1

Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Ketinggian Mencapai 1.500 Meter

Kabar6.com

Kabar6-Erupsi kembali terjadi di Gunung Anak Krakatau (GAK), kali ini ketinggiannya mencapai 1.500 meter dari atas puncak, lebih tinggi dibanding hari sebelumnya yang hanya 1.000 meter dari atas puncak.

Erupsi Anak Krakatau itu kemudian laporannya diunggah ke aplikasi Magma Indonesia, aplikasi resmi milik PVMBG.

“Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK), pukul 05.32 wib dengan ketinggian kolom abu teramati 1.500 meter di atas puncak,” begitu isi keterangan resminya, dikutip Sabtu (05/02/2022).

Aktifitas Gunung Anak Krakatau yang meningkat sejak Kamis, 03 Februari 2022 masih berada di Level 2 atau Waspada. Masyarakat dilarang mendekat maupun beraktifitas di radius 2 km.

“Tidak terdengar suara dentuman, masyarakat dilarang mendekat dalam radius 2km,” terangnya.

**Baca juga: Aktifitas Gunung Anak Krakatau Meningkat Bisa Picu Gempa Lokal

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Laporan yang dibuat oleh Jumono juga tertulis kolom abu berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal, sebaran abu mengarah ke Timur Laut. Kemudian ada sinar api teramati setinggi 300 meter.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm, dengan durasi 4 menit 42 detik,” ujarnya.(Dhi)




Aktifitas Gunung Anak Krakatau Meningkat Bisa Picu Gempa Lokal

Kabar6.com

Kabar6-Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang menyemburkan kolom abu setinggi 200 meter dari puncak, dipicu oleh gempa bumi lokal, baik ditubuh Anak Krakatau maupun disekitarnya dalam radius hingga 10km.

“Kemungkinan besar efek dari adanya kemarin, ada gempa tektonik lokal di sekitar GAK, sehingga meningkatkan aktifitas,” kata Deny Mardiono, petugas Pos Pantau GAK, melalui selulernya, Jumat (04/01/2022).

Aktifitas Anak Krakatau mulai meningkat sejak Kamis pagi, 03 Februari 2022. Sedangkan statusnya yang berada di Level 2, sudah berlangsung sejak tahun 2019. Masyarakat juga dilarang beraktifitas dalam radius 2 km.

Kekuatan gempa lokal yang terjadi ditubuh GAK hingga radius 10 km dari gunung berapi itu tidak bisa dideteksi oleh petugas pos pantau Anak Krakatau di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.

“Kalau radiusnya mungkin seputaran Krakatau aja, mungkin bisa di Gunung Anak Krakatau nya sendiri, diluar Krakatau nya juga. Mungkin jarak antara 2-10km lah. Gempa lokal yang bisa memicu aktifitas Anak Krakatau,” terangnya.

Aktifitas GAK yang meningkat sudah dilaporkan ke PVMBG, kemudian diunggah ke situs maupun aplikasi resmi, sebagai peringatan dini bagi masyarakat.

**Baca juga: Gunung Anak Krakatau Hembuskan Abu Vulkanik 200 Meter, Masyarakat Diminta Waspada

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Masyarakat diminta tetap waspada, tidak panik dan jangan termakan informasi yang tidak jelas asal usulnya.

“Kita sudah melaporkan sesuai kejadian di pos pengamatan ini ke Bandung, di Bandung sudah menanggapinya, asapnya menerus, karena untuk warning sistem, untuk peringatan dini ke masyarakat,” ucapnya.(Dhi)




Gunung Anak Krakatau Hembuskan Abu Vulkanik 200 Meter, Masyarakat Diminta Waspada

Kabar6.com

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 meter dari puncak, atau 357 mdpl.

“Informasi erupsi Gunung Anak Krakatau, dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 meter,” kata Andi Suandi, petugas Pos Pantau GAK Lampung, Kamis (03/02/2022).

Andi menerangkan erupsi GAK tidak berdampak berbahaya maupun kerusakan, karena skalanya masih kecil. Masyarakat diminta untuk waspada dan selalu memantau aplikasi Magma Indonesia, yang bisa di download melalui playstore.

“Saat ini GAK berada pada status Level 2, waspada, dengan rekomendasi tidak boleh mendekat dalam radius 2 km dari kawah,” jelasnya.

Menurut Andi, kolom abu teramati berwana kelabu dengan intensitas sedang, condong ke arah Timur Laut atau menuju Pulau Jawa.

Dari foto yang dikirim oleh Andi, tertulis gambar di ambil dari CCTV Pulau Sertung menunjukkan tanggal 03 Februari 2022, pukul 16.31 wib.

“Hembusan terus menerus. Tidak terdengar suara dentuman, saya belum mendapat laporan adanya suara dentuman. Abu mengarah ke Pulau Jawa,” terangnya melalui seluler.

**Baca juga: Siswa dari Enam Sekolah di Kota Cilegon Terpapar Covid-19

**Cek Youtube: Pedes! Bahas Rencana Pemekaran Tangerang Utara

Selanjutnya menurut penjelasan dari Windi Cahya, petugas Pos Pantau GAK Pasauran, Cinangka, Banten, yang terjadi saat ini hanyalah hembusan abu vulkanik dan tidak ada letusan atau erupsi Anak Krakatau.

“Sampai dengan saat ini seismograf belum mencatat letusan, informasi ini untuk peringatan dini kepada masyarakat. Hembusan saja,” ujar Windi, melalui pesan elektroniknya, Kamis (03/02/2022).(Dhi)




Tiga Tahun Bencana Erupsi Gunung Anak Krakatau, Korban Tsunami Banten Terima Kunci Huntap

Kabar6.com

Kabar6- Korban Tsunami Banten yang ada di Kampung Pasir Malang, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang kini mendapatkan Hunian Tetap (Huntap) dari pemerintah.

Ada sekitar 233 Huntap korban akibat erupsi gunung anak Krakatau itu yang di bangun di Huntap Pasir Malang.

Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Pandeglang Taufik Hidayat menyebut secara keseluruhan ada sebanyak 706 Huntap yang telah selesai dibangun yang berada di 8 titik lokasi di 4 Kecamatan.

“Sebanyak 233 unit di desa Sumber jaya, 10 unit di Desa Ujung Jaya, 33 unit di Desa Taman Jaya, 35 di Desa Cigorondong, dan 10 unit di Desa Tunggal Jaya. Semuanya itu di Kecamatan Sumur”, katanya saat meresmikan 233 Hunian Tetap yang telah selesai dibangun di Desa Sumber Jaya, Kecamatan Sumur, Kamis (23/12)

Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 395 unit, lanjut Taufik, tersebar di Kecamatan Carita, Panimbang dan Labuan.

“32 Unit di Desa Sukarame Kecamatan Carita, 155 unit di Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang dan 208 unit di Desa Banyumekar Kecamatan Labuan”, jelasnya.

Menurut Taufik, pembangunan Huntap ini sudah menjadi keharusan bagi pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan perlindungan bagi masyarakat yang terkena musibah bencana agar kembali dapat beraktifitas secara normal

“Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, pemerintah pusat dan daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana”, ungkapnya.

Sementara Direktur Pemulihan dan Peningkatan Fisik BPNPB RI Ali Bernadus mengatakan Pandeglang telah menyelesaikan rehab/rekon pasca bencana saat ini merupakan sesi terakhir.

“Sehingga seluruh penerima manfaat sudah bisa menempati rumahnya secara layak dan lengkap. Untuk itu kedepannya saya berharap agar sektor-sektor lainnya yaitu infrastuktur, ekonomi produktif, sosial dan lintas sektor bisa berangsur diselesaikan.”, ujarnya.

**Baca juga: Bupati Pandeglang Bakal Copot Kadispora Gara Hadiah, Pj Sekda : Gak Bisa Begitu

Rehabilitasi pasca bencana ini masuk dalam project nasional, lanjut Ali Bernadus, yang harus diselesaikan sampai dengan 2024.

“Ini harus kita perhatikan dan kita kawal dan kita tuntaskan sampai dengan tahun 2024, karena memang sektor-sektor yang telah saya sampaikan tadi harus juga diselesaikan, agar prinsip penanggulanan bencana yang aman dan berkelanjutan dapat diwujudkan”, harapnya.(aep)




Tengah Malam, Gunung Anak Krakatau Meletus

Kabar6.com

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) meletus tengah malam, Jumat 10 April 2020. Bahkan beredar informasi hingga berita ini ditulis, erupsi masih terus berlangsung.

Ketinggian letusan abu vulkanik dan material nya, hingga mencapai 500 meter dari puncak kawah gunung berapi ditengah laut itu.

“Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada tanggal 10 April 2020 pukul 22:35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak atau sekitar 657 meter di atas permukaan laut,” kata petugas Pos Pantau GAK Lampung, Andi Suandi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Sabtu (12/04/2020).

Status gunung api yang berada di perairan Selat Sunda dan pernah menyebabkan tsunami di tahun 2018 itu, masih berstatus Level II atau waspada. Masyarakat pun dihimbau tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar, agar tidak termakan isu hoax. Tetap mencari informasi melalui terpercaya.

“Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II atau waspada, dengan rekomendasi masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah,” jelasnya.

**Baca juga: 43 Personel Linmas di Cilegon Dilatih Tanggulangi Pandemi Corona.

Durasi semburan abu atau letusannya mencapai 38,4 menit lamanya. Kolom abu teramati berwarna kelabu, dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah Utara.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm,” terangnya.(Dhi)




Gunung Anak Krakatau Meletus, Ketinggian Abu 300 Meter

Kabar6.com

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda kembali meletus. Berdasarkan pandangan mata, ketinggian kolom abu tidak teramati.

Berdasarkan aplikasi resmi Kementrian ESDM, tertulis getarannya terekam melalui alat seismograf di pos pantau Pasauran, Kabupaten Serang, Banten. Erupsi itu terjadi pada Rabu, 18 Maret 2020 pukul 12.42 wib.

Laporan itu ditulis oleh Deny Mardiono, petugas pos pantau Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.

“Telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, pada 18 Maret 2020, pukul 12.42 wib. Erupsi terekam di seismograf, dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi 10 menit 8 detik,” tulis aplikasi Magma Indonesia, yang dilihat pada Rabu, 18 Maret 2020, pukul 13.23 wib.

**Baca juga: DPRD Banten Tanyakan Kesiapan Dinas Kesehatan Hadapi KLB Corona.

Berdasarkan pantauan dari CCTV Lava93 terlihat jelas. Ketinggian kolom abu nya mencapai 300 meter. Abu vulkaniknya berwarna putih kelabu tebal. Saat letusan terjadi, tidak terdengar suara dentuman dari letusan gunung berapi yang ada di perairan Selat Sunda itu.

Masyarakat dan nelayan dilarang mendekat gunung berapi di tengah laut itu, dengan jarak dua kilometer dari puncak kawah.

“Tidak terdengar suara dentuman. Saat ini Gunung Anak Krakatau berstatus level II atau waspada, dengan rekomendasi masyarakat tidak boleh beraktifitas dalam radius dua kilometer dari puncak kawah,” tulis Deny Mardiono dalam laporannya. (Dhi)




Kolom Abu 1.000 Meter, Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi

Kabar6.com

Kabar6-Anak Krakatau kembali erupsi dengan ketinggian semburan mencapai 1.000 meter dari atas puncak petang ini pukul 18.83

“Iya (benar erupsi),” balas Andi Suandi, melalui pesan singkatnya, Senin (10/02/2020).

Erupsi gunung berapi yang ada di perairan Selat Sunda itu pun terlaporkan di aplikasi Magma Indonesia. Sebuah aplikasi resmi milik Kementrian ESDM yang mengupdate informasi nya secara kontinu dan bisa di unduh melalui smartphone.

Laporan erupsi GAK yang disusun oleh Deny Mardiono itu ditulis ketinggian kolom abunya mencapai 1.000 meter dari puncak gunung berapi. Anak Krakatau mengeluarkan abu nya pukul 18.37 wib. Kolom abunya berwarna hitam drngan intensitas tebal dan mengarah ke wilayah Timur.

“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 1 menit 34 detik. Tidak terdengar suara dentuman,” tulis Deny Mardiono, petugas Pos Pantau GAK Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, Senin (10/02/2020).

**Baca juga: PKS Akan Usung Heldy di Pilkada Kota Cilegon.

Dia pun memberikan himbauan agar masyarakat maupun wisatawan tidak beraktifitas dalam radius 2 kilometer dari puncak kawah, demi keamanan dan kenyamanan bersama.

“Saat ini GAK berada pada tingkat aktifitas level II (waspada) dengan rekomendasi masyarakat dan wisatawan dilarang mendekat dalam radius 2 kilometer dari kawah,” tegasnya. (Dhi)




Siang Ini Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada di perairan Selat Sunda, Banten, kembali meletus sekitar pukul 12.19 WIB tadi. Kepastian terjadinya erupsi terdeteksi dari alat seismograf

Ketinggian erupsi kolom abunya tidak teramati dari Pos Pantai GAK, di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, lantaran tertutup kabut dan awan.

“Telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau. Tinggi kolom abu tidak teramati,” kata Deni Mardiono, petugas jaga saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat (07/02/2020).

Meski tidak terpantau secara kasat mata melalui pos pantau, tapi letusan tersebut tercatat di alat seismograf. Seismograf merupakan alat atau sensor untuk mengukur dan mencatat gempa bumi.

Mardiono jelaskan, saat GAK erupsi juga menimbulkan getaran. Seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil.

Kemudian ada kertas putih yang menuliskan besar kecilnya getaran yang terjadi. Namun letusan GAK siang tadi tidak terdengar suara dentuman.

**Baca juga: Polisi: Semua Angkot di Kota Serang Melanggar Trayek.

“Tidak terdengar suara dentuman. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 4 menit 49 detik,” terangnya.

Masyarakat dan wisatawan dihimbau tidak mendekat ke gunung berapi yang berada di tengah Selat Sunda itu dalam radius dua kilometer. Hal ini demi keselamatan bersama.(Dhi)




Gunung Anak Krakatau Meletus, Status Waspada

Kabar6.com

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) yang berada ditengah perairan Selat Sunda meletus Selasa pagi 7/1/2020, pukul 07.36 WIB.

“Ketinggian semburannya mencapai 200 meter dan menjadi letusan pembuka di pekan pertama bulan Januari tahun 2020 ini,” ujar Kepala Pos Pantau GAK Lampung, Andi Suandi, saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Selasa (07/01/2020).

Adapun tinggi kolom abu teramati 200 meter atau 357 mdpl.

Masyarakat, nelayan dan wisatawan dilarang mendekat dalam radius dua kilometer dari puncak kawah, agar terhindar dari lemparan material letusan gunung berapi yang ada di wilayah Selat Sunda tersebut.”Status level II atau Waspada. Masyarakat, wisatawan dan nelayan tidak diperbolehkan mendekat dalam radius 2 km dari kawah,” jelasnya.

Sebaran abu vulkaniknya mengarah ke wilayah Tenggara, dengan lama erupsi mencapai 1 menit 41 detik. Amplitudo letusannya 36 mm.

**Baca juga: 1.087 Korban Bencana Banjir Lebak Banten Ditrauma Healing.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga abu dengan intensitas conding ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimal 36mm dan durasi 1,41 menit,” terangnya.

Sebelumnya, GAK juga pernah erupsi jelang pergantian tahun 2019 menuju 2020, bahkan ketinggian letusannya mencapai 2.000 meter dari puncak kawah. (Dhi)




Waspada, Gunung Anak Krakatau ‘Batuk’ Lagi

Kabar6.com

Kabar6-Sepanjang hari Senin, 30 Desember 2019, Gunung Anak Krakatau (GAK) telah erupsi sebanyak 18 kali, dengan ketinggian kolom abu nya mencapai 2.000 meter.

Sedangkan hari ini, Selasa 31 Desember 2019, gunung berapi di perairan Selat Sunda itu telah erupsi sebanyak tiga kali sejak pagi tadi.

“Kemarin asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 200-2000 meter di atas puncak kawah. Sedangkan malam hingga pagi tadi masih kabut, tidak teramati (ketinggian semburan kolom abunya),” kata Kepala Pos Pantau GAK, Andi Suandi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Selasa (31/12/2019).

Pihak PVMBG mengimbau agar nelayan, masyarakat dan wisatawan tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius dua kilometer dari gunung berapi di Selat Sunda tersebut.

“Selama mamatuhi jarak aman, Insya Allah aman,” terangnya singkat.**Baca juga: Anak Krakatau Erupsi, Ketinggian Abu Vulkanik Capai 2.000 meter.

Berdasarkan data yang dikirimkan oleh Andi, tercatat amplitudonya 41-55 mm dengan durasi 36 detik sampai 3.770 detik. Kegempaan terjadi satu kali, dengan amplitudo 27 mm dan lamanya 62 detik. Lalu Tremor menerusnya terekam dengan amplitudo tiga hingga 55 mm.(Dhi)