1

Empat Pasien DBD Dirawat di Selasar RSU Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue atau DBD terus berdatangan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Akibat keterbatasan ruang rawat inap pasien terpaksa menjalani proses pengobatan di area selasar gedung.

Pantauan di lapangan, terdapat empat orang pasien terbaring di depan ruang kamar perawatan anak Pavillion Anggrek. Mereka semua merupakan pasien DBD.

“Karena kami juga tidak bisa menolak pasien, maka pasien yang masuk saat ini baru bisa dilayani di selasar,” kata Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Tangsel, Imbar Umar Gazali ditemui wartawan di kantornya, Kamis (31/1/2019).

Ia menjelaskan, pengelola tak punya kamar khusus pasien DBD. Makanya pasien yang membutuhkan pertolongan medis terpaksa dirawat di area selasar.

“Saat ini kapasitas ruang rawat inap di RSU Tangsel baru bisa menampung 170 pasien,” jelas Imbar.**Baca Juga: Mad Romli: RSPH Harus Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Masyarakat

Sepekan ini RSU Tangsel melayani sedikitnya 22 pasien rawat inap penderita DBD. Jumlah ini bertambah sebanyak sembilan orang dibanding hari Rabu kemarin.

Diungkapkan Imbar, dari 22 pasien DBD yang dirawat, 17 orang di antaranya adalah warga Tangsel dan lima orang yang dari luar Tangsel. Ini belum tahu kalau ada yang di IGD. 22 itu yang di rawat inap saja,” ungkapnya.(yud)




Jelang Imlek, Biarawati Ikut Cuci Rupang Vihara di Tangsel

Kabar6-Sepekan lagi hari masyarakat etnis Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek. Aktivitas segala macam persiapan pun sudah mulai terlihat di viraha. Di Tangerang Selatan, biarawati umat kristiani tampak ikut mencuci rupang.

Rupang adalah patung dewa-dewi umat Khonghucu. Sejumlah rupang dicuci menggunakan air mawar. Diantaranya, patung Dewa Bumi, Dewa Kong Co Kon, Dewa Tik Coen Ing, Dewi Kwan Im, serta Dewa Mak Co.

“Ini menandakan kerukuman antarumat beragama berjalan,” ungkap Frankie Sibbald, Pengawas Yayasan Vihara Kwan In Tang di Pondok Cabe Udik, Kecamatan Pamulang, Rabu (30/1/2019).

Menurutnya, biarawati yang ikut terlibat mencuci rupang berasal dari Asosiasi Lembaga Misionaris Awam (ALMA). Para tokoh agama secara sadar ingin terlibat langsung dalam persiapan perayaan hari keagamaan.

Novi, seorang biarawati merasakan sangat bahagia bisa ikut bergabung dalam prosesi tahunan menjelang Tahun Baru Imlek.

“Walaupun kami berbeda tapi saling membantu, toleransi antar sesama. Rasanya bahagia, suka cita, kita datang ke sini tidak satu agama tapi bisa berbaur dengan siapa saja,” ujarnya.**Baca Juga: Billboard Jokowi-Ma’ruf di Lebak Undang Reaksi BPN.

Ia berharap, kerukunan antarumat beragama di Indonesia dapat terus terjaga. Apalagi di tahun politik seperti sekarang ini. Perbedaan keyakinan mesti menjadi suplemen untuk saling menghormati setiap warga negara yang berbeda religius.(yud)




Estetika, Slamet Rapikan 450 Motor Sesuai Varian Merk dan Warna

kabar6.com

Kabar6-Ada pemandangan berbeda di area parkir kendaraan roda dua SMA Negeri 4 Tangerang Selatan (Tangsel). Jika umumnya area lokasi lainnya semrawut, pengelola sekolah yang terletak di Jalan WR Supratman Komplek Pertamina, Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur itu lebih punya nilai estetika.

Slamet Gunaedi (41), petugas keamanan sekolah merupakan sosok paling berperan atas tata letak parkir motor. Jejeran motor terkesan menjadi rapi dan enak dipandang mata.

“Pada dasarnya mah emang saya orang yang suka keindahan, kerapian,” ungkapnya ditemui wartawan di lokasi tempatnya bertugas, Jalan WR Supratman Komplek Pertamina, Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Rabu (30/1/2019).

Slamet mendesain jejeran parkir menjadi lebih rapih dan mudah dicari. Barisan motor ditata sesuai dengan merk, varian hingga model warna striping motornya samaan.

Menurutnya, ketentuan tata letak parkir motor telah diterapkan olehnya sejak awal bertugas pada 2000 lalu. Setiap hari ia lakukan sendirian.

“Memang pas pelajar datang markirnya masih asal. Maklum, kan anak-anak terburu karena masuk ke kelas enggak boleh telat,” jelas Slamet.

Bapak tiga anak itu bilang, pada saat bel sekolah tanda belajar berbunyi, barulah ia beraksi. Para murid dan guru pemilik sepeda motor sudah paham bahwa kunci stang motor mereka harus dalam posisi tak dikunci.

Slamet langsung merapihkan jejeran motor sesuai merk, varian dan warna striping. Adapun jumlah motor yang mesti ia rapikan letak parkirannya sekitar 450 unit.

Hanya butuh waktu dua jam, jejeran motor sudah langsung terlihat rapi.**Baca Juga: Bupati Lebak: Yang Bilang Saya Gagal Tanya ke BPS.

“Tujuannya cuma satu, agar murid gampang mencari motornya saat mau pulang,” ujarnya.(yud)




Ini Dampak Psikologis 3 Bocah di Tangsel Usai ‘Digagahi’ Bapak Tiri

kabar6.com

Kabar6-Anak-anak korban pemerkosaan oleh ayah tirinya di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada lokasi saling terpisah mengalami goncangan psikologis. Ketiga orang para pelaku telah ditangkap polisi berkat laporan ibu dan bapak kandung masing-masing korban.

“Ketakutan jika melihat pelaku dan TKP. Menangis-nangis,” ungkap Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangsel, Herlina Mustikasari kepada kabar6.com, Selasa (29/1/2019).

Ia menjelaskan, pihaknya setelah mendengar cerita dari para orangtua kandung korban langsung mendorong agar segera melapor polisi. Meski para ibu korban merasa syok dan dilematis karena pelaku bapak tiri tega menggagahi anak kandungnya.

Herlina mengaku hingga kini pihaknya terus memberikan pendampingan kepada ketiga anak-anak korban pemerkosaan. Waktu pemulihan disesuaikan dengan keadaan korban, dan setiap anak tentunya berbeda penanganan.

Menurutnya, metode pemulihan dari psikolog mitra P2TP2A sudah memasuki tahun keempat. Pihaknya bekerjasama dengan mitra psikolog Rumah Konseling, yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana.

“Semua pelayanan yang diberikan ke korban oleh mitra-mitra kami dibebankan pada P2TP2A. Jadi korban tidak membayar apapun. Gratis,” jelas Herlina.**Baca Juga: Pekerja Proyek di Serpong Tewas Tertimpa Truk Molen.

Ia menambahkan, kadang pelayanan konseling bukan hanya untuk korban. Tapi juga untuk keluarga korban yang turut terkena trauma, seperti orangtua, saudara dan lain-lain.

“Dan biasanya konseling dilakukan berkali,” tambah Herlina.(yud).




Pekerja Proyek di Serpong Tewas Tertimpa Truk Molen

Kabar6-Insiden kecelakaan kerja di Kota Tangerang Selatan merenggut satu orang korban jiwa. Wido (23) tewas di lokasi perkara akibat tertimpa truk molen bermuatan beton cair.

Kecelakaan tragis itu terjadi di Jalan Raya Serpong, tepatnya samping SPBU Shell, Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara. Korban yang ketiban truk molen merupakan petugas operator.

“Truk molen yang kebalik lagi parkir. Nunggu antrean,” kata Manajer PT Megah Sarana Beton, Jerry saat dikonfirmasi kabar6.com, Selasa (29/1/2019).

Truk molen bernopol B 9261 NIN bermuatan beton cair sedang bongkar muat di dalam proyek. Diduga truk molen bermuatan beton cair ukuran 11 kubik terperosok.

Jerry menjelaskan, karena di bawah posisi truk molen itu berhenti terdapat sebuah septictank bekas rumah warga. Lubang tersebut sudah delapan kali dilalui kendaraan truk molen.

“Dengan beban 6,7 dan 11 kubik untuk melakukan pengecoran,” jelasnya. Kini kasus kecelakaan tersebut telah ditangani aparat kepolisian.**Baca Juga: Bertemu Wapres, Bupati Tangerang Bahas Jaringan Transportasi di Jabodetabek.

Adapun untuk mengangkat truk molen membutuhkan alat berat. Sekitar lokasi proyek juga telah dipasangi garis polisi.(jac/yud)




Bahas Ekonomi, BKAP DPR RI Sambangi Kabupaten Tangerang

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang menerima kunjungan kerja Panitia Kerja Kerjasama Ekonomi Regional (Panja Ker) Badan Kerjasama Antar Perlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (BKAP DPR RI) di Kantor Bupati Tangerang, Selasa (29/1/2019).

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan kunjungan Panja Ker BKAP DPR RI membahas mengenai kondisi pertumbahan ekonomi di Kabupaten Tangerang.

“Masalah industri kemudian tenaga kerja itu cakupan-cakupan yang kita diskusikan tadi,” ujar Zaki.**Baca Juga: Alokasi Dana Penanganan DBD di Tangsel Capai Rp 2 Miliar.

Dalam diskusi tersebut Zaki juga mengatakan saat ini kekurangan mediator dalam menyelesaikan tenaga kerja, dan singkronisasi Online Single Submission (OSS) dengan perizinan di Kabupaten Tangerang.

“Kampung kreatif enggak, salah satu yang ditawarkan asja untuk salah satu inovasi itu,” tambahnya.(oke)




Alokasi Dana Penanganan DBD di Tangsel Capai Rp2 Miliar

Kabar6-Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menerima laporan dari 29 puskesmas semuanya merawat pasien DBD. Rata-rata per satu puskesmas merawat tiga orang pasien.

“Tiap dua hari sekali, ada warga Tangsel yang kena DBD,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Deden Deni kepada wartawan, Selasa (29/1/2019).

Ia mengakui bila alokasi kucuran dana untuk penanganan virus penyakit yang ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti itu cukup besar. Total anggarannya sebanyak Rp2,5 miliar.

Alokasi dana, terang Deden, dibagi untuk operasional juru pemantau jentik atau jumantik, fogging, dan pengadaan serbuk pembunuh jentik nyamuk (lafasida).

“Kewajiban kita merawat pasien, tidak mungkin kita menolak pasien,” terangnya.**Baca Juga: LPAI: Satgas PA di Tangsel Hanya untuk Menambah Poin KLA?

Dinkes Tangsel sebelumnya mengklaim bahwa per dua pekan awal Januari ini jumlah penderita DBD sebanyak 90 orang, satu orang meninggal dunia. Adapun di RSU setempat total jumlah pasien yang dirawat 157 orang.

Akibat membludaknya jumlah pasien DBD, RSU Tangsel tak mampu menampung akibat terbatasnya kapasitas ruang rawat inap. Kemarin banyak pasien yang terpaksa menjalani proses pengobatan di selasar gedung lantai 3.(yud)




LPAI: Satgas PA di Tangsel Hanya untuk Menambah Poin KLA?

kabar6.com

Kabar6-Kasus pelecehan seksual hingga pemerkosaan terhadap anak-anak di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih tergolong tinggi. Padahal daerah pemekaran ini sudah memiliki banyak Satgas Perlindungan Anak yang sudah tersebar hingga ke tingkat rukun tetangga.

Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Reza Indragiri Amriel mempertanyakan tugas pokok dan fungsi atas pembentukan Satgas PA di Tangsel. Termasuk program pembinaan secara berkelanjutan kepada masyarakat setelah pembentukan.

“Atau sebatas untuk menambah-nambah poin menuju KLA (Kota Layak Anak)?,” katanya saat dikonfirmasi kabar6.com, Selasa (29/1/2019).

Ia melihat tidak berjalannya kerjasama kolegial antarlembaga terkait dalam pemenuhan hak anak-anak di Kota Tangsel. Reza bilang, proses hukum mestinya jangan hanya terfokus pada hukuman apa yang dijatuhkan bagi pelaku

Tetapi, lanjutnya, lebih penting lagi adalah apa ganti rugi yang diberikan kepada para korban. “Itulah yg selalu sy pertanyakan,” bilangnya.

Menurut Reza, Undang-undang Perlindungan Anak menyebut ihwal ganti rugi tersebut. Yakni restitusi dari pelaku kepada korban. Kalau pelaku tidak maka dapat dialihkan menjadi kompensasi, yaitu ganti rugi dari negara.

“(Kasus) meningkat dari sisi statistik. Sekali lagi, peningkatan karena tiga pihak tidak lebih ok dalam menyikapi kasus-kasus semacam ini,” ujarnya.**Baca Juga: Dilaporkan ke DKPP RI, Begini Tanggapan KPU Banten.

Reza melihat, pengungkapan kasus pemerkosaan ketiga para korban oleh bapak terhadap anak tiri di lokasi terpisah ditafsirkannya sebagai kabar baik. Artinya, semakin banyak yang terangkat menandakan masyarskat lebih berani melapor, media memberitakan, dan polisi menangani.

“Kejadian anggaplah tak terhindarkan. Tapi ada resiliensi sebagaimana terlihat pada reaksi ketiga pihak tersebut,” ungkap Reza.(yud)




3 RS Swasta Penuh, Pasien DBD Ini Rela Dirawat di Selasar Gedung RSU Tangsel

Kabar6-Pasien DBD yang dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus membludak. Sepekan ini hingga pukul 01.00 WIB tercatat ada 16 pasien terkapar terkena virus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Banyak pasien DBD terpaksa tidur di selasar gedung. Kondisi itu disebabkan karena ruangan rawat inap sudah penuh.

“Udah ke tiga rumah sakit (swasta) kali. IGD-nya penuh semua,” kata Yuniati (34), warga Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor ditemui di RSU Tangsel, Senin (28/1/2019).

Ia mengaku sudah membawa anaknya ke klinik. Namun, setelah tiga hari berlalu demam anaknya tak juga turun. Ketika berobat lagi, trombosit anaknya sangat rendah, di bawah angka 50.

“Makanya dokter kasih rujukan suruh rawat inap,” ujar Yuniati.**Baca Juga: Tabloid Indonesia Barokah Tersebar di Masjid di Kawasan Anyer.

Ia menceritakan, pertama anaknya dirujuk ke RS Hermina Serpong. Namun, setelah menunggu seharian, anaknya yang demam tak juga ditangani.

Hingga malam hari, ia baru dikabarkan bahwa rumah sakit telah penuh. Setelah itu, ia mencari lagi rumah sakit. Kali kedua adalah RS Permata Pamulang. Namun, kamar juga penuh. Begitu juga dengan RS Buah Hati.

“Terus kita direferensikan ke Sari Asih Ciputat, cuma agak jauh. Akhirnya saya ke sini, langsung ke IGD. Itu juga penuh. Saya minta langsung tindakan medis, di IGD dua hari dan di sini (lorong) baru sekarang,” kata dia.

Ia mengatakan, saat ini kondisi anaknya sudah lebih baik. Suhu tubuhnya telah normal, 37 derajat celcius. Namun, ia masih belum menerima hasil lab anaknya.

“Pelayanan dibanding yang lain, mending di sini. Biasa pasien BPJS didiemin. Tapi di sini langsung ditangani,” paparnya.(yud)




Astaga, 3 Buruh Bangunan di Tangsel Perkosa Anak Tiri

kabar6.com

Kabar6-Prilaku ketiga pria ini sungguh biadab. Para pelaku secara keji tega menggagahi tiga anak tirinya. Pemerkosaan terjadi di lokasi terpisah pada wilayah hukum Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

“Ketiga pelaku semuanya berprofesi sebagai buruh bangunan,” ungkap Kapolres Tangsel, Ajun Komisaris Besar Ferdy Irawan saat gelar perkara di kantornya, Senin (28/1/2019).

Ia memaparkan, ketiga pelaku yakni, Asep Wahyu (39), memperkosa anaknya PDA (6), di Kampung Sengkol, Kademangan, Kecamatan Setu. Erwanto (31) tega menggagahi anak tirinya HEA (12) di Rawa Buntu, Kecamatan Serpong.

Pelaku ketiga, masih kata Ferdy, Herman Toni (45) secara keji memperkosa anak tirinya RMS (14) di Pondok Aren. Kasus tersebut terjadi pada 2018 lalu dan terungkap setelah ibu dan bapak kandung korban melapor ke polisi.

“Korbannya anak-anak tiri di bawah umur semua. Para pelaku mengaku sudah lebih dari sekali melakukan perbuatannya,” kata Ferdy.**Baca Juga: SAKIP Pandeglang Raih Penilaian BB.

Atas perbuatan kejinya ketiga pelaku dijerat melanggar Pasal 81 dan atau 82 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2014 atas perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. “Ancaman hukuman penjara 15 tahun penjara,” tambahnya.(yud)