1

Tiga Spekulasi Mundurnya Airlangga dan Rekomendasi Partai-Partai Ke Depan

Kabar6.com

Kabar6-Partai Golkar, salah satu partai politik terbesar di Indonesia, kini menghadapi situasi krisis dengan mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum.

Keputusan ini mengundang berbagai spekulasi mengenai penyebab di balik pengunduran diri tersebut. Tiga spekulasi utama yang mencuat adalah tekanan kuat dari Istana, ketidakpuasan internal kader, dan dominasi Gerindra dalam koalisi.

Setiap spekulasi ini memberikan gambaran tentang dinamika politik yang kompleks dan tantangan yang dihadapi oleh Golkar dalam menjaga kestabilan dan relevansinya.

Di tengah ketidakpastian ini, Golkar perlu mengambil langkah strategis untuk memperkuat posisinya dan memastikan keberlanjutan partai. Rekomendasi yang tepat akan membantu Golkar dalam memperbaiki citra, memperkuat basis konstituen, dan memulihkan kepercayaan kader serta publik.

Tulisan ini akan menguraikan tiga spekulasi utama penyebab mundurnya Airlangga dan memberikan rekomendasi strategis bagi Golkar ke depan

**Baca Juga: Data Lake Indonesia Mitra Resmi Starlink, Berikan Kemudahan dan Kenyamanan Mendapatkan Produk Starlink

Spekulasi Tekanan Langsung Jokowi

Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar diduga kuat disebabkan oleh tekanan yang signifikan dari pihak Istana. Tekanan ini mungkin timbul dari upaya pihak Istana untuk mengkonsolidasikan kekuatan politik dan memastikan bahwa semua partai dalam koalisi, termasuk Golkar, sejalan dengan agenda pemerintahan. Airlangga, yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mungkin berada di bawah tekanan untuk mengutamakan kebijakan dan arahan yang menguntungkan pemerintah, meskipun hal ini bisa bertentangan dengan kepentingan internal partai Golkar.

Tekanan ini bisa berupa permintaan untuk mengambil keputusan yang tidak populer di kalangan kader partai atau menerima arahan yang dapat melemahkan posisi independen Golkar. Hal ini menciptakan ketegangan internal dan memperlemah kemampuan Airlangga untuk memimpin partai dengan otonomi penuh.

Dampak Potensial dari alasan ini adalah Menurunnya Pengaruh Politik. Golkar dapat kehilangan pengaruh politiknya sebagai partai independen, terlihat sebagai subordinat dari kekuatan yang lebih besar, dan ini dapat mengurangi daya tariknya di mata pemilih dan ketidakpuasan internal yang dirasa tidak mandiri sehinnga bisa memicu konflik internal, memperlemah stabilitas partai dan memperburuk fragmentasi.

Spekulasi Ketidakpuasan Internal Kader

Spekulasi kedua mengenai mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar adalah adanya tekanan atau pengaruh negatif dari elit partai atau pihak luar yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan kader. Meskipun Airlangga memiliki capaian baik selama kepemimpinannya, seperti keberhasilan dalam pemilu 2024 dan peningkatan elektabilitas partai, ketidakpuasan ini bisa timbul bukan karena kinerjanya, melainkan karena faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi stabilitas dan integritas partai.

Beberapa kader mungkin merasa bahwa Airlangga tidak mampu melindungi partai dari pengaruh eksternal yang merugikan atau tidak dapat sepenuhnya mengendalikan arah strategis partai tanpa intervensi dari koalisi besar atau pihak Istana. Apalagi bila Airlangga dianggap memiliki kasus hukum, kasus etika dan kasus moral yang dapat mengurangi kemampuannya melakukan monuver politik. Tekanan untuk mengambil keputusan yang mungkin tidak sesuai dengan aspirasi partai bisa menciptakan ketegangan di antara kader yang loyal.

Spekulasi Dominasi Gerindra dalam Koalisi

Spekulasi ketiga mengenai mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar adalah dominasi Gerindra dalam koalisi. Gerindra, sebagai salah satu partai terbesar dan paling berpengaruh dalam koalisi pemerintahan, memiliki kapasitas untuk mempengaruhi keputusan strategis partai-partai koalisi lainnya, termasuk Golkar. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpuasan di kalangan kader Golkar yang merasa bahwa partainya kehilangan otonomi dan hanya menjadi pelengkap dalam koalisi besar.

Dominasi Gerindra ini terlihat dalam beberapa keputusan penting, seperti pemindahan Ridwan Kamil ke Jakarta, yang dianggap lebih menguntungkan Gerindra daripada Golkar. Keputusan ini mungkin diambil untuk memastikan kemenangan Gerindra di daerah-daerah strategis, namun merugikan posisi Golkar di wilayah-wilayah tersebut. Tekanan semacam ini dari Gerindra bisa membuat Airlangga dan pimpinan Golkar lainnya merasa tidak memiliki kontrol penuh atas arah dan strategi partai mereka sendiri.

Irisan Ketiga Spekulasi

Ketiga spekulasi tersebut bisa saja saling beririsan karena mereka menciptakan siklus tekanan dan ketidakpuasan yang berkelanjutan. Tekanan dari Istana dapat memperkuat dominasi Gerindra, yang pada gilirannya menambah ketidakpuasan internal. Ketidakpuasan internal yang tinggi bisa memperlemah kemampuan Airlangga untuk melawan tekanan eksternal, memperkuat dominasi Gerindra, dan begitu seterusnya.

Dampak kombinasi dari ketiga spekulasi ini adalah lingkungan politik yang tidak stabil dan penuh tantangan bagi Airlangga, membuatnya sulit untuk memimpin partai dengan efektif dan mandiri. Dalam kondisi seperti ini, mundurnya Airlangga bisa dilihat sebagai hasil dari tekanan gabungan yang tidak bisa diatasi dengan strategi internal partai yang ada. Untuk Golkar, penting untuk memahami interkoneksi ini dan merancang strategi yang bisa mengatasi tekanan eksternal sekaligus menguatkan internal partai.

Berikut adalah tabel rekomendasi untuk momentum mundurnya Airlangga yang dapat menjadikan Golkar lebih kuat dari tekanan koalisi lain dan strategi bagaimana cara mencapainya:

Rekomendasi

Mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Golkar dapat dilihat sebagai peluang untuk memperkuat partai di tengah tekanan dari koalisi lain.

Golkar harus memilih pemimpin yang memiliki integritas tinggi, mampu mengambil keputusan secara mandiri, dan tidak mudah terpengaruh oleh tekanan eksternal. Kandidat yang mudah didikte oleh Istana dan Koalisi Besar seharusnya dihindari bila Golkar untuk menjadi kandidat Ketua Umum.

Proses pemilihan internal yang transparan dan demokratis sangat penting untuk memastikan semua kader memiliki suara dalam proses pemilihan. Kandidat yang dipilih harus memiliki kapabilitas, rekam jejak, dan visi yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi partai.

Golkar juga harus menunjukkan sikap tegas dan mandiri dalam berkoalisi, memastikan bahwa kepentingan partai tetap diutamakan dalam setiap keputusan koalisi. Negosiasi yang kuat diperlukan untuk menegosiasikan peran dan posisi Golkar dalam koalisi berdasarkan kekuatan dan kontribusi partai, serta menolak keputusan yang merugikan partai.

Selain itu, melakukan evaluasi berkala terhadap keterlibatan Golkar dalam koalisi serta mengawasi kinerja kader yang ditugaskan memastikan mereka bekerja sesuai dengan kepentingan partai.

Mencari aliansi strategis dengan partai-partai lain yang memiliki visi yang sejalan juga menjadi langkah penting untuk memperkuat posisi Golkar dalam koalisi.

Mengidentifikasi partai-partai dengan kepentingan dan agenda yang sejalan dengan Golkar dan menjalin komunikasi intensif untuk membentuk aliansi dapat meningkatkan kekuatan partai.

Implementasi strategi-strategi ini akan membantu Golkar memanfaatkan momentum mundurnya Airlangga untuk memperkuat partai dan mengurangi tekanan dari koalisi lain, menjadikannya partai yang lebih mandiri, efektif, dan berpengaruh dalam politik nasional.

Implementasi rekomendasi-rekomendasi di atas dapat membantu Golkar memperkuat posisinya dan mengurangi tekanan dari koalisi lain, menjadikannya partai yang lebih mandiri dan berpengaruh dalam politik nasional.

Tantangan Bila Golkar Selalu Mengekor Koalisi

Penjelasan

Dampak Jangka Pendek

Dampak Jangka Panjang

Kehilangan Identitas Partai

Golkar kehilangan jati diri dan prinsip-prinsip partainya karena selalu mengikuti arahan dari koalisi besar.

Penurunan kepercayaan dari kader dan pemilih setia Golkar.

Degradasi citra partai dan kehilangan dukungan jangka panjang dari basis pemilih tradisional.

Pengambilan Keputusan yang Tidak Mandiri

Keputusan-keputusan strategis partai tidak lagi diambil berdasarkan kebutuhan dan aspirasi internal, melainkan dari tekanan eksternal.

Kinerja partai yang tidak optimal dan kebijakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan konstituen.

Golkar menjadi partai yang kurang relevan dan kehilangan pengaruh politiknya.

Ketidakpuasan Kader

Kader dan anggota partai menjadi tidak puas karena merasa partai tidak memperjuangkan kepentingan mereka.

Meningkatnya konflik internal dan potensi keluarnya kader-kader kunci dari partai.

Fragmentasi partai dan munculnya faksi-faksi internal yang melemahkan kekuatan Golkar.

Kerugian dalam Pemilu

Golkar gagal menarik pemilih baru dan mempertahankan pemilih lama karena dianggap tidak memiliki visi yang jelas.

Penurunan perolehan suara dalam pemilu dan kehilangan kursi di legislatif.

Posisi Golkar sebagai salah satu partai besar terancam dan bisa tergantikan oleh partai lain.

Korupsi dan Penyalahgunaan Kekuasaan

Pemimpin lemah lebih rentan terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan karena mudah ditekan oleh koalisi besar.

Munculnya skandal korupsi yang merusak reputasi partai.

Kerusakan jangka panjang terhadap integritas dan kepercayaan publik terhadap Golkar.

Ketergantungan pada Koalisi

Golkar menjadi terlalu bergantung pada koalisi besar dan kehilangan otonomi dalam berpolitik.

Hilangnya kemampuan partai untuk berdiri sendiri dan mengambil inisiatif politik.

Golkar menjadi partai subordinat yang selalu tergantung pada partai lain untuk eksistensinya.

Ketidakseimbangan Kebijakan Publik

Kebijakan publik yang dihasilkan lebih menguntungkan koalisi besar daripada masyarakat luas.

Kebijakan yang tidak efektif dan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat.

Kehilangan legitimasi sebagai partai yang memperjuangkan kepentingan publik.

Keruntuhan Moral Partai

Nilai-nilai dan moral partai terkikis karena pemimpin tidak mampu menegakkan disiplin dan integritas.

Meningkatnya praktik-praktik tidak etis di dalam partai.

Degradasi moral dan etika politik yang berujung pada keruntuhan partai.

Namun bila Golkar gagal memperkuat posisinya dihadapan Istana dan Koalisi besar dengan kata lain, pengganti Golkar adalah orang yang lemah dan tidak memiliki posisi tawar maka sejumlah tantangan akan terjadi diantaranya adalah sebagai berikut (lihat tabel)

Jika Golkar terus menerus mengekor koalisi besar, partai ini akan menghadapi berbagai tantangan serius yang dapat mengancam eksistensinya. Salah satu tantangan utama adalah kehilangan identitas partai. Golkar bisa kehilangan jati diri dan prinsip-prinsipnya karena selalu mengikuti arahan dari koalisi besar. Dalam jangka pendek, hal ini akan menyebabkan penurunan kepercayaan dari kader dan pemilih setia Golkar, sementara dalam jangka panjang, degradasi citra partai dan kehilangan dukungan dari basis pemilih tradisional menjadi tidak terelakkan.

Pengambilan keputusan yang tidak mandiri juga menjadi masalah besar. Keputusan-keputusan strategis partai tidak lagi diambil berdasarkan kebutuhan dan aspirasi internal, melainkan dari tekanan eksternal. Akibatnya, kinerja partai menjadi tidak optimal dan kebijakan yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan konstituen. Dalam jangka panjang, Golkar akan menjadi partai yang kurang relevan dan kehilangan pengaruh politiknya.

Ketidakpuasan kader akan meningkat jika mereka merasa partai tidak memperjuangkan kepentingan mereka. Ini dapat memicu konflik internal dan potensi keluarnya kader-kader kunci dari partai dalam jangka pendek, serta menyebabkan fragmentasi partai dan munculnya faksi-faksi internal yang melemahkan kekuatan Golkar dalam jangka panjang.

Kerugian dalam pemilu juga menjadi ancaman nyata. Golkar mungkin gagal menarik pemilih baru dan mempertahankan pemilih lama karena dianggap tidak memiliki visi yang jelas. Hal ini akan menyebabkan penurunan perolehan suara dalam pemilu dan kehilangan kursi di legislatif dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, posisi Golkar sebagai salah satu partai besar terancam dan bisa tergantikan oleh partai lain.

Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan menjadi risiko besar ketika pemimpin yang lemah lebih rentan terhadap korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan karena mudah ditekan oleh koalisi besar. Dalam jangka pendek, munculnya skandal korupsi akan merusak reputasi partai. Dalam jangka panjang, ini akan menyebabkan kerusakan integritas dan kepercayaan publik terhadap Golkar.

Ketergantungan pada koalisi besar juga akan membuat Golkar kehilangan otonomi dalam berpolitik. Dalam jangka pendek, hilangnya kemampuan partai untuk berdiri sendiri dan mengambil inisiatif politik menjadi nyata.

Dalam jangka panjang, Golkar akan menjadi partai subordinat yang selalu tergantung pada partai lain untuk eksistensinya.

Ketidakseimbangan kebijakan publik yang dihasilkan lebih menguntungkan koalisi besar daripada masyarakat luas. Dalam jangka pendek, kebijakan yang tidak efektif dan tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat akan muncul. Dalam jangka panjang, Golkar akan kehilangan legitimasi sebagai partai yang memperjuangkan kepentingan publik.

Akhirnya, keruntuhan moral partai menjadi ancaman serius. Nilai-nilai dan moral partai terkikis karena pemimpin tidak mampu menegakkan disiplin dan integritas. Dalam jangka pendek, meningkatnya praktik-praktik tidak etis di dalam partai akan terjadi. Dalam jangka panjang, degradasi moral dan etika politik akan berujung pada keruntuhan partai.

Golkar harus mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan ini dan memperkuat partai dari tekanan koalisi lain. Tulisan 1 dari 2 (Achmad Nur Hidayat, MPP Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta)




Golkar Jadwalkan Rapat Pleno 13 Agustus Tentukan Plt dan Munaslub

Kabar6- Beberapa petinggi Partai Golkar menyebut pengurus pusat partai menjadwalkan rapat pleno berlangsung pada Selasa (13/8) untuk menentukan pelaksana tugas (plt.) ketua umum dan tanggal musyawarah nasional (munas) atau musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar Agung Laksono kepada wartawan saat dihubungi di Jakarta, Minggu, menyebut informasi itu dia terima dari Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar Erwin Aksa.

**Baca Juga:Ketum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Ini Pernyataan Lengkapnya

“(Rapat, red.) untuk tentukan plt. ketum (ketua umum) dan jadwal munas atau munaslub,” kata Agung Laksono dilansir Antara.

Golkar menjadwalkan rapat pleno itu setelah Airlangga Hartarto mengumumkan dia mundur dari jabatannya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar pada Minggu. Dalam rekaman video yang disiarkan Partai Golkar, Airlangga menyebut pengunduran dirinya terhitung sejak Sabtu malam (10/8/2024).

Dengan demikian, posisi ketua umum itu perlu segera diisi oleh seorang pelaksana tugas, yang ditentukan dalam rapat pleno pengurus pusat partai.

“Dalam rapat pleno nanti, yang akan digelar dalam waktu dekat sehubungan dengan pengunduran diri ketua umum, dan ini sekarang sedang mau pilkada (pemilihan kepala daerah) ya, pilkada itu yang ditetapkan oleh partai, harus ditandatangani oleh ketua umum dan sekjen (sekretaris jenderal) definitif, jadi tetap akan diadakan munas,” kata Ketua Dewan Pakar Partai Golkar.

Dia melanjutkan untuk nama-nama yang akan ditunjuk partai tentu akan mengikuti hasil rapat pleno, termasuk kemungkinan Agus Gumiwang menjadi plt. ketua umum. Agus Gumiwang, yang merupakan politikus Partai Golkar dan saat ini juga menjabat menteri perindustrian RI, dikabarkan kandidat kuat menjadi plt. ketua umum.

“Ada suara seperti itu (Agus Gumiwang menjadi plt.), tentu dari rapat pleno ke munasnya nanti. Rapat pleno minggu depan itu ke munas, itu suara-suara sangat menguat pengurus DPP yang (mengusulkan, red.) Pak Agus Gumiwang Sasmita sebagai plt., (kemudian) pada munasnya sebagai ketua umum yang baru,” kata Agung.(red)




Ketum Golkar Airlangga Hartarto Mundur, Ini Pernyataan Lengkapnya

Kabar6-Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto telah resmi menyatakan mundur. Pernyataan mundur itu disampaikan terhitung mulai Sabtu, 10 Agustus 2024.

“Atas petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa saya menyatakan kemunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar,” ungkapnya Minggu (11/8/2024).

Ia menerangkan pilihannya setelah mempertimbangkan dan menjaga keutuhan dalam rangka stabilitas transisi. Sebagai partai yang besar dan matang, DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme administrasi sesuai ketentuan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga organisasi yang berlaku.

Baca Juga: Pilkada Tangsel 2024, Pilar Tegaskan Tidak Ingin Jumawa

“Semua akan dilakukan secara damai, tertib dan menjunjung tinggi marwah Partai Golkar,” terang Airlangga.

Menurutnya, demokrasi harus dikawal dan dikembangkan secara terus-menerus. Partai politik adalah Pilar demokrasi. Indonesia adalah negeri besar.

Airlangga bilang, semua harus memastikan bahwa demokrasi terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai Golkar sejauh ini telah menjadi kebanggaan semua serta menjadi kekuatan terbesar demokrasi.

Selama 60 tahun Partai Golkar telah membuktikan. Pemilu legislatif 2024 telah melakukan pencapaian merebut 102 kursi DPRD RI serta ribuan kursi parlemen di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“Selain itu dalam Pilpres 2024 lalu, kita berhasil memberikan kontribusi besar dalam pemenangan pasangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka,” tegasnya.

“Keduanya akan melanjutkan kepimpinan negara sebagai presiden dan wakil presiden periode 2024 – 2029,” tambah Airlangga Hartarto.(yud)




Pilkada Tangsel 2024, Pilar Tegaskan Tidak Ingin Jumawa

Kabar6-Bakal calon wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel), Pilar Saga Ichsan menyatakan penyerahan tiket dari Partai Golkar menjadi modal dirinya bersama bakal calon wali kota Benyamin Davnie untuk maju di Pilkada 2024. Keduanya dapat arahan dari Partai Golkar untuk komunikasi dengan parpol-parpol lain.

“Intinya saya tidak mau jumawa. Karena saya tidak boleh jumawa,” kata Pilar di kawasan Kecamatan Pondok Aren dikutip Sabtu (10/8/2024).

Ia terangkan, Golkar terus berkomunikasi dan turun ke masyarakat untuk meyakinkan pemilih bagaimana di 27 November 2024 pasangan Benyamin-Pilar menang. Dinamika politik yang sedang berkembang baginya hal bisa, dan itu sudah disampaikan dalam berbagai kesempatan.

**Baca Juga: Maesyal Rasyid-Intan Didukung PKB di Pilkada Kabupaten Tangerang

Pilar pastinya sudah merasa puas dan senang pada pemilihan presiden (Pilpres) Februari 2024 lalu sudah bisa mengantarkan kemenangan bagi pasangan terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Golkar saat itu ditunjuk sebagai ketua tim kampanye daerah.

“Ya kita dipercaya oleh TKN untuk bisa memegang kemenangan. Ya sudah. Ya dinamika namanya politik. Selalu berubah-ubah ya kita hadapi aja,” terangnya.

Ia merasa jika sekarang di Pilkada 2024 berseberangan arah politik merupakan hal yang wajar. Dinamika politik selalu berubah, apalagi Kota Tangsel selalu seksi dalam kontestasi pesta demokrasi lima tahunan.

“Yang penting pesta demokrasi ini kita laksanakan dengan damai, aman dan bahagia,” ujar Pilar.

Ia menyampaikan sinyal arah koalisi di Pilkada 2024 dengan PDI Perjuangan sudah makin terlihat. “Rencana deklarasi dengan PDIP di akhir bulan ini,” tambahnya.

Informasi yang diperoleh kabar6.com, selain koalisi Partai Golkar dan PDIP mengusung dan mendukung pencalonan petahana Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan, besok deklarasi dukungan dari salah satu parpol lawas non parlemen. (yud)

 




Beredar Kabar, Golkar Dukung Andra Soni di Pilgub Banten, Airin Diminta Fokus di Senayan

Kabar6-Pesan berantai di WhatasApp Grup (WAG) wartawan belakangan ini menyebutkan bahwa partai Golkar dalam waktu dekat akan mengeluarkan rekomediasi untuk Andra Soni-Dimyati di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2024.

Alasan partai berlambang pohon Beringin ini mendukung pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus ini adalah untuk kepentingan KIM plus dan Indonesia emas 20245, sehingga Airin Rachmi Diany diminta oleh Golkar fokus di Senayan.

“Info : Dalam waktu dekat ini ketum Golkar AH akan menberikan rekomendasi ke Andra Soni calon Gubernur Banten, dan Airin dimimta fokus ke Senayan demi kepentingan KIM plus dan Indonesia emas 2045 ”. Demikian pesan berantai yang diterima, Jumat (9/8/2024).

**Baca Juga: Blusukan ke Pondok Aren, Gibran Diduga ‘Endorse Marshel Widianto

Beredar juga kabar Airin akan diplot menjadi ketua DPR-RI jika nanti UU MD 3 direvisi, sehingga pemilihan ketau DPR kembali dilakuka secara voting dan bukan berdasarkan suara partai terbanyak lagi.

“Jika revisi UU MD3 di tandantangani oleh pak Jokowi maka bu Airin akan diplot menjadi ketua DPR RI, karena beliau mendapatkan suara terbanyak di Golkar dalam Pileg lalu,” ungkap seorang sumber yang enggan ditulis namanya.

Bakal calon Gubernur Banten Andra Soni yang dikonfirmasi terkat akan adanya surat rekomendasi dukungan dari Golkar kepada diriya, dia mengaku tidak mengetahuinya karena hal itu merupakan keputusan dari pusat.

“Justru kami di daerah tidak tahu kalau Golkar akan memberikan surat rekomendasi dukungan kepada pasangan Andra-Dimyati di pilgub Banten,sebab itu kewenangan DPP di pusat untuk berkoalisi dengan partai apa,” kilah ketua DPD Gerindra Provinsi Banten ini.

Tidak jadinya Golkar mengusung Airin di Pilgub Banten terlihat saat Golkar mengeluarkan 10 surat rekomedasi untuk calon Gubernur di Indonesia, dan di 10 nama calon Gubernur itu tidak ada nama Airin.

Pengumuman 10 nama calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan diusung oleh Golkar itu itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (8/8/2024) kemarin.

Berikut daftar 10 bacagub-bacawagub yang baru diterbitkan SK dari Golkar pa: 1.⁠ ⁠Anshar Ahmad-Nyanyang Haris Pratamura di Pilkada Kepalauan Riau

2.⁠ ⁠Emanuel Melkiades Laka Lena-Johanis Asadoma di Pilkada NTT

3.⁠ ⁠Mawardi Yahya-Anita Noeringhati di Pilkada Sumatera Selatan

4.⁠ ⁠Abdul Razak-Perdie Midel Yoseph di Pilkada Kalimantan Tengah

5.⁠ ⁠Tina Nur Alam-Ikhsan Taufik Ridwan di Pilkada Sulawesi Tenggara

6.⁠ ⁠Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Pilkada Sulawesi Selatan

7.⁠ ⁠Ali Baal Masdar-Arwan Aras di Pilkada Sulawesi Barat

8.⁠ ⁠Aliong Mus-Sahril Tahur di Pilkada Maluku Utara

9.⁠ ⁠Lalu Muhammad Iqbal-Indah Dhamayanti Putri di Pilkada NTB

10.⁠ ⁠Mathius Fakhiri-Aryoko AF di Pilkada Papua. (Tim K6)




Golkar Belum Tentukan Usung Calon Gubernur Banten dan Bupati Tangerang

Kabar6-DPP Partai Golkar telah resmi mengumumkan tiket mengusung di Pilkada 2024. Pasangan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie – Pilar Saga Ichsan menjadi petahana.

“Golkar menerbitkan surat dukungan kepada 309 calon bupati dan wakil bupati maupun calon wali kota dan wakil wali kota,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Dolly Kurnia di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Adapun di Pilkada Kabupaten Serang, Partai Golkar mengusung pasangan bakal calon bupati Andika Hazrumy dan bakal calon wakil bupati Nanang Supriatna.

**Baca Juga:Pilkada Tangsel 2024, Golkar Resmi Usung Benyamin-Pilar

Di Pilkada Kota Tangerang, Partai Golkar mengusung bakal calon wali kota Sachrudin. Jagoannya itu diamanatkan untuk mencari rekan duet sambil membangun komunikasi dengan partai politik yang lain.

Sementara di Pilkada Kabupaten Tangerang, Partai Golkar belum memutuskan untuk resmi mengusung bakal calon bupati dan wakil bupati. Hal sama juga pada pemilihan gubernur Banten.

“Nanti kita tunggu lagi tanggal 18 Agustus, berarti ada sekitar 15 lagi, 15 calon gubernur dan wakil gubernur, dan sekitar 199 calon bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota,” terang Dolly.

Sementara itu, bakal calon wali kita Tangsel dari Partai Golkar, Benyamin Davnie mengaku senang setelah siang tadi dapat informasi diundang ke Slipi. Tiket kepercayaan atas pencalonanya bersama Pilar akan dijaga dan dibuktikan lewat kemenangan suara dukungan.

“Kami akan terus menjalin komunikasi dengan partai lain dan turun ke bawah terus,” ujar Benyamin didampingi Pilar.

Catatan kabar6.com, pada Pilkada 2020 silam pasangan calon Benyamin – Pilar hanya diusung tunggal oleh Golkar sebagai partai di Parlemen Tangsel. Petahana berhasil memperoleh dukungan 234.656 suara atau 40,9 persen.

Benyamin – Pilar sukses mendulang suara di Kecamatan Pamulang, Setu, Pondok Aren dan Serpong.

Urutan kedua paslon nomor urut 1 Muhamad – Rahayu Sarawasti Djojohadikusumo jumlah perolehan dukungan 204.930 atau 35,6 persen. Rivalitas selisih dukungan mencapai 30.726 suara untuk keunggulan petahana.

Adapun untuk perolehan dukungan bagi paslon nomor urut 2 Siti Nurazizah – Ruhamaben mencapai 135.122 suara atau 23,5 persen.(yud)

 




Golkar Usung Sekda Nanang Dampingi Andika Hazrumy di Pilkada Kabupaten Serang

Partai Golkar resmi mengusung pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Serang, Andika Hazrumy-Nanang Supriatna. Surat keputusan (SK) DPP Partai Golkar diserahkan langsung kepada Andika-Nanang oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.

SK tersebut merupakan syarat pencalonan keduanya di Pilkada Kabupaten Serang. Secara resmi pasangan ini sudah memiliki tiket untuk maju karena Golkar memiliki 11 kursi DPRD Kabupaten Serang dari syarat minimal 10 kursi (20 persen).

“Golkar mengumumkan secara bertahap calon kepala daerah di Pilkada serentak 2024,” ujar Doli di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (8/8/2024).

**Baca Juga: Pilkada Tangsel 2024, Golkar Resmi Usung Benyamin-Pilar

Menurutnya, berdasarkan rapat pleno bersama Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, Rabu (7/8/2024) malam, sudah diputus 10 pasangan pilkada provinsi dan 278 kabupaten/kota. Termasuk Andika-Nanang untuk Pilkada Kabupaten Serang.

Sekadar diketahui, Andika merupakan mantan anggota DPD RI, DPR RI, dan terakhir menjabat Wakil Gubernur Banten. Saat ini menjabat sebagai Wasekjen DPP Partai Golkar bidang Pemenangan Pemilu Jawa 1.

Sementara Nanang Supriatna merupakan Sekda Kabupaten Serang. Diketahui, Nanang sudah mengajukan pengunduran diri sebagai ASN Kamis pagi tadi ke Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKSDM) Kabupaten Serang.

Andika merupakan bakal calon Bupati Serang dengan elektabilitas atau tingkat keterpilihan yang sangat tinggi. Hasil survei Pandawa Research mencatat elektabilitas Andika di Pilkada Kabupaten Serang mencapai 82,1 persen. Survei ini dilakukan pada 3-7 Juni 2024.

Andika mengaku bersyukur dan berterima kasih kepada Ketua Umum Airlangga dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar.

“Bismillah, saya dan Pak Nanang menjemput amanah ini dengan niat baik, dan insya Allah dengan karya kami memberikan kebaikan dan menjadikan Kabupaten Serang lebih maju,” ujarnya. (Aep)




Pilkada Tangsel 2024, Golkar Resmi Usung Benyamin-Pilar

Kabar6-DPP Partai Golkar menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan bakal calon di Pilkada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 2024. Surat resmi diserahkan langsung kepada Benyamin Davnie dan Pilar Saga Ichsan.

Surat diserahkan langsung oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Ahmad Dolly Kurnia, Kamis (8/8/2024). Calon wali kota Tangsel, Benyamin Davnie dan calon wakil wali kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan.

“Kebahagiaan tersendiri dengan diterimanya secara langsung rekomendasi Partai Golkar, dan tertera tanda tangan basah dari Ketua Umum Bapak Airlangga Hartarto,” kata Benyamin di Slipi, Jakarta Barat.

**Baca Juga: Siap Dampingi Hasbi Jayabaya di Pilbup Lebak, Amir Hamzah Mundur dari NasDem

Dijelaskan, penyerahan tiket pencalonan dari partai berlambang Pohon Beringin ini menjadi pemacu semangatnya bersama Pilar untuk menjemput suara masyarakat di Kota Tangsel.

Benyamin pastikan gas mesin politik tim pemenangan bakal semakin kencang ke tengah masyarakat. Meski beragama program yang telah dilaksanakan dampak positifnya telah dirasakan langsung oleh warga di Tangsel.

Sementara itu, Pilar Saga mengaku akan terus menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan partai lain perihal kontestasi Pilkada 2024.

“Dan saya bersama Pak Benyamin, kami akan mulai sosialisasi dan turun ke masyarakat.” Pilar.

Ben-Pilar berkomitmen untuk terus bekerja keras demi kesejahteraan masyarakat Tangsel serta menjadikan kota yang lebih maju, modern, dan inklusif.(yud)




Golkar dan PDIP Berkoalisi Usung Airin-Ade di Pilgub Banten, Deklarasi 14 Agustus 2024

Kabar6-PDI Perjuangan dipastikan akan berkoalisi dengan Golkar untuk mengusung Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi di pemilihan gubernur (Pilgub) Banten 2024.

“Mudah mudahan dengan prediksi ini, kita bisa berangkat mencalonkan bu Airin dengan Ade Sumardi,” kata Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten Asep Rahmatullah kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).

Kedua partai akan melakukan deklarasi pada 14 Agustus 2024 mendatang. Namun soal lokasi deklarasi bulan bisa dipastikan, rencana awal akan dilakukan di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.

“Deklarasi rencana tanggal 14 Agustus 2025,”imbuhnya.

**Baca Juga: Mulyadi Jayabaya Ajak FSPP Dukung Hasbi-Amir: Yang Pasti Menang Aja

Selain pasangan Pilgub Banten, Deklarasi juga akan bersamaan dengan deklarasi depan kota kabupaten di Banten.

Mantan Ketua DPRD Banten ini mengaku partainya sudah jauh-jauh hari membangun komunikasi dengan berlambang pohon beringin itu untuk bersama-sama berkoalisi di Pilgub Banten.

“Kebetulan PDIP dengan Golkar ini kan sudah melakukan kerjasama jauh hari, kita juga tidak berhenti disitu kita membangun komunikasi dengan partai politik yang lain,” ujarnya.

Pasangan Airin-Ade akan melawan Andra Soni Ahmad Dimyati Natakusumah dari koalisi Banten Maju. Pasangan Andra-Dimyati sudah diusung 10 partai politik baik partai partai maupun non parlemen.

Diantaranya Partai Gerindra, PKS, Demokrat, NasDem, PKB, PAN, PPP, PSI, Garuda dan Prima. (Aep)




Golkar Rekomendasi Asri-Irwan di Pilkada PALI 2024

Kabar Sumsel-Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), H. Asri AG dan Irwan, ST resmi mendapatkan rekomendasi dari Partai Golkar dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak kabupaten PALI, tahun 2024.

Hal itu diketahui dari penyerahan Surat Rekomendasi DPP Partai Golkar ke bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati PALI, Senin (5/8/2024) di kantor DPP Partai Golkar.

Penyerahan Surat Rekomendasi tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, didampingi oleh Ketua DPD Golkar Sumsel, Bobby Adhityo Rizaldi, serta Yudha Novanza, Calon Anggota DPR RI terpilih dari Dapil Sumsel 1, dan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten PALI, Suarno.

Asri AG menyampaikan mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya atas kepercayaan Partai Golkar kepada pasangan calon Asri – Irwan untuk mengikuti kontestasi Pilkada PALI tahun 2024.

**Baca Juga: Masif Sosialisasikan Andra Soni, Relawan SAS Sapa Ribuan Warga Kota Tangerang

Asri yang kini menjabat sebagai ketua DPRD PALI itu mengaku optimis, dengan dukungan yang didapat dari Partai Golkar, bisa memenangi Pilkada PALI tanggal 27 November 2024 nanti.

“Syukur Alhamdulillah, hari ini resmi kami mendapat rekomendasi atau diusung dari Partai Golkar untuk mengikuti kontestasi Pilkada PALI. Tentu ini menjadi langkah awal yang baik untuk meraih kemenangan di Pilkada PALI,” ujar Asri dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).

Irwan, ST menambahkan Calon Wakil Bupati PALI bahwa rekomendasi dari Partai Golkar ini merupakan jawaban dari harapan dan keinginan masyarakat kepada pasangan calon Asri – Irwan.

“Alhamdulillah syukur, Allah SWT telah menjawab harapan dan keinginan masyarakat PALI. Mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat hingga para pedagang pelaku UMKM, dan semuanya yang telah memberikan dukungan kepada kami (Asri – Irwan). Hari ini Partai Golkar, resmi memberikan rekomendasi kepada kami. Semoga langkah ini menjadi awal yang baik untuk Solusi bagi Kabupaten PALI, mewujudkan PALI Madani,” terang Wakil Ketua I DPRD PALI itu.

Lebih lanjut Irwan berharap dengan dukungan yang diterima dari Partai Golkar, insya Allah partai politik lainnya akan segera memberikan dukungan kepada Asri – Irwan.

“Tentu tidak lama lagi parpol lainnya akan bergabung kepada kami. Berkoalisi dalam membangun kabupaten PALI. Tunggu saja tanggal mainnya,” pungkasnya seraya memohon dukungan dari seluruh Kader Partai Golkar di seluruh penjuru Bumi Serepat Serasan untuk bersama-sama bersatu padu memenangkan Pilkada PALI 27 November mendatang. (Mar)