Entah di mana surat itu ‘nyangkut’ selama 76 tahun.(ilj/bbs)




Sstt…Enam Negara Ini Kekurangan Pria

Kabar6-Menurut data yang dihimpun PBB, pada 2021 terdapat 3,97 miliar pria di dunia, yang artinya mengisi sebanyak 50,42 persen populasi dunia. Sementara populasi wanita di dunia mencapai 3,90 miliar atau 49,58 persen dari populasi dunia.

Disebutkan, pada 2021 rasio pria dan wanita adalah 101,68 pria per 100 wanita. Ini menjadikan pria sebagai gender yang mendominasi dunia pada saat ini. Meskipun begitu, melansir Sindonews, ada beberapa negara di dunia yang memiliki rasio pria lebih sedikit dibanding wanita. Berikut enam negara yang dimaksud:

1. Rusia
Rusia menjadi negara terluas di dunia mencapai 17.125.200 kilometer persegi. Data PBB menyebutkan, jumlah penduduk Rusia pada 2020 adalah 145.934.462.

Namun, rasio antara penduduk pria dan wanita di negara ini ternyata tidak seimbang. Hanya ada sebanyak 86 pria untuk 100 wanita di negara ini. Jadi, Rusia memiliki selisih 11 juta populasi antara wanita dan pria.

2. Latvia
Rasio penduduk wanita di negara pecahan dari Uni Soviet ini menyentuh angka 54,1 persen, atau hanya sekira 80 pria per 100 wanita. Hal ini disebabkan tingginya angka kematian pria di Latvia.

Penyebab kematian tersebut kebanyakan akibat gaya hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok, dan stres yang berlebih. ** Baca juga: Bikin Haru, Pria Tiongkok Ini Nikahi Lagi Mantan Istrinya yang Tengah Sakit Keras

3. Portugal
Sebanyak 70 persen penduduk Portugal adalah wanita. Populasi negara ini sangat sulit berkembang karena kaum wanita di sana tidak mau memiliki banyak anak.

Hasil sensus penduduk Portugal yang dirilis oleh Institut Statistik Nasional INE Portugal menunjukkan, negara ini mengalami penurunan populasi yang lumayan besar, yakni sebanyak 214.286 penduduk atau sekira dua persen dibanding populasi tahun sebelumnya.

4. Armenia
Menurut data penduduk pada 2020, Armenia memiliki populasi penduduk sebesar 2,9 juta jiwa. Dari jumlah itu, hanya sekira 350 ribu penduduk yang bergender pria.

Hal ini disebabkan banyaknya pria muda yang turut andil dalam mengikuti Perang Dunia Kedua, sehingga membuat populasi pria di negara yang juga merupakan pecahan dari Uni Soviet tersebut menurun drastis dan belum dapat dipulihkan hingga saat ini.

5. Estonia
Negara yang terletak di kawasan Baltik, Eropa Utara, ini merupakan negara kecil dengan total penduduk sekira 1,3 juta jiwa. Di negara ini, perbandingan penduduk wanita dan pria terlihat sangat signifikan, dengan jumlah penduduk wanita sebanyak 1,1 juta jiwa, sedangkan penduduk pria yang hanya sekira 200 ribu jiwa.

6. Lithuania
Dengan total 2,8 juta jiwa yang menghuni wilayah negara ini, perbandingan antara penduduk pria dan wanita sangat besar. Salah satu dari tiga negara Baltik ini hanya memiliki sekira 400 ribu penduduk pria. Selebihnya merupakan penduduk wanita.

Bagaimana dengan negara kita?(ilj/bbs)




Seorang Lansia di Rusia Nekat Operasi Dirinya Sendiri Karena Para Dokter Sibuk Tangani Pasien COVID-19

Kabar6-Seorang lansia wanita penderita kanker yang juga pensiunan, nekat mengoperasi dirinya sendiri, karena para dokter sedang sibuk menangani pasien COVID-19.

Menurut seorang paramedis bernama Victoria Shutova, melansir rt, lansia tersebut adalah orang yang selamat dari Perang Dunia Kedua dan selamat dari Pengepungan Leningrad. Lansia yang tak disebutkan namanya itu ditemukan di samping catatan bunuh diri, yang ditulis untuk berjaga-jaga jika operasinya gagal dan ada keraguan tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Beruntung, lansia asal Vyborg, dekat St Petersburg, Rusia, itu selamat dari tindakan nekat mengoperasi diri sendiri. Diketahui, wanita tadi menderita asites, kondisi di mana cairan menumpuk di perut, membuat gerakan apa pun menjadi sulit.

Ia pun mencoba melakukan parasentesis untuk dirinya sendiri. “Artinya, membuat sayatan dengan pisau tipis di sepanjang dinding perut anterior untuk mengalirkan cairan,” terang Shutova. ** Baca juga: Kendaraan Ditilang, Pasangan Kekasih di AS Ini Nekat Bercinta dalam Mobil Patroli Polisi

Ditambahkan, “Dia tidak yakin tentang operasi itu. Dia bukan dokter, jadi dia menulis surat bunuh diri agar tidak ada yang mengira itu bukan dia. Orang tua adalah ujian kepedulian masyarakat. Jika mereka mengoperasi diri mereka sendiri di masa damai, itu adalah bencana.”

Shutova mengungkapkan, wanita itu sekarang telah diterima di rumah sakit dan membutuhkan perawatan untuk meringankan penderitaannya. “Berkat nenek, kita hidup di dunia tanpa fasisme. Sekarang, hal utama adalah jangan menjadi fasis,” demikian tulis Shutova.

Setelah postingan paramedis mendapat perhatian media, kabar itu juga menarik perhatian pihak berwenang setempat, yang telah memutuskan melakukan sesuatu tentang masalah itu.

Menurut juru bicara pemerintah daerah Leningrad tentang masalah sosial, Irina Safonkina, veteran tua itu menerima semua bantuan yang diperlukan. “Kerabatnya telah meminta bantuan ke pusat onkologi di Pesochny,” jelas Safonkina.

Selain itu, komite kesehatan wilayah tersebut mengungkapkan, pihaknya sekarang sedang melakukan penyelidikan atas situasi tersebut. Menurut badan pemerintah, operasi yang direncanakan tidak terjadi karena wanita tua itu didiagnosis terinfeksi virus Corona, sehingga operasi harus ditunda.(ilj/bbs)




Ini Negara yang Disebut Paling Banyak Lakukan Prosedur Operasi Plastik

Kabar6-Operasi plastik (oplas) adalah sebuah tindakan kedokteran yang menitikberatkan pada rekonstruksi atau perbaikan cacat dan kekurangan fungsional pada fisik pasien yang dikarenakan oleh penyakit, cedera, penyakit bawaan dan pembedahan yang pernah dijalani.

Di sisi lain, oplas dapat menjadi salah satu solusi bagi orang yang merasa kurang puas dengan bagian tubuhnya. Pada sejumlah negara, oplas merupakan salah satu jalan pintas yang dapat ditempuh untuk mempermudah banyak hal, mulai dari pekerjaan hingga mendapatkan pasangan.

Awalnya, oplas tidak diperuntukkan bagi orang awam. Saat pertama kali ditemukan pada 1916, oplas dilakukan untuk membantu meringankan kerusakan wajah tentara Perang Dunia I agar dapat beraktivitas normal kembali.

Berdasar data yang dihimpun American Society of Plastic Surgeons, melansir Sindonews, pada 2020 ada sebanyak 15,6 juta prosedur oplas dilakukan di seluruh dunia, yang terbanyak adalah operasi hidung, kelopak mata, facelift, sedot lemak, dan operasi payudara.

Korea Selatan (Korsel) terkenal dengan menjamurnya klinik kecantikan yang ada di hampir setiap sudut kota. Namun, Korsel bukanlah negara dengan jumlah operasi plastik terbanyak di dunia. ** Baca juga: Selama Enam Bulan Diperkosa 400 Pria, Remaja India Ini Berbadan Dua

Negeri Gingseng ini menempati posisi kelima, dengan posisi pertama yang dipegang oleh Amerika Serikat (AS). Menurut data yang dikumpulkan International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) pada 2018, AS menempati urutan pertama negara dengan prosedur operasi plastik terbanyak di dunia, yang totalnya mencapai lebih dari 4,3 juta prosedur.

Kemudian pada peringkat kedua ditempati oleh Brasil, dengan total 2,3 juta prosedur oplas. Jenis prosedur yang paling banyak diminati adalah operasi payudara, dengan total sebanyak 1,4 juta prosedur dilakukan di AS dan 392 ribu prosedur di Brasil.

Ada sebanyak 92 persen pasien oplas berjenis kelamin wanita, dengan segmentasi umur yang berada di kisaran 40-54 tahun.(ilj/bbs)




Veteran Perang AS Gali Ladang untuk Cari Pilot Perang Dunia II

Kabar6-Setelah 77 tahun kematian rekan mereka di Perang Dunia II, tim veteran Amerika Serikat (AS) mulai menggali ladang di Inggris dengan harapan menemukan sisa-sisa tiga pilot penerbang yang hilang.

Anggota Pemulihan Arkeologi Veteran Amerika (AVAR), melansir MSN, mengatakan bahwa mereka berharap akhirnya bisa membawa pulang rekan senegaranya yang gugur dari lokasi kecelakaan pesawat mereka di wilayah selatan West Sussex. Pada Juni 1944, hanya dua minggu setelah pasukan Sekutu mendarat di Prancis pada D-Day, sebuah B-24 rusak parah oleh tembakan anti-pesawat saat melakukan serangan bom di dekat Paris.

Meskipun pesawat rusak cacat parah, entah bagaimana kru berhasil menavigasi kembali ke pantai Inggris. Namun saat mendekat, pilot memberi perintah untuk menyelamatkan diri. Tujuh awak berhasil keluar, tetapi pilot, co-pilot, dan insinyur penerbangan masih berada di dalam pesawat ketika menabrak sebuah lapangan di Park Farm, Kota Arundel.

Beberapa bagian dari pesawat pengebom itu ditemukan dalam operasi penyelamatan selama 1970-an dan 1980-an, tetapi pencarian sisa-sisa para penghuninya dilakukan bulan ini, dengan penggalian akan berlangsung selama empat minggu.

Menurut Badan Akuntansi POW/MIA Pertahanan AS (DPAA), yang bermitra dengan AVAR dalam upaya pemulihan, anggota AVAR telah bergabung dengan Universitas York, dan berharap menemukan jasad, mengidentifikasi, dan memulangkan mereka ke AS. Lebih dari 72 ribu orang Amerika yang bertugas di Perang Dunia II masih belum ditemukan.

Proyek ini dipimin Stephen Humphreys, CEO AVAR, yang optimis misi tersebut akan membawa penutupan bagi kerabat yang masih hidup. ** Baca juga: Tergiur Iming-iming Uang Rp126 Miliar, Remaja di AS Tega Bunuh Sahabatnya Sendiri

“Alasan ini sangat penting adalah bahwa Amerika membuat komitmen bahwa di mana pun Anda berada ketika Anda jatuh, mereka akan tetap kembali dan memulihkanmu,” ungkap Humphreys yang juga mantan kapten Angkatan Udara AS kepada CNN.

Namun dia tidak dapat mengungkapkan rincian spesifik tentang penyelidikan mereka. “Kami semua veteran, termasuk saya sendiri, merasa nyaman mengetahui bahwa kami tidak akan dilupakan,”

Ada tugu peringatan bagi para penerbang di pinggir lapangan, dengan dua bendera AS. Humphreys menjelaskan, tanah di lokasi sedang dipindahkan oleh penggali dan diendapkan dengan hati-hati di atas terpal untuk diperiksa. Tim kemudian dengan susah payah menyaring Bumi dengan tangan untuk mencari apa pun dari kecelakaan itu.

“Menemukan barang-barang pribadi akan membantu tim menentukan sisa-sisa manusia,” terang Humphreys. “Ini semua tentang membuat detail penggalian setepat mungkin sehingga kami bisa setepat yang kami butuhkan dalam hal dapat mengatakan dari mana temuan individu itu berasal dari tanah saat kami sedang mencari. untuk para penerbang itu.”

Penggalian ini dilakukan sebagai bagian dari Operation Keeping Faith, kemitraan antara DPAA dan AVAR, yang menawarkan para veteran kesempatan untuk bekerja di situs arkeologi untuk mendapatkan keterampilan dan meningkatkan kesehatan mental.(ilj/bbs)