1

Sebelum Membunuh Pamannya, Pria AS Ini Suguhkan Masakan dari Organ Jantung Manusia

Kabar6-Polisi menangkap seorang pria di Oklahoma, Amerika Serikat (AS), bernama Lawrence Paul Anderson (42), atas tuduhan serangkaian pembunuhan. Ada tiga orang yang menjadi korban Anderson.

Berawal ketika Anderson, melansir Newshub, menikam tetangganya hingga tewas, lalu mengeluarkan organ dalam tubuh korban. Anderson lantas membawa jantung korban ke rumah pamannya untuk dimasak serta dicampur dengan kentang, dan disajikan untuk sang paman dan istrinya.

Menurut laporan penyelidik polisi kepada Pengadilan Grady County di Chickasha, Anderson kemudian membunuh paman dan cucunya yang berusia empat tahun di rumah tersebut, termasuk melukai istri pamannya dalam sebuah pesta. ** Baca juga: Seekor Ayam Jago di India Dibawa ke Kantor Polisi Karena Tak Sengaja Membunuh Pemiliknya

“Dia memasak jantung dengan kentang untuk memberi makan keluarganya guna melepaskan setan,” demikian tulis seorang agen dalam surat perintah penggeledahan yang diajukan di pengadilan.

Mengerikan!(ilj/bbs)




4 Pembunuhan Berantai yang Disebut Paling Sadis di Abad ke-19

Kabar6-Banyak kasus pembunuhan berantai di beberapa bagian dunia ini yang berhasil diungkap, sementara lainnya masih menjadi misteri atau belum berhasil dipecahkan.

Nah, sekira abad ke-19, ada beberapa peristiwa pembunuhan berantai sadis sekaligus kejam yang sangat menghebohkan. Melansir beberapa sumber, berikut empat kasus pembunuhan berantai pada abad ke-19 yang disebut paling sadis:

1. Wild Bill Longley
Wild Bill Longley adalah seorang pria yang lahir di Texas pada 1851. Ia dikenal sebagai pembunuh berantai yang lihai dan licik. Selama hidupnya, Longley telah membantai sebanyak 32 orang, kebanyakan adalah orang-orang berkulit hitam.

Keresahan warga atas sikap Longley akhirnya ditindaklanjuti oleh pemerintah. Longley akhirnya ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Ia pun mendapat hukuman mati dengan cara digantung.

2. The Bloody Benders
The Bloody Benders adalah sebutan untuk keluarga pembunuh yang terdiri atas empat anggota keluarga, yakni John dan Elvira Banders beserta kedua anak mereka, John Jr. dan Kate.

Pada awal 1870-an, mereka menebar kengerian kepada penduduk Kansas. Keluarga ini tidak segan menculik dan membunuh siapa saja yang mampir ke rumah mereka. Setidaknya, keluarga tersebut bertanggung jawab atas 11 pembunuhan yang diketahui dan mungkin lebih dari itu.

Para peneliti menemukan delapan mayat yang dimakamkan di belakang rumah mereka. Tiga mayat lainnya ditemukan di sekitar rumah keluarga Banders. Sejak saat itu, keluarga pembunuh Banders tidak pernah terlihat lagi dan tidak diketahui keberadaannya.

3. Amelia Dyer
Amelia Dyer adalah seorang petani asal Inggris, yang diyakini bertanggung jawab atas kematian lebih dari 400 bayi. Dan kejahatannya itu telah dilakukan selama 30 tahun tanpa diketahui oleh pihak kepolisian.

Awal mula kejahatan yang dilakukannya adalah ketika Dyer memasang sebuah iklan yang menyatakan, ia telah menikah namun belum dikarunia anak. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang mau menitipkan anak-anak mereka bisa menghubungi dirinya.

Namun bukannya diberi kasih sayang, Dyer malah mencekik hingga mati bayi-bayi yang dititipkan padanya. Bahkan ada pula yang diracuni dengan opium. Ketika bayi-bayi itu telah tewas, Dyer pun membuang mayatnya di mana pun ia mau.

Dyer dijatuhi hukuman mati pada pada usia 60 tahun. Itu menjadikannya sebagai wanita tertua yang pernah dieksekusi mati sejak 1843. ** Baca juga: Dorong Angka Kelahiran, Jepang Bantu Warganya Cari Jodoh dengan Bantuan Teknologi AI

4. Jane Toppan
Jane Toppan berprofesi sebagai seorang perawat di salah satu rumah sakit di Boston. Sebagai seorang perawat, Toppan bukannya mengobati, tetapi malah menyakiti dan bahkan membunuh para pasien.

Toppan dikenal dengan sebutan ‘The Angel of Mercy’ karena profesinya di bidang kesehatan yang justru menjadi malaikat pencabut nyawa bagi para pasiennya.

Setelah berhasil ditangkap, Toppan mengaku telah membunuh sebanyak 31 pasien. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, ternyata korbannya antara 70-100 orang.

Karena dianggap memiliki gangguan kejiwaan, Toppan akhirnya diasingkan di rumah sakit jiwa milik negara selama 40 tahun hingga ajal menjemputnya.

Mengerikan.(ilj/bbs)




Sadis! 3 Pikopat di Bawah Umur yang Jadi Pelaku Pembunuhan Berantai

Kabar6-Ada banyak hal yang menjadi penyebab atau latar belakang orang melakukan tindakan keji pembunuhan. Kebanyakan pelaku pembunuhan adalah orang dewasa, baik itu pria maupun wanita.

Namun apa jadinya jika aksi pembunuhan dilakukan oleh seseorang yang masih berusia di bawah umur? Melansir keepome, ini adalah tiga psikopat di bawah umur yang menjadi pelaku peristiwa pembunuhan berantai:

1. David Brom
Psikopat berusia 16 tahun ini membantai seluruh anggota keluarganya. Perisitwa mengerikan itu terkuak pada 3 Oktober 1971, ketika pihak kepolisian menemukan mayat keluarga Brom, antara lain Bernard (43), Paulette (42), Diane (13), dan Richard (11). Namun, tubuh Brom (16) tidak ditemukan.

Polisi pun langsung melakukan investigasi dengan mendatangi sekolah Brom. Di sekolah ternyata beredar rumor bahwa Brom-lah yang membunuh seluruh anggota keluarganya. Dugaan itu diperkuat oleh pernyataan seorang teman perempuan Brom.

Dikatakan, pagi hari pada 3 Oktober 1971, Brom mengajaknya untuk bolos sekolah. Setelah itu, Brom pun menceritakan peristiwa pembantaian yang dilakukannya.

Menurut cerita sang gadis, pada 2 Oktober 1971 di malam hari pukul 23.30, Brom bertengkar hebat dengan ayahnya. Setelah itu, Brom terjaga hingga pukul 03.00. Ia bergegas menuju ruangan bawah tanah untuk mengambil kapak dan membunuh sang ayah, disusul anggota keluarga lainnya.

Brom berhasil ditangkap pada 19 Februari 1988 atau 17 tahun setelah peristiwa pembantaian. Pada 16 Oktober 1989, ia pun dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

2. Jesse Pomeroy
Pomeroy yang lahir pada 1859 disebut sebagai pembunuh berantai termuda dalam sejarah Massachusetts, Amerika Serikat. Ia membunuh sekira sembilan orang di usia yang belum menginjak 12 tahun.

Semua korbannya adalah anak-anak yang lebih muda darinya. Hal itu terkuak berkat adanya laporan beberapa serangan terhadap anak kecil pada 1871 hingga 1872. Kondisi para korban nyaris sama, yakni mendapatkan luka memar dan beberapa di antaranya juga luka sayatan.

Ibunda Pomeroy yang bernama Ruth, lantas membawa bocah itu dan kakaknya, Charles, pindah ke luar kota. Di tempat barunya, yakni South Boston, ternyata ulah Pomeroy masih berlanjut. Kali ini, pihak kepolisian berhasil mendapatkan barang bukti, dan Pomeroy pun mendekam di dalam penjara anak-anak Massachusetts.

Pada Februari 1974 atau saat Pomeroy berusia 14 tahun, ia pun bebas dari penjara. Namun setelahnya, polisi mendapatkan laporan tentang orang hilang bernama Katie Curran (10).

Sekira sebulan kemudian yaitu pada 22 April 1874, ditemukan sesosok mayat seorang bocah bernama Horace Millen dengan kondisi tubuh yang sudah termutilasi.

Pihak kepolisian menemukan mayat Katie di ruangan bawah tanah tempat ibu Pomeroy membuka jasa penjahitan. Pomeroy pun kembali ditangkap, dan kali ini dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

3. Craig Chandler Price
Craig Chandler Price yang berasal dari Warwick, Rhode Island, Amerika Serikat, diketahui telah membunuh empat orang tetangganya. Pembunuhan tersebut dilakukannya pada saat berusia 13 dan 15 tahun.

Kasus yang pertama terjadi pada 27 Juli 1897. Saat malam hari, Price membobol rumah tetangganya yang hanya berjarak dua rumah dari rumahnya. Saat berada di rumah tetangganya tersebut, Price mengambil pisau yang ada di dapur dan menghabisi nyawa seorang wanita bernama Rebeca Spincer, dengan menikamnya sebanyak 58 kali.

Kasus yang kedua terjadi pada 1 September 1989. Price diketahui membunuh tiga orang tetangganya, yakni Joan Heaton serta dua orang putrinya yang bernama Jennifer dan Melissa.

Pada saat itu, Price ditengarai tengah dalam kondisi mabuk berat akibat menghisap ganja. Ia pun kemudian menikam Joan sebanyak 57 kali, Jennifer sebanyak 62 kali, dan Melissa sebanyak 30 kali serta memukul kepalanya hingga pecah.

Setelah ditangkap, Price mengakui perbuatannya tersebut, namun tidak merasa menyesal. Motif pembunuhan yang dilakukan Price diduga kuat karena rasisme yang saat itu masih kental terasa. ** Baca juga: Belanda Punya Sekolah Khusus untuk Jadi PSK Profesional

Mengerikan.(ilj/bbs)