1

Seorang Pastor di Mozambik Meninggal Setelah Coba Berpuasa Selama 40 Hari Seperti Yesus

Kabar6-Francisco Barajah (39), seorang pastor di Mozambik sekaligus pendiri Gereja Injili Santa Trindade, meninggal dunia setelah mencoba berpuasa selama 40 hari, meniru apa yang dikatakan telah dilakukan Yesus Kristus dalam Alkitab.

Francisco meninggal di sebuah rumah sakit di Kota Beira, tempat dia dievakuasi dalam kondisi kritis. Setelah 25 hari tanpa makanan atau air, melansir Businessinsider, berat badan Francisco turun hingga tidak bisa berdiri hingga dilarikan ke rumah sakit atas desakan kerabat dan pengikutnya. Francisco didiagnosis menderita anemia akut dan kegagalan organ pencernaan.

Pria itu direhidrasi dengan serum dan upaya dilakukan untuk memperkenalkan makanan cair, tetapi sudah terlambat. Francisco yang juga seorang guru bahasa Prancis di Kota Messic, Provinsi tengah Manica, berbatasan dengan Zimbabwe. ** Baca juga: Edan! Dua Pasutri di AS ‘Tukar Pasangan’ Tiap Malam Hingga Anak-anak Mereka Tak Tahu Ayah Biologisnya

Anggota Gereja Santa Trindade mengatakan, sudah biasa bagi pendeta dan pengikutnya untuk berpuasa, tetapi tidak selama itu. Saudara laki-laki pastor bernama Marques Manuel Barajah mengatakan bahwa Francisco telah berpuasa, tetapi dia menentang diagnosa medis tentang kematiannya.

“Hal yang benar adalah saudara saya menderita tekanan darah rendah,” terang Marques.(ilj/bbs)




Masih Diselimuti Misteri, Temuan Hutan Tak Terjamah di Puncak Gunung Wilayah Mozambik

Kabar6-Seorang ahli kupu-kupu yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun memeriksa hutan hujan di Afrika bernama Dr Julian Bayliss mengejutkan komunitas sains pada 2012, dengan temuannya berupa hutan hujan yang belum terjamah di Mozambik.

Dr Bayliss, melansir Lonelyplanet, melihat sebuah kawah di atas puncak sebuah gunung kawasan Afrika, yang di dalam terdapat sebuah hutan hujan, membentang di atas puncak gunung. Lima tahun kemudian, Dr Bayliss membawa tim terdiri dari 28 peneliti ke Mozambik untuk mencari tahu perihal hutan yang belum terjamah manusia itu.

Perjalanan menuju hutan itu tidaklah mudah, karena mereka harus mendaki Gunung Lico yang cukup sulit. Tim juga memakai drone untuk melihat apa yang ada di atas mereka dan memetakan jalur pendakian.

Sesampainya di puncak, Dr Bayliss dan timnya menemukan banyak kejutan, terdapat sejumlah spesies baru, termasuk tipe kupu-kupu yang diberi nama sesuai nama gunung tersebut. ** Baca juga: Bikin Repot, Burung Hantu Kabur dari Kandang Sebabkan Pemerintah Kota New York Ikut Turun Tangan

Lebih mengejutkan lagi, menemukan bukti bekas hunian manusia di puncak gunung di tengah hutan itu, termasuk pot tanah liat tua. Tim peneliti menyimpulkan, benda itu adalah persembahan dari manusia di sana yang berterima kasih atas mengalirnya sungai di gunung tersebut.

Namun hal yang masih menjadi misteri adalah tak seorang pun tahu siapa manusia yang tinggal di hutan itu. Warga setempat tidak ada yang punya ingatan tentang siapa yang pernah berada di puncak gunung itu.

Timbul pertanyaan, apakah di masa lalu tanah di sekitar Lico cukup tinggi? Rute mereka dan berapa lama mereka ada di hutan di puncak gunung itu masih menjadi misteri hingga kini.(ilj/bb




Rumah Diterjang Banjir, Seorang Wanita Mozambik Terpaksa Melahirkan di Atas Pohon Mangga

Kabar6-Akibat terjangan Topan Idai yang membuat banyak rumah terendam banjir, seorang wanita di Mozambik dikabarkan terpaksa melahirkan di atas sebuah pohon mangga.

Perempuan bernama Amelia itu naik ke atas pohon bersama dengan putranya yang baru berusia dua tahun, setelah air mulai naik dan merendam kediaman mereka di Mozambik tengah. Di atas pohon itulah, melansir Kompas, Amelia yang tengah mengandung anak keduanya, mulai merasakan kontraksi dan akan melahirkan. “Saya tidak memiliki pilihan selain naik ke atas pohon, bersama dengan putra saya. Lalu rasa sakit itu mulai datang dan saya tidak memiliki siapa pun di sana untuk membantu saya,” kata Amelia kepada UNICEF.

Ditambahkan, “Beberapa jam kemudian, saya sudah melahirkan bayi perempuan saya, Sara, di atas pohon mangga. Saat itu saya benar-benar hanya ditemani Sara dan anak laki-laki saya.”

Dengan berpegangan pada ranting, Amelia dan anaknya bertahan di atas pohon, menunggu hingga sekira dua hari sebelum banjir mulai surut dan tetangga datang menyelamatkan mereka. Kini Amelia dan kedua anaknya tinggal di pusat akomodasi seadanya di Dombe, Mozambik utara.

Diketahui, Topan Idai menerjang wilayah Benua Afrika di selatan pada pertengahan Maret lalu, yang memicu terjadinya banjir, merendam ribuan rumah dan menggenangi kawasan pedesaan hingga mencapai ketinggian pohon di beberapa titik.

Lebih dari 700 orang dipastikan tewas di Mozambik. Warga yang selamat juga masih terancam wabah penyakit kolera yang mematikan. Ribuan warga mengungsi ke kamp-kamp pengungsian setelah lebih dari 50 ribu tempat tinggal hancur akibat topan maupun banjir. ** Baca juga: Berbentuk Aneh, Patung Ini Bernilai Rp39 Miliar

Benar-benar wanita yang tangguh.(ilj/bbs)