1

Dua Warga Citeuruep Pandeglang Jadi Korban Pembacokan

Kabar6-Dua pemuda Indra dan Hadi warga Lebak Buah, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang menjadi korban pembacokan saat berhenti di pinggir Raya Panimbang – Tanjung Lesung, Minggu (1/12/2019) malam.

Informasi yang dihimpun, kedua orang itu diduga di bacok oleh AS warga Kampung Cikedal, Desa Citeureup. Saat itu, Indra dan Hadi baru saja memberhentikan sepeda motor didepan warung milik Indra, namun tiba-tiba saja AS menyabetkan sebilah golok hingga mengenai keduanya.

“Ada pembacokan, korbannya dua orang,” kata Deden warga sekitar.

Deden tidak tau pasti kronologis kejadian itu. Namun menurutnya kasus tersebut sudah ditangani pihak Polisi Sektor (Polsek) Panimbang. Terduga pembacokan juga sudah diamankan aparat yang berwajib.

**Baca juga: Warga di Pandeglang Dihebohkan Penemuan Mayat Bayi di Halaman Rumah.

“Kedua korban dibawa ke Puskesmas, dan pelakunya sudah diamankan pihak Polisi Panimbang,” jelasnya.

Sementara Kapolsek Panimbang, AKP Sugiar Ali Munandar membenarkan insiden itu. “Iya benar, sudah diamankan,”katanya. (Aep)




Pemprov Banten Sediakan 10 Hektar Lahan Untuk Huntap Korban Tsunami

Kabar6.com

Kabar6-Pemprov Banten menggelontorkan anggaran kurang lebih 10 miliar untuk pembebasan lahan yang bakal dijadikan Hunian Tetap (Huntap) bagi korban Tsunami Selat Sunda dengan luas lahan diperkirakan mencapai hampir 10 hektar.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Banten M Yanuar menjelaskan, lahan yang bakal dijadikan Huntap tersebar ditiga kecamatan. Adapun total anggaran yang disiapkan Pemprov Banten sebesar 11 miliar, namun hanya terserap 10 miliar.

“Lahannya di tiga kecamatan, kalau luasnya diperkirakan hampir 10 hektar (dengan menelan biaya) sekitar 10 miliar yang terserap dari 11 miliar sesuai harga Appresial,” kata Yanuar di pendopo Pandeglang, Jumat (22/11/2019).

Lokasi lahan Huntap ditiga kecamatan itu diantaranya, Desa Sukarame Kecamatan Carita, Desa Banyu Mekar, Kecamatan Labuan Desa Sumberjaya, Desa Tunggaljaya, Desa Cigorondong, Desa Tamanjaya, Desa Ujungjaya Kecamatan Sumur. Yanuar menegaskan, pembayaran pembelian lahan saat ini sudah bisa dilakukan.

“Paling lambat sesuai SOP hari Selasa (26/11) mereka sudah mereka langsung ke rekening pemilik lahan,”ujarnya.**Baca juga: Pemkab Pandeglang Didesak Tutup Tempat Hiburan Malam Carista.

Kepala bidang Pembendaharaan dan Anggaran pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Anggaran Daerah (BPKAD) Banten Agus Setiadi mengaku akan segera memproses Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) jika persyaratan sudah dinyatakan lengkap.

“Kalau Pak Kadis Perkim menyampaikan hari ini kita langsung verifikasi dan akan hari Senin paling lambat selasa sudah masuk ke rekening masing-masing,”ujarnya.(Aep)




Korban Tanah Retak di Setu Minta Perbaikan Rumah

Kabar6.com

Kabar6-Warga di RT 014 RW 003, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan yang rumahnya rusak karena pergeseran tanah berharap Pemerintah segera memperbaiki rumah mereka.

“Ya pengennya rumah dulu diperbaiki kalau dapat bantuan,” kata Khodijah, salah seorang warga, Rabu 20/11/2019.

Yakub, warga lainnya juga meminta respon cepat pemerintah dalam memberikan bantuan untuk mereka.
“Harapannya secepatnya, jangan nunggu terjadi yang enggak-enggak, soalnya kita juga takut,” katanya.

Sejumlah rumah warga mengalami kerusakan yang diduga karena tanah retak. Adapun kerusakan meliputi, 1 rumah mengalami rusak berat, dan 1 rumah hancur bagian belakang, dan 5 rumah mengalami renggang pada tembok.

**Baca juga: Tanah Bergerak, Tembok Rumah Warga di Tangsel Terbelah.

Menurut Khodijah (32),kejadian tersebut terjadi sudah 5 bulan lamanya. Sampai saat ini ada sekitar 7 rumah warga yang mengalami kerusakan. Dia mengaku takut dan mengungsi kerumah tetangganya yang dianggap aman.

Dalam pantauan Kabar6.com di lokasi, dibelakang rumah yang retak ada semacam tanah menurun, dan tim Kabar6 pun mencoba konfirmasi ke Lurah Keranggan namun dirinya belum dapat ditemui.(eka)




Korban Kecelakaan Jadi Tersangka, Mahasiswa UIN Ciputat Kecam Polisi

kabar6.com

Kabar6-Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah mengecam kinerja Kepolisian Resort Kota Tangerang Selatan (Polres Tangsel), dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Tangsel karena tidak menegakkan aturan Perwal Nomor 3 tahun 2012 tentang Pengaturan Jam Operasional Kendaraan Angkutan Barang dari jam 22.00 hingga 05.00 WIB.

Hal itu dikatakan oleh Ketua DEMA UIN Syarif Hidayatullah, Sultan Rivandi yang merasa kecewa dan aneh ketika mengetahui hasil pemeriksaan yang menetapkan adik sekaligus kawannya Niswatul Umma yang menjadi korban dan meninggal dunia ditetapkan menjadi tersangka.

“Saya merasa aneh, dan kecewa ketika mengetahui hasil pemeriksaan yang menetapkan adik saya Niswatul Umma di UIN Jakarta yang meninggal dunia dan menjadi tersangka apalagi sampai disebut kelalaian sedangkan dia sudah meninggal dunia,” ujar Sultan kepada Kabar6.com melalui rilis yang dikirimkan, Senin (18/11/2019).

Lanjut Sultan, seharusnya kepolisian membantu keluarga korban. Dirinya mengimbau kepada Polres Tangsel untuk menegakkan keadilan dalam kasus kecelakaan ini.

“Hari ini, kami akan ke rumah korban untuk memastikan secara jelas serta memberikat support secara moril. setelah itu kami akan bacakan surat terbuka kepada Polres Tangerang Selatan, untuk menjadi peringatan bahwa jangan sampai main main dalam kasus ini,” jelas Sultan.

**Baca juga: Polres Tangsel: Korban Tewas Terlindas Truk Jadi Tersangka.

Sementara itu, Sekretaris Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik UIN Syarif Hidayatullah, Syukrian Rahmatul Ula, menuturkan, keamanan kendaraan angkutan barang di jalan lalu lintas wilayah Tangsel dengan adanya aturan Perwal Nomor 3 tahun 2012 ini, para pihak keamanan yaitu Polres Tangsel dan Dinas Perhubungan Tangsel tidak ada upaya meningkatkan keamanan jalan lalu lintas di wilayah Tangerang Selatan dengan salah satu bukti faktanya.

**Baca juga: Ibu Korban Tewas Tergilas Truk di Tangsel Sedih Disudutkan.

“Sampai ada kecelakaan tragis di jalan Graha Raya Bintaro yang menewaskan Niswatul Umma, seorang Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah pada siang hari Senin 14 Oktober 2019 yang bukan waktunya jam operasional kendaraan angkutan barang,” ungkap Syukrian.

Lanjut Syukrian, mengutip pasal 235 Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas angkutan jalan.

**Baca juga: Polisi Sebut Mahasiswi Tewas Tergilas Truk di Bintaro Jaya Akibat Lalai.

“Jika korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimakasud dalam Pasal 229 ayat 1 huruf c, pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan umum wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana,” tutupnya.(eka)




Kebakaran di Cisauk, Tewaskan Pemilik Rumah

Kabar6.com

Kabar6-Tongkat Pamuji (54) dilaporkan tewas saat api membakar habis rumahnya di Perumahan Griya Serpong Asri Suradita, Blok B5, RT 06 RW 05, Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, pada Senin dinihari tadi, (18/11/2019).

“Diduga korban sedang tertidur pulas saat kebakaran terjadi,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Kosrudin.

Menurut Kosrudin, Tongkat Pamuji tengah tertidur sehingga tidak mengetahui api telah menghanguskan sebagian rumahnya sehingga tidak sempat menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi.

**Baca juga: Family Gathering, Fordam Soroti Persoalan “Begal APBD” di Tangerang Raya.

Kebakaran terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. Sebanyak dua unit mobil pemadam kebakaran dan satu unit mobil tangki air langsung dikarahkan ke lokasi kejadian. “Kebakaran yang terjadi dini hari tersebut diduga terjadi karena konsleting listrik,” kata Kosrudin.

Adapun kerugian atas kebakaran yang menghanguskan sebuah rumah tinggal tersebut mencapai Rp 150 juta. (Vee)




Satu dari Dua Korban Tenggelam di Pantai Bagedur Warga Kadomas Pandeglang

kabar6.com

Kabar6-Satu dari dua korban tenggelam di Pantai Bagedur, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, berhasil ditemukan oleh tim SAR Gabungan dari Polair, TNI hingga Basarnas Banten. Kedua korban hilang tenggelam pada Jumat, 15 November 2019 kemarin.

Warga yang ditemukan bernama Dadan, warga Kampung Pakalongan, Desa Kadomas, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Kita temukan pukul 06.00 WIB tadi pagi. Setelan di cek oleh keluarga korban dan dinyatakan benar sesosok mayat tersebut adalah Saudara Dadan bin Oman,” ujar Bintara Unit Seksi Patroli dan Pengawalan Ditpolairus Polda Banten, Brigpol Jefry Manik dikonfirmasi, Sabtu (16/11/2019).

Korban, kata Jefri, ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian. Jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD Malimping dan dibawa keluarga ke rumah duka untuk dikebumikan.

“Tidak jauh dari lokasi Pantai Bagendur. Kira-kira 1 kilometer,” jelasnya.**Baca juga: Mayat Pria Asal Pandeglang yang Tenggelam di Pantai Bagedur Ditemukan.

Sementara, pencarian terhadap satu korban lainnya bernama Puji masih terus dilakukan Tim Ditpolairud dan TIM SAR gabungan dibantu masyarakat setempat.

“Untuk satu korban laka laut pantai bagedur masih dalam pencarian,” terangnya.(Dhi)




Pencarian Tiga Penyelam Hilang Diperluas Hingga ke Lampung

Kabar6.com

Kabar6-Pencarian tiga penyelam yang hilang di perairan Pulau Sangiang pada Minggu, 02 November 2019 lalu, diperluas hingga ke Lampung. Luasnya mencapai 1.800 nautical mile (NM).

Pada saat pemberitaan awal, data yang beredar ketiga penyelam yang hilang berkebangsaan Tiongkok. Terkini, hanya dua Warga Negara (WN) Tiongkok, yakni Qin Xue Tao dan Tian Yu. Sedangkan Wan Bzng Yang berkebangsaan Singapura.

Perlu diketahui bahwa Qin Xue Tao sendiri menjabat sebagai Project Officer (PO) Manajer, di PT Wuling Motor Indonesia.

“Pencarian sudah memasuki hari ke enam, jadi kita sudah mengcover areal seluas 1.400NM, hari ini bertambah 1.800NM. Melibatkan Basarnas Lampung juga, melibatkan alut (peralatan utama) nya,” kata Kepala Basarnas Banten, Muhammad Zaenal Arifin, ditemui di posko SAR Gabungan yang berlokasi di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Jumat (08/11/2019).

Banyak kendala yang dihadapi oleh tim SAR gabungan dari TNI AL, hingga Polairud Polda Banten untuk mecari tiga penyelam yang hilang di perairan Pulau Sangiang, Kabupaten Serang, Banten.

Seperti ketiga korban masih menggunakan peralatan selam lengkap, yakni tabung oksigen dan ikat pinggang pemberat. Sehingga kemungkinan kecil mereka muncul dipermukaan.

**Baca juga: Selain Bos Wuling, Petinggi Huawei Ikut Menyelam di Perairan Sangiang.

“Korban masih menggunakan alat selam lengkap yang ada pemberatnya, sehingga posisinya mungkin muncul relatif agak susah, tenggelam pasti, bisa saja berada di dasarvperairan dan tersapu arus,” terangnya.

Selain itu, kondisi cuaca di Selat Sunda kerap kali berubah-ubah. Saat berangkat pencarian di pagi hari cuaca cerah dan ombak bersahabat. Namun ketika siang hari, ombak bisa berubah menjadi tinggi, arus bawah laut yang tadinya landai menjadi kuat hingga angin kencang yang datang tiba-tiba.

“Kondisi cuaca relatif berubah-ubah terus, kadang baik dak buruk. Kemudian memang areal pencarian semakin luas, sehingga fokusnya terpecahkan,” terangnya.(Dhi)




Setahun Tsunami Banten, Baru Sebagian Korban di Pandeglang Terima Jaminan Hidup

Kabar6.com

Kabar6 – Hampir setahun lalu bencana Tsunami akibat erupsi gunung Anak Krakatau menanda Banten dan Lampung. Sementara bantuan Jaminan Hidup (Jadup) yang dijanjikan pemerintah baru datang.

Sebanyak 4010 jiwa korban tsunami di Kabupaten Pandeglang tercatat sebagai penerima Jadup. Sementara baru 2870 jiwa dari 734 Kepala Keluarga yang telah mendapatkan Jadup dengan besaran bantuan Rp 3 juta per jiwa.

Hal itu diketahui saat Kementrian Sosial dan Dinas Sosial Pandeglang, secara simbolis menyerahkan bantuan Jadup tersebut kepada sejumlah warga korban tsunami di halaman Bank BRI cabang Labuan pada Sabtu lalu.

Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Hari Hikmat mengungkapkan, baru sebagian warga yang menerima Jadup sementara sebagian korban tsunami yang lain belum, sebab datanya belum lengkap.

“Sebetulnya kami sudah menyiapkan anggaran untuk semua warga terdampak tsunami. Namun karena datanya masih ada yang kurang, akhirnya yang menerima baru sebagian warga saja,” ungkapnya.**Baca juga: Susi Pudjiastuti, Mantan Menteri KKP Masuk Bursa Bupati Pandeglang.

Menurutnya, dana Jadup sebelumnya juga sudah disiapkan. Namun penyalurannya tergantung pada kesiapan datanya, karena pihaknya menginginkan yang menerima Jadup itu benar – benar warga yang terdampak tsunami.

“Penyaluran Jadup dilakukan secara bertahap. Karena mengingat datanya tadi ada yang masih diverifikasi oleh Dinsos dan BRI dalam pembuatan rekeningnya,” katanya. (Aep)




Satu Nelayan Korban Tabrakan Kapal di Perairan Bayah Masih Dicari Tim SAR

Kabar6.com

Kabar6-Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap salah seorang nelayan asal Cisolok, Sukabumi yang hilang akibat insiden tabrakan antara Kapal Baruna Jaya dengan perahu congkreng, di Perairan Bayah, Kabupaten Lebak.

“Sampai saat ini pencarian dengan menggunakan perahu karet masih dilakukan ke arah timur dari Pulomanuk,” kata Kepala Kantor SAR Banten, Zaenal Arifin melalui Kasubsiops Heru Amir, saat dihubungi Kabar6.com, Minggu (3/11/2019).

“Tiga orang, dua selamat dan sudah kembali ke rumah. Satu orang lagi atas nama Amit (50) yang masih dalam pencarian,” tambah dia.

Heru mengatakan, pencarian bersama Polair, TNI, BPBD, Balawista serta unsur SAR lainnya bersama nelayan terkendala ombak yang cukup besar.

“Cuaca bagus, hanya ombak agak besar ya, (pencarian) akan kita usahakan dengan menggunakan perahu nelayan,” terang Heru.**Baca juga: HIPMI Lebak Dukung Moratorium Penerbitan Izin Baru Minimarket.

Heru menuturkan, kecelakaan laut itu bermula saat kapal milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melintas dalam rangka melakukan penelitian, Sabtu, 2 November 2019.

“Tiba-tiba dari lambung sebelah kiri Baruna Jaya datang perahu nelayan, tidak bisa menghindar hingga kecelakaan tidak bisa dihindarkan,” kata Heru.(Nda)




Selain Keluarga Korban Truk Bintaro, Permahi Butuh Dukungan Masyarakat Tangsel

Kabar6.com

Kabar6-Dalam menguatkan laporannya ke Ombudsman, Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Tangerang Raya butuh suara dari masyarakat. Dalam laporannya ke Ombudsman, Permahi melaporkan Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang dianggap melakukan maladministrasi.

Maladministrasi yang dimaksud adalah telah melakukan kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik dan merugikan masyarakat.

Ketua DPC Permahi Tangerang Raya Athari Farhani mengatakan, mulai dari kemarin Jumat 1 November 2019 tim nya bergerak mengumpulkan foto copy KTP masyarakat Tangsel yang resah akan truk bertonase yang mengabaikan jam operasionalnya.

“Permahi membentuk Tim yang akan disebar dibeberapa wilayah kecamatan di Kota Tangerang Selatan untuk meminta dukungan melalui KTP masyarakat yang berdomisili di Kota Tangerang Selatan,” ujarnya saat dihubungi oleh Kabar6.com. Sabtu (2/11/2019).

Athari menjelaskan, yang mana berkas tersebut nantinua akan menjadi berkas tambahan yang akan dikirimkan kepada Ombudsman RI.**Baca juga: Perkuat Laporan Ombudsman, Permahi Dapat Dukungan Keluarga Korban Truk di Bintaro.

“Untuk berapa banyak memang tidak ada target, yang terpenting dari setiap kecamatan ada perwakilan unsur masyarakatnya, yang nantinya mnjadi penguat berkas tmbahan ke Ombudsman,” jelasnya.

“Iya mas, karena memang itu yang Ombudsman minta, ada berkas pendukung yang bisa menguatkan,” tutupnya.(eka)