1

Sering Migrain, Ternyata Ada Cacing Pita Hidup dan Bertelur dalam Otak Pria AS Ini

Kabar6-Hal mengejutkan ditemukan dokter setelah melakukan pemeriksaan terhadap seorang pria berusia 52 tahun asal Amerika Serikat (AS) yang tak disebutkan namanya.

Awalnya, pasien pria itu sering mengalami migrain, dan mengeluh obat yang diberikan oleh dokter tak juga menyembuhkan sakitnya. Melansir Globalnews, dokter yang melakukan pemindaian menemukan sejumlah telur cacing pita ‘bersarang’ di otaknya, dan pasien pria tersebut didiagnosis mengidap neurocysticercosis, sejenis infeksi larva cacing pita babi yang dapat masuk ke jaringan seperti otak dan otot.

Semula, tim dokter dibuat bingung setelah mengetahui pasien tadi mengaku belum pernah mengunjungi daerah berisiko tinggi. “Setelah diperiksa, pasien menyangkal makan daging mentah atau jajanan pinggir jalan. Pada saat yang sama dia mengaku menikmati daging setengah matang sepanjang hidupnya,” demikian menurut sebuah penelitian di American Journal Of Case Report.

Para peneliti meyakini infeksi tersebut disebabkan oleh tidak mencuci tangan serta makan daging yang kurang matang. Namun nasib baik pria tersebut ketika diberi obat anti parasit dan anti inflamasi dan dilaporkan sudah pulih seperti sedia kala.

Dalam situsnya, Pusat Pengendalian Penyakit Menular Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa sistiserkosis dapat terjadi pada individu yang belum pernah bepergian ke luar negeri.

“Misalnya, seseorang yang terinfeksi cacing pita dan tidak mencuci tangannya bisa saja secara tidak sengaja mengkontaminasi makanan dengan telur cacing pita saat menyiapkan makanan untuk orang lain,” sebut Pusat Pengendalian Penyakit Menular AS.(ilj/bbs)




Obati Migrain, Wanita Asal Inggris Lakukan 700 Suntikan Botox

Kabar6-Seorang wanita asal Inggris bernama Rosehannah Jeffrey menerima sebanyak 700 kali suntikan botox untuk mengatasi migrain yang diidapnya sejak berusia 13 tahun.

Awalnya, melansir metro.co.uk, dokter mendiagnosis penyakit yang dialami Jeffrey bisa sembuh karena faktor hormonal, namun setelah mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan mendapat suntikan penghambat saraf di kepala, kondisi wanita itu belum juga membaik. Penyakit itu membuat Jeffrey merasakan sakit, mual, dan kepekaan terhadap cahaya serta suara. Hingga akhirnya, Jeffrey diresepkan botox untuk mengatasi penyakitnya.

“Saya mengalami migrain sejak berusia 13 tahun dan selalu merasa kesakitan. Saya cukup terkejut saat mereka (tim medis) menyarankan botox untuk mengatasinya, karena biasanya hanya dilakukan untuk kebutuhan kecantikan,” kata Jeffrey.

Setiap 12 minggu, Jeffrey mendapatkan 31 suntikan botox pada bagian dahi, belakang kepala, leher, dan bahu bagian atas di Rumah Sakit Spire di Hull, East Yorks. “Setelah dicoba, saya tidak percaya itu (botox) berhasil. Saya merasa jauh lebih baik sekarang dan bisa menghabiskan waktu bersama anak-anak,” terang Jeffrey.

Suntikan itu membuat penyakit migrain yang dialami ibu dua anak ini mulai berkurang. Biasanya penyakit itu bisa kambuh 30 kali sebulan, tapi kini berkurang menjadi 5-8 kali saja.

Meski Jeffrey menyadari bahwa suntikan botox itu juga menyakitkan, wania itu tetap merasa bersyukur karena kondisinya membaik. Tindakan penyuntikan botox itu memiliki efek untuk menghentikan sakit kepala migrain yang diidapnya.

“Rasa sakit dari suntikan itu sangat berharga. Tetapi, semakin aku merasa sakit seperti disengat tawon, itu sepadan dengan hasilnya,” ujar Jeffrey.

Diduga, botox yang diberikan pada Jeffrey itu untuk mengatasi migrain kronis yang diidapnya. Bahan kimia itu bekerja dengan mengendurkan otot dan memblokir sinyal rasa sakit yang terlibat dalam pengembangan migrain.(ilj/bbs)




Efek Buruk yang Timbul Akibat Minum Air Lemon Secara Berlebihan

Kabar6-Air lemon sudah menjadi tren dalam dunia kesehatan karena kandungan antioksidan dan sederet vitamin yang menyertainya. Bahkan, air lemon dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh hingga menurunkan berat badan.

Namun di sisi lain, terlalu banyak mengonsumsi air lemon justru dapat menimbulkan beberapa masalah lho. Air lemon sendiri sangat efektif jika dikonsumsi pada pagi hari, dengan cara dicampur air hangat yang dapat membantu mengekstrak vitamin C dan polifenol dari dalamnya.

Ahli gizi Anju Sood, melansir CNN Indonesia, menyarankan agar minum air lemon cukup dua buah saja yang diperas dan dicampur dengan air dalam sehari. Jumlah itu sudah cukup membuat tubuh tetap terhidrasi. Lantas, apa saja dampak buruk berlebihan minum air lemon?

1. Dapat merusak gigi
American Dental Association mengungkapkan, keasaman pada lemon perlahan akan dapat mengikis enamel gigi. Untuk mengatasi keasaman pada gigi, Anda bisa mencoba minum air lemon dengan menggunakan sedotan.

2. Picu sakit perut
Air lemon memiliki manfaat untuk kesehatan usus dan seluruh sistem pencernaan. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan, maka dapat memperburuk beberapa gangguan pencernaan seperti GERD dan refluks asam dengan menyebabkan mulas, mual, dan muntah.

3. Perparah sariawan
American Dental Assciation mengatakan, zat asam pada lemon sangat terlalu tinggi, sehingga minum air lemon ketika sariawan sangat tidak disarankan.

4. Terpapar kuman dari kulit lemon
Banyak orang mengonsumsi air lemon dengan cara infused water atau mencelupkan potongan lemon ke dalam air dalam botol. Namun, cara itu berisiko memicu berbagai penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada kulit lemon.

Untuk meminimalisasi risiko, cukup gunakan perasan lemon dan campurkan dengan air hangat. ** Baca juga: Kenali Mitos dan Fakta Seputar Osteoporosis

5. Dapat timbulkan migrain
Sejumlah ahli saraf mengatakan, buah-buahan seperti lemon diketahui dapat memicu migrain dan sakit kepala. Hal ini disebabkan oleh kadar tyramine yang tinggi dalam lemon. Tyramine sendiri merupakan senyawa alami yang sering dikaitkan dengan sakit kepala.

Jadi konsumsi air lemon secukupnya atau sesuai kebutuhan, ya.(ilj/bbs)




Cari Tahu Penyebab Kepala Pusing Saat Baru Bangun Tidur

Kabar6-Seringkali Anda mengalami kepala pusing saat bangun tidur, sehingga membuat aktivitas harian menjadi sedikit terhambat. Terkadang, sakit kepala terjadi begitu saja dan Anda tidak mengalaminya lagi.

Namun jika Anda sering mengalami nyeri kepala di pagi hari, mungkin ada penyebab khusus yang juga berarti mungkin ada cara untuk mencegahnya. Melansir Womantalk, apa sih penyebab kepala pusing saat baru bangun tidur?

1. Anda mengertakkan gigi saat tidur
Menggeretakkan gigi dapat menyebabkan ketegangan pada sendi temporomandibular, yang menghubungkan rahang bawah ke tengkorak di depan telinga, dan juga dapat menyebabkan perubahan posisi rahang Anda.

Menurut Dr. Amit Sachdev, M.D.dari Michigan State University, gerakan tersebut menyebabkan ketegangan, yang bisa memicu sakit kepala. Jika Anda menduga bahwa sakit kepala di pagi hari disebabkan oleh gertakan gigi, bicarakan dengan dokter tentang langkah-langkah berikutnya, yang dapat termasuk mengenakan pelindung gigi di malam hari.

2. Konsumsi kopi berlebihan
Dr. Sachdev mengatakab, kafein dapat memengaruhi aliran darah ke otak, dan jika sepanjang hari Anda mengonsumsi cukup banyak kopi, itu dapat menyebabkan efek samping neurologis yang mirip dengan minum alkohol. Untuk mengurangi sakit kepala akibat kafein, hindari kafein di sore hari menjelang malam.

3. Menderita migrain
“Waktu paling umum munculnya migrain adalah antara pukul 04.00 dan 09.00,” jelas Jennifer Kriegler, M.D.,. Mengapa demikian? Selama waktu itu, tubuh Anda cenderung menghasilkan lebih sedikit endorfin dan enkephalins, yang merupakan pembunuh rasa sakit alami, daripada pada waktu lain.

Menurut National Headache Foundation, adrenalin juga dilepaskan dalam jumlah yang lebih tinggi selama dini hari. Karena adrenalin mempengaruhi tekanan darah dan regulasi pelebaran atau kontraksi pembuluh darah, hal itu bisa memicu migrain.

Diketahui, migrain seringkali genetis, artinya tidak banyak yang dapat Anda lakukan untuk mengontrol apakah Anda mendapatkannya atau tidak, tetapi Anda dapat mengelolanya.

Jika Anda mengalami migrain, maka istirahat, kompres menggunakan es, dan bermeditasi dapat membantu. Namun, jika rasa sakit sudah tak tertahankan, sebaiknya konsultasi ke dokter.

4. Mengalami sleep apnea
Sleep apnea, kondisi kesehatan yang berpotensi serius, menyebabkan orang berulangkali berhenti bernapas saat mereka tidur, dapat menyebabkan Anda terbangun dengan kepala pusing.

Sakit kepala disebabkan oleh kekurangan oksigen dan peningkatan tekanan yang dapat berkembang di kepala Anda karena kondisi tersebut. ** Baca juga: Warna Pakaian Bisa Cerminkan Mood Seseorang?

Jadi, kenali penyebab Anda mengalami pusing saat baru bangun tidur, agar dapat diberikan solusi yang tepat.(ilj/bbs)




Penelitian Temukan, Keluhan Migrain Berkurang Seiring Bertambahnya Usia

Kabar6-Penelitian di Swedia menemukan, seiring dengan semakin bertambahnya usiaa, gejala migrain yang sering Anda alami pun akan berkurang. Serangan migrain menjadi lebih jarang, lebih singkat, dan tidak terlalu nyeri.

Pada penelitian ini, melansir dokter.id, para peneliti mengamati secara acak 374 penderita migrain, yang terdiri dari 200 wanita dan 174 pria, berusia rata-rata 55 tahun. Pengamatan berlangsung selama 12 tahun, yaitu dari 1994 hingga 2006.

Saat awal penelitian, para penderita mengalami sekira 1-6 kali serangan migrain setiap bulannya. Pada 2005 dan 2006, para peneliti menelepon setiap penderita yang diamati dan menanyakan bagaimana keadaan migrain mereka sekarang ini.

Dalam waktu 12 tahun pengamatan, para peneliti menemukan bahwa sekira 30 perseb (110 orang) penderita tidak lagi mengalami serangan migrain. Sekira 91 persen dari 110 orang ini tidak lagi mengalami serangan migrain dalam waktu dua tahun terakhir.

Di antara 264 orang lainnya yang tetap mengalami serangan migrain, para peneliti menemukan bahwa serangan migrain lebih jarang terjadi, lebih singkat, dan dengan gejala yang lebih ringan.

Sekira 80 persen orang di antaranya mengatakan bahwa mereka mengalami perubahan frekuensi serangan migrain, yaitu 80 persen di antaranya mengatakan bahwa serangan migrain menjadi lebih jarang, dan 20 persen di antaranya mengatakan bahwa serangan migrain menjadi lebih sering.

Sebanyak 55 persen dari 264 orang mengatakan, mereka mengalami perubahan dalam lama serangan migrain berlangsung. Sekira 66 persen dari mereka mengatakan, serangan migrain berlangsung lebih singkat dan 34 persen lainnya mengatakan bahwa serangan migrain berlangsung lebih lama.

Kemudian, 66 persen dari 264 orang tersebut mengatakan, intensitas serangan migrain yang mereka alami mengalami perubahan, yaitu 83 persen di antaranya hanya mengalami nyeri ringan dan 17 persen sisanya mengalami nyeri yang lebih berat.

Dan hanya sekira 1,6 persen (enam orang) yang mengalami migrain kronik, yaitu serangan migrain yang berlangsung selama lebih dari 15 hari dalam satu bulan.

Namun para peneliti tidak mengetahui siapa yang akan mengalami kesembuhan. Mereka menduga, faktor genetika mungkin turut berperan, terutama pada wanita. Penelitian ini menunjukkan, penderita wanita yang memiliki anggota keluarga lain yang juga mengalami migrain akan terus mengalami serangan migrain.

Terapi sedini mungkin dapat membantu membuat serangan migrain menjadi lebih jarang, lebih singkat, dan tidak terlalu berat. Selain itu, terapi dini juga dapat menurunkan risiko terjadinya migrain kronik.

Tetapi perlu diingat, tidak semua penderita migrain akan mengalami perbaikan gejala seiring dengan semakin bertambahnya usia mereka. Beberapa penderita mungkin akan terus mengalami serangan migrain seumur hidupnya. ** Baca juga: Benarkah Kosmetik Bisa Sebabkan Migrain?

Selain itu, penderita migrain juga perlu memperhatikan beberapa hal lainnya yang juga dapat mempengaruhi serangan migrain seperti menjaga berat badan tetap sehat, menghindari penggunaan obat sakit kepala dan kafein secara berlebihan, dan mengatasi berbagai gangguan tidur.(ilj/bbs)




Benarkah Kosmetik Bisa Sebabkan Migrain?

Kabar6-Agar tampak lebih cantik dan menarik, tidak sedikit kaum wanita yang gemar memakai produk kosmetik dari berbagai merek, disesuaikan dengan kebutuhan. Namun pernahkah kosmetik yang digunakan justru membuat Anda mengalami migrain?

Seorang dokter dan pendiri Eleven Eleven Wellness Center, bernama Dr. Frank Lipman, melansir byrdie, memberikan pernyataan mengejutkan, ‘wewangian yang terdapat dalam produk riasan kecantikan seringkali menimbulkan efek negatif seperti ruam kulit, asma, dan bahkan sakit kepala’.

“Wewangian dianggap salah satu dari lima alergen yang diketahui dapat menyebabkan alergi pada satu dari setiap 50 orang yang kemungkinan menderita kerusakan sistem kekebalan tubuh”, demikian menurut Komite Ilmiah Uni Eropa Produk Kosmetik dan Produk bukan makanan.

Ternyata sakit kepala dan migrain merupakan reaksi alergi yang disebabkan oleh wewangian sintetis. “Memiliki kepekaan terhadap aroma merupakan salah satu reaksi alergi,” ungkap Dr. Lipman.

Ditambahkan, “Reaksi alergi tergantung pada bahan kimia yang digunakan untuk membuat aroma tersebut, sehingga Anda harus mencatat mengalami reaksi alergi pada aroma apa.”

Jika merasa riasan wajah dan parfum yang digunakan bisa membuat migrain, sebaiknya Anda selalu membaca daftar bahan yang terkandung pada sebuah produk dan memilih produk dengan jelas. ** Baca juga: Sebenarnya, Berapa Banyak Air yang Dibutuhkan Tubuh?

“Carilah produk yang menggunakan minyak esensial bukan mengandung wewangian (parfum) dan memilih produk tanpa aroma tambahan,” jelas Dr. Lipman.(ilj/bbs)




Bahaya di Balik Terlalu Banyak Konsumsi Makanan Hasil Fermentasi

Kabar6-Makanan fermentasi adalah jenis makanan yang diolah dengan bantuan mikroorganisme seperti bakteri, ragi, dan lainnya. Makanan ini tidak hanya meningkatkan daya simpan makanan dan kaya gizi, tapi juga dapat membantu menambah bakteri baik dalam usus.

Semakin banyak bakteri baik dalam usus, maka sistem pencernaan Anda pun akan semakin lancar. Ada berbagai jenis produk hasil fermentasi di antaranya yoghurt, kimchi, tempe, tapai, brem, roti, keju, kefir, kombucha, dan lain sebagainya.

Namun tahukah Anda, melansir idntimes, beberapa makanan hasil fermentasi ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan, lho. Apa sajakah dampak yang dimaksud?

1. Kembung terutama bagi penderita gangguan lambung
Ada beberapa makanan dan minuman hasil fermentasi yang mengandung probiotik tinggi, dan tidak semua orang bisa aman mengonsumsinya.

Reaksi paling umum usai mengonsumsi makanan fermentasi adalah naiknya asam lambung dan membuat kembung.

2. Migrain dan sakit kepala
Makanan dan minuman fermentasi yang kaya akan probiotik seperti yoghurt, acar, asinan, dan kimchi mengandung amina biogenik yang diproduksi selama proses fermentasi.

Orang yang sensitif terhadap histamin dan tyramin bisa mengalami sakit kepala setelah mengonsumsi makanan fermentasi. Hal ini disebabkan oleh senyawa amina yang menstimulasi sistem saraf pusat. Senyawa tersebut bisa menurunkan atau menaikkan aliran darah yang bisa menimbulkan sakit kepala.

3. Intoleransi histamin
Beberapa makanan fermentasi mengandung banyak histamin. Sebagian tubuh seseorang memproduksi enzim untuk mencerna histamin dengan baik, namun ada beberapa orang yang tidak memproduksi enzim tersebut dalam jumlah banyak.

Kondisi intoleransi tersebut bisa menimbulkan gejala gatal, sakit kepala atau migrain, pilek (rinitis), mata merah, kelelahan, gatal-gatal dan gejala pencernaan termasuk diare, mual dan muntah.

4. Keracunan
Meskipun beberapa makanan dan minuman fermentasi aman untuk dikonsumsi, tidak menutup kemungkinan makan tersebut terkontaminasi bakteri yang bisa menimbulkan penyakit. Di Amerika pada 2012, ada 89 kasus salmonella disebabkan oleh tempe yang tidak dipasteurisasi.

Probiotik banyak ditemukan pada produk susu fermentasi seperti keju, yoghurt, dan mentega susu. Probiotik tersebut mampu mencegah pertumbuhan bakteri tertentu seperti Staphylococcus aureus dan Staphylococcal enterotoxins yang dapat menyebabkan racun pada makanan.

Pada beberapa kasus, probiotik gagal mensekresikan racun tersebut sehingga menyebabkan makanan tersebut bahaya untuk dikonsumsi.

5. Infeksi dari probiotik
Probiotik umumnya aman dikonsumsi oleh sebagian orang. Namun dalam kasus yang jarang terjadi, probiotik bisa mengakibatkan infeksi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

6. Perlawanan terhadap antibiotik
Bakteri probiotik bisa membawa gen yang memberikan perlawanan terhadap antibiotik. Gen ini dapat menular ke bakteri lain melalui transfer gen horizontal yang ditemukan pada saluran pencernaan.

Gen tersebut yang paling umum dibawa oleh makanan fermentasi untuk melawan eritromisin dan tetrasiklin. Keduanya digunakan untuk mengobati infeksi pernapasan dan beberapa penyakit menular seksual. ** Baca juga: 7 Makanan ‘Penggoda’ yang Selalu Bikin Diet Gagal

Jadi selain kaya manfaat, ternyata produk fermentasi juga bisa menimbulkan masalah kesehatan untuk sebagian orang yang tidak cocok mengonsumsinya.(ilj/bbs)




Sering Migrain, Hindari Dulu Makanan dan Minuman Ini

Kabar6-Faktor pencetus migrain paling dominan adalah konsumsi makanan tertentu, kurang atau tidur yang berlebihan, tidak makan atau diet, stres dan tekanan emosi, bau-bauan yang menyengat, serta paparan sinar yang berlebihan.

Selain faktor-faktor tadi, melansir Tabloidbintang, penderita migrain juga harus berhati-hati terhadap makanan dan minuman tertentu. Apa saja jenis makanan dan minuman yang dimaksud?

1. Alkohol
Termasuk zat yang diuretik atau penyebab dehidrasi tubuh, sehingga memicu timbulnya migrain. Meski anggur merah memiliki fungsi ganda yang berlawanan, karena kaya akan unsur fenolik yang sangat baik buat jantung, anggur merah juga bisa memicu terjadinya migrain.

2. Kafein
Meski mengonsumsinya membantu menghilangkan migrain, sebenarnya tidak dianjurkan dilakukan bagi penderitanya. Hal ini karena bila sudah kecanduan, kurang konsumsi kafein malah akan memicu terjadinya migrain. Bila hanya ingin menghentikan migrain, satu gelas saja sudah cukup.

3. Keju
Meski masih menjadi pro dan kontra, beberapa ahli mengatakan keju adalah salah satu pemicu migrain. Unsur asam amino tiramin yang terkandung pada keju diperkirakan mampu memicu timbulnya sakit kepala, karena mengurangi kadar serotonin dalam otak yang mengganggu irama aliran darah.

4. Aditif makanan
Para penderita migrain umumnya mengatakan bahwa mereka sangat sensitif dengan makanan yang mengandung nitrit, aspartame (pemanis buatan), tetrazin, dan sulfite (ditemukan pada minuman alkohol dan wine). ** Baca juga: Perhatikan Beberapa Hal Sebelum Berenang di Kolam Umum Selama New Normal

Untuk sementara waktu, hindari dulu beberapa makanan dan minuman tadi agar migrain tidak tambah parah.(ilj/bbs)




Minimalisir Migrain dengan 4 ‘Obat’ Alami Ini

Kabar6-Migrain seringkali datang tanpa mengenal waktu. Hal ini tentu saja sangat mengganggu, terlebih saat Anda sedang menyelesaikan pekerjaan kantor yang menuntut konsentrasi tinggi. Akibatnya, pekerjaan pun menjadi tertunda.

Jika biasanya Anda langsung minum obat untuk menghilangkan sakit, melansir Okezone, ternyata ada sejumlah bahan alami yang diyakini bisa meminimalisir migrain. Apa saja obat alami yang dimaksud?

1. Jahe
Jahe telah digunakan sebagai obat untuk menghilangkan mual sejak lama. Diyakini, jahe dapat mencegah migrain, setidaknya bisa mengurangi keparahan dan panjang serangan migrain.

2. Kafein
Kafein sering dikatakan sebagai penyebab utama migrain. Ini bisa jadi benar, jika seseorang mengonsumsi kafein sepanjang hari.

Namun, peneliti mengklaim kafein dapat mengurangi efek migrain jika dikonsumsi dalam jumlah kecil. Selain itu, kafein dapat membantu penyerapan obat pereda nyeri migrain lebih cepat.

3. Minyak peppermint
Saat migrain menyerang, coba oleskan minyak peppermint ke dahi dan pelipis. Hal ini lebih efektif untuk meredakan nyeri dan mual akibat migrain daripada menggunakan obat migrain plasebo.

4. Konsumsi makanan yang kaya magnesium
Sebenarnya kekurangan zat magnesium bisa memicu sakit kepala dan migrain. Makanan yang kaya magnesium antara lain cokelat hitam, tahu, tempe, sayuran hijau, kacang-kacangan, gandum utuh, dan sejenisnya.

Penelitian menunjukkan, mengonsumsi suplemen magnesium oksida dapat membantu mencegah migrain. Minum suplemen yang mengandung magnesium juga dapat menjadi cara mengobati migrain karena nyeri menstruasi. ** Baca juga: Yuk, Jaga Tubuh Agar Tetap Terhidrasi Selama Puasa

Selamat mencoba.(ilj/bbs)




Migrain Saat Bangun Tidur Pagi, Ini Penyebabnya

Kabar6-Mungkin Anda pernah mengalami saat bangun tidur di pagi hari merasakan migrain yang sangat sakit di leher dan kepala. Mengapa hal itu bisa terjadi, dan apa penyebabnya?

Menurut Perpustakaan Nasional Kedokteran Ameriksa Serikat, melansir tempo.co, migrain pagi adalah salah satu jenis yang paling umum. Ahli saraf mengatakan, migrain tidak mencoba untuk menghancurkan rutinitas harian Anda secara acak. Migrain muncul ketika Anda bangun karena kombinasi hal-hal seperti gangguan tidur, genetika, dehidrasi, obat-obatan, dan fluktuasi hormon.

“Migrain dapat terjadi kapan saja,” ungkap Sara Crystal M.D., seorang ahli saraf di New York Headache Center.

Dikatakan Crystal, banyak orang mungkin mengalami migrain ekstra sekarang karena tekanan bekerja di rumah, waktu layar tambahan, dan tekanan tambahan pandemi COVID-19.

“Sebagian besar penderita migrain dapat berharap untuk mengalami serangan migrain antara pukul 04.00 dan pukul 09.00,” kata Cara Pensabene M.D., direktur medis di EHE Health. “Sayangnya, ini dapat sangat mempengaruhi tidur Anda, yang pada gilirannya meningkatkan risiko Anda mengalami lebih banyak migrain.”

Dalam satu studi yang diterbitkan pada 2016 di Medicine, disebutkan bahwa orang-orang yang tidur sangat buruk lebih mungkin terkena migrain secara umum. Studi lain terhadap pasien migrain yang diterbitkan pada 2017 di Cephalalgia menemukan, migrain pagi dikaitkan dengan gangguan pada jam tubuh orang, atau chronotypes.

Penelitian mengatakan, jika Anda mengalami migrain di pagi hari, Anda mungkin juga memiliki ritme sirkadian yang sedikit abnormal, sinyal alami yang menentukan kapan Anda tidur dan bangun.

Migrain juga menjadi lebih umum ketika siklus tidur Anda menjadi kacau. “Perubahan pola tidur seperti jet lag atau terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur juga dapat menyebabkan migrain,” kata Pensabene.

Inilah sebabnya mengapa perubahan hormonal di sekitar menstruasi Anda mungkin membuat kepala Anda sakit, selama fase menstruasi, orang sering merasa lebih sulit untuk tidur, memicu migrain.

Hal-hal lain juga dapat berkontribusi pada migrain pagi hari, menurut. Dr. Pensabene, adalah puasa dan dehidrasi. Di pagi hari, sebagian besar dari kita tanpa makanan atau air selama setidaknya delapan jam, kecuali camilan tengah malam. Selain itu, obat penghilang rasa sakit tubuh sendiri juga bisa menjadi faktor.

National Headache Foundation mencatat, selama pukul 04.00 dan pukul 08.00, produksi endorfin dan enkephalin dalam tubuh, yang mengurangi rasa sakit, berada pada titik terendah, dan adrenalin berada pada titik tertinggi.

Diketahui, adrenalin dapat memicu migrain, karena menyempitkan pembuluh darah dan mengubah aliran darah otak. Obat penghilang rasa sakit yang mungkin Anda gunakan sebelum tidur kemungkinan juga hilang pada dini hari.

Tak hanya itu, dikatakan Dr. Pensabene, perubahan tiba-tiba di lingkungan Anda, seperti cahaya terang, sinar matahari, suara keras, atau perubahan cuaca atau tekanan udara dalam semalam dapat membuat migrain muncul. Sayangnya, memiliki riwayat genetik migrain juga membuat Anda lebih rentan, jika anggota keluarga Anda yang lain mengalami migrain pagi, Anda lebih berisiko.

Jika Anda cenderung terbangun karena sakit kepala yang amat buruk, rencana perawatan migrain dengan dokter Anda atau spesialis sakit kepala mungkin merupakan cara yang baik untuk membantu. ** Baca juga: Kapan Physical Distancing COVID-19 Berakhir?

Jadwal tidur yang teratur, lingkungan tidur yang sejuk, tenang, dan upaya untuk mengurangi stres di siang hari dapat bermanfaat juga.(ilj/bbs)