1

Wanita Asal Australia Tato Tubuhnya dengan Wajah dan Kutipan Pembunuh Berantai Legendaris

Kabar6-Britnee Chamberlain (28), wanita asal Sydney, Australia, rela merogoh kocek sekira Rp29 juta untuk merajah tubuhnya dengan tato sosok pembunuh berantai legendaris dunia.

Bahkan, Chamberlain berencana mendapatkan lebih banyak tato pembunuh berantai. Melansir Mirror, Chamberlain memiliki tato besar Ted Bundy dan kanibal Jeffrey Dahmer, juga berencana untuk menato pembunuh kenamaan Jack the Ripper dalam waktu dekat. Secara perlahan, wanita itu mengubah tubuhnya menjadi sosok pembunuh paling terkenal di dunia, termasuk gambar dan kutipan.

Sejauh ini, tato milik Chamberlain telah menelan biaya lebih dari ribuan pound, tapi dia tidak mengkhawatirkannya karena mendapatkan karya seni yang tidak biasa telah menjadi tujuan hidupnya. Chamberlain mengaku ide itu datang saat dia berada di awal usia 20-an.

“Jika saya khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan, saya tidak akan setia pada diri sendiri dan menjalani kehidupan yang otentik,” kata Chamberlain.

Ditambahkan, “Tato ini berada di tubuh saya semata-mata untuk kepentingan pribadi saya sendiri, seperti seseorang yang memiliki hewan peliharaan tercinta, inisial orang yang dicintai, atau mungkin tato lelucon konyol di tubuh mereka.”

Ya, Chamberlain sangat terobsesi dengan pembunuh berantai sehingga menginspirasinya untuk belajar psikologi forensik. Dia terpesona oleh apa yang memaksa para pembunuh untuk melakukan tindakan keji dan bersemangat untuk lebih memahami bagaimana pikiran kriminal mereka beroperasi.

Kini, Chamberlain menginginkan empat ‘monster’ lagi terukir di kulitnya, termasuk Jack the Ripper dan Ed Gein. ** Baca juga: Ambil Ponsel yang Jatuh, Pria AS Ini Nekat Menyelam ke Danau Sedalam 4,5 Meter

“Saya tidak memaafkan kejahatan bermusuhan dari pembunuh berantai dengan cara apa pun. Saya hanya tertarik mengapa mereka melakukannya,” ujar Chamberlain. “Ada begitu banyak faktor pendukung seperti aspek sosial-lingkungan, biologis dan psikologis yang mendorong atau mengakibatkan tindak kriminal seperti yang mereka lakukan.”

Chamberlain sendiri tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang tatonya.(ilj/bbs)




‘Son of Sam’, Pelaku Teror Pembunuh Berantai di New York yang Klaim Diperintah Anjing

Kabar6-David Berkowitz, pria yang disebut sebagai ‘Son of Sam’ menjadi sosok terkenal sebagai pelaku tragedi berdarah yang terjadi h47 tahun yang silam.

Awalnya, melansir Time, Berkowitz dijuluki ‘Pembunuh Kaliber .44.’ Setelahnya, ia mendapatkan julukan ‘Son of Sam’ dari surat-surat yang dikirimkan kepada polisi dan penulis terkenal, Jimmy Breslin, yang berbunyi, “…Aku adalah monster. Aku adalah Son of Sam. Aku suka berburu, mengintai di jalanan mencari mangsa yang cocok. Para wanita adalah yang paling cantik dari semuanya…”

Ketika ‘Son of Sam’ meleset dalam upaya pembunuhan berikutnya pada Juni, kelompok-kelompok penjaga ketertiban terbentuk di seluruh Kota New York untuk mencari Berkowitz. Dua korban terakhirnya ditembak pada 31 Juli 1977, di Brooklyn, salah satunya meninggal dunia.

Kemudian, polisi yang menelusuri tiket parkir yang diberikan malam itu menemukan senapan mesin di dalam mobil milik Berkowitz dari Yonkers, New York. ** Baca juga: Biadab! Wanita India Ini Diperkosa Rentenir di Depan Suaminya yang Gagal Bayar Utang

Ketika diinterogasi, Berkowitz menjelaskan bahwa ‘Sam’ adalah tetangganya yaitu Sam Carr, seorang ‘agent of the devil’ atau agen iblis. Sam mengirimkan perintah melalui anjing hitam Labrador peliharaannya.

Beberapa tahun sebelum diinterogasi, Berkowitz menembak anjing itu dengan alasan mengeluh bahwa gonggongan hewan itu mengganggu tidurnya. Setelah anjing tersebut sembuh, Berkowitz mengklaim bahwa anjing itu mulai berbicara padanya dan menuntut Berkowitz agar membunuh orang-orang.

Dalam urutan peristiwa yang tidak biasa, Berkowitz diizinkan untuk mengaku bersalah sebelum mengklaim gila dan dijatuhi hukuman lebih dari 300 tahun penjara.

Selanjutnya, di penjara dia kemudian mengaku sebagai seorang umat Kristen yang lahir kembali.(ilj/bbs)




Ngeri, Daftar Permintaan ‘Badut Pembunuh’ di AS

Kabar6-John Wayne Gacy, seorang pembunuh berantai di Illinois, Amerika Serikat (AS), yang juga dijuluki ‘Badut Pembunuh’, membuat daftar permintaan mengerikan kepada profiler kriminal, John Kelly, di dalam suratnya. Profiler kriminal adalah orang yang bekerja menganalisis investigasi kriminal.

Profiler tersebut sebelumnya mengajukan permintaan wawancara dengan Gacy setahun sebelum dia dihukum mati. Melansir Nypost, Gacy meminta profiler tersebut mengisi sebuah kuisioner berisi pertanyaan pribadi dan dikirim balik disertai sebuah foto. “Kebijakan saya sederhana tidak ada foto, tidak ada jawaban dengan lembar bio lengkap,” tulis Gacy pada April 1993.

Kelly yang telah mewawancarai sejumlah pembunuh berantai, ingin memasukkan Gacy ke daftar dengan klasifikasi sebagai ‘pembunuh berantai seksual’ karena dinyatakan bersalah sebagai pelaku kekerasan seksual sebelum kasus pembunuhannya.

Gacy juga dikenal kerap mengajukan berbagai permintaan pada orang-orang yang ingin mewawancarainya. “Jika Anda ingin mengajukan beberapa pertanyaan dalam bentuk tulisan, saya bakal mau menjawab sepanjang mereka tidak berurusan dengan kasus saya,” tulis Gacy. “Kapan pun saya berbicara dengan siapa pun saya ingin tahu siapa itu dan beberapa fakta-fakta umum tentang mereka yang terlampir adalah lembar bio yang dapat Anda isi dan kembalikan dengan foto.”

Gacy dijatuhi hukuman mati setelah dinyatakan bersalah membunuh 33 pria muda dan bocah laki-laki antara 1970 dan 1978.

Surat menyurat dengan Kelly berlangsung saat dia menunggu eksekusi mati di lapas Stateville Correctional Center Illinois. ** Baca juga: Ahli Saraf di AS Ungkap Manusia Ternyata Punya Lebih dari 5 Panca Indera

Gacy sendiri adalah seorang kontraktor, dan bekerja sambilan sebagai badut berkostum dan tampil untuk anak-anak. Pria itu ditangkap pada Desember 1978 dan polisi menemukan puluhan jasad terkubur di rumahnya.

Jasad yang ditemukan itu terdiri dari pria dan bocah laki-laki yang diculik, disiksa, dan diperkosa. Menurut Kantor Kepolisian Cook County, sedikitnya lima dari korbannya masih belum teridentifikasi sampai saat ini. Dan satu korbannya teridentifikasi pada 2021 lalu.(ilj/bbs)




Seorang Pembunuh Berantai Rusia Ingin Gabung Bersama Tentara Garis Depan Perang di Ukraina

Kabar6-Seorang pembunuh berantai asal Rusia, Mikhail Popkov (58), menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan tentara garis depan perang di Ukraina.

Popkov yang adalah seorang mantan polisi, melansir Newsweek, diketahui menjalani dua hukuman seumur hidup atas pelecehan seksual dan pembunuhan puluhan wanita antara 1992 dan 2010 di Angarsk dan Irkutsk, di Siberia dan Vladivostok di Timur Jauh Rusia. Pada 2018, Popkov yang dihukum pada 2015, mengakui kejahatan lebih lanjut sehingga jumlah total korbannya menjadi 78 orang, meskipun dia telah mengakui dan diduga melakukan setidaknya 83 pembunuhan.

Terlepas dari hukumannya, otoritas Rusia mengizinkan televisi negara untuk mewawancarai Popkov yang dijuluki ‘Manusia Serigala’ dan ‘Maniak dari Angarsk’. ** Baca juga: Tolak Warisan Rp921 Miliar, Bocah 8 Tahun di India Pilih Jadi Biarawati

Pihak berwenang Rusia diketahui telah membuka penjara bagi narapidana untuk berjuang di garis depan dalam invasi Putin ke Ukraina dan dilaporkan menawarkan untuk membebaskan hukuman mereka jika mereka bertahan enam bulan.

Popkov mengatakan, dia ingin menjadi bagian dari skema tersebut dan ketika ditanya oleh saluran berita Vesti, “Apa impianmu?” dia menjawab, “Untuk masuk tentara.”

“Dengan mempertimbangkan spesialisasi militer saya, saya pikir permintaannya cukup tinggi sekarang,” terang Popkov. “Meskipun saya telah berada di penjara selama 10 tahun, saya rasa tidak akan terlalu sulit untuk mempelajari keterampilan baru.”

Namun pria itu tidak merinci apa pengalaman militernya, laporan mengatakan bahwa dia hanya bekerja di kepolisian dan sebagai satpam.(ilj/bbs)




Pesan Pembunuhan Zodiac Killer Asal San Francisco Berhasil Dipecahkan Setelah Lebih 50 Tahun Berlalu

Kabar6-Setelah lebih dari 50 tahun lalu dikirim ke sebuah surat kabar, tim pemecah kode sukarelawan di Amerika Serikat (AS) berhasil memecahkan sandi misterius pembunuh berantai San Francisco yang menyebut dirinya ‘Zodiac’.

Menurut keterangan FBI, melansir SCMP, ‘Zodiac Killer’ yang tidak pernah tertangkap menembak atau menikam tujuh orang di San Francisco Bay Area selama sekira 1968 dan 1969. Zodiac menewaskan semua korbannya kecuali dua dari mereka. Selama pembunuhannya, dia mengirim serangkaian surat yang menakutkan ke surat kabar San Francisco Chronicle.

Beberapa catatan ada dalam kode, termasuk surat yang sangat kompleks dengan 340 karakter yang kemudian dikenal sebagai 340 sandi. “Saya harap Anda bersenang-senang mencoba menangkap saya,” demikian tulisan sandi itu, yang diretas oleh pemecah kode David Oranchak, Sam Blake, dan Jarl Van Eycke.

Sandi itu juga menuliskan, “Saya tidak takut dengan kamar gas (hukuman mati) karena kamar itu akan mengirim saya ke surga lebih cepat karena saya sekarang memiliki cukup budak untuk bekerja untuk saya.”

Seperti pembunuhan itu sendiri, memecahkan sandi Zodiac telah menjadi fiksasi internasional bagi pengikut kejahatan sejati. Oranchak, diidentifikasi San Francisco Chronicle sebagai perancang web berusia 46 tahun yang tinggal di Virginia, mengatakan dalam video itu bahwa dia berharap sandi itu akan menghasilkan informasi tentang identitas si pembunuh.

“Pesannya tidak menjelaskan banyak. Ini lebih merupakan sampah pencari perhatian yang sama dari Zodiac,” kata Oranchak. ** Baca juga: Pemerintah Thailand Dorong Petani untuk Tanam Ganja Sebagai Penghasil Uang Utama

Kantor FBI di San Francisco mengonfirmasi, kelompok itu telah memecahkan pesan berkode. Polisi mengatakan, penyelidikan atas kasus berusia setengah abad itu sedang berlangsung.

“FBI mengetahui bahwa sandi yang dikaitkan dengan ‘Zodiac Killer’ baru-baru ini dipecahkan oleh warga,” Ungkap FBI dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter.

“Zodiac Killer meneror banyak komunitas di California Utara, dan meskipun beberapa dekade telah berlalu, kami terus mencari keadilan bagi para korban kejahatan brutal ini.”

Tidak ada yang pernah dituntut dalam kasus Zodiac, dan teori berlimpah tentang identitas asli si pembunuh.(ilj/bbs)




Dermawan Asal Polandia Ini Ternyata Pembunuh Berdarah Dingin yang Jual Daging Manusia

Kabar6-Tidak satu pun orang yang menyangka kalau sosok pria bernama Karl Denke ternyata adalah pembunuh berantai berdarah dingin sekaligus seorang kanibal.

Bagaimana tidak, dalam kesehariannya, pria asal Kota Ziebice, Polandia, ini dikenal baik dan dermawan yang sering menolong gelandangan.

Denke lahir pada 1870 dari keluarga yang cukup terpandang. Bersama dengan para sukarelawan gerejanya, Denke secara rutin melakukan aksi sosial merawat para gelandangan dan memberi mereka tempat tinggal serta makanan.

Sayang, kebaikan Denke hanyalah sebuah kedok untuk melancarkan aksi jahatnya. Sebanyak 40 tunawisma dan imigran yang dibantu oleh Denke tidak pernah tampak keluar dari rumah Denke.

Ketika inflasi melanda pasca Perang Dunia I (PD I) pada 1921, Denke menjual rumahnya dan memilih tinggal di toko kecilnya. Ia juga masih menerima imigran serta tunawisma.

Namun siapa sangka, melansir allthatsinteresting, selama itu pula ternyata Denke terus melakukan pembunuhan tanpa pernah diketahui orang-orang di sekitarnya. Para korban yang dibunuh lantas diolah seperti daging sapi, untuk kemudian dijual di toko kecilnya. Denke pun menjual sabuk kulit, tali sepatu kulit, dan suspender yang berasal dari kulit manusia. Namun dia mengaku semuanya berasal dari kulit sapi.

Denke pun menjual setoples acar daging manusia tanpa tulang, yang diklaimnya berasal dari daging babi. Namun, kedok Denke akhirnya mulai terbongkar setelah beragam kejanggalan yang terus menerus terjadi.

Ya, daging serta tulang yang dijual bukanlah dari babi atau sapi, melainkan daging manusia, yang disembunyikan dalam sebuah lemari. Polisi yang memeriksa kasus ini juga menemukan pakaian bernoda darah. ** Baca juga: Ngeri! Jantung Pria Inggris Ini Nyaris ‘Meledak’ Usai Naik Roller Coaster

Dan terbongkarnya kasus ini menjadi alasan Denke melakukan bunuh diri.(ilj/bbs)




Demi Dapat Pujian, Seorang Dokter Racuni Puluhan Pasien

Kabar6-Seorang dokter ahli anestesi bernama Frederic Pechier, telah ditahan atas dugaan meracuni lebih dari 50 pasien. Pechier ditahan terkait 42 kasus efek samping serius, termasuk 20 kematian yang terjadi selama 17 tahun ia bekerja di klinik dan rumah sakit di Besancon, Prancis timur.

Jaksa mengatakan bahwa Pechier sengaja mencampur kantong anestesi yang digunakan oleh rekan-rekannya untuk kemudian masuk pada menit-menit terakhir dan menyelamatkan para pasien. Bukan tanpa alasan, melansir Dailymail, aksinya itu dilakukan semata-mata hanya demi mendapatkan penghormatan serta pujian dari rekan-rekannya, dan rasa kagum dari korban. Rencana jahat itu tampaknya berhasil, rekan-rekan Pechier dilaporkan menganggap pria tadi sebagai ahli anestesi brilian.

“Jika kasus keracunan ini terbukti, dia akan menjadi salah satu pembunuh berantai terbesar dalam sejarah Prancis,” kata Me Berna, pengacara untuk beberapa korban.

Disebutkan, Pechier sudah berada di bawah ‘pengawasan yudisial’ setelah dituntut pada Mei 2017 lalu karena meracuni tujuh pasien lain. Dua di antaranya meninggal pada 2008 dan 2017.

Semua korban dinyatakan sehat sebelum mereka secara misterius menderita serangan jantung, dan para penyelidik kemudian menemukan potasium dengan dosis mematikan dalam darah mereka.

Ruang lingkup penyelidikan kemudian diperluas setelah mayat empat pasien yang meninggal dalam kondisi mencurigakan, digali pada Desember untuk diuji jejak kalium. Para korban meninggal selama operasi di sebuah klinik di mana Pechier bekerja. ** Baca juga: Musim Panas di Meksiko ‘Berselimutkan’ Lapisan Es Tebal yang Rusak Rumah Warga

Pechier sendiri mengaku tidak bersalah, dan pengacaranya mengeluh bahwa larangan hakim untuk praktik telah menempatkannya dalam situasi keuangan yang ‘rumit’.(ilj/bbs)




Museum of Death di New Orleans, Pamerkan Barang-barang yang berhubungan dengan Kejahatan

kabar6.com

Kabar6-Museum yang satu ini memang berbeda. Jika biasanya museum memajang benda-benda bersejarah atau peninggalan kuno yang memiliki nilai tinggi, Museum of Death atau Museum Kematian menyimpan benda-benda mengerikan,  yang berhubungan dengan kejahatan.

Museum ini, melansir nationalgeographic, pertama kali dibuka pada 1955 di San Diego, Califronia, oleh J.D Healy dan Cahthee Shultz. Lalu, ia dipindahkan ke Hollywood Boulevard, Los Angeles.

Nah, 20 kemudian, pihak museum membuka lokasi kedua di New Orleans, yang menyimpan sepertiga koleksi mengerikan dari seluruh dunia.

Dalam museum itu terdapat alat eutanasia bernama Thanatron yang diciptakan oleh dr. Jack Kevorkian. Surat-surat dari pembunuh berantai, yang ditujukan untuk J.D Healy, ditempatkan dalam kotak kaca. Kostum badut milik pembunuh terkenal John Wayne Gacy Jr, digantung di atasnya. Bahkan ada koleksi tulang manusia dan taksidermi hewan.

Meskipun demikian, museum ini tidak bermaksud menciptakan sensasi dari kematian, melainkan untuk tujuan pendidikan.

“Alasan museum didirikan adalah karena kurangnya pendidikan mengenai kematian di masyarakat kita. Itu dianggap tabu. Oleh karena itu, kami ingin mereka mempelajarinya,” kata Scott Healy, saudara laki-laki J.D Healy, yang merupakan kurator koleksi Museum of Death.

“Pengumpulan dimulai dengan menghubungi pembunuh berantai dan bertanya apakah mereka ingin mendonasikan sesuatu, toh mereka tidak bisa menjual barang-barang tersebut dan mendapat keuntungan,” kata Healy.

Pihak museum juga mendatangi lelang polisi. Healy mengatakan, banyak tempat yang menyimpan barang-barang ‘bersejarah’ selama bertahun-tahun, namun tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah mengetahui bahwa museum dapat menggunakannya sebagai sarana edukasi, mereka lalu mendonasikan atau menjual koleksi itu.

Museum of Death sukses mengatasi hal-hal tabu seputar kematian. Museum ini juga menyediakan tempat bagi pecinta kisah kriminal di mana mereka bisa dengan bebas membicarakan pembunuh berantai favorit. ** Baca juga: Seram! Ditemukan 22 Benda Asing dalam Telinga Seorang Pria

Ya, memang museum yang berbeda dari lainnya.(ilj/bbs)