1

Dibanding Gula Biasa, Brown Sugar Lebih Sehat?

Kabar6-Gula menjadi bahan makanan dan minuman yang tidak lepas dari pemakaian sehari-hari. Bahkan, gula digunakan untuk tambahan beberapa menu makanan atau minuman agar rasanya makin lezat.

Selain gula pasir, kini gula sudah banyak diganti oleh pemanis buatan atau gula alternatif seperti brown sugar yang ada pada boba, atau bahan alami seperti madu yang belakangan ini cukup populer.

Lantas manakah yang lebih sehat, gula biasa atau brown sugar? Melansir DetikHealth, mengonsumsi gula sebenarnya tidak masalah asalkan sesuai dengan takarannya. Satu sendok teh gula pasir masih dibolehkan, tidak harus sweetener (pemanis buatan). Apabila untuk memasak, gula jadi bumbu boleh dikonsumsi, kecap manis pada semur juga tidak apa-apa, asalkan jangan diminum.

Disebutkan, semua makanan termasuk pemanis buatan aman dikonsumsi para pengidap diabetes. ** Baca juga: Benarkah Kecanduan Belanja Online Termasuk Gangguan Mental?

Tinggal bagaimana bisa mengatur jumlah, jadwal makan dan penggunaan bahan makanan tersebut sebagai pengganti pemanis.(ilj/bbs)




Jangan Salah, Minum Jus Tiap Hari Belum Tentu Menyehatkan

Kabar6-Salah satu pola makan sehat yang dianjurkan adalah minum jus buah atau sayuran yang memiliki kandungan nutrisi sehat seperti serat, vitamin, mineral, dan antioksidan.

Namun pakar kesehatan menyebutkan, minum jus setiap hari ternyata belum tentu bisa membuat kita lebih sehat. Mengapa demikian? Tidak hanya jus yang dijajakan di pinggir jalan atau yang sudah dijual dalam bentuk jus kemasan, terkadang jus yang dibuat sendiri juga memiliki kandungan gula tinggi.

Masalahnya, kita tidak begitu mempermasalahkannya karena sudah telanjur menganggap jus sebagai minuman yang sehat.

Padahal, melansir doktersehat, ada sebagian jus yang memiliki kandungan kalori atau gula hampir sama dengan minuman bersoda. Memang, dalam buah terdapat kandungan gula alami. Keberadaan gula alami inilah yang membuat rasa buah menjadi manis. Namun saat kita makan buah yang tidak dijus, terdapat kandungan ‘serat tidak rusak’ yang bisa membuat pencernaan tidak mudah menyerap kandungan gula di dalam buah.

Inilah yang kemudian membuat tubuh tidak akan mengalami peningkatan kadar gula darah dengan berlebihan. Hal yang berbeda terjadi jika kita minum jus. Tanpa diberi tambahan gula pun, jus ini sebenarnya sudah manis.

Ditambah dengan struktur serat yang sudah rusak akibat proses pengejusan, maka gula alami yang biasa disebut sebagai fruktosa ini sangat mudah untuk diserap oleh tubuh dan berpotensi membuat kadar gula darah naik.

Jika jus ini masih diberi tambahan gula pasir atau bahkan susu kental manis, lonjakan kadar gula darah bahkan bisa berlangsung lebih parah dan bisa membahayakan kesehatan.

Tak hanya meningkatkan risiko terkena diabetes, tingginya kadar gula darah ini bisa membuat jumlah lemak di dalam tubuh semakin meningkat. Hal ini tentu bisa membuat berat badan naik dengan cepat.

Jus buah yang diberi tambahan gula atau susu kental manis memiliki kandungan kalori yang tinggi. Namun kita seperti tidak mudah merasakan kenyang. Akibatnya, kita bisa mengonsumsi jus dalam jumlah yang lebih banyak, tertarik untuk makan besar atau ngemil lagi. Hal ini tentu akan membuat asupan kalori menjadi berlebihan dan berimbas pada berat badan yang semakin meningkat.

Karena itulah, apabila kita sedang menjalani program diet, pastikan untuk lebih cermat dalam memilih jus yang dikonsumsi. Pastikan bahwa jus yang dikonsumsi tidak memiliki tambahan gula sehingga bisa membantu keberhasilan program penurunan berat badan.

Sebenarnya, asalkan tidak diberi tambahan gula atau pemanis lainnya, jus buah bisa memberikan manfaat kesehatan. Namun pakar kesehatan tetap menyarankan kita untuk makan buah utuh demi mendapatkan asupan serat dan antioksidan dalam jumlah yang lebih baik. ** Baca juga: 5 Fakta Menarik Tentang Tubuh

Jika kita memang ingin mengonsumsi jus, akan jauh lebih baik jika membuatnya sendiri, karena bisa dipastikan bebas dari gula. Namun bila Anda ingin menambahkan cita rasa pada jus, sebaiknya menambahkan bahan-bahan alami yang lebih sehat seperti madu, daun mint, atau kayu manis karena lebih aman bagi kesehatan.(ilj/bbs)




Fakta Berbeda Sejumlah Makanan yang Sering Disebut ‘Berbahaya’

Kabar6-Ada banyak jenis makanan yang dituding membahayakan tubuh seperti MSG, gluten, dan lain sebagainya. Padahal, berbagai makanan yang dicap bahaya tersebut tidak sepenuhnya buruk, lho. Mengapa demikan? Melansir Esquire, berikut penjelasannya:

1. MSG tidak memicu sakit kepala
Banyak orang beranggapan, mengonsumsi monosodium glutamat (MSG) berlebih dapat sebabkan sakit kepala, nyeri dada, hingga penyempitan pembuluh darah. MSG pertama kali diciptakan oleh ilmuwan Jepang dekade 60-an dari ekstraksi rumput laut.

Dalam studi ilmiah berjudul ‘Food and Chemical Toxicology’ yang dimuat di jurnal Science Direct, tidak menemukan pengaruh buruk dalam penggunaan MSG, kecuali peningkatan nafsu makan yang memicu kegemukan.

2. Pemanis buatan tidak memicu kanker
Belakangan, banyak produk makanan mengklaim telah beralih dari penggunaan pemanis buatan ke pemanis alami. Ini memang terkesan ‘lebih sehat’, namun masalahnya ternyata bukan tentang pemanis, melainkan seberapa besar konsumsi pemanis.

Bahkan secara ilmiah pun, belum pernah ditemukan data empiris mengenai pemanis buatan picu serangan kanker, kecuali tentang isu besaran konsumsi pemanis, itu pun tidak membedakan antara yang buatan dan asli.

3. Karbohidrat tidak selalu buruk
Semakin banyak orang yang ‘ketakutan’ mengonsumsi karbohidrat karena dinilai picu kegemukan. Padahal, ada beberapa karbohidrat yang sangat kaya akan manfaat sehat, seperti kacang legum, whole grain, serta buah dan sayuran (secara teknis, sayuran mengandung karbohidrat). Intinya, tentang komposisi yang seimbang antara seluruh nutrisi harian.

4. Tidak semua ikan laut mengandung merkuri
Ada sebuah isu yang membuat resah khalayak dalam beberapa waktu terakhir, yakni mengenai tudingan kandungan merkuri pada produk tangkapan laut. Ditambah dengan pembuktian dari berbagai studi ilmiah, khalayak pun mulai berpikir ulang ketika hendak menyantap makanan laut.

Ancaman merkuri sejatinya memang ada, terutama di ikan-ikan berdaging gelap, seperti tuna dan tongkol, namun skalanya tidak bisa dibilang besar. Ada baiknya membuat variasi santap di makanan laut lain yang lebih sehat, seperti ikan salmon, ikan kembung, dan lain sebagaiya.

5. Gluten aman dikonsumsi
Gluten merupakan bentuk protein yang ditemukan pada gandum dan beberapa tanaman padi-padian lagi. Namun belakangan, semakin banyak orang menghindari gluten karena khawatir terhadap risiko peradangan, masalah kesehatan kulit, dan bahkan kerusakan otak.

Faktanya, gluten harus diwaspadai oleh penderita penyakit celiac yang hanya berjumlah satu persen dari total populasi dunia, sedangkan sisanya bebas mengonsumsi. ** Baca juga: Jangan Dikonsumsi Berlebihan, Jenis Camilan Ini Ternyata Mengandung Banyak Kalori

Semoga bermanfaat.(ilj/bbs)




Hindari Minuman yang Gunakan Pemanis Agar Ginjal Sehat

Kabar6-Meskipun memberikan rasa segar, mengonsumsi minuman yang menggunakan pemanis tidak disarankan terlalu sering, karena jenis minuman seperti ini, baik sari buah, soda, dan sirup dapat menambah risiko penyakit ginjal kronis.

Sebuah studi yang dilakukan di Mississippi, melansir sciencedaily, menunjukkan dampak negatif minuman berpemanis untuk kesehatan ginjal. Temuan ini dipublikasikan di Clinical Journal of American Society of Nephrology (CJASN). Dr Casey Rebholz, dari Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, beserta rekan-rekannya mengadakan studi terhadap 3.003 orang Afrika-Amerika dengan fungsi ginjal normal yang terdaftar dalam Jackson Heart Study. Para peneliti menilai asupan minuman pada 2009, lalu diulang dengan peserta yang sama pada 2009.

Hasilnya, 185 orang atau 6 persen mengalami penyakit ginjal kronis. “Ada kekurangan informasi tentang dampak kesehatan dari minuman yang tersedia di pemasok makanan dan minuman,” terang Casey. ** Baca juga: Benarkah Serangga Kandung Protein Tinggi?

Holly Kramer dan David Shoham dari Loyola University Chicago, dalam pengantarnya mencatat bahwa temuan ini memiliki implikasi kesehatan masyarakat yang kuat. “Sementara beberapa kota terpilih di Amerika Serikat telah berhasil mengurangi konsumsi minuman berpemanis melalui perpajakan,” kata mereka.

Yuk, mulai menjalankan pola hidup teratur dengan mengurangi asupan minuman berpemanis agar ginjal selalu sehat.(ilj/bbs)




Demi Kesehatan, Hindari 7 Bahan Makanan yang Sering Digunakan dalam Keseharian

Kabar6-Monosodium Glumate (MSG) adalah bumbu masakan yang dapat digunakan dalam aneka makanan baik di warung, kantin, bahkan restoran. Menggunakan MSG dalam masakan dalam jumlah berlebihan, dapat mengakibatkan banyak masalah kesehatan seperti kerusakan otak, peradangan hati, ketidakmampuan belajar, obesitas, sakit kepala, mual, asma, perubahan denyut jantung, dan berbagai penyakit lainnya.

Ternyata selain MSG, seperti dikutip dari Dreamers, terdapat beberapa bahan dalam makanan olahan yang sebaiknya dihindari karena tidak baik untuk kesehatan tubuh:

1. Pewarna buatan
Pewarna buatan yang digunakan pada makanan memang dapat membuat makanan terlihat lebih menarik. Namun efek dari pewarna buatan ini sangat beragam, mulai dari alergi, asma, sakit kepala, sampai kanker. Pewarna buatan ini banyak ditemui dalam produk permen, minuman, sereal, sampai obat-obatan.

2. Pengawet buatan
Ada berbagai jenis pengawet dan mencegah pembusukan dan keracunan makanan serta mencegah pertumbuhan jamur. Meski tujuannya adalah untuk menjaga makanan agar bertahan lama dengan cara menghambat bakteri, bahan pengawet ini bisa sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Beberapa masalah yang dapat disebabkan oleh pengawet buatan adalah alergi, perubahan hormon, kerusakan hati, dan lainnya.

3. Perasa buatan
Ada banyak bahan perasa buatan yang diciptakan menyerupai rasa aslinya yang terbuat dari bahan kimia. Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat paparan bahan kimia ini antara lain kanker, alergi, sakit kepala, asma, dan banyak lagi.

4. Sirup jagung
Merupakan alternatif yang lebih murah jika dibandingkan jenis gula lainnya dan banyak ditemukan di roti, sereal, yoghurt, dan minuman ringan. Sirup jagung dapat menyebabkan obesitas, diabetes, dan masalah hati.

5. Pemanis buatan
Meski memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dari gula, pemanis buatan dapat berdampak negatif pada metabolisme dan menyebabkan obesitas, iritasi usus, kerusakan otak, kanker, sakit kepala, pusing, dan halusinasi.

6. Lemak trans
Lemak trans dibuat dari minyak sayur yang dibekukan dengan proses yang disebut hidrogenasi. Mengonsumsi banyak lemak trans dapat menyebabkan kanker prostat pada pria.

7. Gandum olahan
Gamdum olahan dibuat dengan memproses gandum alami. Saat diproses, gandum alami akan kehilangan kulit dan benih termasuk serat, vitamin, dan mineral. Gandum olahan ini mudah dicerna namun meningkatkan gula darah dan tingkat insulin. ** Baca juga: Berenang Miliki 4 Manfaat Selain Bantu Perbaiki Postur Tubuh

Yuk minimalisir pemakaian ketujuh jenis bahan dalam makanan olahan agar tubuh tetap sehat.(ilj/bbs)




Waspadai Makanan Sehari-hari yang Miliki Kadar Gula Tinggi

Kabar6-Berdasarkan berbagai penelitian disebutkan, kadar gula tinggi dapat meningkatkan faktor risiko terkena penyakit mulai dari obesitas, kencing manis hingga kanker.

Sayangnya sejak kecil kita sudah terbiasa mengonsumsi gula, sehingga sulit untuk dipisahkan. Selain itu, banyak produsen makanan dan minuman menjual produk berkadar gula tinggi. Dilansir Readersdigest, berikut adalah jenis makanan yang mempunyai kadar gula tinggi:

1. Gula pasir, cair, maupun pemanis lain
Gula pasir atau gula cair sudah tentu merupakan makanan manis. Namun jangan hanya memperhatikan gula biasa saja. Pemanis buatan pun juga mengandung gula yang tinggi seperti brown sugar memiliki kandungan 97 persen gula. Madu memiliki kandungan gula sebanyak 82 persen, sirup sebesar 75 persen. Jika harus memilih pemanis alami, maka pilihlah gula tebu yang memiliki 55 persen kadar gula.

2. Minuman sachet & minuman soda
Minuman sachet biasanya mengandung kadar gula tinggi yang bahkan bisa mencapai 94 persen. Minuman bersoda biasanya mengandung sekira 38 gram gula dalam setiap 0,3 liter.

3. Permen & nougat
Nougat mengandung gula sekira 83 persen. Permen buah bisa memiliki kadar hingga 81 persen, sementara permen karet dan permen keras memiliki kadar gula sekira 63 persen.

4. Kue, biskuit, & pie
Gula adalah bahan baku penting dalam pembuatan kue. Di antara makanan sejenis, macaroon mengandung 71 persen gula, yang membuatnya salah satu makanan dengan kadar gula tertinggi di kelasnya. Rata-rata kue memiliki kadar gula hingga 63 persen.

5. Es krim & milk shakes
Es krim makanan enak ini juga mengandung banyak gula, yaitu sekira 26 persen, di mana dalam setengah scoop es krim terkandung 14 gram gula di dalamnya. Sementara, milk shakes mengandung 23 persen gula, di mana dalam setiap 0,5 liter milkshake terkandung 84 gram gula. ** Baca juga: Tepat Memilih Buah untuk Turunkan Kadar Gula Darah

Selain makanan yang telah disebutkan diatas sebenarnya masih ada banyak makanan lain yang mengandung gula oleh karena itu usahakan untuk selalu cek label kemasan untuk mengetahui kandungan gula didalam minuman atau makanan yang Anda konsumsi. Ingat semakin banyak makanan yang mengandung gula yang Anda makan maka kadar gula dalam tubuh pun akan semakin meningkat.(ilj/bbs)




Waduh, Minuman Ini Ternyata Bikin Anda Makin Gemuk

Kabar6-Gagal diet atau tidak juga berhasil menurunkan berat badan tidak semata-mata karena ‘kesalahan’ makanan, lho. Terkadang Anda tidak menyadari bahwa minuman yang dikonsumsi pun memiliki andil membuat Anda makin gemuk. Bagaimana bisa? Dilansir Beautynesia, berikut adalah enam minuman yang ternyata bisa bikin berat badan melambung:

1. Cokelat
Di balik rasanya yang manis, cokelat juga mengandung nutrisi yang dapat menghangatkan tubuh dan membuat suasana hati menjadi nyaman. Sayangnya, segelas cokelat baik panas maupun dingin, dapat memicu kegemukan lebih cepa, lho. Sebagai perbandingan, di dalam satu ons cokelat mengandung 155 kalori, 10 gram lemak dan lima gram lemak jenuh yang pastinya dapat mengacaukan diet.

2. Susu tinggi lemak
Susu tinggi lemak bukan sahabat yang baik bagi Anda yang sedang menjalani program diet, karena dapat menyebabkan penumpukan lemak pada beberapa bagian tubuh, seperti perut dan dada. Jenis susu ini mempunyai kandungan gula dan lemak tinggi, yang dapat membuat Anda bertambah gemuk lebih cepat. Untuk diet, sebaiknya menggunakan susu kacang atau susu rendah lemak.

3. Jus & smothies
Jus dan smothies memang baik karena menggunakan bahan buah-buahan atau sayuran segar yang dapat dicampur dengan susu atau yoghurt. Namun dalam kenyataannya, seringkali yang dijual di pasaran tidak selalu terbuat dari buah-buahan atau sayuran alami.

Ada zat perasa dan pemanis buatan agar mempunyai masa kedaluwarsa lebih panjang. Dua bahan berbahaya inilah yang dapat memicu kegemukan dan menggagalkan diet.

4. Alkohol
Jika ingin mempunyai tubuh ideal, bersiaplah meninggalkan minuman beralkohol. Asupan kalori dari alkohol premium mencapai hampir 10 persen. Mengonsumsi segelas wine yang mengandng 178 kalori sama halnya kamu menguyah dua batang biskuit cokelat. Kalori yang tinggi akan memicu Anda untuk mempunyai berat badan yang berlebih.

5. Minuman bersoda
Soda yang bersifat tajam, panas, dan menghambat penyerapan nutrisi di dalam tubuh ini akan cenderung meningkatkan kadar gula di dalam darah. Asam fosfat yang terkandung di dalamnya akan membuat tubuh menjadi tempat penimbunan lemak.

Minuman soda juga membuat Anda ketagihan karena menggunakan pemanis buatan yang dihubungkan dengan penurunan hormon leptin, di mana hormon ini adalah hormon yang dapat mengatur nafsu makan.

Pemanis buatan inilah yang memicu hormon leptin agar menjadi semakin lapar dan tidak puas dengan makanan yang dikonsumsi. Akibatnya, selain ketagihan minuman bersoda, Anda juga akan makan dengan porsi yang lebih banyak.

6. Minuman berenergi
Kebanyakan minuman berenergi adalah bom kalori bagi tubuh. Biasanya minuman berenergi mengandung air, gula dan kafein. Ada juga variasi lain seperti vitamin (dalam jumlah yang sedikit), zat pewarna, dan zat perasa.

Pemanis, zat warna dan zat perasa buatan tidak benar-benar dibutuhkan oleh tubuh. Justru selain berbahaya bagi kesehatan, kandungan ini dapat menyebabkan penumpukan lemak dan penyumbatan pada darah, yang menyebabkan kegemukan. ** Baca juga: Tinggalkan 3 Kebiasaan Buruk yang Pengaruhi Kesehatan Tulang

Jadi lebih berhati-hati memilih jenis minuman ya.(ilj/bbs)