1

Main Game Bikin Kita Berpikir Kritis?

Kabar6-Game adalah permainan yang menggunakan media elektronik, merupakan sebuah hiburan berbentuk multimedia yang dibuat semenarik mungkin agar pemain bisa mendapatkan sesuatu sehingga adanya kepuasaan batin.

Ada banyak studi yang menunjukkan keburukan bermain game. Sementara di sisi lain, dilansir Women’s Health, studi yang berkata sebaliknya juga banyak. Dikatakan, bermain game bermanfaat untuk melatih fokus pada masalah dan kemampuan berpikir kritis.

Saat bermain game, akan terjadi aktivasi yang siginifikan pada otak kiri dan kanan. Karena itu, kemampuan kognitif pun akan meningkat. Kuncinya terletak pada pemilihan game. Disarankan untuk memilih game yang bersifat edukasi seperti Nintendo, The Sims, dan FarmVille. ** Baca juga: Waspada, Kurang Tidur Bisa Ubah Fungsi Tubuh

Namun bila Anda melakukannya hingga tak bisa lepas dari game tersebut, berarti sudah berpotensi menjadi adiksi atau kecanduan. Nah, kebiasaan inilah yang harus segera dihentikan.(ilj/bbs)




Ngeri! 5 Orang Ini Kecanduan Hal Ekstrem

Kabar6-Kecanduan atau ketagihan adalah saat tubuh atau pikiran kita dengan parahnya menginginkan atau memerlukan sesuatu agar bekerja dengan baik. Kita disebut pecandu bila memiliki ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis terhadap zat psikoaktif seperti alkohol, tembakau, heroin, kafeina, nikotin. Nah, lima orang berikut tampaknya memiliki kecanduan yang tak biasa bahkan cenderung ekstrem. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah kecanduan yang dimaksud:

1. Sengatan lebah
Seorang wanita bernama Margaret senag menyengat dirinya dengan lebah 15 kali sehari. Kebiasaan itu berawal ketika dia menemukan khasiat penyembuh dari sengatan lebah dan menyukai rasanya. Meskipun menyakitkan, setelah 15 tahun kemudian rasa sakit itu menjadi sebuah kesenangan baginya.

2. Makan rumah
Sejak remaja, Patrice Benjamin-Ramgoolam memiliki suatu kecanduan yang sangat aneh dan parah yaitu mencoba memakan selembar dinding di rumah neneknya. Wanita yang juga menyukai rasa batu bata ini melakukannya sebagai sarana untuk melepaskan diri dari depresi.

3. Botol pembersih debu elektronik
Allison mulai kecanduan botol pembersih debu elektronik karena masalah kehidupan yang dialaminya. Sejak saat itu, wanita ini selalu membeli 12 botol pembersih debu elektronik setiap hari. Bagi Allison, hal tersebut hanyalah pengganti obat-obatan terlarang untuk bisa mengatasi psikologinya yang parah.

4. Pergi ke pemakaman
Luis Squarisi memiliki obsesi aneh dengan pemakaman. Semua ini berawal pada 1983 saat sang ayah meninggal yang membuatnya mulai menghadiri pemakaman orang lain. Bahkan setiap hari ia mencari info tentang pemakaman orang yang bisa di datangi. Bagi Squarisi, hal ini merupakan sebuah kesenangan tersendiri.

5. Mencintai mobil
Nathaniel memiliki kecintaan berlebih pada sebuah mobil. Bahkan, pria tersebut memiliki hubungan intim dengan mobilnya yang bernama Chase. Mobil itu juga merupakan cinta pertamanya selama ini. ** Baca juga: Seksi, Bunga Ini Berbentuk Bibir Merekah

Benar-benar aneh.(ilj/bbs)




Hasil Studi Tunjukkan, Fungsi Otak Bisa Dipengaruhi Karena Kecanduan Ponsel

Kabar6-Ponsel yang dinilai mampu mempermudah pekerjaan, ternyata di satu sisi memiliki efek negatif. Prof Hyung Suk Seo dari Korea University, Seoul, mengamati 19 generasi muda yang didiagnosis kecanduan internet atau ponsel.

Peneliti membandingkannya dengan 19 remaja lain yang sehat. Dilansir CNN, sebanyak 12 dari 19 pecandu mendapatkan terapi kognitif perilaku yang biasa diberikan kepada orang dengan kecanduan tertentu. Terapi ini bertujuan untuk memastikan separah apa kecanduan yang dialami responden dan peneliti melakukan tes khusus untuk hal ini. Ketika skor tes tinggi, artinya tingkat kecanduan parah.

Responden yang dianggap kecanduan ponsel, juga memiliki skor yang tinggi dalam aspek depresi, gangguan kecemasan, insomnia dan bersikap impulsif. Hal ini dikaitkan dengan hasil scan otak para responden yang menunjukkan adanya peningkatan kadar GABA (gamma aminobutyric acid) atau senyawa yang memperlambat sinyal otak dan penurunan glutamate-glutamine (Glx) senyawa yang memicu sel otak menjadi lebih senang pada otak mereka.

Penelitian sebelumnya menunjukkan GABA ditemukan pada remaja yang mengalami kecanduan dan peneliti mengaitkannya dengan kecanduan ponsel. Hasilnya, terapi kognitif kadar GABA di otak sebagian remaja menurun signifikan. Temuan ini membuktikan kecanduan pada ponsel juga bisa mempengaruhi fungsi otak. Sementara survei yang dilakukan terhadap 1.700 responden di Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan banyak orang yang tak biasa menahan diri untuk tidak mengecek ponselnya.

Bahkan, pada situasi-situasi yang tidak memungkinkan seperti saat bercinta 7 persen, toilet 72 persen, pemakaman 11 persen orang tetap memeriksa ponselnya. Dua pertiga responden juga mengaku cemas bila tidak terkoneksi dengan Wi-Fi serta rela meninggalkan aktivitas mereka seperti seks (58 persen), makan junk food (42 persen), merokok (41 persen) atau minum alkohol (33 persen) demi koneksi Wi-Fi. ** Baca juga: Penelitian: Orang yang Hidup Sendiri Berisiko Alami Demensia 42 Persen

Fakta mengejutkan lainnya, sebanyak 25 persen responden mengaku lebih memilih Wi-Fi dibandingkan mandi dan 19 persen lebih memilih hal tersebut daripada berinteraksi dengan manusia.(ilj/bbs)




Kebiasaan Nonton Film Dewasa Bisa Ubah Struktur Otak?

Kabar6-Mungkin Anda pernah mendengar atau membaca bahwa seseorang yang kecanduan menonton film dewasa atau porno akan mengalami perubahan struktur otak. Benarkah pernyataan tersebut?

Pada 2014 lalu, pakar kesehatan yang berasal dari University of Cambridge memakai peralatan Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI) untuk mengamati aktifitas otak para pecandu film dewasa. Hasilnya, memang ada peningkatan aktifitas di area tertentu pada otak yang mirip dengan dampak kecanduan narkoba. Hanya saja, hasil penelitian ini tidak benar-benar menyimpulkan bahwa perubahan ini hanyalah disebabkan oleh kebiasaan menonton film porno.

Menonton film dewasa, dilansir doktersehat, tidak serta merta mengubah struktur otak manusia. Hanya saja, memang ada perbedaan aktifitas pada otak milik para pecandu film porno.

Sementara itu dalam penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal berjudul Journal of Sexual Medicine, para peneliti berhasil mengelompokkan tiga jenis penonton video dewasa, yakni tipe penonton yang rekreatif, kompulsif, dan tertekan. Penonton yang rekreatif menontonnya sekira 24 menit setiap pekan dan kelompok lainnya menonton lebih lama. ** Baca juga: Bahaya, Konsumsi Ayam Setengah Matang

Hasilnya, sering menonton video dewasa memang bisa mempengaruhi aktifitas otak atau bahkan pola pikir seseorang. Karena kecanduan, mereka pun akan terlalu sering memikirkan hal yang berbau seksualitas atau video porno. Dan jika hal ini dituruti, tak hanya mengganggu produktifitas, perilaku pecandu video dewasa juga akan mengalami perubahan.(ilj/bbs)