1

Turun dari Barakuda Dipayungi Petugas Ferdy Sambo Diteriaki Manja

Kabar6.com

Kabar6-Ada insiden menggelitik saat tersangka Ferdy Sambo digelandang masuk ke gedung Kejaksaan Agung RI. Bekas Kadiv Propam Mabes Polri itu turun dari kendaraan Barakuda milik Brimob.

Ferdy Sambo sempat coba dipayungi oleh petugas. “Woi enggak usah pake payung woi,” teriak wartawan di depan gedung Jaksa Muda Tindak Pidana Umum Kejagung, Rabu (5/10/2022).

Kerumunan awak media menyatakan bahwa Ferdy Sambo sudah bukan polisi dan telah menyandang status sebagai tersangka. Payung diduga untuk menghalangi sorotan kamera wartawan.

“Udah TSK (tersangka) woi. Manja amat,” teriak wartawan lainnya. Sambo keluar dari Barakuda mengenakan baju tahanan warna oren. Postur tubuhnya terlihat agak kurus.

**Baca juga: Dua Motor Terlibat ‘Adu Banteng’ di Ciputat, Seorang Pengendara Tewas

Sementara itu, Jaksa Muda Tindak Pidana Umum Kejagung, Fadil Zumhana berjanji pihaknya sebagai penegak hukum memberikan perlakuan yang sama terhadap para tersangka Ferdy Sambo Cs.

“Tidak ada perlakuan yang berbeda dengan status tersangka ini,” janjinya. Fadil contohkan, termasuk bagi tersangka Richard Eliezer Pudihang Lumiu yang berstatus sebagai justice collaborator.

“Apabila kami limpahkan ke pengadilan, kami akan perlakukan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana dan seluruh proses ini sudah berjalan sesuai SOP penanganan perkara yang kami pegang teguh di JAM PIDUM,” ujar Fadil.(yud)




Aneh, Pria Tiongkok Ini Kesal Karena Selalu Dimanja Orangtuanya dengan Materi Berlimpah

Kabar6-Jika banyak anak yang senang dimanja oleh kedua orangtuanya, bahkan sering meminta fasilitas atau materi berlebih, hal itu tidak berlaku untuk pemuda asal Tiongkok bernama bernama Qiaochu Yuan.

Bukannya bahagia, Yuan malah ngambek lantaran kedua orangtuanya selalu memberi pemuda ini dengan limpahan materi. Momen ini menjadi viral, melansir metro.co.uk, setelah Yuan membagikan serangkaian cuitan di media sosial Twitter seputar kehidupannya selama ini. Yuan juga merasa terlalu dilindungi dan dimanja kedua orangtuanya. Hal itulah yang membuatnya merasa kesal. Menurut Yuan, ia selalu dilindungi dan dicintai orangtuanya dalam bentuk materi semata.

“Mari kita mulai di sini: Agustus lalu, ibuku memberi uang US$100 ribu (sekira Rp1,4 miliar) untuk ulang tahunku. Aku membencinya karena ini, juga menyembunyikan rasa benciku,” demikian cuitan Yuan di Twitter. “Aku selalu dilindungi cinta orangtuaku dalam bentuk uang.”

Yuan melanjutkan, ia merasa bersalah karena seluruh biaya kuliah dibayar orangtua. Ia juga sadar bahwa dirinya berada di posisi yang beruntung. Namun menurutnya, hal itu justru yang membuat hidupnya berantakan, lantaran kurang mendapat kasih sayang secara emosional dari orangtuanya sendiri.

“Orangtuaku merawatku secara material tapi tidak merawatku secara emosional,” cuitnya. “Mereka tidak pernah menyuruhku melakukan tugas rumah tangga. Aku sangat dimanja, dan akibatnya tidak baik bagiku.”

Akibatnya, hidup Yuan menjadi berantakan. Ia kerap mengonsumsi obat-obatan terlarang seperti LSD. Ia berniat membagikan pengalamannya ini di media sosial setelah mengonsumsi barang haram tersebut.

“Beberapa hari lalu aku menggunakan LSD dalam dosis medium dan menulis selama beberapa jam dan mengakui beberapa hal pada diriku sendiri, kebanyakan soal uang,” ungkapnya lewat cuitan di Twitter.

Yuan sendiri sudah menjadi pengangguran selama tiga tahun. Namun, pemuda itu bisa tetap hidup enak berkat orangtuanya. “Alasan kau hidup saat ini dan tidak mati kelaparan di jalan meskipun kau tidak bekerja selama tiga tahun adalah karena orangtuamu mengirimi uang karena mereka mencintaimu,” tulis Yuan.

Cuitan Yuan pun viral dan sudah disukai hingga 4,4 ribu kali. Termasuk menuai banyak komentar pro dan kontra. ** Baca juga: Seorang Anak Laporkan Ayahnya ke Polisi Karena Disuruh Lakukan Pekerjaan Rumah

“Aku tidak paham rasa kesalmu pada orangtua. Mereka mencintaimu sampai tidak jadi pensiun, dan memberimu banyak uang. Aku tidak paham kenapa kau merasa negatif soal ini. Aku paham dengan pengalamanmu, tapi aku bertanya-tanya berapa banyak orang yang membenci orangtua mereka karena tidak didukung secara finansial,” cuit salah seorang netizen

Di sisi lain, ada pula yang menyarankan pria ini untuk mencari terapis dan bukan membagikan curhatan di Twitter.

“Ini sangat susah dibaca. US$100 ribu adalah pendapatanku setelah di total dalam satu dekade. Orangtuaku tidak makan demi memberiku makan saat aku tumbuh dewasa. Cuitan ini lebih baik dibagikan dengan terapis, bukan di Twitter.”

Bagaimana pendapat Anda?(ilj/bbs)




Merasa Terlalu Dimanja, Seorang Istri di UEA Gugat Cerai Suaminya

Kabar6-Ada banyak hal yang menjadi penyebab pasangan suami istri (pasutri) mengakhiri biduk rumah tangga mereka atau bercerai, antara lain adalah KDRT, perselingkuhan, masalah ekonomi, dan lain sebagainya.

Namun penyebab perceraian sepasang suami istri di Uni Emirat Arab (UEA) yang tidak disebutkan namanya ini, melansir Indiatoday, sungguh unik. Sang istri menggugat cerai suaminya di pengadilan Shairah, Fujairah, karena merasa bahwa sang suami terlalu mencintai dan memanjakan dirinya. Dan hal ini membuat perempuan itu merasa terganggu.

Suaminya juga selalu membantu melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah sehingga membuat sang istri merasa tidak nyaman. Dikatakan, bantuan dan kasih sayang dari suaminya itu sebagai ‘neraka dunia’.

Mereka juga tidak pernah beradu argumen sedikit pun karena sang suami selalu sepakat dengan istrinya dalam hal apa pun. ** Baca juga: Katakombe Capuchin, Kampung Bagi Ribuan Mayat di Bawah Tanah Italia

“Dia tidak pernah berbicara dengan suara keras, dan dia tidak pernah membuat saya kecewa ataupun sedih,” ungkap sang istri. “Saya merasa tertekan oleh cinta dan perhatian yang begitu ekstrem dari dirinya. Dia bahkan membantu saya membersihkan rumah. Saya sangat mendambakan adanya perselisihan di antara kami, namun hal itu tidak mungkin terjadi dengan suami saya yang selalu memaafkan saya dan memberi saya banyak hadiah.”

Ditambahkan, dirinya membutuhkan sebuah diskusi atau perdebatan dalam membangun rumah tangga. Lantaran tak ada hal itu, dirinya merasa tidak sepaham dengan suami.

“Saya membutuhkan diskusi atau perdebatan yang nyata di antara kami, bukan hidup yang bebas dari aturan-aturan,” kata sang istri lagi.

Sementara sang suami merasa bahwa selama ini dia tidak merasa telah melakukan kesalahan pada istrinya. Dia hanya mencoba menjadi suami yang sempurna dan baik hati. Sayang, apa yang dilakukan itu justru membuat sang istri merasa tidak nyaman dan menggugat cerai dirinya.

“Rasanya tidak adil jika kita menghakimi rumah tangga yang baru berjalan selama setahun, dan semua orang bisa belajar dari kesalahan,” ujar sang suami yang berharap pernikahannya dapat diselamatkan.

Pihak pengadilan sendiri memutuskan untuk memberi waktu bagi pasutri itu. Diharapkan mereka melakukan rekonsiliasi dan membicarakan masa depan rumah tangganya.

Namun, jika sang suami tidak menunjukkan perubahan dan tetap memberi kenyamanan yang dianggap berlebihan oleh istri, mungkin perceraian mereka akan dikabulkan.

Jadi serba salah.(ilj/bbs)