1

Begini Cara Memilih Buah-Buahan dan Sayuran Kualitas Terbaik

Kabar6-Saat menjalani gaya hidup sehat, buah-buahan dan sayuran menjadi salah satu bahan makanan yang dipilih. Namun, ada kalanya buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi tidak terlalu sehat. Bukan hanya tidak segar, tapi bisa jadi mengandung bahan-bahan berbahaya.

Lantas, bagaimana cara memilih buah-buahan dan sayuran segar kualitas terbaik? Melansir tabloidbintang, ada sejumlah cara yang bisa digunakan. , yaitu:

1. Periksa daerah asal buah-buahan atau sayuran
Semakin jauh asalnya, semakin tidak segar dan cenderung berbahaya karena telah ditambahkan zat pengawet.

2. Pilih buah-buahan atau sayuran yang memang sedang musimnya. ** Baca juga: Agar Tak Gampang Sakit Selama Musim Hujan Ada Sejumlah Hal yang Bisa Dilakukan

3. Jangan terpesona pada penampilan buah-buahan atau sayuran yang ‘mulus’ dan ‘cantik’
Sedikit noda serangga justru membuktikan bahwa tidak ada kandungan racun atau pengawet pada buah atau sayuran yang dibeli.

4. Cium aromanya, periksa teksturnya
Pilih buah yang masih mengeluarkan aroma asli dan terasa segar. Hindari buah atau sayuran yang sudah lembek atau mulai membusuk, meskipun ada tanda diskon besar-besaran pada kemasannya.

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Jangan Salah Pilih, 4 Jenis Makanan Ini Bikin Penampilan Anda Terlihat Lebih Tua

Kabar6-Apa yang Anda konsumsi akan mempengaruhi penampilan, baik itu kulit, rambut, maupun bentuk tubuh. Asupan makanan yang Anda pilih dapat membuat kulit terlihat segar dan cerah atau kering dan kusam.

Bahkan, melansir Aura, dapat membuat Anda terlihat lebih tua dari usia sesungguhnya. “Apa pun yang Anda makan, memengaruhi kulit Anda. Apakah kulit Anda terlihat indah, buruk, kering, keriput, tergantung pada pilihan makanan,” jelas dr. Ariel Ostad, M.D, dermatolog asal Amerika Serikat. Lantas, jenis makanan apa saja yang sebaiknya dikurangi agar tidak terlihat lebih tua dari usia sebenarnya?

1. Makanan manis
Makanan manis adalah semua jenis makanan yang mengandung gula, termasuk snack, atau dessert (hidangan pencuci mulut). Bisa itu permen, jenis kue tar, kue kering, kue jajanan pasar, atau puding.

Semua makanan yang mengandung gula harus dibatasi konsumsinya atau bahkan mulai ditinggalkan sejak dini. Terlebih makanan manis yang dibeli di luar, di mana kita tidak mengetahui berapa banyak kandungan gula di dalamnya.

Gula akan mengikat protein dan lemak dalam tubuh, kemudian membentuk molekul-molekul baru yang disebut glikasi tingkat lanjut (advanced glycation end products, atau AGEs).

Molekul-molekul inilah yang merusak kolagen dan elastin, sehingga kulit kehilangan kelembapan dan elastisitasnya. AGEs dalam jangka waktu tertentu juga dapat menonaktifkan enzim antioksidan alami dalam tubuh Anda, sehingga mempercepat proses penuaan.

2. Daging merah dan olahan
Daging merah seperti daging sapi, daging domba, daging kambing, daging bebek, umumnya banyak mengandung lemak. Daging yang berlemak dapat memicu terbentuknya radikal bebas.

Menurut dr. Ostad, radikal bebas akan merusak elektron pada sel-sel kulit yang sehat. Rusaknya sel-sel kulit sehat akan membuat kulit lekas keriput, kering, dan iritasi. Sebaiknya mengalihkan konsumsi daging ke jenis daging putih seperti daging ayam atau ikan.

Selain daging merah, daging olahan seperti sosis, ham kemasan, daging babi asap, kornet, dendeng, juga kurang baik untuk kulit dan sebaiknya dikurangi. Daging olahan mengandung pengawet dan zat aditif, yang tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, tapi juga kecantikan kulit Anda.

Menurut dr. Ostad, campuran bahan pengawet dalam daging olahan dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan peradangan di kulit dan mempercepat proses penuaan. Daging olahan tidak segar, banyak mengandung lemak, yang juga membuat kulit kering, kotor, dan kusam.

3. Makanan asin
Anda mungkin sudah mengurangi penggunaan garam dalam makanan yang Anda masak sendiri. Tapi apakah Anda sudah mengurangi makanan kaleng, makanan cepat saji, makanan berpengawet, yang tidak bisa Anda kontrol atau ketahui kadar garamnya?

Kandungan garam atau sodium mengikat kandungan air dalam tubuh. Asupan makanan asin dalam jumlah banyak dan rutin, tanpa Anda sadari akan membuat kulit dehidrasi dan membuatnya keriput.

4. Makanan yang dibakar
Makanan yang diolah dengan cara dibakar mungkin lebih baik dari makanan yang diolah dengan cara digoreng. Tetapi Anda harus hati-hati dengan bagian gosong atau hitam pada daging yang Anda bakar.

Bagian gosong ini yang menjadi musuh kulit dan harus dihindari. Bagian gosong tersebut mengandung hidrokarbon pro-inflamasi yang bisa menyebabkan peradangan pada kulit dan merusak kolagen.

Padahal, kolagen adalah protein yang dibutuhkan untuk kekuatan dan struktur kulit. Memberikan kelembapan dan elastisitas. Saat produksi kolagen terganggu, maka regenerasi sel kulit pun ikut terganggu. ** Baca juga: Studi Sebut, Sarapan dengan Porsi Besar Bantu Isi Kalori

Mengonsumsi makanan yang dipanggang atau dibakar boleh-boleh saja, tapi mungkin lebih teliti dan berhati-hati dengan bagian yang gosong.(ilj/bbs)




4 Jenis Olahan Makanan Ini Lebih Baik Anda Buat Sendiri

Kabar6-Dengan alasan praktis, banyak orang yang lebih memilih membeli makanan matang atau siap saji, entah itu di pasar, warung atau pesan online.

Namun di balik kemudahan itu, sejumlah penjual ‘nakal’ tak segan menambahkan bahan pengawet berbahaya atau beberapa bumbu yang kandungannya tidak diketahui dengan jelas, agar makanan terlihat menarik.

Karena itulah, melansir Learnist, Anda disarankan untuk membuat sendiri beberapa jenis makanan ketimbang membelinya. Apa saja empat jenis olahan makanan yang dimaksud?

1. Salad dressing
Ada banyak salad dressing dijual di supermarket, namun tidak sedikit juga yang mengandung bahan pengawet. Nah, Anda dapat membuatnya sendiri dengan menggunakan bahan-bahan sehat seperti minyak zaitun ditambah dengan cuka, bawang merah dipotong dadu, mustard, garam dan merica.

Semua bahan dikocok, dan taruh dalam wadah, serta simpan di kulkas. Namun karena tidak mengandung pengawet, salad dressing tidak dapat bertahan lama.

2. Sup
Saat membuat sup di rumah, berarti Anda tahu persis bahan-bahan apa sajakah yang digunakan. Anda dapat memilih sayuran segar dan bumbu sup tanpa bahan pengawet.

3. Kentang goreng
Anda bisa mengganti konsumsi kentang kemasan dengan kentang yang dibuat sendiri. Gunakan kentang yang mempunyai kualitas baik.

4. Guacamole
Mungkin Anda belum terlalu akrab dengan makanan yang satu ini. Guacamole adalah salah satu makanan dari Meksiko. Anda dapat membuatnya sendiri dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

Kombinasikan alpukat dengan jeruk nipis atau lemon dan bumbui dengan garam dan merica. ** Baca juga: Berapa Lama Manusia Dapat Bertahan Hidup Tanpa Makan?

Selain mengetahui bahan-bahan yang digunakan, membuat makanan sendiri di rumah juga terjaga kebersihannya. Dan yang pasti, bebas dari bahan pengawet berbahaya.(ilj/bbs)




‘Ngemil’ Kue Kering Tidak Selalu Bikin Badan Melar

Kabar6-Beragam jenis kue kering menjadi favorit banyak orang karena rasanya yang manis atau gurih, pas untuk segala suasana, apalagi saat tengah kumpul keluarga.

Namun, seringkali orang salah paham tentang kue kering yang disebut dapat membuat timbangan naik karena kandungan kalori di dalamnya. Benarkah demikian? Tubuh manusia membutuhkan setidaknya 2.300 kalori untuk bisa melakukan aktivitas metabolisme normal.

Karena itulah, Anda memang harus memastikan bahwa tubuh sudah cukup mendapatkan asupan kalori. Kue kering memang mengandung kalori, tapi ini tidak berbahaya asal dimakan dalam porsi yang tidak berlebihan.

Kue kering bisa menjadi pilihan camilan yang enak dan sehat, karena juga mengandung sederet nutrisi makro seperti protein, karbohidrat, dan lemak.

Meskipun demikian, semua kembali pada diri Anda, sanggupkah tetap mengontrol diri ketika makan kue kering agar tak berdampak buruk pada kesehatan?

Sebagai camilan, Melansir 1health, kue kering yang dimakan dalam porsi wajar memiliki manfaat antara lain menurunkan berat badan. Ketika tubuh mendapatkan jumlah kalori yang tepat untuk aktivitas metabolisme harian dalam tubuh, ini bisa membuat Anda tidak makan terlalu banyak. Anda juga tidak akan cepat merasa lelah, sebab kebutuhan tubuh akan kalori selalu terpenuhi dengan tepat.

Kue kering dianggap sebagai camilan yang berprotein tinggi dan bagian terbaiknya, kue kering memiliki rasa yang sangat enak. Jika kue kering dibuat tanpa pemanis buatan, pengawet dan pewarna, maka akan menjadi camilan yang sehat.

Salah satu kelebihan jika Anda menjadikan kue kering sebagai camilan adalah kandungan proteinnya yang tinggi. Metabolisme berfungsi mengubah bahan-bahan yang digunakan dalam kue kering menjadi energi.

Jadi, ketika Anda merasa tubuh kekurangan asupan protein, maka ngemil kue kering bisa menjadi salah satu solusinya. Protein bekerja dengan baik untuk mengembangkan jaringan dan membentuk otot. ** Baca juga: Guys, Ini Sejumlah Panggilan yang Dibenci Wanita

Beberapa kue kering juga terbukti bebas gluten, yaitu zat yang biasa ditemukan dalam gandum atau oat. Jadi, bagi Anda yang memiliki alergi atau intoleransi terhadap gandum atau gluten, Anda bisa dengan aman dan nyaman makan kue kering.

Namun, pastikan untuk memeriksa terlebih dahulu bahan apa saja yang digunakan dalam kue kering sebelum mengonsumsinya. Dan jangan lupa, mengemil kue kering sewajarnya atau tidak berlebihan.(ilj/bbs)




Konsumsi Kecap Berlebihan Tidak Baik untuk Kesehatan

Kabar6-Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan, berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Namun ada pula kecap yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin.

Rasa lezat yang dihasilkan dari penambahan kecap ke dalam masakan sebenarnya adalah MSG alami yang terbentuk dari proses fermentasi. Karena proses fermentasi ini, struktur protein di dalam kedelai terpecah-pecah menjadi berbagai macam asam amino. Berbagai asam amino ini bercampur dengan garam yang ditambahkan, membentuk kandungan umami yang tinggi sekali dan tercipta rasa gurih.

Ternyata rasa gurih terjadi karena kecap memiliki MSG alami dalam proses fermentasi kedelai dan penambahan larutan garam (brine). Selain memberi rasa gurih, MSG ini juga berperan sebagai bahan pengawet agar kecap lebih tahan lama.

Nah, karena MSG di kecap mengandung komponen garam, melansir Viva, maka pemakaiannya harus dibatasi. Kecap sebaiknya hanya digunakan untuk bumbu di dapur saja agar konsumsinya tidak berlebihan. Disarankan juga untuk menggunakan sendok makan saat menakar kecap, yaitu dibatasi hanya dua sendok makan kecap dalam sehari, baik sebagai bumbu masakan di dapur atau penambahan pada makanan di piring. ** Baca juga: Guys, Tidak Disarankan Sering Begadang

Maksimal dua sdm (sendok makan) bagi yang tidak memiliki riwayat diabetes. Sementara untuk yang memiliki riwayat diabetes, cukup satu sdm kecap dalam sehari.(ilj/bbs)




MSG Tidak Selamanya Membuat ‘Bodoh’

Kabar6-Monosodium glutamat (MSG) telah digunakan sebagai bahan penambah rasa masakan sejak puluhan tahun yang lalu. Pada zaman dulu, MSG adalah penyedap rasa alami yang diperoleh dari proses pengolahan rumput laut.

Seiring perkembangan teknologi, kini MSG dibuat dari proses fermentasi industri. MSG ditambahkan ke dalam masakan untuk menghasilkan rasa gurih, mirip dengan glutamat yang diproduksi secara alami oleh bahan makanan segar.

Di sisi lain, MSG sering memiliki konotasi negatif dan dianggap berbahaya bila terlalu banyak dikonsumsi. Ada banyak mitos yang menyatakan bahwa MSG dapat membuat seseorang menjadi lebih bodoh dan kurang cerdas.

Benarkah demikian? Melansir tempo.co, MSG adalah bahan yang natural dan alami pembuatannya. MSG merupakan fermentasi dengan proses natural dan alami dan tidak ada kimiawinya. Berbagai organisasi di seluruh dunia sudah menyatakan, MSG sebagai bahan yang aman untuk dikonsumsi. Badan pengawas makanan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) bahkan mendaftarkan MSG sebagai penyedap rasa yang ‘secara umum diakui aman’, sama dengan garam, gula, rempah-rempah, dan vitamin.

Meskipun demikian, sama seperti penyedap rasa lainnya, FDA menambahkan penjelasan bahwa MSG dinyatakan aman jika dikonsumsi dengan dosis yang sewajarnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyetujui kategori tersebut dan menganggap MSG sebagai bahan penyedap rasa yang aman. ** Baca juga: Kopi Ikut Pengaruhi Pola BAB?

Jadi gunakan MSG sesuai kebutuhan saja.(ilj/bbs)




Bahaya yang Terjadi Jika Terlalu Sering Konsumsi Makanan Berpengawet

Kabar6-Pengawet sering kali digunakan dalam produksi makanan dan minuman, terutama dalam kemasan. Dan harus diakui bahwa konsumsi makanan berpengawet saat ini sudah menjadi bagian keseharian masyarakat modern.

Ya, selain mudah diperoleh, makanan berpengawet ini dinilai lebih nikmat dan tentu saja murah. Namun tahukah Anda, terlalu sering mengonsumsi makanan berpengawet tidak baik untuk kesehatan? Melansir viva.co.id, berikut beberapa empat bahaya sering konsumsi makanan berpengawet:

1. Tingkatkan risiko kanker
Beberapa bahan pengawet dalam kategori aman, tapi justru yang beredar yang ada di makanan yang mudah diperoleh di pasar mengandung bahan pengawet yang tidak aman untuk tubuh. Jadi lebih berhati-hati dan bijak memilih makanan yang berasal dari pasar tradisional yang mungkin banyak sekali paparannya.

2. Anak jadi hiperaktif
Makanan berpengawet yang tidak sehat ternyata tidak hanya berkaitan dengan kanker. Dalam beberapa penelitian bahkan diungkapkan, bahan pengawet tidak aman untuk anak, hal ini dikaitkan dengan hiperaktivitas.

3. Penyebab gangguan pencernaan
Mengonsumsi bahan makanan menggunakan pengawet buatan, apabila garam atau gula, kebanyakan akan timbul gangguan pencernaan. Sementara apabila mengandung bahan kimiawi menimbulkan reaksi pada tubuh, seperti diare atau gangguan pencernaan lain.

4. Sebabkan gangguan ginjal & jantung
Hati-hati apabila bahan makanan pengawetnya kimiawi. Biasanya paling mudah ditemukan dalam makanan kemasan. Karena tubuh sulit mencerna, jika konsumsi rutin, otomatis berpengaruh terhadap organ tubuh. Perhatikan jumlah konsumsinya. ** Baca juga: Orang yang Sering Terlambat Cenderung Panjang Umur?

Mengonsumsi makanan segar atau tanpa pengawet lebih dianjurkan untuk meminimalisir bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan.(ilj/bbs)




Makanan & Minuman yang Sebaiknya Dibatasi Agar Pencernaan Sehat

Kabar6-Menjaga kesehatan pencernaan penting untuk dilakukan agar kesehatan tubuh yang lain pun tidak ikut terganggu. Hal lain, Anda akan mengalami gangguan pencernaan yang membuat penderitanya bingung saatm memilih makan.

Bagaimana agar kesehatan pencernaan tetap terjaga? Dikutip dari beberapa sumber, berikut adalah beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dibatasi bahkan dihindari agar pencernaan sehat.

1. Makanan berlemak
Gorengan termasuk makanan berlemak yang dapat merangsang kontraksi pada saluran pencernaan, sehingga mengakibatkan pengosongan lambung menjadi lebih lambat dan membuat Anda akan semakin sulit buang air besar (BAB). Di satu sisi, makanan jenis ini juga dapat mengakibatkan kontraksi pada saluran cerna dan membuat diare semakin parah.

2. Makanan pedas
Rasa pedas pada makanan dapat membuat keluhan semakin parah, terlebih apabila Anda memiliki riwayat sakit mag, karena makanan pedas dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung.

3. Makanan terlalu asam
Jeruk, lemon, mangga muda, minuman bersoda, merupakan makanan yang terlalu asam yang dapat mengiritasi lapisan lambung dan memicu peningkatan asam lambung. Karena itu sebaiknya hindari asupan ini jika sedang mengalami gangguan pencernaan.

4. Camilan berpengawet
Camilan ringan biasanya mengandung bahan pengawet dan tinggi garam. Akibatnya, membuat rasa yang tidak nyaman di perut yang bisa membuat begah. Apalagi makanan ini mengandung serat rendah, yang juga dapat membuat Anda susah buang air besar (BAB), sehingga pencernaan akan terganggu.

5. Susu & produk olahannya
Anda penderita intoleransi laktosa, konsumsi susu dan produk olahannya dapat menyebabkan gejala kembung, perut begah, dan diare. Disarankan untuk beralih pada susu kedelai atau susu almond.

6. Alkohol
Alkohol sifatnya adalah memicu refluks asam lambung dan inflamasi dalam lambung. ** Baca juga: Fakta & Mitos Seputar Tidur

Pilih makanan yang tepat agar kesehatan pencernaan tetap terjaga.(ilj/bbs)




Keramas Gunakan Sampo Tiap Hari Tidak Disarankan

Kabar6-Keramas menjadi rutinitas yang dilakukan tiap orang agar rambut terbebas dari kotoran, polusi, dan keringat setelah beraktivitas seharian, terutama di luar ruangan.

Namun tahukah Anda, terlalu sering menggunakan sampo ternyata tidak disarankan? Melansir Grid, hal ini terkait dengan kulit kepala kita yang mengandung minyak alami di epidermis yang bisa melindungi dan meningkatkan kesehatan kulit kepala dan rambut. Menggunakan sampo setiap hari bisa menyebabkan minyak alami tersebut melayang, membuat rambut kulit kepala mengering.

Sodium lauryl sulfate (SLS) digunakan dalam sampo karena merangsang pembentukan gelembung dalam sampo, tetapi itu bisa membuat kulit kepala menjadi iritasi. Di sisi lain, sampo seringkali mengandung pengawet paraben yang berhubungan erat dengan jaringan kanker payudara. Jadi, baik untuk memeriksa kandungan sampo sebelum memakainya. ** Baca juga: Berkedip, Cara Sederhana Atasi Mata Lelah Akibat Melihat Gadget

Jadi, berapa kali sebaiknya keramas setiap minggu? Para ilmuwan menyarankan untuk tidak sering mencuci rambut, maksimal keramas 2-3 kali seminggu saja.(ilj/bbs)




Demi Kesehatan, Hindari 7 Bahan Makanan yang Sering Digunakan dalam Keseharian

Kabar6-Monosodium Glumate (MSG) adalah bumbu masakan yang dapat digunakan dalam aneka makanan baik di warung, kantin, bahkan restoran. Menggunakan MSG dalam masakan dalam jumlah berlebihan, dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan seperti kerusakan otak, peradangan hati, ketidakmampuan belajar, obesitas, sakit kepala, mual, asma, perubahan denyut jantung, dan berbagai penyakit lainnya.

Ternyata selain MSG, seperti dikutip dari Dreamers, terdapat beberapa bahan dalam makanan olahan yang sebaiknya dihindari karena tidak baik untuk kesehatan tubuh:

1. Pewarna buatan
Pewarna buatan yang digunakan pada makanan memang dapat membuat makanan terlihat lebih menarik. Namun efek dari pewarna buatan ini sangat beragam, mulai dari alergi, asma, sakit kepala, sampai kanker. Pewarna buatan ini banyak ditemui dalam produk permen, minuman, sereal, sampai obat-obatan.

2. Pengawet buatan
Ada berbagai jenis pengawet dan mencegah pembusukan dan keracunan makanan serta mencegah pertumbuhan jamur. Meski tujuannya adalah untuk menjaga makanan agar bertahan lama dengan cara menghambat bakteri, bahan pengawet ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Beberapa masalah yang dapat disebabkan oleh pengawet buatan adalah alergi, perubahan hormon, kerusakan hati, dan lainnya.

3. Perasa buatan
Ada banyak bahan perasa buatan yang diciptakan menyerupai rasa aslinya yang terbuat dari bahan kimia. Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat paparan bahan kimia ini antara lain kanker, alergi, sakit kepala, asma, dan banyak lagi.

4. Sirup jagung
Merupakan alternatif yang lebih murah jika dibandingkan jenis gula lainnya dan banyak ditemukan di roti, sereal, yoghurt, dan minuman ringan. Sirup jagung dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan masalah hati.

5. Pemanis buatan
Meski memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dari gula, pemanis buatan dapat berdampak negatif pada metabolisme dan menyebabkan obesitas, iritasi usus, kerusakan otak, kanker, sakit kepala, pusing, dan halusinasi.

6. Lemak trans
Lemak trans dibuat dari minyak sayur yang dibekukan dengan proses yang disebut hidrogenasi. Mengonsumsi banyak lemak trans dapat menyebabkan kanker prostat pada pria.

7. Gandum olahan
Gamdum olahan dibuat dengan memproses gandum alami. Saat diproses, gandum alami akan kehilangan kulit dan benih termasuk serat, vitamin, dan mineral. Gandum olahan ini mudah dicerna namun meningkatkan gula darah dan tingkat insulin. ** Baca juga: Berenang Miliki 4 Manfaat Selain Bantu Perbaiki Postur Tubuh

Yuk minimalisir pemakaian ketujuh jenis bahan dalam makanan olahan agar tubuh tetap sehat.(ilj/bbs)