1

Di Swedia Marak Anak-anak Tawarkan Diri Jadi Pembunuh Bayaran

Kabar6-Insiden sejumlah geng kriminal yang merajalela di Swedia baru-baru ini, dengan sedikitnya tiga orang dibunuh dalam 24 jam terakhir, membuat maraknya anak-anak di negara itu yang menghubungi geng kriminal untuk menawarkan jasa sebagai pembunuh bayaran.

Dalam beberapa tahun terakhir, melansir Telegraph, Swedia dilanda banyak konflik berdarah antara geng-geng kriminal yang berebut senjata dan rute perdagangan narkoba. Situasi semakin diperparah dengan meningkatnya pertikaian internal di dalam salah satu geng kriminal terkemuka. Banyak gedung apartemen dan rumah-rumah warga di berbagai wilayah Swedia diguncang ledakan.

Aksi penembakan, yang sebelumnya hanya terjadi di area-area tertinggal, sekarang menjadi peristiwa rutin di tempat-tempat umum di negara kaya yang biasanya tenang itu.

Dalam sebuah pernyataannya, Kepala Kepolisian Swedia Anders Thornberg, mengungkapkan bahwa pihaknya mendapatkan laporan jika semakin banyak anak-anak yang melakukan kontak langsung dengan geng-geng kriminal untuk menawarkan diri menjadi pembunuh bayaran.

“Kita menghadapi situasi di mana anak-anak menghubungi geng-geng kriminal,” ungkap Thornberg. “Para penjahat itu kejam.”

Thornberg menambahkan, geng-geng kriminal juga menghubungi orang-orang, seringkali anak di bawah umur, untuk mengajari mereka menjadi pembunuh bayaran.

“Melengkapi mereka dengan senjata dan memberikan mereka alamat untuk melancarkan serangan,” sebut Thornberg.

Bahkan, beberapa korban juga berusia masih muda. Menurut data lembaga penyiaran publik Swedia SVT, sedikitnya 12 orang tewas akibat penembakan dan ledakan sepanjang September, bulan paling mematikan dalam empat tahun terakhir di Swedia.

Pejabat senior Kepolisian Swedia, Mats Lindstrom, mengatakan bahwa dirinya melihat banyak pesan dari pemuda yang menghubungi geng kriminal untuk menawarkan jasa menjadi pembunuh bayaran.

Pada Agustus tahun ini, terdapat 69 orang berusia di bawah 18 tahun yang ditahan di penjara-penjara Swedia. Angkanya tergolong melonjak tajam jika dibandingkan bulan yang sama sekira dua tahun sebelumnya, di mana ‘hanya’ 14 orang berusia 18 tahun yang ditahan di Swedia.(ilj/bbs)




Bocah 14 Tahun Asal AS Jadi Salah Satu dari Enam Pembunuh Bayaran Kartel Narkoba di Meksiko

Kabar6-Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) bernama Edgar Jimenez (14), yang dikenal sebagai ‘El Ponchis’ (The Cloaked One), ditangkap pihak berwajib karena dicurigai sebagai pembunuh bayaran kartel narkoba di Meksiko.

Jimenez, melansir Dailymail, diyakini telah bekerja sebagai pembunuh bayaran untuk geng narkoba Morelos, yang berbasis di luar Mexico City. Bocah itu ditangkap saat berusaha melarikan diri ke AS, setelah naik pesawat di kota Cuernavaca, bersama dua saudara perempuannya, salah satunya dilaporkan sebagai kekasih bos kartel.

Mereka tampaknya mencoba pergi ke Tijuana di perbatasan AS, untuk kemudian melakukan perjalanan ke San Diego tempat ibu mereka tinggal. Salah satu saudara perempuan Jimenez, berusia 16 tahun, juga diduga terlibat dalam geng kriminal. Namun adik perempuan lainnya tidak dicurigai terlibat kartel.

Saudara kandung itu tinggal di lingkungan miskin Jiutepec, pinggiran kelas pekerja Cuernavaca, yang dikenal sebagai liburan akhir pekan bagi penduduk Mexico City.

Setelah ditahan, Jimenez dan saudara perempuannya diangkut ke kantor jaksa agung Meksiko setempat, di mana bocah itu mengakui perannya dalam pembunuhan mengerikan kepada wartawan yang menunggu.

“Saya berpartisipasi dalam empat eksekusi, tetapi saya melakukannya dengan obat bius dan di bawah ancaman bahwa jika saya tidak melakukannya, mereka akan membunuh saya,” kata Jimenez dengan tenang.

Dalam sebuah pernyataan militer, Jimenez mengaku membunuh sedikitnya tujuh orang saat berada di bawah pengaruh obat-obatan yang disediakan oleh seorang pemimpin kartel. ** Baca juga: Ilmuwan NASA Temukan Tanda-tanda Kehidupan Alien di Jupiter

Jimenez dan saudara perempuannya dicurigai bekerja untuk Kartel Pasifik Selatan yang dijalankan oleh Hector Beltran Leyva yang saudaranya, Arturo, dibunuh oleh Marinir Meksiko tahun lalu.

Leyva dipersalahkan atas meningkatnya kekerasan di wilayah itu tahun ini. Jimenez mengatakan, dia dipekerjakan oleh kartel ketika baru berusia 11 tahun. Jimenez dilaporkan mendapat bayaran sebesar US$3.000 untuk setiap pembunuhan yang dilakukan.

Pihak berwenang mengungkapkan, kejahatan yang dilakukan oleh anak di bawah umur telah meningkat di seluruh Meksiko tahun ini. Pelanggaran mulai dari mencuri hingga pembunuhan sedang meningkat, dengan orangtua mengatakan anak-anak berusia delapan tahun ingin tumbuh menjadi bandar narkoba.

Anak laki-laki muda lainnya telah terdaftar bekerja untuk kartel yang kadang-kadang memposting video interogasi untuk mengekspos kejahatan saingan mereka secara online.

Dalam satu video, seorang pemuda mengaku ikut serta dalam pembunuhan acak.(ilj/bbs)




Wanita Jepang Unggah ‘Lowongan’ di Twitter, Cari Orang yang Bisa Disewa untuk Bunuh Suaminya

Kabar6-Polisi di Tokyo, Jepang, menangkap seorang wanita bernama Miyuki Takita (44), yang diduga telah menyewa tiga orang pria untuk membunuh suaminya.

Hal yang tak biasa, melansir Japantoday, Takita mencari orang yang bersedia membunuh suaminya melalui unggahan di Twitter. Wanita itu sendiri sudah mengakui perbuatannya di hadapan polisi. Menurut Takita yang merupakan pekerja paruh waktu itu nekat membunuh suami karena ingin balas dendam.

Percobaan pembunuhan dilakukan dalam apartemen korban di kawasan Adachi Ward, pada 7 Agustus sekira pukul 02.30 waktu setempat. Tersangka terdiri atas tiga pria, masing-masing berusia 22 tahun dan 19 tahun.

Para tersangka memasuki apartemen dan menikam pria berusia 40-an tahun dengan pisau saat tidur. Takita sengaja tak mengunci pintu agar para pembunuh sewaan dapat masuk dengan leluasa. Dalam aksi itu, korban menderita luka di dada dan membutuhkan waktu sekira satu bulan hingga akhirnya bisa pulih.

Polisi yang menerima laporan pun berhasil menangkap ketiga pelaku. Mereka mengaku, beberapa bulan sebelumnya sempat membaca unggahan di Twitter tentang Takita yamg mencari orang untuk membunuh suaminya dengan imbalan uang.

Korban, dikatakan polisi, memberitahu mereka bahwa istrinya memiliki banyak utang. Keduanya pun sempat adu mulut perihal masalah tersebut. Sementara para tersangka mengaku belum menerima uang baik di muka atau setelah usahanya gagal.(ilj/bbs)




Seorang Pembunuh Bayaran Mafia Dihabisi Saudaranya Sendiri Setelah Mengaku Gay

Kabar6-Seorang pria bernama Andrea Mantella dilaporkan telah membunuh sepupunya sendiri, yaitu seorang pembunuh bayaran mafia bernama Filippo Gangitano, karena menyukai sesama jenis atau gay.

Hal itu dilakukan karena bos mafia Italia menganggap gaya hidup anak buahnya itu sebagai ‘aib’. Mantella, melansir Dailymail, mengatakan kepada pihak berwenang Italia bahwa ia telah mengatur pembunuhan Gangitano pada 2002, setelah mafia mengatakan homoseksualitas sepupunya itu ‘tidak dapat ditoleransi’.

Setelah gagal meyakinkan bos mafia agar mengizinkan Gangitano hanya diusir saja, Mantella lantas membawa sepupunya itu ke sebuah peternakan, di mana dia menembak mati Gangitano, dan menguburnya di sebuah makam yang tidak bertanda.

“Kita tidak bisa memiliki atau memiliki seorang lelaki gay di geng,” kata Mantella mengulang apa yang diberitahu oleh bos dari mafia Ndrangheta. ** Baca juga: Polisi Italia Tangkap Sebuah Sekte yang Praktikkan Pelecehan Seksual Terhadap Anak Selama Lebih dari 30 Tahun

Gangitano sendiri telah tinggal bersama pasangan gay-nya di Kota Vibo Valentia, tetapi para mafia percaya bahwa gaya hidupnya adalah ‘aib’. Mantella saat ini di penjara karena perannya dalam mafia tetapi telah menjadi mata-mata pemerintah dalam operasi anti-kelompok kriminal besar.

Bukti-bukti yang diberikan dikaitkan dengan serangan besar-besaran pemerintah di mana 334 anggota mafia ditangkap dalam penyergapan pada Minggu dini hari, dengan beberapa penangkapan yang juga dilakukan di Jerman, Swiss dan Bulgaria.

Mafia ‘Ndrangheta berbasis di wilayah selatan Calabria, ujung selatan Italia, dan telah dianggap telah melampaui kelompok Cosa Nostra yang lebih terkenal di Sisilia, menjadi kelompok mafia paling kuat di negara itu.

Penyelidik Italia mengatakan, kelompok itu, yang terdiri dari lusinan klan kecil yang semuanya secara nominal mengabdi kepada para pemimpin senior di Calabria, sekarang adalah broker kokain top Eropa.(ilj/bbs)




Demi Sang Putri, Seorang Ibu di AS Pertaruhkan Nyawanya untuk Jadi Target Pembunuh Bayaran

Kabar6-Seorang ibu muda di Louisiana, Amerika Serikat, bernama Brittany Cormier (34) tewas oleh hantaman timah panas yang ditembakkan pembunuh bayaran.

Hal yang mengharukan, ternyata Brittany memang sengaja menggantikan posisi anak perempuannya yang merupakan target pembunuhan sebenarnya. Penyewa pembunuh bayaran tersebut, melansir Buggedspace, adalah saudara laki-laki Brittany bernama Beaux Cormier (35), yang menjadi tersangka pemerkosa putri korban. Penyewa pembunuh bayaran memang ingin membunuh target agar tidak bersaksi di pengadilan.

Brittany ditemukan tewas ditembak di rumahnya di Montegut pada 13 Januari lalu, bersama dengan tetangganya, Hope Nettleton (37). Pejabat Sheriff Terrebonne Parish, Timothy Soignet, mengatakan Nettleton ikut dibunuh karena sedang mengunjungi korban pada saat kejadian.

Para penyelidik dengan cepat memusatkan perhatian pada Beaux Cormier, seorang terpidana pelaku kejahatan seks yang dituduh memerkosa keponakannya. Mereka menuduh Beaux mempekerjakan dua temannya untuk membunuh sang keponakan yang tidak disebutkan namanya itu.

Beaux membantu melakukan pengintaian saat dia bergabung dengan dua pembunuh bayaran dalam misi pertama yang direncanakan, namun kemudian dibatalkan. Tetapi ketika para pembunuh bayaran beraksi lagi pada 13 Januari, Brittany berpura-pura menjadi target mereka, ketika sang anak dan putri tirinya bersembunyi di dalam lemari.

“Brittany Cormier dibunuh karena memberitahu penembak bahwa dia sebenarnya adalah korban pemerkosaan, kemungkinan besar menyelamatkan nyawa korban pemerkosaan yang sebenarnya,” demikan pernyataan Soignet.

Sementara itu, Nettleton ikut ditembak mati saat mencoba melawan para pria bersenjata tersebut. Soignet mengatakan, Beaux dengan cepat menjadi tersangka karena ada ‘kasus pemerkosaan yang cukup solid’ terhadap target pembunuhan ‘yang memberikannya motif’.

Dua tersangka lain yaitu Andrew Eskine (25) dan Dalvin Wilson (22) mengaku dipekerjakan untuk pembunuhan itu. Ketiga tersangka sekarang ditahan dengan jaminan US$2 juta atas dua tuduhan pembunuhan tingkat pertama.

“Hukuman mati sudah pasti di atas meja,” kata Joe Waitz Jr, jaksa setempat. ** Baca juga: Pandemi, Festival Film di Skandinavia Hanya Ditonton Satu Orang

Beaux yang sudah menjadi terpidana pelaku kejahatan seks, masih harus menghadapi dakwaan pemerkosaan tingkat tiga terkait serangan seksual terhadap keponakannya.(ilj/bbs)




Remaja di AS Curi Uang Orangtuanya dan Sewa Pembunuh Bayaran untuk Habisi Mereka

abar6-Entah apa yang ada dalam benak Alyssa Hatcher (17). Remaja perempuan asal Amerika Serikat ini ditangkap polisi setelah mencuri uang milik orangtuanya sejumlah sekira Rp20 juta rupiah.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, melansir thesun, uang curian itu kemudian digunakan sebagai untuk menyewa dua pembunuh bayaran yang akan menghabisi kedua orangtuanya. Hatcher ditangkap polisi atas tuduhan pencurian kartu debit dan percobaan pembunuhan.

Menurut keterangan dari Kantor Sheriff Lake County, Colorado, Amerika Serikat, Hatcher meminta temannya untuk mencarikan seorang pembunuh bayaran. Demi melancarkan rencananya, Hatcher memberi temannya sejumlah uang yang diambil dari rekening orangtuanya sendiri.

Kepada polisi, kekasih Hatcher mengatakan bahwa dirinya sempat melihat Hatcher berada di sebuah tempat yang dikenal sebagai lokasi transaksi narkoba. Ternyata, di tempat itulah Hatcher mengungkapkan rencana untuk membunuh orangtuanya.

Pada hari yang sama, Hatcher sempat mengunggah foto dirinya yang sedang tersenyum di Instagram dengan tulisan ‘Tidak Ada Hati’.

Dari hasil pemeriksaan polisi terungkap bahwa Hatcher telah melakukan dua kali transaksi menggunakan kartu debit orangtuanya. Pertama sekira Rp7 juta dan pada transaksi yang kedua tercatat sekira Rp13 juta.

Hatcher ditangkap oleh Departemen Kepolisian Umatilla karena kasus pencurian kartu debit. Saat dimintai keterangan oleh polisi, remaja itu mengakui bahwa dia memang mencuri kartu kredit dan melakukan transaksi.

Lebih lanjut dikatakan, uang yang diambil pada transaksi pertama digunakan untuk membeli kokain dan membayar seorang pembunuh bayaran. Namun karena pembunuhan tersebut tidak juga dilakukan, Hatcher melakukan transaksi yang kedua untuk membayar pembunuh bayaran lain.

Sementara Sersan Fred Jones dari Kantor Sheriff Lake County mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut untuk mengetahui motif di balik kejadian tersebuti.

Namun menurut informasi yang dia dapatkan dari media sosial, Sersan Jones mengungkapkan bahwa Hatcher memang sudah lama membenci orangtuanya. “Ada orang yang mengatakan di media sosial betapa dia membenci orangtuanya,” terang Sersan Jones.

Saat ini Hatcher telah diamankan di Penjara Lake County, dan selanjutnya akan diserahkan ke Departemen Kehakiman Remaja. ** Baca juga: Konyol, Keramas Pakai Bensin untuk Hilangkan Kutu Rambut Sebabkan Seorang Remaja di Turki Ikut Terbakar

Bisa jadi Hatcher mengalami semacam trauma hingga sangat membenci kedua orangtuanya.(ilj/bbs)




Jadi Runyam, Pembunuh Bayaran Asal Turki Ini Malah Jatuh Cinta pada Targetnya

Kabar6-Bak cerita dalam film-film romantis, kisah seorang pembunuh bayaran di Turki bernama Tanju Dogan (48) yang jatuh cinta kepada targetnya, Ilkay Sivasli (41), ini benar-benar terjadi alias kejadian nyata.

Bagaimana kisahnya? Berawal ketika Sivasli yang berprofesi seorang guru itu bermaksud untuk mengakhiri hidupnya karena dibelit masalah asmara. Karena tidak sanggup menghabisi nyawanya sendiri, melansir mirror.co.uk, wanita itu pun menyewa jasa Dogan sebagai pembunuh bayaran. Namun yang terjadi kemudian Dogan malah jatuh cinta kepada Sivasli.

Selanjutnya Sivasli nekat membeli sepucuk pistol, yang diserahkannya kepada Dogan sembari menuntut pembunuh bayaran itu untuk menyelesaikan kontrak kerjanya. Dogan sendiri tidak tega melihat Sivasli yang begitu putus asa, depresi, dan tampak benar-benar ingin mengakhiri hidupnya.

Pria itu lantas merebahkan Sivasli di tempat tidur, menutupinya dengan bantal, dan menembak wanita tersebut. Namun Sivasli tidak langsung tewas pada saat itu juga.

Dia sempat sadar selama satu jam sebelum pingsan. Dogan pun menelepon ambulans dan meninggalkan Sivasli yang terkapar di ranjang.

Polisi di Adana bergerak cepat dan menangkap Dogan. Dari situlah, Dogan baru mendapati fakta bahwa Sivasli telah meninggal dunia. ** Baca juga: Ngeri, 3 Terpidana Mati Tetap Hidup Meski Kepalanya Sudah Dipenggal

Padahal Dogan mengira, wanita yang dicintainya itu masih bisa diselamatkan, karena ia membunuh Sivasli tanpa benar-benar bermaksud mengakhiri nyawanya.

Nasi telah menjadi bubur.(ilj/bbs)




Rumit, Pembunuh Bayaran di Tiongkok Sewa Pembunuh Bayaran

Kabar6-Sebuah kasus kejahatan yang sangat menggelikan, membuat enam orang pria, termasuk lima pembunuh bayaran, diadili di pengadilan Tiongkok, atas tuduhan merencanakan pembunuhan.

Bagaimana rumitnya kisah ini? Melansir sindonews, berawal saat pembunuh bayaran pertama yang mendapat ‘order’, melimpahkan pekerjaannya kepada pembunuh bayaran kedua. Selanjutnyam pembunuh bayaran kedua melimpahkan juga kepada pembunuh bayaran ketiga, yang kemudian dilimpahkan ke pembunuh bayaran keempat. Pembunuh bayaran keempat juga melimpahkan kepada pembunuh bayaran kelima.

Namun target pembunuhan bernama Wei, ternyata masih dalam kondisi baik-baik saja. Usut punya usut, ternyata pembunuhan itu tak terlaksana setelah pembunuh bayaran kelima memalsukan kematian Wei.

Oleh pengadilan, kelima pembunuh bayaran tadi diganjar hukuman antara dua hingga empat tahun penjara di pengadilan di wilayah Guangxi. Sedangkan pengembang real estate yang memesan pembunuhan itu dihukum lima tahun.

Alur pekerjaan pembunuh bayaran ini cukup rumit. Pengembang real estate bernama Tan Youhui, ingin membunuh Wei yang merupakan rival bisnis, karena menggugatnya terkait perselisihan pengembangan real estate.

Menurut pernyataan Pengadilan Rakyat Menengang Nanning, Tan membayar Xi Guangan sekira US$282.800 untuk pekerjaan itu. Xi kemudian mengambil uang itu, dan menggunakan setengahnya untuk menyewa pembunuh bayaran lain, Mo Tianxiang, agar melakukan pekerjaan tersebut.

Selanjutnya, Xi meminta Tan uang sekira US$141.000 yang akan dibayarkan setelah pekerjaan rampung. Di waktu yang sama, Mo mensubkontrakkan pekerjaan itu kepada pembunuh bayaran lain bernama Yang Kangsheng, dengan bayaran sekira US$38.000 di muka dan menjanjikan sekira US$71.000 ketika pembunuhan selesai.

Pengadilan menambahkan, Mo memberi Yang telepon dengan foto target, catatan dengan nomor pelat kendaraan dan foto cetaknya. ** Baca juga: Selang 30 Cm yang Digunakan Sebagai Alat Bantu Diet Nyangkut di Leher Seorang Gadis

Lalu, Yang menawarkan pekerjaan itu kepada pembunuh bayaran keempat bernama Yang Guangsheng, dengan pembayaran di muka yang sama sekira US$28.000 dan sisanya US$71.000 dibayarkan ketika pekerjaan itu dilakukan.

Nah, pembunuh bayaran keempat menugaskan pembunuh bayaran kelima yang bernama Ling Xiansi, dengan bayaran US$14.000. Namun Ling bukannya menjalankan ‘order pekerjaan’ tersebut, dia menemui target untuk memberi tahu tentang rencana pembunuhan tadi.

Ling dan target akhirnya memalsukan pembunuhan, di mana target seolah-olah tewas dibunuh dengan tangan terikat. Namun, target tersebut pada akhirnya melaporkan calon pembunuhnya kepada polisi.

Pengadilan mengatakan bahwa para terdakwa dengan sengaja ingin merenggut nyawa orang lain. “Tindakan mereka merupakan kejahatan pembunuhan yang disengaja,” kata pengadilan.

Benar-benar rumit.(ilj/bbs)




Seorang Pria India Sewa 4 Pembunuh Bayaran untuk Habisi Dirinya

Kabar6-Ada saja akal licik yang dilakukan seseorang demi mengeruk keuntungan pribadi. Hal itu juga yang dilakukan oleh seorang pengusaha di New Delhi, India, bernama Gaurav Bansal (37).

Demi uang asuransi Rs 1 crore, melansir indianexpress, Gaurav nekat menyewa empat pembunuh bayaran untuk membunuh dirinya. Pembunuh bayaran yang disewa termasuk anak di bawah umur. Polisi setempat mengatakan, Gaurav merencanakan pembunuhan itu agar keluarganya bisa mendapatkan uang klaim asuransi Rs 1 crore untuk menghapus utang. Gaurav tinggal bersama istri dan anak-anaknya di Arya Nagar, daerah IP Extension, New Delhi.

Diketahui, crore adalah satuan sistem angka India dan sebelumnya merupakan sistem angka Persia. Crore masih banyak digunakan di Bangladesh, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka, dan sebelumnya pernah digunakan di Iran. Crore India sama dengan 100 lakh atau 10 juta.

Polisi mengatakan, tubuh Gaurav ditemukan tergantung di sebuah pohon daerah Ranhaula, luar New Delhi, dengan tangan terikat. Istri Gaurav yang bernama Shalu Bansal, telah mengajukan keluhan polisi bahwa suaminya pergi ke toko kelontong milik mereka, tetapi tidak kembali lagi pada 10 Juni.

Menurut Shalu, Gaurav telah mengambil Rs 6 lakh sebagai pinjaman pribadi pada Februari, dan sedang menjalani perawatan karena depresi. Selain itu, ia juga menjadi korban penipuan kartu kredit.

Selama penyelidikan, dikatakan polisi, ditemukan bahwa Gaurav berhubungan dengan anak di bawah umur. Polisi memindai catatan ponselnya dan menyimpulkan bahwa ia telah memberikan kontrak untuk pembunuhannya sendiri kepada anak di bawah umur tersebut.

Pada 9 Juni, Gaurav berada di lokasi pembunuhan tersebut menggunakan beberapa transportasi umum dan mengirim fotonya sendiri kepada tersangka yang masih di bawah umur. Remaja itu dan tersangka lain kemudian mengikat tangannya dan menggantungnya di pohon. Polisi mengklaim, Gaurav telah bertemu dengan tersangka melalui Facebook.

“Selama penyelidikan, remaja itu mengungkapkan bahwa Gaurav telah berhubungan dengannya di media sosial dan telah membayarnya untuk membunuhnya. Mendiang mengatakan, keluarganya akan mendapatkan uang asuransi jika mereka membunuhnya,” demikan kutipan keterangan pejabat polisi setempat, Dr A Koan.

Diduga, Gaurav berteman dengan remaja itu di Facebook sekira 20 hari sebelum pembunuhan. Obrolan dalam Facebook menunjukkan, Gaurav telah mengusulkan rencananya kepada anak di remaja di bawah umur tersebut.

Awalnya, remaja itu menolak, tetapi Gaurav meyakinkannya kemudian dan menjanjikan uang lebih dari Rs 80 ribu. ** Baca juga: Mengerikan! Tiongkok Suntik Puluhan Ribu Warga Sebelum Tes Vaksin COVID-19 Selesai

Polisi sendiri berusaha mencari tahu berapa jumlah uang yang diberikan kepada para tersangka atas pembunuhan tersebut dan berapa pembayaran asuransi.(ilj/bbs)




Ini Mafia Pembunuh Bayaran Terorganisir dengan Omzet Ratusan Miliar

Kabar6-Pembunuh bayaran bukanlah hanya sekadar kisah dalam film-film yang selama ini Anda tonton. Profesi tersebut memang ada di dunia ini. Meski saat ini tidak diketahui secara resmi, melalui situs-situs internet gelap banyak diungkapkan jasa pembunuh bayaran.

Pada masa lalu, seperti dilansir Intisari, bisnis gelap semacam ini adalah sebuah korporasi besar yang melibatkan komplotan mafia kelas kakap berkelas internasional. Mereka adalah Murder Inc, mafia pembunuh bayaran teroganisir yang dipimpin oleh Louis ‘Lepke’ Buchalter. Kisahnya bermula ketika Lepke memulai karier kriminalnya merampok gerobak dorong saat dia masih remaja. Lepke lantas bertemu seorang kriminal lain bernama Jacob ‘Gurrah’ Shapiro ketika mencoba merampok gerobak dorong yang sama, keduanya dengan cepat menjadi tim yang tangguh.

Dengan kekuatan brutal Shapiro, keduanya membentuk bisnis pemerasan, memaksa pemilik gerobak untuk membayar perlindungan. Lepke dan Shapiro kemudian bergabung dengan grup Jacob ‘Little Augie’ Orgen di Lower East Side dan mengalihkan perhatian mereka ke permainan yang lebih besar.

Mereka bekerjasama dan meneror serikat pekerja garmen lokal di New York AS pada 1920, juga berkecimpung dalam bisnis minuman keras, perjudian, hingga mengimpor heroin dan narkotika ke beberapa negara.

Hingga akhirnya Lepke mengumpulkan orang-orangnya sendiri dan mendirikan Murder Inc yang lebih terfokus pada bisnis pembunuh bayaran. Lepke mengumpulkan tim pembunuh bayaran besar untuk menegakkan kontrolnya atas bisnis gelap ini.

Tim ini disebut telah memiliki anggota sebanyak 250 orang pembunuh. Lepke juga mulai mengoordinasikan operasi dengan raja kejahatan besar lainnya di seluruh negeri. Dengan beberapa nama terkenal seperti Lucky Luciano, Meyer Lansky dan Dutch Schultz, Lepke hampir mengendalikan kejahatan terorganisir di seluruh negeri.

Pada 1933, Murder Inc diberi wewenang untuk membunuh siapa saja yang disetujui oleh sindikat untuk mendapatkan keuntungan lebih. Pasukannya yang melindunginya dari saingan membuat bisnisnya di atas awan.

Belum lagi hakim dan petugas juga kerap dibayarnya demi keamanan Lepke dan sindikat Murder Inc. Lepke tak pernah gagal meloloskan diri dari jerat hukum. Hingga bisnisnya tumbuh dengan pesat, setidaknya Murder Inc telah mengumpulkan uang sekira Rp748 miliar.
** Baca juga: Wuih, Para Peneliti di Jepang Berencana Lakukan Uji Coba Pengembangan ‘Lift Luar Angkasa’.

Namun karena Lepke adalah penjahat utama Amerika, ia dikhianati oleh anak buahnya sendiri dan dieksekusi pada 1944.(ilj/bbs)