1

Hamburkan Uang Negera, Pasar Agro di Pandeglang Terlantar

Kabar6.com

Kabar6 – Dinilai hamburkan uang negara karena sejak direnovasi pada 2019 dengan menelan anggaran Rp 530.994.088, Pasar Agro di Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang belum difungsikan bahkan kini kondisinya terlantar.

Pasar yang sudah dibangun belasan tahun itu kini terlihat kumuh dan tidak dirawat serta tidak digunakan. Pasar yang berada di jalan raya Labuan-Pandeglang itu memiliki sejumlah ruko dan lapak-lapak untuk jualan.

Namun karena tidak dirawat dan terlantar, banyak ditumbuhi rumput liar dan ilalang sehingga pasar terlihat kumuh.

Pandi warga Kecamatan Cikedal mengatakan sangat menyayangkan dengan kondisi pasar itu, padahal kalau dikelola dengan baik bisa ramai dan memberikan tambahan pendapatan daerah. Padahal keberadan pasar tersebut sudah belasan tahun namun sampai sekarang terlantar tak terurus.

“Sebagai warga biasa saya sangat menyayangkan saja bangunan pemerintah tidak dimanfaatkan,” kata Pandi, Kamis (17/11/2022).

Kepala Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal Dedi Rivaldi mengatakan pasar Agro itu milik Pemkab pihaknya juga heran kenapa itu di terlantarkan padahal kalau dikelola dengan bisa menjadi sumber pendapatan daerah. Kalau emang tidak dirawat oleh Kabupaten kenapa tidak dialihkan asetnya ke desa.

**Baca juga: Lagi! Nasib Pilu Lansia di Pandeglang Tak Punya Rumah Gegera Musibah ini

“Kalau emang Kabupaten tidak bisa mengurus pasar Agro kenapa tidak di alihkan saja ke desa atau pihak lain agar sarana tersebut bisa berjalan,” ujarnya.

Diketahui Proyek pembangunan pasar Agropolitan itu dikerjakan oleh Cv Anderpatih, dengan nama pekerjaan jasa kontraksi fisik pembangunan pasar rakyat dengan anggaran Rp 530.994.088 bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2019.




DPRD Pandeglang Sebut Pembangunan Pasar Agro Hanya Hamburkan Anggaran

Kabar6.com

Kabar6-Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pandeglang Agus Supyan menilai pasar Agropolitan yang berlokasi di kampung Kadu Suluh, Desa Karyasari, Kecamatan Cikedal bisa menjadi solusi para petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan juga solusi bagi petani untuk menjual hasil pertanian.

Namun ia menyayangkan, jika pasar tersebut selama ini belum berfungsi dengan konsep awal pasar tersebut. Dengan begitu, Agus meminta Dinas perindustrian perdagangan (Disprindag) dan ESDM untuk memiliki kreativitas.

“Faktanya mungkin sampai saat ini belum seperti dengan tujuan awal. Memang harus ada kreativitas dari pemerintah untuk mendorong pasar Agro yang sebenarnya. Saya kira pasar Agro sangat dibutuhkan petani kita,” ungkap Agus, Kamis (31/10/2019).

Agus tidak mempersoalkan pasar tersebut acap kali dilakukan perbaikan dan penataan sarana prasarana lainnya. Namun jika tidak memiliki efek manfaat karena tidak berfungsi, menurut Agus hal tersebut hanya akan menghamburkan anggaran akibat perencanaan yang tidak matang.

“Kalau tidak ada dampaknya dari tujuan awalnya pasar Agro, saya kira penghamburan (anggaran) Intinya perencanaannya juga tidak baik,” sesal politisi PKS itu.

Terkait pembangunan yang tengah berlangsung di pasar Agro, komisi II akan menanyakan langsung ke Disprindag, karena sejauh ini pasar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, namun tetap ada pembangunan kembali.

“Nanti kita juga akan berdiskusi dengan instansi terkait terkait prospeknya ke depan dan nanti kita akan melakukan kunjungan ke lapangan,”tandasnya.

Pantauan di lapangan, kini pasar tersebut tengah dilakukan penataan mulai taman pasar, pembangunan musola dan kios-kios baru di bagian belakang. Lalu dibagian tengah pasar terdapat lapak-lapak lama, tidak terlihat bekas aktivitas, bahkan dibagian pinggir lapak sudah ditumbuhi rerumputan.

Sedangkan pada kios bagian depan diisi bermacam-macam pedagang, mulai dari warteg, sorum mobil dan bengkel.

Diketahui, proyek pembangunan pasar Agropolitan itu dikerjakan oleh Cv Anderpatih, dengan nama pekerjaan jasa kontraksi fisik pembangunan pasar rakyat dengan anggaran Rp 530.994.088 bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2019.

Sebelumnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pandeglang membantah jika pasar Agro tidak berfungsi, hanya saja ada kesalahan konsep dari awal pembangunan sehingga para pedagang saat ini masih bercampur supaya bisa menarik retribusi daerah.

**Baca juga: Penarikan Retribusi Pasar Menes Diadukan ke DPRD Pandeglang.

“Dulu pasar itu memang tidak sesuai dengan judul, para pedagang campur, nanti (bakal difungsikan lagi) kerja sama dengan dinas pertanian untuk di kembali kan fungsi pasar Agro -nya,” kata salah seorang pejabat Disperindag Jenal, Rabu (23/10/2019).

Pembangunan yang saat ini berlangsung di pasar Agro merupakan bantuan Dana Alokasi khusus (DAK) dari Kementerian Perdagangan dengan pagu Rp 600 juta dan dimenangkan lelang sekitar Rp 500 juta lebih.

“Makanya Kementerian Perdagangan menghabiskan DAK untuk menyelesaikan nawacita (membangun) dua pasar tersebut. Tapi dengan catatan pasar yang menengah,” jelasnya.(Aep)