1

Survey Terbaru Masyarakat Indonesia Cenderungan Lebih Boros untuk Mudik Lebaran

Kabar6-Menjelang Lebaran, pekerja di Indonesia umumnya akan menerima Tunjangan Hari Raya atau yang dikenal sebagai THR. Biasanya uang tersebut digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan atau hadiah bagi orang-orang terkasih.

Menurut survei dari Databoks pada tahun 2023 yang melibatkan 963 responden, ada 90,6% orang di Indonesia yang memiliki kecenderungan lebih boros pada bulan Ramadan, terutama untuk mudik lebaran.

Kebiasaan ini bukanlah hal yang baru, mengingat THR itu diibaratkan seperti menerima durian runtuh. Tidak heran kalau pada akhirnya seseorang merasa uang THR secara sekejap akan habis dalam hitungan menit. Sebenarnya menggunakan uang THR untuk memenuhi keinginan ini dan itu sudah menjadi kebiasaan turun-temurun yang sering dilakukan orang Indonesia.

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Diana Hasan, S.E., M.M, perilaku borosnya orang saat menggunakan uang THR dihubungkan dengan keadaan individu yang dirasa tidak dapat mengontrol kebutuhan prioritasnya. Selain itu, kebanyakan orang juga belum memiliki pemahaman yang baik tentang mengelola keuangan.

**Baca Juga:Provinsi Banten Kembangkan Benih Padi Biosalin untuk Wilayah Pesisir

Dalam keterangan tertulis dikutip, Selasa (16/4/2024), berikut beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam mengelola uang THR agar tidak boros, serta tetap terasa manfaatnya dalam waktu yang panjang:

Selalu tentukan skala prioritas keuangan dengan menggolongkan pengeluaran mulai dari tabungan, dana darurat dan tabungan khusus, misalnya untuk pergi haji. Selalu ingat untuk memprioritaskan pengeluaran rutin juga ya!

Kemudian, saat menerima uang THR jangan lupa untuk berbagi ke sesama dengan berzakat atau bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Terakhir, rencanakan pembelian instrumen atau solusi yang dapat memberikan perlindungan bagi keluarga agar terhindar dari berbagai risiko yang kedepannya mungkin dapat mengganggu kondisi keuangan, seperti asuransi syariah.

Kenapa harus Asuransi Syariah?

Asuransi syariah memiliki prinsip yaitu “Saling Menolong dan Melindungi”. Berbeda dengan asuransi konvensional yang mentransfer risiko Peserta ke Perusahaan Asuransi, di asuransi syariah risiko dibagi dan ditanggung bersama oleh seluruh Peserta (Takaful), sesuai dengan firman Allah untuk saling tolong menolong sesama umat. Pas sekali dengan momentum Ramadan ini, karena setiap perbuatan baik, pahalanya berlipat ganda. THR pun jadi bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tapi untuk orang lain.

Asal tahu saja, baru-baru ini telah hadir produk asuransi Perlindungan Amanah Syariah dari AXA Mandiri yang dapat menjadi solusi untuk masyarakat yang mencari perlindungan inovatif, dengan manfaat perlindungan sejak saat peserta masih hidup sampai dengan akhir masa asuransi berdasarkan prinsip syariah. Produk ini menghadirkan berbagai manfaat dan fitur dimana nasabah dapat memilih dari beberapa plan sesuai kebutuhan, termasuk pilihan dalam masa pembayaran kontribusi dan masa asuransi.

Perlindungan ini sangat penting sehubungan dengan terus meningkatnya biaya perawatan kesehatan, khususnya penanganan penyakit kritis. Hal tersebut senada dengan hasil penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menyebutkan dari total kasus kanker di Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai angka 2.294.114 kasus, 75% pasien dengan kanker mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat dari pengobatan dan perawatan kanker dalam satu tahun setelah terdiagnosis. Biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kanker yaitu sebesar Rp102-106 juta. Sementara biaya rata-rata yang dikeluarkan pasien penyakit kardiovaskular atau jantung yaitu sebesar Rp203,7 – Rp404 juta.

Selain itu, peserta juga dapat mewujudkan impian masa depan dengan menggunakan manfaat akhir masa asuransi hingga 115% dari total kontribusi dasar yang telah dibayarkan selama polis masih aktif hingga akhir masa asuransi. Keunggulan lain Asuransi Perlindungan Amanah Syariah adalah manfaat badal haji dan fitur wakaf, sehingga pemegang polis bisa meraih keberkahan dan kemuliaan akhirat. Wakaf yang bisa disalurkan bernilai hingga 45% dari nilai santunan asuransi.(red)

 




Hikmahanto Juwana: Penolakan Timnas Israel Patut Disayangkan 

Kabar6.com

Kabar6-Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana, menyampaikan bahwa penolakan Timnas Israel oleh sebagian masyarakat di Indonesia, sejumlah Kepala Daerah maupun politisi patut disayangkan. Penolakan tersebut seolah memandang warga Israel ataupun negara yang diwakilinya sebagai sesuatu yang haram untuk hadir di Indonesia.

“Padahal yang ditentang oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia seharusnya adalah kebijakan pemerintah zionis Israel yang mengambil paksa dan menduduki tanah rakyat Palestina dan mempertahankannya dengan kekerasan yang melanggar hak asasi manusia. Itulah yang diamanatkan oleh pembukaan Konstitusi Indonesia bahwa penjajahan harus dihapus dari muka bumi.,” kata Hikmahanto Juwana yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Jenderal A. Yani, dalam keterangannya, Senin (27/03/2023).

Menurutnya, bila suatu saat pemerintah Israel sudah mengakui kemerdekaan Negara Palestina dan mengembalikan tanah Palestina kepada rakyat Palestina maka Indonesia pun tidak bisa tidak untuk mengakui negara Israel dan menjalin hubungan diplomatik. Ini karena Israel sudah tidak lagi melakukan penjajahan. Namun bila persepsi mengharamkan negara Israel dan warganya yang dibenarkan berarti sampai kiamat pun Indonesia akan menolak hal yang berbau Israel.

Bila demikian, sambung Hikmahanto Juwana, apakah Indonesia tidak dapat dipersamakan dengan Hitler dengan Nazinya yang hendak menghapus ras Yahudi? Suatu hal yang justru bertentangan dengan hak asasi manusia yang seharusnya tidak berkembang di bumi Indonesia.

**Baca Juga: Selama Ramadan, Mata Pelajaran di Kabupaten Tangerang Dikurangi 10 Menit

“Penolakan timnas Israel untuk bertanding di Indonesia seolah membuat Indonesia lebih Palestina daripada Palestina. Ini mengingat Dubes Palestina untuk Indonesia yang mewakili rakyat dan pemerintah Palestina di Indonesia telah mengatakan tidak mempunyai keberatan bila timnas Israel bertanding di Indonesia. Terlebih lagi penolakan semakin tidak berdasar mengingat tahun lalu (Maret 2022) telah diselenggarakan Sidang Majelis Uni Inter Parlemen (Inter-Parliamentary Union) ke 144 di Nusa Dua Bali yang salah satu delegasi yang hadir adalah Parlemen Israel Knesset,” papar Pakar Hukum Internasional, Hikmahanto Juwana.

Hikmahanto Juwana mempertanyakan, “Lalu apa yang membedakan antara Timnas Israel saat sekarang dengan Parlemen Israel saat itu? Bukankan Indonesia sebagai tuan rumah tidak memiliki kendali atas siapa yang diundang oleh penyelenggara (organizer) event internasional, seperti FIFA ataupun IPU?”

Sepanjang Indonesia telah menyatakan diri bersedia menjadi tuan rumah, kata Hikmahanto Juwana, maka Indonesia harus mengambil risiko untuk tidak menolak siapapun anggota dari penyelenggara event internasional. (Red)