1

Kekeringan, Kabupaten Tangerang Prioritaskan Penanganan Pertanian

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan kekeringan yang terjadi di Kabupaten Tangerang saat ini sangat berdampak terhadap masalah pertanian. “Untuk itu, pertanian menjadi prioritas dalam penanganan kekeringan,” ujarnya, Selasa (24/9/2019).

Terkait dengan anggaran untuk penanganan kekeringan, kata Zaki, masih dihitung. Menurut dia, selain pertanian masalah air bersih juga fokus pemerintah daerah dalam membantu masyarakat menghadapi kekeringan ini. “Bantuan air bersih terus diberikan ke masyarakat melalui PDAM dan BPBD,” katanya.

Hanya saja, Pemerintah Kabupaten Tangerang belum menetapkan status darurat kekeringan, meski kekeringan di wilayah itu makin parah dan meluas. “Belum, masih terus dipantau,” kata Zaki.

Zaki mengatakan masih akan melihat dan memantau kondisi kekeringan hingga akhir pekan ini. ” Kalau sampai akhir pekan ini semakin parah, mungkin akan naik jadi darurat kekeringan,” katanya.

**Baca juga: Semakin Parah dan Meluas, Kabupaten Tangerang Belum Tetapkan Darurat Kekeringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana mengatakan kekeringan di Kabupaten Tangerang saat ini semakin parah dan meluas. “Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah masalah air bersih dan banyaknya sawah yang kering dan terancam gagal panen,” katanya.

Menurut Agus, penetapan status dari siaga menjadi darurat kekeringan penting untuk dilakukan agar penanganan kekeringan ini bisa dilakukan dengan maksimal dan pemerintah bisa menggunakan dana darurat. “Dana darurat ini bisa dicairkan jika status darurat ditetapkan,” katanya.(GFM)




Semakin Parah dan Meluas, Kabupaten Tangerang Belum Tetapkan Darurat Kekeringan

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten Tangerang belum menetapkan status darurat kekeringan, meski kekeringan di wilayah itu makin parah dan meluas. “Belum, masih terus dipantau,” ujar Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, Selasa (24/9/2019).

Zaki mengatakan masih akan melihat dan memantau kondisi kekeringan hingga akhir pekan ini. “Kalau sampai akhir pekan ini semakin parah, mungkin akan naik jadi darurat kekeringan,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana mengatakan kekeringan di Kabupaten Tangerang saat ini semakin parah dan meluas. “Dampak yang paling dirasakan saat ini adalah masalah air bersih dan banyaknya sawah yang kering dan terancam gagal panen,” katanya. **Baca juga: TPU Dinilai Terbengkalai, Ini Kata Kepala UPT Pemakaman Umum.

Menurut Agus, penetapan status dari siaga menjadi darurat kekeringan penting untuk dilakukan agar penanganan kekeringan ini bisa dilakukan dengan maksimal dan pemerintah bisa menggunakan dana darurat. “Dana darurat ini bisa dicairkan jika status darurat ditetapkan,” katanya.(GFM)




Korsleting Listrik Mendominasi Penyebab Kebakaran di Kabupaten Tangerang

Kabar6.com

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mengungkapkan penyebab kebakaran di wilayah itu saat ini kebanyakan disebabkan oleh korsleting atau arus pendek listrik.

“Hampir semua kebakaran yang terjadi penyebabnya karena korsleting listrik,” kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Agus Suryana, Rabu (24/7/2019).

Berdasarkan catatan BPBD dalam sepekan ini terjadi 22 kebakaran yang meliputi rumah tinggal, pabrik, rumah makan, pondok pesantren, limbah industri dan padang ilalang.

“Rata rata kejadian 2-3 kebakaran sehari, pernah juga 6 kebakaran dalam sehari,” kata Agus.

**Baca juga: Sepekan 22 Kebakaran Terjadi di Kabupaten Tangerang, Karena Kekeringan?.

Arus pendek listrik, kata Agus, selama ini banyak terjadi pada rumah tinggal dan pabrik.

“Terutama rumah kosong yang ditinggal penghuninya,” katanya. Untuk itu, Agus mengimbau, agar pemilik rumah mematikan arus listrik saja ketika akan meninggalkan rumah.(GFM)




Sepekan 22 Kebakaran Terjadi di Kabupaten Tangerang, Karena Kekeringan?

Kabar6.com

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mencatat tren kebakaran meningkat signifikan dalam dua pekan terakhir ini.

“Kebakaran cukup sering terjadi dalam sehari bisa 3 sanpai 6 kali kebakaran,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tangerang Agus Suryana, Rabu (24/7/2019).

Bahkan dalam sepekan ini, kata Agus, tercatat 22 kasus kebakaran dengan rata rata kejadian lebih dari tiga kali dalam sehari. Agus menduga kebakaran ini terkait dengan musim kekeringan yang terjadi saat ini.

Hal hal yang menjadi rawan kebakaran pada musim panas ini terjadi pada rumah tinggal, padang ilalang tumpukan sampah atau timbunan limbah industri yang marak di Kabupaten Tangerang.

Seperti yang terjadi pada Selasa kemarin, kata Agus, dua peristiwa kebakaran terjadi yaitu sebuah restoran di Curug dan Pondok Pesantren di Pasar Kemis.

Peristiwa kebakaran memecahkan rekor terjadi Senin lalu 22 Juli 2019 dengan enam kasus kebakaran dengan rentang waktu yang berdekatan.

**Baca juga: Kebakaran Ponpes Al Istiqlaliyah Pasar Kemis, 8 Mobil Pemadam Dikerahkan.

“Kami cukup kerepotan karena menangani kebakaran di enam titik yang waktunya hampir bersamaan,” kata Agus.

Petugas pemadam dan delapan tangki mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api di titik kebakaran 2 di Pasar Kemis, 1 di Rajeg, 2 Cikupa dan 1 Tigaraksa. “Kebakaran banyak limbah industri dan padang ilalang yang kering,” kata Agus. (GFM)




Kekeringan, BPBD Kabupaten Tangerang Kebanjiran Permintaan Air Bersih

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana mengatakan dalam dua pekan terakhir ini permintaan air bersih di sejumlah titik kekeringan di Kabupaten Tangerang terus meningkat.

“Setiap hari kami menerima permintaan masyarakat agar dikirimkan air bersih,” ujarnya, Selasa (23/7/2019).

Salah satunya, kata Agus, warga Desa Palasari, Kecamatan Legok yang secara tertulis melalui kepala desanya meminta kiriman air bersih karena air sumur mereka sudah mengering. “Kami kirimkan beberapa tangki,” kata Agus.

Permintaan yang sama juga mereka terima dari sejumlah desa di Tigaraksa, Jambe, Panongan, Sindang Jaya, Curug, Jayanti, Teluknaga, Kosambi, Mauk dan Kronjo.

**Baca juga: 11 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Krisis Air Bersih Karena Kekeringan.

Selain desa, BPBD juga melayani permintaan air bersih sejumlah institusi. Salah satunya, kata Agus, RS Hermina Bitung. “RS Hermina Bitung meminta bantuan air bersih karena tandon air mereka kosong, karena untuk layanan RS kami kirimkan 4 tangki air untuk mengisi tandon air mereka.”

Agus mengatakan saat ini belum masuk puncak kemarau. Berdasarkan perkiraan BMKG, kata Agus, puncak kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang.(GFM)




11 Kecamatan di Kabupaten Tangerang Krisis Air Bersih Karena Kekeringan

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak puluhan desa di 11 kecamatan di Kabupaten Tangerang saat ini mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.

“Dampak terbesar dari kekeringan ini masyarakat banyak yang kekurangan air bersih,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang Agus Suryana, Selasa (23/7/2019).

Agus mengatakan wilayah terdampak kekeringan saat ini berada di Kecamatan Tigaraksa, Legok, Curug, Jambe, Panongan, Jayanti, Teluknaga, Kosambi, Sindang Jaya, Kronjo dan Mauk. Setiap hari, kata dia, petugas BPBD menerima laporan masyarakat yang minta dikirimi air bersih.

**Baca juga: PPDB di Kabupaten Tangerang Usai, Ada “Permainan” di SMAN 17..?.

“Bantuan air bersih kami kirimkan, ada juga yang dikirim melalui PDAM,” kata Agus.

Menurut Agus, krisis air bersih yang dialami warga di belasan kecamatan itu karena debit air tanah yang terus menyusut akibat kemarau panjang. “Air sumur warga banyak yang kering,” katanya. (GFM)