1

Di Paris, Denda Rp2 Juta Bagi yang Jogging di Luar Rumah

Kabar6-Kota Paris di Prancis mulai memberlakukan pembatasan sosial terkait pandemi COVID-19. Kota ini bahkan sangat ketat mengatur kegiatan olahraga di luar ruangan.

“Keluar untuk aktivitas olahraga tidak diizinkan antara pukul 10.00 hingga pukul 19.00 di area Paris,” demikian tulis sebuah pernyataan. “Namun masih dibolehkan antara pukul 07.00 hingga pukul 10.00 ketika kepadatan jalan paling rendah.”

Dan bagi yang melanggar, melansir thelocal, akan dikenakan denda sebesar sekira Rp2 juta. Apabila tetap melanggar, maka sanksi berikutnya adalah penjara hingga enam bulan. ** Baca juga: Ibu Paling Produktif di Inggris Melahirkan Anak ke-22

Minggu lalu, Prancis mencatatkan 833 kematian akibat COVID-19 dalam rentang 24 jam, tertinggi sejak wabah dimulai. Total kematian akibat COVID-19 di negara ini mencapai 8.911 kasus, sedangkan kasus positif tercatat 98.010.

“Belum berakhir. Masih jauh. Jalan masih panajng. Angka yang saya umumkan menunjukkan hal itu. Tetap di rumah dan lanjutkan upaya mengurung diri,” kata Olivier Veran, Menteri Kesehatan.(ilj/bbs)




Mengapa Merokok Sebaiknya di Luar Ruangan?

Kabar6-Tidak sedikit orang yang memasukkan rokok sebagai ‘kebutuhan penting’ alias tiada hari tanpa merokok. Entah itu usai makan, saat santai atau bahkan sambil menyelesaikan suatu pekerjaan.

Selain di luar ruangan, seringkali kita melihat orang merokok dalam rumah atau ruang kerja. Padahal, merokok dalam ruangan tertutup merupakan hal yang paling buruk. Ini karena asap rokok bisa menempel pada di ruangan tersebut, sehingga turut menjadi agen penyebar partikel beracun.

Diketahui, rokok akan menghasilkan lebih dari 7.000 bahan kimia, dan 69 di antaranya dapat menimbulkan penyakit kanker dan racun lainnya. Dari beberapa bahan kimia tersebut, sebenarnya juga ditemukan dalam produk sehari-hari dengan diberi label peringatan.

Paparan asap rokok, melansir Klikdokter, bisa menempel pada setiap sisi ruangan, mulai dari kursi, meja, gagang pintu sampai tembok, bisa terdapat partikel berbahaya di lapisan permukaannya. Partikel racun tersebut bisa kembali masuk ke dalam paru-paru, sekalipun Anda tidak merokok dan hanya menemani teman yang sedang merokok di ruangan tersebut.

Parahnya, orang-orang yang tidak merokok namun ada di ruangan tersebut juga berisiko terpapar partikel racun. Orang-orang yang tidak merokok namun menghirup partikel asap rokok akan memiliki risiko kesehatan serupa perokok.

Sudah menjadi rahasia umum, rokok jadi penyebab utama kanker paru. Tidak hanya menyerang orang yang secara aktif merokok, risiko kanker paru ini juga bisa dirasakan oleh orang yang hanya menghirup asap rokok maupun partikelnya saja.

Pada stadium awal, gejala kanker paru mungkin tidak akan terlihat dengan jelas. Tapi, pada stadium lanjut, penderita kanker paru akan merasa sesak napas, sering batuk dan mengalami penurunan berat badan secara drastis tanpa sebab yang jelas.

Orang yang menghirup asap rokok, baik secara langsung atau tidak, juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit jantung koroner, serangan jantung dan stroke.

Di antara dampak buruk tersebut, hal paling parah yang bisa terjadi akibat kebiasaan merokok atau menghirup asapnya secara berulang adalah kematian dini. Pasalnya, tubuh Anda akan terus terpapar dengan racun secara berulang.

Cepat atau lambat, paparan racun tersebut akan menyebabkan kerusakan pada berbagai organ penting di dalam tubuh Anda. Alhasil, organ-organ tersebut akan kehilangan fungsinya hingga mati sama sekali.

Semakin banyak asap rokok yang masuk dalam paru, semakin tinggi pula risiko Anda mengalami kondisi-kondisi yang mengancam keselamatan jiwa. Karena itulah, perokok sebaiknya menghentikan kebiasaan buruk ini sesegera mungkin. ** Baca juga: 5 Kesalahan Olahraga yang Justru Bikin Anda Terlihat Tua

Jika memang tidak bisa, hindari merokok di dalam ruangan atau di dekat orang lain yang tidak merokok.(ilj/bbs)




Apa Sih Beda Lari di Dalam & Luar Ruangan?

Kabar6-Olahraga lari selain murah juga bisa dilakukan di mana saja, baik di dalam ruangan dengan menggunakan treadmill, maupun di udara terbuka, dan dapat dilakukan kapan saja. Sebenarnya adakah perbedaan antara lari di dalam dan di luar ruangan? Dilansir ghumi.id, berikut uraiannya:

1. Energi
Ternyata untuk urusan energi yang dikeluarkan, lari di luar ruangan lebih memakan banyak energi dibandingkan dengan lari di dalam ruangan. Ada banyak faktor eksternal yang memaksa tubuh untuk bekerja lebih keras. Dari mulai kelembapan udara hingga kontur track lari yang belum tentu datar.

2. Kecepatan
Mungkin banyak dari kita mengira kalau lari dengan treadmill lebih cepat dibandingkan di luar ruangan. Pasalnya, treadmill lebih konstan dan bisa diukur kecepatannya.
Namun sebuah penelitian mengatakan sebaliknya. Lari di luar ruangan ternyata menghasilkan kecepatan lebih cepat dibandingkan dengan treadmill. Makanya ada istilah treadmill slow you down.

Sementara ini para ahli berhipotesa mungkin efek gerak objek membuat otak memacu otot lebih kencang dalam berlari. Bisa dibilang hanya sensasinya saja yang berbeda sehingga memberi efek luar berbeda.

3. Cedera
Lari di luar ruangan paling berisiko misalnya yang berkaitan dengan keramaian lalu lintas, terpapar polusi udara secara langsung, dan tentu saja terpapar panas matahari secara langsung. Sementara pada treadmill hanya cedera pada otot dan ligamen saja. ** Baca juga: Punya Lemak di Perut Tidak Selalu Merugikan

Jadi lari di dalam atau luar ruangan yang menjadi pilihan Anda?(ilj/bbs)