1

Guru Dilaporkan ke Polres Tangsel soal Kasus Perintah Gugurkan Janin Muridnya

Kabar6-Seorang guru olahraga berinisial GM dilaporkan ke Mapolres Tangerang Selatan (Tangsel). Ia disangkakan atas perintah mengguguri janin dari R, murid yang telah dihamili oleh terlapor.

Susilo (minta namanya disamarkan), paman R mengatakan, kejadian bermula dari kegiatan ekstrakurikuler renang. GM dikenalkan oleh rekannya yang berprofesi sebagai guru sekolah negeri di Kota Tangsel.

“Dari semua pelajar-pelajar yang waktu itu ketemu cuman ponakan saya yang dimintai nomor telepon,” ungkapnya dikutip Sabtu (10/6/2023).

Susilo bilang, GM semakin intens berkomunikasi dengan dalil mengajak korban makan-makan. Pelapor akhirnya berbuat bejat hingga menghamili muridnya.

R menyembunyikan kehamilan hingga jarang masuk sekolah. Keluarganya pun curiga melihat perut remaja 19 tahun itu semakin membesar.

**Baca Juga: Heboh Bunker Narkoba, GRANAT Minta Kampus Perketat Pengawasan

Ia akhirnya mengakui sedang hamil. “Sekarang masih trauma gitu. Kalo malam sering nangis kayak nanggung beban,” ujar Susilo.

Korban bersama keluarga sempat mendatangi kediaman GM di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Namun GM malah meminta RW untuk menggugurkan kandungannya dan memberikan sejumlah uang.

“Korban sempat datang ke sana ditemani saudara sepupunya ke rumah si pelaku untuk meminta pertanggungjawaban. Tapi pas di sana si pelaku malah ngasih uang untuk digugurin aja, dikasih uangnya Rp. 3 juta,” cerita Susilo.

Terpisah, Kasie Humas Polres Tangsel Ipda Galih Dwi Nuryanto membenarkan jika korban sudah membuat laporan pada 7 Juni 2023 kemarin. Kasusnya kini sedang ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim.

“Perkara yang dilaporkan diduga terlapor menyuruh korban untuk menggugurkan kandungannya,” singkatnya.(yud)




Modus Beri Ilmu Kebal, Murid di Serang Dicabuli

Kabar6-Modus mengisi ilmu kebal ke anak muridnya yang berusia 14 tahun, oknum guru silat, SHT (50) malah mencabulinya. Caranya, korban harus mau dimandikan agar memiliki ilmu tidak mempan dibacok.

“SHT berpura-pura akan melakukan ritual ilmu kebal terhadap korban, dengan cara di mandikan dan kemudian pelaku melakukan perbuatan cabul,” jelas Kapolres Serang AKBP Yudha Satria, Rabu (01/03/2023).

Pelaku diyakini telah mendapatkan sanksi moral di masyarakat, atas perbuatan rudapaksanya tersebut. Terlebih, SHT merupakan seorang pendidik peguron persilatan.

Pelaku yang sudah sepuh itu dikenakan pasal 82 ayat 1 Undang-undang (UU) nomor 35 tahun 2014, tentang perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76E.

“Dipidana dengan penjara paling singkat lima tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar,” tegasnya.

**Baca Juga: Buruh Proyek di Curug Ngamuk, Satu Tewas dan Dua Warga Terluka

Korban sendiri sudah dilakukan visum, diantar oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Serang.

Pelaku dan korban merupakan warga Kabupaten Serang, Banten. SHT ditangkap polisi pada Kamis malam, 23 Februari 2023 lalu.

“Tersangka SHT mengakui perbuatannya terhadap korban B,” terangnya.




Murid Bunuh Guru Silat di Serang, Keluarga Minta Keadilan

Kabar6.com

Kabar6 – Keluarga guru silat yang dibunuh muridnya, meminta keadilan ke penegak hukum, agar pelaku diberikan hukuman penjara seumur hidup.

Menurut Odi Sodikin, menantu korban, pelaku terlihat berniat menghabisi nyawa mertuanya, dengan membawa pisau dan mendatangi rumah AS.

“Kalau menurut saya, sebetulnya, walaupun pelaku dihukum mati, orangtua saya tidak akan hidup kembali. Menurut saya alangkah adilnya dihukum seumur hidup. Itu kan udah direncanakan, sengaja datang ke orangtua saya, bukan ketemu di jalan,” kata Odi Sodikin, di Polres Serang Kota, Senin (01/03/2021).

Sedangkan menurut pengakuan pelaku A, dia memang kesehariannya membawa pisau untuk pergi ke hutan, mencari hasil alam dan mengolah kebun. Dia bisa kabur ke Kepulauan Riau, karena pernah bekerja sebagai sopir, sehingga bisa menumpang ke truk atau kendaraan angkutan barang untuk melarikan diri. Pelaku juga mengakui bahwa AS merupakan guru silatnya.

“Belajar silat untuk bela diri. Tiap hari saya bawa pisau, karena setiap hari saya ke hutan,” kata pelaku A, ditempat yang sama, Senin (01/03/2021).

**Baca juga: Sadis! Murid Bunuh Guru Silat di Desa Sukamukti Serang

Pantauan dilokasi, sejumlah tokoh agama dan masyarakat Baros, ikut hadir di Polres Serkot dan menyaksikan pelaku memakai baju tahanan berwarna orange. Pelaku A alias M dikenakan Pasal 340, juncto Pasal 338, juncto 351, ayat 3 KUHP dengan ancaman minimal 25 tahun kurungan penjara atau maksimal penjara seumur hidup.(Dhi)




Sadis! Murid Bunuh Guru Silat di Desa Sukamukti Serang

Kabar6.com

Kabar6 – Tega, seorang murid menghabisi nyawa guru silatnya di Kampung Cipacung, Desa Sidamukti, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, pada 15 Januari 2021 lalu, sekitar pukul 08.00 wib.

Pelaku berinisial A alias M (45), yang ditangkap pada 26 Februari 2021, dalam pelariannya di Sekupang, Kepulauan Riau. Sang murid diduga kuat melakukan pembunuhan berencana.

“Pembunuhan berencana yang dilakukan pelaku A. Pelaku setelah melakukan aksinya melarikan diri ke arah Lampung, selanjutnya pelaku ke Riau, kemudian menyebrang sampai ke Kepulauan Riau,” kata Kasatreskrim Polres Serang Kota (Serkot), AKP Mochammad Nandar, dikantornya, Senin (01/03/2021).

A alias M menusuk guru silatnya, AS (61) dirumahnya. Cerita berawal saat pelaku A melempari rumah korban dengan gelas kopi sembari berteriak akan membakar rumah.

Keluarga dan tetangga korban kemudian mendatangi AS yang sedang mencangkul sawah, tidak jauh dari rumahnya. Korban pun datang dan menanyai maksud pelaku.

Nahas, A memukul kepala AS. Saat korban sempoyongan, kemudian pelaku menusuk bagian ulu hati korban dan mengeluarkan banyak darah.

Pelaku mantan sopir truk, pernah dikira mengalami gangguan jiwa. Polisi juga akan memeriksa psikologisnya.

**Baca juga: Muatan Paket Terbakar di KMP Neomi

“Pisau pelaku bawa, disiapkan dipinggangnya, saat kejadian pelaku mencabut pisau dan menusukkan nya. Dua batang kayu. Murid dan guru dalam ilmu beladiri. Kita masih mendalami, termasuk kita lakukan ahli psikologi juga,” terangnya.(Dhi)




Bupati Zaki Salurkan Bantuan Murid SD dan SMP di Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyalurkan bantuan kepada murid SD dan SMP di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang secara simbolis di Pendopo Bupati Tangerang Jalan Kisamaun Kota Tangerang, Rabu (30/12/2020).

“Bantuan ini untuk siswa dan siswi SD dan SMP berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah yang diberikan Pemerintah Kabupaten Kabupaten Tangerang melalui Bank Jabar Banten,” ujar Zaki dalam sambutannya.

Semoga anggaran ini, harap Zaki, benar-benar bisa dimanfaatkan karena langsung masuk ke rekening masing-masing siswa. “Bantuan ini bisa dimanfaatkan untuk pendidikan mereka di masa pandemi Covid-19, dan saya harap anak-anak kita bisa memanfaatkannya dengan baik,” ungkap Bupati Zaki.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Drs H. Saifulloh MM mengatakan, ini merupakan program unggulan dari Bupati Tangerang untuk memberikan bantuan kepada para siswa-siswi jenjang SD maupun SMP ada di Kabupaten Tangerang.

“Pada 2020 ini dialokasikan sementara untuk anak SD sebanyak 717 dan SMP sebanyak 437 siswa. Program ini akan terus kita lanjutkan karena targetnya 5000 siswa SD dan SMP selama menjabat dari 2019 hingga 2023 dalam rangka membantu pendidikan masyarakat Kabupaten Tangerang bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” kata Saifulloh.

**Baca juga: Polresta Tangerang, Kodim Tigaraksa, dan Pemkab Patroli Besar Tertibkan Atribut FPI

Lanjut Drs H Saifulloh, nantinya uang tersebut cair dalam setiap satu semester atau per enam bulan sekali dengan jumlah bervariatif untuk anak SD 400 ribu rupiah dan untuk SMP 500 ribu rupiah. Diharapkan bantuan tersebut nantinya bisa digunakan sebaik-baiknya oleh para siswa-siswi SD yang ada di Kabupaten Tangerang. (han)




Guru dan Murid Berharap Kegiatan Simulasi UTBK Rutin Digelar

Kabar6.com

Kabar6-Kegiatan Try Out Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) harus lebih diperbanyak lagi.

Hal itu diungkapkan oleh Rani Asriani selaku Guru BK di SMAN 12 Kota Tangsel. “Harus lebih sering dan lebih ada ini nya ya jadi biar lebih terlihat hasilnya, grafiknya juga harus ada juga, lebih sering lah karena ini positif sangat bagus. Karena anak-anak remaja sekarang kebanyakan males banget jadi agar lebih termotivasi jadinya. Sesering mungkin lah, karena kan kita udah mau menghadapi dunia ini ya, jadi kan tidak hanya masuk kuliah saja yang harus seperti ini gitu,” ujarnya saat diwawancara oleh Kabar6.com di Ruang Blandongan, Pusat Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Rabu (18/12/2019).

Menurut Rani ini adalah perubahan yang sangat luar biasa. “Alhamdulillah perubahan yang sangat luar biasa, karena ini kan baru pertama kali diadakan, semoga dengan kegiatan seperti ini anak-anak dan remaja khususnya ya diwilayah Tangsel lebih termotivasi dan belajar itu jangan mau saat ingin masuk kuliah saja, dan lebih semangat lah dan lebih sadar pentingnya belajar,” ungkapnya.

Lanjut Rani, sebenarnya siswa-siswi di SMAN 12 Kota Tangsel banyak yang berminat mengikuti kegiatan ini, tapi sayang kegiatan ini masih terbatas.

“Infonya ke kita dadakan, dan mulai mau libur juga, pada akhirnya hanya beberapa yang berperingkat dan beberapa pun yang sedeng, tapi paling enggak mereka sudah kenal ohh nanti UTBK seperti ini, intinya siswa-siswi kami sangat antusias,” bebernya.

Sementara itu, Evi Hana siswi dari SMAN 5 Kota Tangsel mengatakan, bahwa acara ini bagus banget, pembahasannya juga seru dan menyenangkan.

**Baca juga: Simulasi UTBK Dindikbud Tangsel, Dosen ITB: Pemetaan Potensi Anak-anak Masuk PTN.

“Bagus, pembahasannya seru banget dan memang membuka pikiran kita banget, kalau bisa sih sering-sering, ke sekolah-sekolah juga ya,” ungkapnya.

Disebelahnya, Agia siswa dari SMAN 3 Kota Tangsel menuturkan, acara ini bagus dan inovatif banget, wawasan menjadi lebih terbuka dan menambah ilmu untuk test kuliah nanti.

“Lebih diperbanyak sih acara seperti ini, ke sekolah-sekolah juga, ini masih kurang waktu nya kalau bisa seharian,” harapnya.(eka)




Hari Guru Nasional, Murid SDN di Tangsel Ikuti Prosesi Sungkeman

Kabar6.com

Kabar6-Ratusan murid SDN Pondok Kacang Barat 03 duduk dihamparan karpet warna merah di lapangan upacara. Mereka terisak menahan tangis dihadapan guru-guru yang duduk berjejer.

Suasana itu bukan karena ada hukuman massal. Ratusan murid sedang mengikuti prosesi sungkeman bertepan dengan Hari Guru Nasional 2019.

“Ini adalah prosesi sungkeman. Tanda terima kasih murid kepada guru yang sudah mendidik dari kelas 1 hingga 6,” ungkap Kepala SDN Pondok Kacang Barat 03, Narsum di Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, (Senin, 25/11/2019).

Narsum mengatakan, para murid juga diminta untuk mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada orangtuanya masing-masing.

Menurut dia, orangtua memiliki peran penting sebagai guru saat berada di rumah.

“Orangtua di rumah juga pendidik, ketika orangtua memberika pelajaran, membantu pelajaran, dan mendidik supaya karakternya baik maka orangtua berperan juga sebagai guru,” ujarnya.

**Baca juga: DPMPTSP Tangsel Buka Stand Layanan Konsultasi di Pondok Cabe.

Haru tidak hanya menyelimuti para siswa dan siswi, para guru serta orangtua siswa yang tengah mendampinginya juga ikut terharu.

“Saya terharu melihatnya anak-anak SD termasuk anak saya ikut prosesi seperti ini di Hari Guru, terimakasih juga untuk guru-guru yang sudah mau membagi ilmunya,” kata seorang wali murid, Fatima.(yud)




Sekolah Dasar Daegu di Korea Terima Lansia Karena Kekurangan Murid

Kabar6-Pada beberapa kawasan rural di Korea Selatan, mengalami penurunan jumlah penduduk secara drastis selama beberapa tahun terakhir. Rural adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Jumlah penduduk yang kian menyusut ini membuat sejumlah sekolah nyaris tak memiliki murid. Selain itu, selama satu dekade terakhir, angka kelahiran bayi di Korea Selatan merosot tajam hingga dinilai mengancam kelangsungan populasinya.

Berkurangnya tingkat kelahiran bayi ternyata turut berimbas pada dunia pendidikan di Korea. Sejumlah sekolah, melansir nytimes, terancam tutup karena tidak memiliki cukup murid. Salah satunya adalah Sekolah Dasar (SD) Daegu yang berlokasi di kawasan Gangjin. Pada era 1980-an, sekolah ini memiliki 90 murid di masing-masing kelasnya. Namun kini, Daegu hanya memiliki total 22 murid. Bahkan, bangku kelas empat dan lima hanya diisi masing-masing satu orang murid.

Lee Ju-young, Kepala sekolah Daegu, mengaku kewalahan dalam mencari murid. “Kami harus keliling desa untuk menjadi satu anak saja yang mau mendaftar sekolah, tetapi tidak ada.”

Higga akhirnya, Lee Ju-young memutuskan untuk menerima pendaftaran murid bagi kaum lansia (lanjut usia). Keputusan ini ternyata disambut antusias oleh sejumlah warga sekitar. Hasilnya, sebanyak delapan nenek berusia 56-80 tahun mendaftarkan diri sebagai murid di Daegu.

Salah satu murid baru di SD Daegu adalah Hwang Wol-geum (70) yang duduk di bangku kelas satu. Hwang Wol-geum sendiri buta huruf karena semasa kecilnya tidak dapat menikmati bangku sekolah demi mengurus ternak milik keluarga dan merawat adik-adiknya. “Saya ingin bisa menulis surat untuk anak-anak saya, saya sudah memimpikan ini sejak dulu,” ujarnya. ** Baca juga: Pelajar di Filipina Wajib Tanam 10 Pohon Sebagai Syarat Lulus Sekolah

Ditambahkan Hwang Wol-geum, ia sampai menangis saat tiba hari pertama masuk sekolah. “Saya tidak percaya akhirnya ini terjadi. Memakai tas sekolah sudah menjadi impian saya sejak lama.” (ilj/bbs)




Guru Ngaji Tewas Dibacok Murid di Gunung Sari

Kabar6.com

Kabar6-Ustadz Syamsuddin tewas dibacok muridnya, Romlie Husen. Peristiwa itu terjadi di rumah korban, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten.

“Pelaku mengaku dijanjikan diberikan gelar murid utama, namun belum juga diberikan, tidak sesuai harapannya,” kata AKP Yudha Hermawan, Kapolsek Pabuaran, saat ditemui di Mapolres Serang Kota, Jumat (17/05/2019).

Tak hanya itu, pelaku mengaku ke pihak kepolisian kalau dirinya sedang mendalami ilmu kebatinan dengan mengamalkan sebuah bacaan dari gurunya.

Saat melakukan pembacokkan, Romli mengaku dirasuki Hal ghoib. Sehingga berani membunuh gurunya tersebut.

“Pelaku juga mengaku sedang mempelajari ilmu, sehingga saat melakukan (pembacokan) ada sesuatu yang masuk ke tubuhnya,” terangnya.

**Baca juga: BPD Ancam Laporkan Kades Klutuk ke Kejaksaaan.

Pelaku dinyatakan sehat secara fisik. Namun pihak kepolisian akan memeriksa kondisi kejiwaannya.

“Secara fisik sudah siap (sehat), tapi mengenai kejiwaan akan kita konsultasikan dengan ahli kejiwaan,” jelasnya.

Kini, berkasnya sudah masuk ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Serang untuk disidangkan. Pelaku dikenakan Pasal 351, Ayat 3, mengenai penganiayaan yamg mengakibatkan kematian, ancamannya 7 tahun penjara. (Dhi)




Pasca Penamparan, Kepala SMP PGRI 1 Ciputat Undang Wali Murid

Kabar6.com

Kabar6-Kepala SMP PGRI I Ciputat panggil siswi yang menjadi korban penamparan ke sekolah. Pemanggilan itu bertujuan untuk menggali informasi lebih terkait penamparan yang dilakukan teman satu kelas.

Pemanggilan itu dilakukan Cartam S Kepala SMP PGRI I Ciputat, setelah dirinya mendapat teguran dari Taryono Kepala Dindik Tangsel. Sebelumnya Cartam mengaku tak mengetahui kasus penamparan itu.

“Informasi terkait penamparan saya terima langsung dari pak kadis (Taryono, red). Dan saya segera mengambil tindakan pemanggilan kepada siswi yang menjadi korban penamparan bersama orangtuanya,” kata Cartam kepada Kabar6.com, Jumat (5/4/2019).

Kata Cartam, pemanggilan itu bertujuan untuk mendengarkan langsung kesaksian dari siswi yang menjadi korban penganiayaan teman sekelas. Cartam juga mengaku sangat menyesal dengan kejadian tersebut.

**Baca juga: Disegel Pol PP Kota Tangerang, Pembangunan Gedung Tak Berizin Terus Berjalan.

“Semoga permasalahan itu dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Saya atas nama sekolah sangat menyesalkan kejadian itu. Semoga kejadian seperti itu tak terulang lagi kedepannya,” jelas Cartam yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Tangsel.

Setelah mendengarkan kesaksian dari korban penamparan, SMP PGRI 1 Ciputat akan melakukan pemanggilan pula terhadap terduga pelaku penamparan bersama orangtuanya. (adt)