1

Metabolisme Tubuh Bisa Terganggu Karena 6 Kebiasaan Harian

Kabar6-Seringkali Anda mengalami kondisi di mana setelah berhasil menurunkan berat badan ke angka ideal atau proporsional, namun hanya dalam jangka waktu beberapa bulan, jarum timbangan kembali naik.

Hal lain, Anda merasa makan dengan porsi sedikit, tetapi berat badan susah sekali turun. Mengapa hal itu sering terjadi? Tanpa sadar, melansir Aura, seringkali kita melakukan beberapa kebiasaan yang justru mengganggu metabolisme tubuh, sehingga bobot tubuh mudah naik turun. Apa saja enam kebiasaan yang dimaksud?

1. Ingin serba instan
Salah satu kebiasaan wanita adalah ingin langsing secara instan, alias malas melewati proses penurunan berat badan. Cara instan itu antara lain minum obat diet, suntik diet, atau mengurangi porsi makan secara drastis.

2. Kurang aktivitas fisik
Berat badan tidak akan berkurang hanya dengan diet, dan tidak akan naik dengan mudah juga jika Anda giat melakukan aktivitas fisik.

Untuk hasil maksimal, Anda harus menggabungkan diet dengan aktivitas fisik secara rutin. Tidak hanya membuat langsing, kombinasi diet dan olahraga menyehatkan tubuh dan mencegah tubuh kembali gemuk.

3. Diet karena tren
Banyak ahli gizi atau ilmuwan yang menciptakan pola-pola diet tertentu yang sering kali hasilnya hanya sementara. Misalnya saja diet Atkins yang melarang mengonsumsi karbohidrat dan hanya fokus pada makanan berprotein tinggi.

Padahal, tubuh memerlukan karbohidrat untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan aktivitas tubuh. Jadi, lupakan diet musiman dan ikuti diet sehat berisi semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah proporsional.

4. Kurang tidur
Tidur kurang dari 7-8 jam sehari akan menyulitkan tubuh mengumpulkan energi untuk beraktivitas, juga mencerna makanan. Sejumlah penelitian menunjukkan, orang yang mengalami lelah setiap hari, metabolisme tubuhnya akan menurun.

Metabolisme merupakan proses mengubah nutrisi makanan dan kalori menjadi energi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan aktivitas.

Metabolisme rendah, berarti kemampuan tubuh untuk membakar kalori juga lebih sedikit. Kebanyakan orang yang jam tidurnya kurang justru akan mengalami kenaikan berat badan.

5. Konsumsi garam berlebihan
Konsumsi garam yang berlebihan membuat tubuh menumpuk cairan. Hal ini menyebabkan area perut tampak buncit. Hindari atau kurangi makanan yang banyak mengandung garam, seperti junk food dan daging olahan.

Biasakan menyajikan makanan hanya dengan sedikit garam. Anda bisa menggantinya dengan berbagai macam bumbu dapur seperti rempah-rempah untuk memperkaya rasa masakan. Pilih juga bahan makanan yang ‘netral’ seperti daging ayam tanpa kulit, buah dan sayuran segar.

6. Suka minuman manis
Naiknya bobot tubuh juga dipengaruhi cairan yang masuk ke dalam tubuh. Kalau merasa sudah makan dengan porsi sedikit, perhatikan apakah minuman yang Anda pilih sudah aman?

Minuman yang manis dan berwarna sudah pasti mengandung gula, belum lagi sirop, susu, dan bahan lainnya yang menambah sedap rasa. Gula dan sejenisnya ini memberi kontribusi besar pada penambahan kalori, sehingga tanpa terasa bobot tubuh Anda naik dengan mudah. ** Baca juga: 4 Negara Ini Kenakan Sanksi Bagi Warganya yang Tidak Pakai Masker

Diet dengan menjalankan pola makan yang tepat akan membuat berat badan turun sekaligus tubuh menjadi sehat.(ilj/bbs)




Gangguan Kesehatan yang Berhubungan dengan Konsumsi Minuman Bersoda

Kabar6-Sebuah penelitian di Amerika menemukan, minuman bersoda yang manis dapat memperpendek umur seseorang karena dapat memperpendek telomer, kapsul yang berfungsi untuk melindungi DNA.

Bagaimana penjelasannya? Melansir Newsmaxhealth, ada lima gangguan kesehatan yang ternyata berhubungan dengan minuman bersoda.

1. Osteoporosis
Asam fosfat yang membuat minuman bersoda terasa asam dapat membuat kalsium terlepas dari dalam tulang. Penelitian di Amerika menemukan, wanita yang mengonsumsi minuman bersoda memiliki kepadatan tulang lebih rendah di daerah panggul, yang membuat mereka lebih rentan terhadap patah tulang, terutama saat sudah berusia lanjut.

Selain itu, beberapa penelitian lainnya juga telah menemukan adanya hubungan antara patah tulang dan banyaknya minuman bersoda yang dikonsumsi oleh para anak remaja perempuan.

2. Penyakit Alzheimer
Para peneliti di Australia menemukan, berbagai jenis minuman manis dapat menyebabkan perubahan pada otak yang mirip dengan yang terjadi pada berbagai jenis penyakit, termasuk penyakit Alzheimer.

Peneliti memberi tikus percobaan air gula yang memiliki kadar gula sama dengan minuman bersoda. Setelah melakukan hal ini selama 26 hari, ditemukan adanya perubahan pada otak tikus percobaan, terutama di bagian otak yang berfungsi untuk membuat keputusan, yang tidak ditemukan pada tikus yang hanya mengonsumsi air putih.

Beberapa perbedaan yang ditemukan adalah perubahan pada 290 jenis protein yang berbeda dan perubahan perilaku seperti perilaku hiperaktif.

Dalam penelitian lain di Amerika disebutkan, diet tinggi fruktosa (sejenis gula) dapat mengganggu daya ingat para tikus percobaan.

3. Diabetes
Peneliti Inggris menemukan, orang yang mengonsumsi 355 ml minuman bersoda setiap harinya memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita diabetes tipe 2 yaitu hingga 18 persen dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumsi minuman bersoda.

Sebuah penelitian lainnya di Amerika mengungkapkan, wanita yang mengonsumsi satu botol minuman soda setiap harinya memiliki risiko yang lebih tinggi, yaitu hingga dua kali lipat untuk menderita diabetes tipe 2 dibandingkan dengan wanita yang mengonsumsi minuman bersoda kurang dari satu botol per bulan.

Dugaan para peneliti, tingginya kadar sirop jagung yang mengandung banyak fruktosa, yang dapat ditemukan pada sebagian besar minuman bersoda, dapat menyebabkan terjadinya berbagai perubahan di dalam tubuh yang berakibat pada terjadinya diabetes tipe 2.

4. Kerusakan gigi
Selain banyaknya gula yang terdapat dalam minuman bersoda, asam fosfat dan atau asam sitrat yang terdapat di dalam minuman tadi ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan gigi. Hal ini karena kedua asam tersebut dapat menyebabkan perubahan pH air liur dan membuat email gigi tererosi.

Ditemukan, walaupun jus buah dapat membahayakan kesehatan gigi Anda, minuman bersoda ternyata lebih kuat 10 kali lipat dibandingkan jus buah.

5. Penyakit jantung
Penelitian di Amerika menunjukkan, mengonsumsi 355 ml minuman manis setiap harinya dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan jantung hingga 29 persen, serta dimulainya kerusakan jantung dan pembuluh darah di usia dini.

Penelitian lainnya di Sydney mengungkapkan, anak-anak yang mengonsumsi setidaknya satu botol minuman bersoda setiap harinya mengalami penyempitan pembuluh darah di bagian belakang mata, yang merupakan pertanda adanya peningkatan risiko terjadinya tekanan darah tinggi dan gangguan jantung.

Selanjutnya penelitian lainnya di Amerika disebutkan, mengonsumsi banyak sirop jagung yang mengandung banyak fruktosa juga dapat meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi, yaitu hingga 87 persen. ** Baca juga: Olahraga Gunakan Masker Berbahaya?

Penelitian lainnya menunjukkan, orang yang mengonsumsi satu botol atau lebih minuman bersoda setiap harinya cenderung memiliki kadar trigliserida darah yang lebih tinggi yaitu hingga 25 persen dan kadar kolesterol jahat yang lebih tinggi, yaitu hingga 32 persen.(ilj/bbs)




6 Jenis Makanan yang Berikan Efek Negatif pada Otak

Kabar6-Semua fungsi tubuh bergantung pada fungsi otak. Karena itulah, penting untuk Anda tetap menjalankan pola hidup sehat, termasuk menjaga asupan nutrisi harian dan rutin berolahraga.

Di sisi lain, ada sejumlah makanan dapat memengaruhi fungsi otak secara negatif, termasuk ingatan, suasana hati, dan peningkatan risiko kondisi seperti demensia. Melansir Viva, ini enam jenis makanan yang berikan efek negatif pada otak Anda:

1. Minuman manis
Minuman manis seperti soda, jus, minuman berenergi dan sejenisnya, akan memperluas lingkar pinggang Anda, meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Tidak hanya itu, minuman tadi juga memiliki efek negatif pada otak Anda. Diabetes tipe 2 telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit Alzheimer.

Sebagian besar minuman manis mengandung fruktosa tinggi, yang terkait dengan obesitas, tekanan darah tinggi, lemak darah tinggi, dan disfungsi arteri. Aspek-aspek sindrom metabolik ini dapat menyebabkan peningkatan risiko demensia. Diet tinggi gula dapat menyebabkan peradangan otak dan gangguan memori.

2. Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat memiliki efek samping yang serius pada otak. Penggunaan alkohol kronis dapat menyebabkan pengurangan volume otak, perubahan metabolisme, dan gangguan neurotransmiter.

Orang yang terlalu banyak mengonsumsi alkohol sering kekurangan vitamin B1, dapat menyebabkan gangguan otak yang disebut ensefalopati Wernicke, yang pada gilirannya dapat mengembangkan sindrom Korsakoff. Sindrom ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada otak, termasuk kehilangan ingatan, gangguan penglihatan dan kebingungan.

3. Ikan tinggi merkuri
Merkuri adalah logam berat dan racun neurologis yang dapat disimpan lama di jaringan hewan. Ikan predator berumur panjang rentan terhadap akumulasi merkuri dan membawa jumlah lebih dari 1 juta kali konsentrasi air di sekitarnya.

Apabila seseorang menelan merkuri, itu menyebar ke seluruh tubuh mereka, terkonsentrasi di otak, hati, dan ginjal. Pada wanita hamil, itu juga terkonsentrasi di plasenta dan janin. Toksisitas merkuri dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat dan neurotransmiter, yang mengakibatkan kerusakan otak.

Ikan dengan merkuri tinggi antara lain hiu, ikan todak, tuna, mackerel dan tilefish. Meskipun aman untuk mengonsumsi dua hingga tiga porsi ikan dengan merkuri rendah per minggu.

4. Makanan tinggi olahan
Makanan yang diproses sangat tinggi dengan gula, ditambahkan lemak dan garam. Makanan ini termasuk keripik, permen, popcorn microwave, saus, dan makanan siap saji.

Makanan-makanan ini tinggi kalori dan rendah nutrisi, yang dapat menyebabkan obesitas dan berdampak negatif pada otak. Sebuah penelitian kecil yang dilakukan terhadap 243 orang menemukan bahwa lemak di sekitar organ berhubungan dengan kerusakan jaringan otak.

Studi lain menemukan, diet tinggi bahan-bahan yang tidak sehat mengakibatkan rendahnya tingkat metabolisme gula di otak dan penurunan jaringan otak. Dua faktor itulah yang menjadi penanda penyakit Alzheimer.

Sebuah studi yang dilakukan pada 18.080 orang menemukan bahwa diet tinggi makanan olahan dan gorengan dikaitkan dengan skor yang lebih rendah dalam pembelajaran dan memori.

5. Makanan lemak tinggi
Lemak trans adalah lemak tak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak Anda. Lemak trans yang ditemukan secara alami dalam produk hewani seperti susu dan daging tidak menjadi masalah. Ini adalah trans fat berbasis industri, juga disebut minyak sayur terhidrogenasi, yang bisa menjadi masalah.

Studi-studi telah menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi jumlah lemak trans yang lebih tinggi berada pada peningkatan risiko penyakit Alzheimer, volume otak yang lebih rendah, memori yang lebih buruk dan penurunan kognitif.

Diet tinggi asam lemak omega-3 dapat membantu melindungi terhadap penurunan kognitif. Anda dapat meningkatkan jumlah omega 3 dalam diet dengan mengonsumsi makanan seperti ikan, kenari, dan biji rami.

6. Karbohidrat olahan
Karbohidrat olahan termasuk gula dan biji-bijian olahan seperti tepung putih. Karbohidrat olahan memiliki indeks glikemik yang tinggi, yang berarti mereka dicerna dengan sangat cepat, menghasilkan lonjakan gula darah secara tiba-tiba.

Makanan yang memiliki indeks glikemik telah ditemukan berdampak pada fungsi otak. Penelitian telah menemukan bahwa orang yang mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula rafinasi memiliki daya ingat yang lebih buruk. ** Baca juga: Gen Jadi Salah Satu Faktor yang Pengaruhi Berat Badan

Studi lain menemukan, lansia yang mengonsumsi lebih dari 58 persen kalori hariannya dari karbohidrat memiliki dua kali lipat risiko gangguan mental ringan dan demensia.(ilj/bbs)




Yuk, Jaga Tubuh Agar Tetap Terhidrasi Selama Puasa

Kabar6-Banyak orang yang kurang minum saat buka puasa atau sahur. Padahal kebiasaan ini adalah sebuah kesalahan, karena tidak hanya bikin haus, tetapi justru akan sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh.

Ketika Anda kekurangan cairan tubuh, maka tubuh akan mengalami dehidrasi yang bisa menyebabkan banyak risiko kesehatan, mulai dari penyakit jantung, ginjal, hingga pencernaan.

Bagaimana solusinya? Melansir Alarabiya, berikut empat cara sederhana yang bisa dilakukan untuk Anda yang cenderung lupa untuk mengonsumsi air mineral saat berbuka puasa atau sahur:

1. Atur waktu minum air saat sahut dan berbuka puasa
Pastikan Anda mengonsumsi minimal delapan gelas air putih sehari. Karena tidak bisa minum di siang hari, Anda harus mengatur waktunya pada saat sahur dan berbuka puasa.

Misalnya, mengonsumsi tiga gelas air mineral pada saat sahur. Pada saat berbuka puasa, minumlah segelas air putih. Lalu, dua gelas setelah makan malam, dan dua gelas lagi sebelum tidur.

2. Hindari minuman manis
Selain itu, usahakan mengonsumsi banyak air putih. Boleh saja jika ingin mengonsumsi minuman yang memiliki rasa seperti teh manis atau jus. Tetapi, cobalah untuk menghindari terlalu banyak minuman yang mengandung gula karena akan membuat Anda merasa lebih haus saat berpuasa.

3. Hindari kafein
Meski kopi juga minuman dan mengandung air, kandungannya tidak sebanyak ketika Anda mengonsumsi minuman lain yang lebih menghidrasi tubuh. Boleh mengonsumsi kopi, asal jangan berlebihan, bahkan lebih banyak ketimbang air putih.

4. Chia
Cobalah untuk minum chia dengan air untuk menghidrasi tubuh lebih banyak. Chia mengandung kalsium, protein, dan serat yang tinggi. Selain itu, ada juga antioksidan di dalamnya sehingga memberikan lebih banyak manfaat selain menghidrasi tubuh. ** Baca juga: Apa Penyebab Anda Bisa Mendadak Merasa Sedih?

Pastikan tubuh Anda terhidrasi dengan baik.(ilj/bbs)




Singapura Bakal Jadi Negara Pertama yang Larang Iklan Minuman Manis

Kabar6-Sebagai kebijakan untuk melawan diabetes, mulai tahun depan Singapura akan melarang iklan minuman manis, sekaligus menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan peraturan ini.

Pemerintah Singapura, melansir CNN Indonesia, melarang iklan minuman manis yang tidak sehat di seluruh platform media mulai dari media cetak, televisi, hingga daring (online). Minuman berpemanis itu meliputi minuman ringan, jus, minuman yoghurt, dan kopi.

Larangan iklan ini diambil setelah pemerintah meminta pendapat publik dalam bentuk survei. Hasilnya, lebih dari 70 persen responden mendukung peraturan larangan iklan minuman manis di Singapura.

Menteri Koordinator Kementerian Hukum dan Kementerian Kesehatan Singapura, Edwin Tong, mengatakan akan terus mengumpulkan pendapat publik dan industri dalam beberapa bulan ke depan.

Selain melarang iklan minuman berpemanis, peraturan baru ini juga mengharuskan produsen melengkapi minuman manis dengan label nutrisi dengan warna khusus yang mencantumkan kualitas gizi dan kadar gula. Kementerian itu juga meminta produsen untuk menciptakan produk-produk yang sehat.

Dikatakan Tong, peraturan larangan iklan minuman manis ini merupakan langkah awal untuk mengurangi diabetes. Singapura juga tengah menggodok kemungkinan peraturan bea cukai atau bahkan larangan langsung untuk minuman berpemanis.

“Kami akan mempelajarinya lebih lanjut. Kami ingin menemukan langkah-langkah yang berkelanjutan dalam jangka panjang,” jelas Tong. ** Baca juga: Cinta Tak Biasa, Wanita Ini Pacaran dengan Pesawat Boeing 737-800

Diketahui, Singapura kini tengah menghadapi beban kesehatan lantaran penduduknya mengalami obesitas dan diabetes. Data International Diabetes Foundation pada 2017 menunjukkan bahwa satu dari tujuh orang di Singapura menderita diabetes.

Minuman manis dikaitkan dengan obesitas dan risiko yang lebih tinggi terkena penyakit kronis seperti diabetes dan jantung. Studi dari WHO menunjukkan, orang yang teratur mengonsumsi satu hingga dua kaleng minuman manis per hari, memiliki risiko 26 persen lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.

Larangan iklan Singapura ini dianggap jadi langkah untuk penanggulangan diabetes dan obesitas akibat minuman manis.(ilj/bbs)




Minuman atau Makanan Manis, Mana yang Lebih Berbahaya?

Kabar6-Banyak orang yang lebih memilih makanan atau minuman manis, karena selain rasanya yang lezat, juga dipercaya dapat membantu mengatasi stres. Padahal di satu sisi, berlebihan mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa menyebabkan kenaikan berat badan atau risiko obesitas.

Sebenarnya mana yang lebih berbahaya, makanan atau minuman manis? Melansir doktersehat, seorang pakar kesehatan bernama dr. John Sievenpipier dari Clinical Nutrition and Risk Factor Modification Center, Toronto, Kanada, menyebutkan bahwa minuman manis ternyata bisa meningkatkan risiko diabetes lebih besar dibandingkan dengan makanan manis atau asupan lainnya. Hal ini disebabkan oleh mudahnya kandungan pemanis buatan di dalamnya diserap oleh tubuh dan akhirnya meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

Kandungan gula fruktosa sebenarnya tidak hanya ditemukan dalam minuman manis, Anda bisa mendapatkannya secara alami dari buah-buahan atau madu. Hanya saja, seringkali fruktosa yang kita dapatkan ditemukan di bahan-bahan makanan seperti gula pasir, gula halus, dan sirup jagung. Bahan ini sering ditemukan di kue, biskuit, atau bahkan minuman bersoda.

Fruktosa pada makanan atau minuman manis ini cenderung meningkatkan penumpukan lemak di dalam tubuh. Hanya saja, khusus untuk yang ada dalam minuman manis, kandungan ini jauh lebih cepat diserap oleh tubuh, sehingga akhirnya lebih mudah memicu lonjakan kadar gula darah yang berpotensi memicu datangnya diabetes. Apa saja sejumlah dampak yang terjadi akibat berlebihan konsumsi minuman manis?

1. Picu peningkatan berat badan
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of the Medicine mengungkapkan, kebiasaan mengonsumsi minuman manis meskipun hanya satu porsi saja setiap hari sudah mampu meningkatkan berat badan dengan signifikan. Jika konsumsi minuman manis ini dimulai sejak usia anak-anak, maka dalam waktu 18 bulan saja berat badan bisa naik hingga 60 persen.

2. Tingkatkan risiko terkena kanker pankreas
Penelitian yang dilakukan di University of Minnesota pada 2010 lalu menunjukkan, kebiasaan mengonsumsi minuman bersoda dua kali seminggu sudah cukup untuk meningkatkan risiko terkena kanker pankreas dua kali lipat.

3. Tingkatkan risiko terkena serangan jantung
Penelitian yang dilakukan di Harvard mengungkapkan fakta bahwa pria yang minum rata-rata satu kaleng minuman bersoda setiap hari mampu meningkatkan risiko serangan jantung sebanyak 20 persen lebih besar.

4. Tingkatkan risiko terkena penyakit asam urat
Penelitian yang melibatkan 80 ribu wanita selama 22 tahun, dan dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association mengungkapkan, mengonsumsi satu porsi minuman manis setiap hari bisa meningkatkan risiko terkena asam urat hingga 75 persen. Minuman manis bisa menyebabkan peradangan yang akhirnya memicu penumpukan kristal asam urat dalam persendian.

5. Picu kerusakan pada gigi
Berbagai minuman manis seperti minuman bersoda atau bahkan minuman energi bisa memicu kerusakan gigi dan meningkatkan risiko terkena gigi berlubang jika sering dikonsumsi. ** Baca juga: Bahan Makanan yang Harus Dimasak Agar Kandungan Nutrisinya Terserap Maksimal

6. Otot jadi lebih lemah
Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2000, diungkapkan bahwa mengonsumsi minuman manis bisa menyebabkan otot menjadi lebih lemak hanya dalam waktu empat minggu saja. Bahkan, risiko terkena patah tulang bisa meningkat dengan signifikan.

Yuk, kurangi konsumsi minuman atau makanan manis secara berlebihan.(ilj/bbs)




Pakar Sebutkan Minuman Manis Bisa Picu Kematian Dini

Kabar6-Tidak sedikit orang yang gemar mengonsumsi makanan atau minuman manis. Padahal pakar kesehatan mengatakan, kebiasaan mengonsumsi minuman manis bisa menyebabkan kematian dini.

Bagaimana hal itu bisa terjadi? Berdasarkan sebuah penelitian yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal berjudul Circulation, melansir doktersehat, disebutkan bahwa minuman manis termasuk minuman bersoda, minuman berenergi, dan jus kemasan tinggi gula, bisa menyebabkan datangnya penyakit kardiovaskular dan kanker, penyakit-penyakit yang bisa menyebabkan kematian dini.

Dalam penelitian ini, disebutkan bahwa wanita yang suka mengonsumsi minuman manis hingga dua porsi setiap hari cenderung memiliki risiko kematian dini hingga 63 persen lebih besar dibandingkan dengan wanita yang jarang meminumnya. Sementara itu, pria yang sering minum minuman manis memiliki risiko kematian dini 29 persen lebih besar dibandingkan dengan pria yang jarang meminumnya.

Vasanti Malik, pemimpin penelitian ini, menyebutkan bahwa penelitian yang mereka lakukan mempertegas bahaya dari kebiasaan minuman manis yang semakin digemari banyak orang, termasuk anak muda.

“Penelitian-penelitian sebelumnya menyebut ada kaitan erat antara minuman manis dengan naiknya berat badan, peningkatan risiko diabetes tipe 2, dan peningkatan risiko terkena penyakit kardiometabolik seperti stroke atau penyakit jantung,” ungkapnya.

Sebenarnya, sering mengonsumsi makanan manis juga bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan, namun efek minuman manis bisa lebih berbahaya bagi tubuh kita. “Cobalah untuk menurunkan asupan minuman manis dan menggantinya dengan air putih yang jauh lebih menyegarkan dan lebih sehat bagi tubuh kita. Rutin minum air putih juga bisa memperpanjang usia,” saran Malik.

Penelitian lain yang dipimpin oleh dr. John Sievenpiper dari Clinical Nutrition and Risk Factor Modification Center, St. Michael Hospital, Toronto, Kanada, mengungkapkan fakta, minuman manis adalah penyebab utama dari peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2. Bahkan, peningkatan risiko ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan makanan atau minuman lainnya, termasuk makanan manis.

“Temuan kami bisa menjadi rekomendasi penting bagi kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan atau minuman tertentu, khususnya makanan dan minuman dengan kandungan fruktosa demi mencegah datangnya diabetes,” kata dr. Sievenpipier.

Minuman manis cenderung lebih mudah diserap oleh tubuh sehingga akan lebih cepat meningkatkan kadar gula darah. Jika kita sering mengonsumsinya, dikhawatirkan kadar gula darah akan terus berada dalam kondisi tinggi sehingga akan menyebabkan datangnya diabetes.

Disarankan agar mulai mengurangi kebiasaan mengonsumsi minuman manis setiap hari. Selain itu, hindari konsumsi teh setelah makan. Seringkali teh yang disediakan sudah diberi tambahan gula cukup tinggi. Hal ini bisa memicu peningkatan kadar gula darah dengan sangat cepat. Konsumsi es setelah makan juga akan menyebabkan gangguan penyerapan kalsium dan zat besi dari makanan yang kita konsumsi. ** Baca juga: Peneliti Ungkapkan, Orang yang Olahraga Seumur Hidup Miliki Risiko 36 Persen Lebih Rendah Meninggal Dunia

Jika memang terbiasa minum teh setiap hari, biasakan untuk tidak menambahkan gula dan meminumnya dengan jeda sekitar dua jam setelah makan. Sebaiknya tidak meminumnya saat perut kosong, untuk mencegah kenaikan asam lambung, mengingat minuman ini memiliki sifat asam.(ilj/bbs)