1

Insinyur Korupsi di Proyek Telkom Ditangkap Kejagung di Bandara Soetta

Kabar6-Kejagung menagkap Ir. Alex Denni (58) terpidana yang menjadi DPO Kejati Jawa Barat. Terpidana terbukti korupsi pada proyek District Job Manual (Pekerjaan Analisa Tahun 2003) di PT Telkom Tbk tahun 2003.

“Kamis 18 Juli 2024, sekitar pukul 17.45 WIB bertempat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta pasca penerbangan dari Doha, Tim Intelijen Kejaksaan Agung (Satgas SIRI) berhasil mengamankan buronan yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) asal Kejaksaan Tinggi Jawa Barat berdasarkan Surat Cekal Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Nomor: R-767/M.2/Dip.4/07/2024,”jelas Harli Siregar, Kapuspenkum Kejagung, Jumat (19/7/2024).

Dijelaskan Harli, berdasarkan Putusan Kasasi Mahkamah Agung RI Nomor: 163/K/Pid.Sus/2013 Tanggal 26 Juni 2013 atas nama terpidana Ir. Alex Denni, M.M. dengan salah satu amar putusan menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi pada proyek District Job Manual (Pekerjaan Analisa Tahun 2003) di PT Telkom Tbk tahun 2003. Oleh karenanya yang bersangkutan dijatuhkan pidana penjara selama 1 tahun.

**Baca Juga: Kejari Kabupaten Tangerang Selesaikan 2 Kasus Penyalahgunaan Narkotika dengan Rehabilitasi Lewat Pendekatan RJ

“Saat diamankan, terpidana Ir. Alex Denni, M.M. bersikap kooperatif sehingga proses pengamanannya berjalan dengan lancar. Selanjutnya, DPO dibawa ke Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan untuk kemudian diserahterimakan kepada Tim Jaksa pada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat,”tandas Harli.

Melalui program Tabur Kejaksaan, Jaksa Agung meminta jajarannya untuk memonitor dan segera menangkap buronan yang masih berkeliaran, guna dilakukan eksekusi demi kepastian hukum.

Jaksa Agung mengimbau kepada seluruh buronan dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan RI, untuk segera menyerahkan diri dan mempertanggung-jawabkan perbuatannya karena tidak ada tempat bersembunyi yang aman. (Red)




Khawatir Jadi Negara Gagal, MPR RI Minta Insinyur Ikut Tangani Krisis Pangan

Kabar6-Wakil Ketua MPR  RI Yandri Susanto meminta kepada Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk berkontribusi menangani krisis pangan di Indonesia.

Pasalnya beberapa produk pangan yang beredar di Indonesia hasil impor. Tak hanya itu sejumlah permasalahan yang lainnya seperti kekeringan, kemiskinan dan kebodohan yang masih menjadi di Indonesia, yang bisa dipecahkan oleh PII.

Hal itu disampaikan Yandri usai menjadi pembicara di pelantikan pengurus PII Banten yang digelar di salah satu Hotel di Kota Serang, Sabtu (30/9/2023).

“Maka saya minta terutama (PII) Banten coba rumuskan, Banten ini kan pangannya sudah banyak impor, kekeringan sudah dimana-mana, kemiskinan sudah dimana-mana, kebodohan masih banyak,” kata Yandri kepada wartawan.

Yandri merasa heran dengan Indonesia lantaran masih suka impor sejumlah produk pertanian seperti dari negeri Cina, Thailand dan Filipina.

“Faktanya sekarang kita lebih banyak impor dari Cina, Thailand, Filipina, kan sama dengan negara kita bahkan lebih besar dari negara kita. Tapi kenapa mereka bisa ekspor beras dan bisa ekspor dengan luar biasa,” ungkapannya.

**Baca Juga: Polresta Tangerang Bilang Tersangka Bentrokan Pasar Kutabumi Bakal Bertambah

Padahal, menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu, untuk menyongsong Indonesia emas di tahun 2045, ada tiga faktor yang perlu terpenuhi di antaranya kecukupan pangan, kesehatan, dan pendidikan.

Selain itu, pada 2045 bonus demografi di Indonesia hampir 60 persen atau 250 juta penduduk usia produktif. Sehingga jika tidak dipersiapkan dengan baik, ia khawatir Indonesia menjadi negara gagal.

“Hampir 250 juta usia produktif itu besar sekali, terbesar di dunia kalau tidak digunakan benar, mungkin Indonesia akan menjadi negara gagal,”ujarnya.

Lebih lanjut, Yandri menilai potensi sumber daya alam yang di Indonesia seperti sungai dari hulu hingga ke hilir belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal bisa digunakan untuk PLTA, pertanian dan wisata.

“Maka saya minta PII benar-benar serius untuk merancang bangun permasalahan tersebut, bisa diurai dari  tantangan menjadi peluang,” pungkasnya.(Aep)




Insinyur Asal Tiongkok Ciptakan Sepeda yang Bisa Jalan Sendiri

Kabar6-Seorang insinyur asal Tiongkok bernama Zhi Hui Jun, mendedikasikan hidupnya untuk membuat sepeda yang bisa jalan sendiri. Buka tanpa sebab, alat transportasi canggih ini dibuat sebagai ‘balas dendam’ Jun karena pernah terjatuh saat mengendarai sepeda.

Selama empat bulan, melansir Independent, Jun berhasil merancang dan membangun sepeda self-balancing yang bisa jalan sendiri karena menggunakan sistem akselerometer dan giroskop super canggih. Akselerometer ini bisa memantau gerakan halus dan membenarkannya. Teknologi tersebut membuat sepeda bisa terus stabil dan tidak miring terlalu ke kiri atau ke kanan yang membuat penggunanya riskan terjatuh.

Bahkan, ketika Anda harus menggantung beban berat, seperti batu bata, di salah satu setang tidak memengaruhi keseimbangan yang dihasilkan. Hal ini karena teknologi yang dibuat Jun dengan cepat akan mengkompensasi perbedaan berat untuk menjaga level tetap dalam keadaan seimbang.

Sepeda ini juga dilengkapi kamera penginderaan kedalaman RGB dan sensor LIDAR yang memungkinkan sepeda bisa menghindari rintangan di depannya. ** Baca juga: Wow! Ini 7 Pesohor dengan Tarif Endorse Influencer Termahal di Dunia

Jun adalah salah satu lulusan dari China University of Electronic Science and Technology pada 2018 lalu. Sejak lulus, Jun telah menjadi bagian dari program Young Genius Huawei dan bekerja di program kecerdasan buatan pengembang smartphone Oppo.

Berminat memiliki sepeda canggih ini? (ilj/bbs)




Krisis Jumlah Insinyur Profesional di Indonesia, PII Banten Gelar Lokakarya

kabar6.com

Kabar6-Maraknya krisis jumlah insinyur profesional di Indonesia, termasuk di Provinsi Banten, PLTU Banten 1 Suralaya dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Banten menggelar Lokakarya Sertifikasi Insinyur Profesional (LSIP) yang diikuti 25 sarjana teknik dari berbagai disiplin keinsinyuran.

Dalam sambutannya, GM PLTU Banten 1 Suralaya, Usvizal Zainuddin meyampaikan bahwa secara periodik setiap karyawan di lingkungan kerjanya diberi training.

“Training itu ada dua tujuan, untuk menambah atau untuk mempertahankan (ilmu/ketrampilan, Red),” kata Alumni Untirta yang berhasil menduduki posisi puncak di PLTU tersebut di Gedung Serba Guna PLTU Banten 1.

Selanjutnya Usvizal menguraikan bahwa yang dimaksud ‘menambah’ adalah meningkatkan kapasitas karyawan.

Baik dalam pengetahuan atau ketrampilan baru, termasuk mengenai peralatan atau mesin, maupun untuk penyegaran (refreshment) atas suatu bidang keilmuan atau ketrampilan yang mereka miliki.

“Namun kali ini agak unik, trainingnya beda. Ini lokakarya untuk melatih karyawan melakukan self assessment untuk mengajukan claim tingkatan kompetensi atas pengalaman profesionalnya. Klaim ini adalah dalam rangka melakukan serfitikasi insinyur professional,” papar Usvizal.

Sementara itu Ketua PII Wilayah Banten Dr. Ir. Eden Gunawan, MM, IPM, AER, menuturkan bahwa dengan adanya UU No 11 tahun 2014 tentang keinsinyuran.

Setiap sarjana teknik yang masih atau akan berpraktek di bidang keinsinyuran, terutama yang dalam tugas dan jabatannya mengemban tanggung jawab atas produk-produk keinsinyuran, baik jasa maupun barang.

Ditambahkan, jika ada sarjana teknik berpraktek tanpa mengantongi Surat Tanda Register Insinyur atau
STRI, itu bisa dipidana.

**Baca juga: H Agus Pramono: Pemuda Indonesia harus Bangkit.

“Sayang, aturan pelaksanaan UU 11 ini, yaitu Peraturan Pemerintah tentang Keinsinyuran, hingga kini belum diterbitkan Pemerintah,” keluh Eden. (jic)