1

Ikuti Jadwal Makan Agar Hasil Diet Maksimal

Kabar6-Saat sedang menjalankan program diet, Banyak orang yang mengurangi asupan kalori dalam jumlah besar. Padahal, para ahli gizi justru menganggap bahwa diet seharusnya tak lagi didasarkan pada konsep pengurangan kalori lewat pola makan seimbang.

Agar diet lebih efektif, melansir MSN, waktu makan sebaiknya diperhatikan. Mereka yang sedang menjalani diet perlu ‘membalik’ asupan kalori. Artinya, makan dengan porsi lebih sedikit saat makan malam. Sebuah studi dari Universitas Bath, Inggris, pada 2014 juga menunjukkan, melewatkan sarapan akan menciptakan peluang obesitas yang lebih besar, yaitu 55 persen. Studi ini juga menunjukkan, konsumsi kalori harian yang tinggi di pagi hari menurunkan indeks massa tubuh seseorang.

Michelle Gibbs, pakar diet dan konsultan studi tentang nutrisi, mengungkapkan bahwa batas asupan karbohidrat yang disantap sebaiknya tak lebih dari 200 gram. Caranya, dengan menyingkirkan karbohidrat yang punya indeks glikemik tinggi selama makan malam, serta membatasi semua asupan karbohidrat untuk sarapan dan makan siang.

Gibbs juga menyarankan orang-orang untuk memperhatikan kembali waktu menyantap makanan mereka. Ini terkait dengan kemampuan metabolisme tubuh saat membakar kalori yang kita makan.

Kalori akan lebih cepat terbakar di siang hari karena tubuh kita cenderung lebih aktif. Jadi, tak masalah bila kita mengkonsumsi makanan tinggi kalori di siang hari. Sebaliknya, makan malam dengan menu yang rendah karbohidrat, dan porsi yang kecil

Ditambahkan Suzana Almoosawi, peneliti dari Universitas Northumbria, konsultan diet harus mengevaluasi dan menentukan jadwal makan pasien mereka. Kapan waktu terbaik untuk menyantap makanan agar pasien bisa lebih mudah mencapai target dietnya.

“Saya rasa kita memerlukan panduan diet yang lebih bertarget dan personal, fokus pada distribusi energi sepanjang hari. Waktu menyantap makanan saling berkaitan satu sama lain–mereka membentuk bagian dari pola makan kita sehari-hari,” jelas Almoosawi.(ilj/bbs)




Beberapa Hal Pemicu Migrain yang Jarang Diketahui

kabar6.com

Kabar6-Migrain adalah nyeri kepala sedang hingga parah yang terasa berdenyut yang umumnya hanya mengenai sebelah sisi kepala saja.

Penyakit ini lebih sering diidap wanita dibandingkan pria. Menurut hasil penelitian WHO, dari total populasi manusia berusia 18-65 tahun yang melaporkan pernah mengalami sakit kepala, sekira 30 persen merupakan sakit kepala migrain.

Pada sebagian orang, serangan migrain dapat muncul hanya beberapa kali dalam setahun. Namun pada penderita lainnya, migrain dapat muncul hingga beberapa kali dalam seminggu. Pada kasus tertentu, nyeri dapat muncul di kedua sisi kepala dan bahkan menyerang leher penderita.

Beberapa penyebab migrain yang sering disebutkan adalah stres dan minuman alkohol. Namun selain itu, seperti dilansir grid.id, ada hal lain yang memicu migrain dan jarang diketahui banyak orang. Apa sajakah itu?

1. Pil kontrasepsi
Seorang wanita biasanya sakit migrain ketika datang bulan. Bahkan, beberapa mengalami migrain sebelum datang bulan.

Menurut direktur asosiasi University of Cincinnati’s Helath Headache & Facial Pain Center, dr. Brinder Vij, perubahan estrogen memang bakal memicu migrain pada wanita. Dan untuk beberapa alasan, pil kontrasepsi hormonal membuat gejalanya lebih buruk bagi sebagian orang.

2. Makanan asin
Makanan asin dapat mempengaruhi tekanan darah. Lebih spesifiknya, makanan asin meningkatkan jumlah natrium dalam aliran darah.

Selain itu juga mengacaukan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan air. Tubuh bisa saja merespon hal tersebut dengan tekanan darah tinggi dan bisa menyebabkan migrain.

3. Keju
Zat tiramin yang ada dalam keju diduga berkaitan dengan penyakit migrain. Hasilnya pun bisa berbeda-beda pada setiap orang.

Beberapa pasian bisa langsung migrain setelah makan keju, sementara yang lainnya tidak.

4. Pemanis buatan
Banyak makanan dan minuman yang olahannya ditambah dengan pemanis buatan. Seperti halnya minuman sachet yang didalamnya ada pemanis buatan (aspartam).

Dr. Katherine S. Carroll, ahli saraf dan migrain di Northwetern Memorial Hospital mengatakan, pemanis buatan menurunkan kadar serotonin dalam tubuh seseorang. Hal itu yang akhirnya memicu pelepasan neuropeptida dan reaksi migrain.

5. Jet lag
Menurut Carroll, jet lag merupakan masalah besar. Segala bentuk gangguan tidur, termasuk jet lag juga dapat memicu migrain.

Tekanan udara di kabin saat penerbangan juga berpengaruh. Itu bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang menjadi bagian dari respons migrain.

6. Perubahan cuaca
Saat cuaca berganti, perubahan tekanan barometrik dan atmosfer juga terjadi. Hal itu berkaitan langsung dengan migrain. Terlebih ketika cuaca sedang terik. Biasanya, cuaca menjadi salah satu penyebab yang paling sering dikeluhkan.

7. Melewatkan jadwal makan
Jadwal makan yang teratur sangat penting bagi penderita migrain. Melewatkan jadwal makan dapat menurunkan kadar gula darah dan itu menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh. ** Baca juga: 8 Sayuran yang Ternyata Bisa Bikin Perut Kembung

Apakah salah satu dari ketujuh hal di atas pernah Anda alami? (ilj/bbs)