1

Ketua KT Banten: Banyak Hoax Bermunculan Jelang Pemilu

Kabar6-Karang Taruna (KT) Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten menggelar kegiatan literasi digital bagi para lansia dan remaja dengan menggandeng lembaga edukasi dan literasi digital Tular Nalar.

Acara yang dihadiri ratusan lansia perempuan dan remaja itu dibuka langsung oleh Ketua KT Provinsi Banten Andika Hazrumy di Gedung PGRI, pada Sabtu, 4 Maret 2023.

Dalam sambutannya Andika mengatakan, berita bohong atau hoax yang membanjiri dunia digital kita hari ini melalui keberadaan internet dan gawai yang bisa diakses semua golongan masyarakat menyebabkan disinformasi yang signifikan terhadap semua sektor kehidupan.

“Disinformasi seperti itu sangat penting untuk dicegah, terlebih menjelang tahun politik yaitu pesta demokrasi pemilu,” kata Andika Hazrumy, Sabtu (04/03/2023).

Menurutnya pesta demokrasi yang seyogyanya mendatangkan kebaikan dan kebermanfaatan masyarakat tak terhindar dari hoax dan akibatnya ada disiformasi.

“Tidak semua kita bijak dalam berpolitik. Kadang-kadang dengan tidak mempedulikan kalau itu menimbulkan konflik di masyarakat,” ujar Andika.

Diakui Andika, isu-isu negatif di tahun politik menjelang pemilu banyak bermunculan. Hal itu menurutnya perlu disaring oleh masyarakat yang menerimanya sebelum akhirnya informasi tersebut disebarkan.

“Di kegiatan ini, hal seperti itu diberikan edukasinya terutama kepada generasi yang lebih tua yang bisa jadi generasi yang dianggap gagap beradaptasi dengan era digital ini, dan tentunya kepada generasi remaja sebagai pelaku utama di era digital ini,” terangnya.

Sementara itu Koordinator Tular Nalar Kabupaten Serang Nia Kania mengatakan, konteks kegiatan pelatihan penggunaan teknologi digital dalam aktivitas keseharian masyarakat saat ini telah menjadikan masyarakat sebagai bagian dari warga digital.

“Apa itu warga digital? Yaitu, kita semua yang memanfaatkan teknologi informasi dan komputer dalam beraktivitas. Nah, meskipun aktivitas dunia digital ini bersifat virtual, bukan berarti kita ini bebas tanpa aturan,” kata Nia Kania, Sabtu (04/03/2023).

**Baca Juga: Warga Taman Cikande Jayanti Pilih Bertahan saat Rumah Terendam Banjir

Dikatakan Nia, masyarakat tetap perlu untuk memperhatikan aturan dan etika yang berlaku dalam beraktivitas di dunia virtual. Aktivitas di dunia virtual diatur oleh UU ITE atau Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informatika secara umum.

Kata Nia, sebagai warga digital masyarakat Indonesia dan dunia tidak hanya sekedar tahu soal teknologi digital dan internet tetapi juga tanggap untuk merespons dan menjawab persoalan yang muncul berkaitan teknologi informasi dan komputer.

“Lebih jauh lagi, kita menjadi tangguh berhadapan dengan beragam problematika dari penggunaan teknologi informatika dan komputer dalam aktivitas keseharian kita,” ucapnya. (Dhi)




Ngobrol Bareng Legislator ‘Literasi Digital: Aman dan Nyaman Bertransaksi di Era Digital’

Kabar6.com

Kabar6-Webinar atau seminar online ‘Ngobrol Bareng Legislator’ mengangkat tema ‘Literasi Digital: Aman dan Nyaman Bertransaksi di Era Digital’.

Dalam webinar itu, pemateri dibawakan oleh Anggota DPR RI Komisi 1 Dr. Alimin Abdullah, Praktisi Rah Yulianto, dan Direktur Jenderal (Dirjen) Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Samuel Abrijani Pangerapan.

Anggota DPR RI Komisi 1 Dr. Alimin Abdullah mengatakan, saat ini, dunia digital telah merambah semua aspek kehidupan.

Menururnya, perkembangannya membuka peluang bisnis baru dan memberikan sejumlah kemudahan dalam menjalankan bisnis. Salah satu kemudahannya adalah transaksi digital. Sayangnya, keamanan bertransaksi digital di Indonesia masih rendah, sehingga masyarakat harus memahami literasi digital.

Lanjutnya, masyarakat harus bisa mengikuti perkembangan dunia digital dan teredukasi mengenai aturan-aturan dalam transaksi digital. Apabila publik mengetahui dan memahami tentang dunia digital, sudah dipastikan akan dimudahkan dengan adanya perkembangan digital.

“Sebagai contoh uang elektronik. Kemudahan didapatakan karena ada bukti transaksi. Namun, kendalanya jika kita tidak memahami dunia digital dengan baik, kita harus meningkatkan literasi digital dengan cakap dan benar,” ungkapnya, Kamis (14/4/2022).

Di kesempatan yang sama, Rah Yulianto sebagai praktisi mengakui indeks literasi digital di Indonesia masih sangat rendah. Rata-rata hasil survey hanya mendapatkan nilai 3 untuk pemahaman digital masyarakat Indonesia. “Hal tersebut masih belum tergolong baik,” ungkap Rah.

Rendahnya literasi digital ini, menurut Rah, mengakibatkan hadirnya sejumlah tantangan. Sebagai contoh, penipuan di e-commerce atau marketplace. Kemudian, adanya penipuan indeks trading. “Bahkan banyak juga masayarakat terjebak investasi bodong,” ungkapnya.

Masih menurut Rah, cara bertransaksi yang aman dilihat dari proses transaksi dan hal yang ditransakasikan. Jika secara konvensional transaksi terjadi antara penjual dan pembeli, sedangkan di era digital melalui proses yang lebih panjang, mulai dari pembeli, platform, pembayaran, delivery, penjual, dan pabrik.

“Agar transaksi aman, sebagai penjual harus menyediakan sarana yang baik seperti platform terpercaya, prosedur yang menjamin, kualitas produk, dan lain sebagainya. Jika pembeli, kita harus tau mengenai aplikasi yang terpercaya, mengikuti prosedur dengan tepat, serta kehati-hatian,” ujar Rah.

Dalam bertransaksi digital sangat ditekankan agar memahami cara dan kredibiltas orang terlebih dahulu. Jeli terhadap penawaran, bandingkan dengan proses di platform lain, dan tahu risiko dalam bertransaksi.

“Untuk bisnis UMKM, pilih platform yang sesuai dengan usaha, sesuai dengan tujuan penggunaan aplikasi, dan terintegrasi. Usahakan jangan melakukan transaksi digital melalui whatsapp, karena rawan terjadi penipuan,” ungkapnya.

Sementara, Samuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aptika Kemkominfo mengatakan, saat ini indeks literasi digital Indonesia memang masih berada pada angka 3,49 dari skala 5. Ini artinya masih dalam kategori sedang belum mencapai tahap yang lebih baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan sehingga menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan litrerasi digital,” ujarnya.

**Baca juga: Iyan, Penderita Paru di Kamurang Atas Ini Butuh Bantuan

Kementerian Kominfo bersama gerakan nasional, litasi digital, cyber kreasi, serta mitra dan jejaringnya hadir untuk memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan digital pada seluruh lapisan masyarakat Indoensia.

“Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utama, yaitu, kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan pemahaman digital. Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia,” tutupnya.(eka)




Ngobrol Bareng Legislator: ‘Penguatan Literasi Digital untuk Membentuk Karakter Milenial’

Kabar6.com

Kabar6-Pesatnya perkembangan era digitalisasi telah menawarkan sederet kemudahan bagi para penggunanya. Hampir seluruh aktivitas dapat dilakukan dengan ruang serbadigital. Kebiasaan itu, kini dilakukan oleh hampir seluruh lapisan elemen masyarakat, terutama kaum milenial.

Namun untuk menjalani aktivitas di dunia maya tersebut, para pengguna khususnya milenial diwanti-wanti untuk selalu berhati-hati dalam setiap menjalankan aktivitasnya di ruang digital. Jika tidak, beragam hal negatif akan menyertainya. Dalam hal ini, kecakapan pengguna dalam menjelajahi ruang digital sangat diperlukan.

Untuk mengasah kecapakan itu, maka sangat diperlukan suatu literasi yang membahas ihwal kiat-kiat berselancar di dunia maya atau ruang digital.

Hal itu semua dibahas di dalam webinar bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator : Penguatan Literasi Digital untuk Membentuk Karakter Milenial”, yang berlangsung pada Kamis, 7 April 2022.

Anggota DPR RI, Alimin Abdullah mengatakan, sangat penting pada abad digital ini untuk generasi milenial dapat menguasai dan mampu menggunakan perangkat digital maupun perangkat internet dengan baik.

Oleh sebab itu, penguatan literasi digital menjadi sangat penting yang nantinya akan memberikan informasi serta pengetahuan kepada kita semua.

“Jika generasi milenial telah mampu menggunakan, memanfaatkan serta berkontribusi pada ruang digital dan media internet, sangat diharapkan pada generasi milenial untuk memberikan kesan positif serta berperan pada ruang digital pada saat ini dan pada masa yang akan mendatang,” ungkapnya.

Senada dengannya, Tenaga Ahli DPR RI, M. Hariman Bahtiar menuturkan bahwa literasi digital ini akan mampu membantu para kaum milenial untuk dapat memahami dan memakai informasi dari berbagai sumber, yang bisa diakses melalui komputer.

“Dari buku Literasi Digital, UNESCO menjelaskan tentang literasi digital yang berhubungan dengan life skills (kecakapan). Kemampuan ini tak hanya melibatkan teknologi saja, tetapi kemampuan untuk belajar, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif untuk kompetensi digital,” jelasnya.

Sementara itu, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan menjelaskan bahwa dalam hal ini, Kementerian Kominfo hadir untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia.

**Baca juga: Ngobrol Bareng Legislator: ‘Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia’

Menurutnya, Kemenkominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator, dan ekselerator di bidang digital Indonesia.

“Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utama, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan pemahaman digital. Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia,” pungkasnya.(eka)




Jamaluddin Minta Guru Cakap Dalam Literasi Digital

Kabar6.com

Kabar6-Meningkatkan kompetensi dan kerjasama guru serta dalam rangka persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahun 2022. SDN Karawaci 5, menggelar workshop dengan tema fun teaching, fun learning dan team bulding, di Gedung SDN Karawaci 5, Senin (27/12/2021).

“Kegiatan ini merupakan persiapan dari kami (SDN Karawaci 5) dalam rangka menghadapi PTM. Yang dimana kami ingin guru-guru kami ini kuat secara karakter dan kompetensi sehingga dapat mencetak pula generasi yang unggul,” kata Nani Sumarni, Kepala Sekolah SDN Karawaci 5.

Ia mengatakan kegiatan workshop yang dimulai dari tanggal 27 – 19 Desember inu dilaksanakan secara daring dan luring. Tentunya dengan narasumber yang handal di dunia pendidikan. Seperti, Nita Komalasari dari LPMP Provinsi Banten.

“Jadi nanti ada kurang lebih tiga narasumber, ada Bu Nita dengan materi gerakan sekolah menyenangkan. Dimana sekolah menyenangkan ini saat dibutuhkan peserta didik apalagi saat pandemi, biasa mereka hanya melalui daring ini bisa secara offline,” katanya.

**Baca juga: Gubernur WH Polisikan Buruh, BEM Untirta: Hentikan Kriminalisasi

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Jamaluddin mengapresiasi atas apa yang dilakukan oleh SDN Karawaci 5. Menurutnya betapa pentingnya budaya literasi digital.

“Semoga ini bisa diikuti oleh sekolah lain, khususnya tingkat SD. Dan saya juga berikan catatan kepada tenaga pendidikan khususnya guru di era teknologi saat ini harus semakin cakap dan tau lagi betapa pentingnya budaya literasi digital,” tandasnya. (Oke)