1

Dipakai Saat Mendarat di Bulan, Jaket Astronaut Aldrin Terjual Rp41 Miliar

Kabar6-Jaket berwarna putih dan anti api yang dipakai astronaut Buzz Aldrin saat mendarat di Bulan terjual seharga sekira Rp41 miliar, kurang dari sepekan setelah perayaan pendaratan di Bulan ke-53.

Jaket tersebut menampilkan lambang misi Apollo 11 yang bersejarah dan ‘E.Aldrin’, nama depan astronaut Buzz Aldrin. Melansir Euronews, dalam pelelangan berlangsung di rumah lelang Sotheby’s, New York, disampaikan bahwa ini merupakan jaket termahal yang terjual dalam pelelangan, juga artefak Amerika paling bernilai yang terbang di luar angkasa.

Jaket itu ditawarkan hampir 10 menit, menjadi satu-satunya pakaian dari misi Apollo 11 yang dimiliki secara pribadi. Jaket yang dipakai kru Apollo 11 lainnya seperti Neil Armstrong dan Michael Collins sekarang disimpan di Smithsonian National Air and Space Museum, Washington DC.

Diketahui, Aldrin yang kini berusia 92 tahun menjadi orang kedua yang menginjakkan kaki di Bulan pada 1969 setelah Armstrong. Dalam keterangan persnya, Aldrin mengatakan koleksi itu mewakili ‘keseluruhan’ dari kariernya sebagai astronaut. ** Baca juga: Kloset Siram Berusia 2.400 Tahun di Tiongkok Kemungkinan Jadi yang Tertua di Dunia

“Setelah pertimbangan mendalam, sudah tepat waktunya untuk membagikan barang-barang ini dengan dunia, yang bagi banyak orang merupakan simbol momen bersejarah, tapi bagi saya tetap selalu menjadi kenangan pribadi kehidupan yang didedikasikan untuk ilmu pengetahuan dan eksplorasi,” ungkap Aldrin.

Ditambahkan, “Saya harap koleksi ini memberikan wawasan bagaimana rasanya menjadi Buzz Aldrin.” (ilj/bbs)




Ilmuwan Kembangkan Jaket Tembus Pandang Jadi Pakaian Masa Depan

Kabar6-Saat ini para ilmuwan tengah melakukan pengembangan sains melalui jaket tembus pandang. Namun mereka membutuhkan waktu dua tahun lagi agar jaket tembus pandang menjadi lebih sempurna.

“Kami telah memikirkan tentang pakaian tembus pandang sejak kami memulai perusahaan ini. Kami keluar dengan beberapa klaim berani ketika pertama kali memulai bahwa akan membuat pakaian untuk masa depan. Dan banyak, banyak pelanggan telah usul kepada kami dan berkata, ‘Bagaimana dengan jubah tembus pandang?'” kata Steve Tidball, salah satu pendiri Vollebak, sebuah brand yang gencar melakukan uji coba ini.

Untuk pengembangan jaket tembus pandang, melansir Vice, digunakan bahan atau material dasar bernama graphene yang bersifat konduktif, transparan, dan fleksibel. Namun untuk pengembangan ini Vollebak tidak sendirian karena mereka menggandeng Manchester University.

Sayangnya, belum diketahui kapan Thermal Camouflage Jacket ini akan dijual di pasaran. Melalui website-nya, Vollebak mengatakan bahwa ini merupakan langkah pertama pemanfaatan teknologi, untuk mewujudkan sebuah ide pakaian tembus pandang.

“Jaket ini merupakan langkah pertama mewujudkan jubah tembus pandang, karena dalam inframerah, Anda dapat memprogram seluruh bagiannya untuk menghilang begitu saja,” ungkap tim ilmuwan. ** Baca juga: Penelitian Ungkap Ludah Cacing Lilin Mampu Hancurkan Plastik

Jaket yang masih dikembangkan ini memiliki 42 patch graphene dan terbuat dari 100 lapisan graphene murni. Bahan ini bisa diprogram secara individual untuk menyesuaikan tingkat radiasi suhu, tanpa mengubah temperatur suhu jaket yang sebenarnya.

Hal tersebut dilakukan dengan cara menarik kabel emas dan tembaga ke setiap bahan yang mampu memiliki tegangan yang berbeda dari yang diaplikasikan.

Melalui website Vollebak, para ilmuwan menjelaskan bahwa tegangan yang diterima graphene tersebut, akan memaksa ion di antara lapisan bahan untuk menggunakan cairan ionik, lalu menggunakan lebih sedikit ion. Inilah yang membuat bahan memancarkan suhu lebih rendah.

“Jadi setidaknya secara teoritis, mengubah kerapatan muatan graphene akan mengubah warna yang kita lihat,” demikian tulis ilmuwan.(ilj/bbs)




Malas Buka Jaket, Seorang Pria Langsung Masuk Mesin X-ray Stasiun Kereta

Kabar6-Pria yang satu ini memang benar-benar keterlaluan. Karena malas melepas jaket, ia langsung masuk ke mesin pemindai x-ray yang terdapat di stasiun kereta Beijing West Railway Station, Tiongkok, saat pemeriksaan.

Dengan santai, melansir Asiaone, pria yang tidak diungkap identitasnya tadi menjatuhkan diri ke conveyor pemindai di belakang kopernya, bersiap masuk ke pemindai x-ray seolah-olah dia adalah bagasi. Meskipun petugas segera menghentikan gerakan conveyor, pria itu merangkak keluar dari sisi lain pemindai tanpa rasa bersalah.

Barulah setelah keluar dari sisi lain pemindai, pria itu pun ditahan oleh petugas keamanan Beijing West Railway Station. Dalam rekaman CCTV, tampak pria yang tiba di pemeriksaan keamanan berbicara dengan inspektur, sebelum tiba-tiba menjatuhkan diri ke sabuk konveyor dan menuju mesin.

Teriakan inspektur tidak membuat pria tersebut menghentikan aksinya. Menurut pengakuan pelaku, dia tidak ingin kesulitan melepas mantel musim dinginnya yang berat dan mengosongkan sakunya. Dia berpikir, akan lebih efisien jika seluruh tubuhnya yang melewati mesin pemindai.

Diketahui, pria itu bersama istrinya sedang dalam perjalanan pulang untuk liburan Festival Musim Semi. Mereka dilepaskan dengan peringatan oleh polisi. Tidak jelas apakah penumpang itu harus menjalani pemeriksaan mesin x-ray atau melewati keamanan check in stasiun lagi. ** Baca juga: Hiiā€¦Ini 4 Permainan Memanggil Arwah Terpopuler di Dunia

Tindakan yang konyol.(ilj/bbs)




Seberapa Sering Sebaiknya Anda Membersihkan 4 Jenis Cucian Ini?

Kabar6-Mencuci kaus kaki, celana dalam, jeans, dan jaket seringkali tidak dilakukan setiap hari. Salah satu alasannya, karena takut tekstur kain akan berubah jika dicuci atau faktor kenyamanan lainnya.

Padahal jika tidak dicuci, ada sejumlah bakteri dan virus yang menempel di pakaian. Nah agar tidak salah, melansir tempo.co, seorang ahli kebersihan bernama Aggie MacKenzie, menjelaskan seberapa sering Anda harus mencuci pakaian. Begini penjelasannya:

1. Kaus kaki
Menurut MacKenzie, bukan suatu masalah jika anak-anak tidak mengganti dan mencuci kaus kaki setiap hari. Namun bagi orang dewasa, itu adalah kewajiban.

Selain karena jenis pekerjaan yang dilakukan, kaus kaki yang dipakai orang dewasa mungkin tidak cocok dengan sepatu yang digunakan pada hari itu.

“Jadi saya pikir Anda harus menggantinya setiap hari tanpa pertanyaan,” katanya.

2. Celana dalam
Selain kaus kaki, celana dalam juga wajib diganti dan dicuci setiap hari. Hal ini berlaku tak hanya bagi orang dewasa, namun juga anak-anak, karena kotoran yang paling jelas akan dikeluarkan melalui alat vital yang dilindungi dengan celana dalam.

Apabila Anda berniat untuk pergi lebih dari satu hari, MacKenzie pun menyarankan untuk membawa celana dalam cadangan.

Namun dalam kondisi darurat, Anda dapat melapisi celana dalam dengan tisu toilet. “Bisa dengan alas lain sesuai dengan keinginan Anda. Mungkin kapas wajah,” katanya.

3. Jeans
Berbagai perusahaan jeans pasti tidak menyarankan Anda untuk mencuci pakaian dengan bahan ini, sebab mencucinya justru bisa merusak jeans. Terlebih juga karena alasan merusak lingkungan lantaran membuang banyak air.

Meski demikian, MacKenzie mengatakan bahwa jeans tetap harus dicuci karena alasan kesehatan serta perbaikan bentuk.

Waktu terbaik untuk mencucinya adalah saat Anda terlalu sering menggunakannya dan merasa bahannya mulai longgar.

“Mencuci bisa menghilangkan bakteri dan virus yang menempel, serta mengembalikan ukuran yang mulai melar,” katanya.

4. Jaket
Jaket beragam bahannya, mulai dari kanvas hingga parasut. Dengan demikian, perlakuannya pun tidak bisa disamakan dengan pakaian biasa Anda seperti kaus dan kemeja.

Jaket sebaiknya dibawa ke binatu untuk dibersihkan. ** Baca juga: Kebiasaan Makan Malam yang Rugikan Timbangan Berat Badan

Dari segi waktu, MacKenzie menyarankan untuk mencucinya hanya saat jaket telah terlihat kotor dan usang. “Tidak seperti kaus dan kemeja yang digunakan setiap hari, jaket pasti jarang digunakan. Jadi setelah bentuknya usang saja baru Anda bersihkan,” jelasnya.(ilj/bbs)




Wuih, Ada Jaket yang Keluarkan Listrik Saat Dipakai Berlari

Kabar6-Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Universitas Sungkyunkwan, Korea, dan Universitas of Wollongong, Australia, telah menghasilkan sebuah temuan baru berupa bahan jaket untuk menghasilkan listrik.

Teknologi yang dinamakan dengan wearable triboelectric nanogenerator (WTNG) ini, melansir Gizmag, disematkan dalam kain fleksibel yang dilapisi perak, lalu dipadukan dengan bahan silikon organik (polydimethylsiloxane) dan seng oksida nanorod. Jaket dengan model hodie ini menghasilkan listrik dari efek triboelectric. Jadi efek tersebut akan membuat ketiga bahan kain tadi saling menggesek satu sama lain ketika jaket dipakai berlari.

Dari gesekan antar bahan inilah yang akan menghasilkan listrik, seperti proses terjadinya listrik statis dari penggaris plastik yang digesekkan di rambut. Hal yang unik, kain tersebut dapat mengeluarkan tegangan yang stabil sebagai sumber daya suatu perangkat lebih dari 12 ribu kali.

Mendatang, teknologi energi listrik dari WTNG ini dapat digunakan untuk sumber daya LED, layar kristal cair, dan kunci mobil otomatis. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi WTNG dapat pula dimanfaatkan dalam aplikasi perangkat biomedis dan permukaan kulit robot yang sensitif. ** Baca juga: Peneliti Ciptakan Pil yang Bikin Anda Tak Perlu Sering Minum Obat

Benar-benar unik.(ilj/bbs)




Mengapa Bisa Alergi Terhadap Suhu Dingin?

Kabar6-Alergi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain jenis makanan, bulu hewan, serangga, hingga obat-obatan. Namun tahukah Anda bahwa suhu dingin pun dapat memicu alergi?

Dalam istilah medis, alergi dingin disebut cold urticaria. Kondisi ini, dikutip dari Klikdokter, merupakan reaksi kulit terhadap dingin yang menyebabkan munculnya rasa gatal, bentol dan membuat kulit berwarna kemerahan.

Berenang dalam air dingin adalah penyebab paling umum yang menyebabkan seseorang terkena alergi dingin. Dilansir Mayoclinic, gejala alergi dingin dimulai setelah kulit terekspos penurunan suhu yang tiba-tiba, baik temperatur udara maupun air. Pada beberapa kasus, alergi dimulai saat kulit terpapar suhu di bawah 4 derajat Celcius. Meski demikian, ada juga beberapa orang yang mengalami reaksi pada suhu yang cenderung hangat.

Kondisi lembap dan berangin membuat alergi dingin lebih mungkin terjadi. Pada dasarnya, hawa dingin dapat memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya ke dalam aliran darah. Efeknya bisa menyebabkan kemerahan dan gatal di seluruh tubuh.

Alergi memang tidak dapat sembuh sepenuhnya, namun yang bisa dilakukan adalah menghindari atau mengurangi paparan alergen, guna mengurangi serangan gejala reaksi alergi.

Bagi sebagian orang, alergi dingin dapat hilang sendirinya dalam hitungan minggu atau bulan. Namun bagi sebagian orang lain, reaksinya dapat berlangsung lebih lama.

Hingga kini belum ada yang tahu penyebab seseorang menderita alergi dingin. Beberapa orang tampaknya memang memiliki sel kulit sensitif yang dipengaruhi oleh faktor keturunan, virus atau akibat menderita penyakit tertentu. ** Baca juga: Membakar Sampah Ternyata Tidak Baik Untuk Kesehatan

Satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah mengindari kontak alergen. Jika memang Anda alergi dingin, pakailah jaket atau pakaian tebal dan panjang. Usahakan juga untuk tidak berada di ruangan atau tempat bersuhu rendah dalam waktu lama.(ilj/bbs)