1

Pura-pura Mengakui Sebagai Anaknya, Komplotan Penjahat di Malaysia Rampok Seorang Pengemis

Kabar6-Komplotan penjahat di Malaysia merampok sekaligus melukai seorang pengemis berusia 70 tahun, di depan sebuah pusat bisnis Taman Ria Jaya, Sungai Petani, Kedah. Lokasi itu memang menjadi tempat para gelandangan biasanya duduk dan mengemis.

Kisah berawal ketika pelaku yang terdiri dari lima orang, melansir Orientaldaily, mendekati pengemis tua itu dan mengatakan bahwa mereka adalah anak-anaknya. Mereka ingin membawa pria lansia tersebut pulang untuk menghindari rasa malu mengemis di jalan.** Baca juga: Lahir di Usia 21 Minggu, Curtis Means Asal AS Dinobatkan Sebagai Bayi Paling Prematur di Dunia

“Namun, tersangka menculik pengemis itu dan merampok Rp17,6 juta yang telah dia tabung,” demikian laporan pihak berwenang. “Sekira pukul 18.00, pengemis itu ditemukan sedang duduk di semak-semak dekat Kampung Raja. Dia menderita luka di kepala, mata, dan kakinya.”

Setelah mendapat informasi dari warga, tim keamanan mendatangi lokasi dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Kepada tim keamanan, pengemis itu memberi tahu bahwa dia diculik oleh lima tersangka. Dua dari mereka berbagi sepeda motor, sementara yang lain membawanya pergi dengan mobil.

Disebutkan pengemis tadi, tersangka merampok uang tabungan hasil kerja kerasnya. Pria malang itu lantas dibawa ke Rumah Sakit Sultan Abdul Halim untuk dirawat. Belum ada keterangan apakah para tersangka telah ditangkap atau belum hingga kini.(ilj/bbs)




Canggih, Pengemis di Tiongkok Pakai Sistem QR Code

Kabar6-Di setiap negara termasuk yang maju sekalipun, pasti ada pengemis yang sering beroperasi di tempat-tempat umum seperti pasar, taman, dan area publik lainnya. Dan biasanya, orang akan memberi uang kecil ke pengemis yang menghampiri mereka.

Nah, apabila Anda bukan termasuk orang yang senang membawa uang cash atau uang kecil (receh), tidak usah khawatir karena di Tiongkok, sebagian pemgemis tidak lagi menerima uang cash. Mengapa begitu?

Dengan revolusi digital yang ada saat ini, melansir timesnownews, pengemis di sana memakai QR Code. Jadi tidak perlu uang kecil jika ingin menyumbang pada mereka. Ya, sebagian pengemis di Tiongkok menggunakan semacam ID Card dengan QR Code yang tercetak di selembar kertas.

Mereka menerima pembayaran dengan Alipay dan WeChat Wallet, perusahaan e-wallet besar yang ada di sana.

QR Code adalah kode matriks atau barcode dua dimensi, merupakan sistem pembayaran yang menggunakan sebuah barcode atau QR (Quick Response) Code yang akan di-scan setiap akan melakukan transaksi pembayaran.

Biasanya sistem QR payment membutuhkan koneksi internet setiap akan melakukan transaksi pembayaran ketika Qr-code yang tertera pada smartphone akan discan.

Namun para pengemis tidak membutuhkan ponsel untuk mengoperasikan akun mereka, karena sistemnya adalah uang bisa langsung masuk ke dompet digital miliknya.

Lembar QR Code itu bisa digunakan untuk membeli barang apa pun yang ada di dompet digital mereka, tinggal memindainya saja di toko. ** Baca juga: Macan Tutul ‘Stroberi’ Langka Tertangkap Kamera di Cagar Alam Afrika Selatan

Sepertinya pengemis di sana pun tidak mau ketinggalan zaman.(ilj/bbs)




Punya 3 Istri, Profesi Pria Ini Pagi Sebagai Pengemis & Malam Jadi Pengusaha

Kabar6-Chhotu Baraik (40) sepertinya merupakan pria pekerja keras sekaligus nyeleneh. Bagaimana tidak, pria asal Chakradharpur, Distrik Singhbhum Barat, India ini memiliki dua pekerjaan yang benar-benar bertolak belakang.

Pada pagi hari, seperti dilansir CNN Indonesia, Chhotu berprofesi sebagai pengemis. Dan di malam hari, ia merupakan seorang pengusaha. Bukan tanpa sebab, pria ini harus bekerja ekstra keras lantaran memiliki tiga istri yang hidup berdampingan dengan damai.

Salah seorang istri Chhotu mengelola toko miliknya. Dikatakan Chhotu, seluruh hasil mengemis dia investasikan. Total penghasilan bisnisnya per bulan mencapai sekira Rp211 juta. Penghasilan mengemisnya sendiri sekira Rp6,3 juta per bulan.

“Awalnya, saya kesulitan memenuhi kebutuhan tiap hari, kemiskinan menghantui saya seperti bayangan. Saya mulai mengemis dan mendapat banyak uang. Saya menginvestasikannya ke berbagai usaha dan mendapat laba yang baik,” kata Chhotu yang cacat lantaran kehilangan kedua kakinya.

Selain memiliki toko peralatan, Chhotu adalah distributor Vestiga, perusahaan produk kesehatan dan perawatan pribadi yang terkemuka. Dia memiliki 20 karyawan yang mengelola usaha tersebut.

Jadi usai mengemis di pagi hari, Chhotu mengenakan jas dan dasi di malam hari untuk memimpin rapat perusahaan. Selain sukses di dunia usaha, Baraik mengaku bahagia dengan perkawinannya. Ketiga istrinya tidak pernah bertengkar di rumah.

“Istri pertama saya mengelola toko peralatan. Penghasilan dari mengemis dan bisnis dibagi rata di antara dua istri saya yang lain. Jadi tidak ada perselisihan di antara mereka,” ujarnya. ** Baca juga: Nekat! Shen yang Hamil 5 Bulan Tetap Ikut Lomba Lari Sejauh 2 Kilometer

Tampaknya Chhotu memang pria yang bertanggung jawab.(ilj/bbs)