Fahri Hamzah: Politik Aliran Tak Ada Untungnya, Harus Diakhiri!

Kabar6-Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah menyebut jika politik aliran dan ekstrim kiri-kanan dalam politik Indonesia, harus diakhiri.

Alasannya, karena praktik politik seperti itu, tidak berdasar dan tidak menguntungkan secara nasional.

“Saya adalah korban dari politik aliran dan pembelahan ekstrim pada 2 (dua) pemilu terakhir,” ungkap Fahri Hamzah melalui keterangan tertulisnya, Selasa (28/11/2023).

**Baca Juga: Fahri Hamzah Ingatkan Akademisi Tidak Terjebak Perdebatan Politisi Jelang Pilpres 2024

Karenanya, menurut Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 itu, diperlukan intrupsi sebagai rekonsiliasi, terutama elit dan bangsa Indonesia untuk menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka.

“Dan untuk itulah, saya mendukung rekonsiliasi Prabowo-Jokowi pasca Pemilu 2019. Kita harus akhiri pertempuran ekstrim di kiri-kanan,’ tegas Fahri lagi.

Banga Indonesia, lanjut Fahri, harus menjadi moderat, ke tengah, berlabuh dan bersatu membangun negara yang kuat.

Selain itu, semua pihak juga harus bersyukur sekarang, karena ketegangan seperti ini tidak terlalu besar.

Namun, untuk itulah rekonsiliasi bangsa diperlukan dan mengakhiri konflik partisan dan politik aliran.

“Kita harus bersatu mendukung Pak Jokowi-Prabowo untuk menyatukan bangsa kita ke depan,” demikian Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I itu.(red)

 




Anis Matta : Prabowo-Gibran Ada Potensi Menang Satu Putaran Kalau Kerja Lebih Keras

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta menyatakan optimistis pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang mendapat nomor urut 2 bakal memenangi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dalam satu putaran kalau kerja lebih keras.

“Saya percaya bahwa semua kandidat pasangan capres-cawapres sekarang memasang target menang satu putaran atau paling tidak masuk ke putaran kedua,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab dengan tema ‘Mungkinkah Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran? ‘ yang telah tayang di kanal YouTube Gelora TV pada Senin (20/11/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi DPN Partai Gelora itu, Anis Matta menegaskan, bahwa dengan menetapkan target yang besar, maka akan memotivasi semangat kita untuk memenangkan pertarungan di Pilpres 2024.

“Sementara kalau kita bekerja bukan dengan target besar, biasanya adrenalin kita tidak keluar. Kita biasanya, biasa -biasa saja, dan semangat kita juga tidak kuat dalam memenangkan pertarungan,” katanya.

Menurut Anis Matta, target menang satu putaran ini menjadi obsesi semua kandidat, bukan hanya pasangan Prabowo-Gibran, tapi juga pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

“Jadi obsesi itu sebagai bentuk motivasi diri kita sendiri untuk bekerja lebih keras lagi dalam menjemput takdir ini, karena nama Presiden dan Wakil Presiden Indonesia itu sudah ada catatannya di Lauhul Mahfudz,” katanya.

Anis Matta mengatakan, semua pihak saat ini menginginkan agar pelaksanaan Pilpres 2024 dilakukan dalam satu putaran, karena ingin ada penghematan anggaran negara.

“Cost penghematannya bisa sampai Rp 17 triliun. Jadi itu, bukan angka yang kecil dari sisi anggaran, bisa digunakan untuk mengatasi kemiskinan, misalnya untuk BLT,” katanya.

Selain itu, ia juga yakin KPU akan berpikir bahwa pekerjaanya akan cepat selesai dengan Pilpres hanya satu putaran.

“Saya kira tiga kandidat juga punya harapan seperti itu, karena kalau berlanjut dua putaran secara finansial pasti berdarah-darah,” katanya.

Selain mahal dari sisi biaya, , Pilpres dua putaran juga sangat melelahkan secara mental, belum lagi nanti ada tudingan bahwa Pilpres 2024 tidak demokratis.

“Pilpres dua putaran ini akan membawa persoalan bagi keuangan negara, keuangan kandidat dan keuangan donator,” ujarnya.

Lalu, ada pengalaman di Pilpres 2009, dimana ketika itu ada tiga pasangan kandidat capres-cawapres, tapi tetap bisa dilakukan dalam satu putaran.

“Dan waktu itu yang memenangkan adalah pasangan Pak SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla),” ungkapya.

Ia mengatajan, memang bukan pekerjaan mudah untuk memenangkan Pilpres dalam satu putaran, karena kandidat tersebut, harus memenangkan suara 50 persen plus satu.

“Ada pengalaman juga dengan dua kandidat seperti pada Pilpres 2014 dan 2019, berakhirnya di Mahkamah Konstitusi (MK), sehingga secara tempo waktu panjang juga jadinya,” ujarnya.

Namun, obsesi untuk memenangi Pilpres satu putaran ini, kata Anis Matta, tidak boleh ditafsirkan sebagai bentuk keangkuhan, kesombongan atau jumawa.

Melainkan hanya sekedar untuk memotivasi diri sendiri untuk memenangi pertarungan, meski hal itu belum tentu terjadi.

“Kalau kita melihat secara umum hasil survei-survei sebagai instrumen ilmiah untuk membaca fakta-fakta atau realita di lapangan, maka kita harus pintar-pintar membacanya,” katanya.

**Baca Juga: Partai Gelora Temukan 3 Model Potensi Kecurangan yang Bakal Terjadi di Pemilu 2024

Potensi Menang Satu Putaran

Dalam kesempatan ini, Anis Matta mengatakan, opini yang terbentuk diantara para kandidat dipersepsikan berbeda-beda, karena hampir semua lembaga survei menampilkan hasil yang tidak sama, sehingga situasinya masih dinamis.

“Tetapi jika pasangan Prabowo-Gibran ingin menang satu putaran, maka suaranya harus 50 % plus 1 atau 51 % Sehingga angka konservatifnya masih perlu dua digit lagi. Misalnya survei yang 40 %, berarti masih perlu 11 %. Kalau 36 % perlu 15-16 % dan yang 43 % berarti perlu 8 % lagi,” katanya.

Artinya, potensi untuk memenangi Pilpres satu putaran itu, terbuka lebar jika kerja lebih keras, Namun, waktu 82 hari sebelum pencoblosan harus dimanfaatkan secara maksimal untuk menambah elektablitas elektoral dua digit tersebut.

“Kelebihan psangan Prabowo-Gibran itu, dia komplementer secara elektoral, saling melengkapi secara elektoral. Dimana Pak Prabowo punya basis besar di Jawa Barat dan basis-basis lainnya yang relatif stabil selama di dua Pilpres,” katanya.

Basis dukungan ini, juga ditambah dengan elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan menurun ke Gibran, terutama di Jawa Tengah. Sementara wilayah seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain relatif dikuasai Prabowo

“Karena itu, di hampir semua survei meski angka-nya berbeda-beda menempatkan Pak Prabowo di nomor satu, sehingga ada peluang besar Prabowo-Gibran memenangi pertarungan satu putaran tersebut,” katanya.

Anis Matta mengatakan, basis terberat Prabowo-Gibran sekarang ada di Banjabar (Banten, Jawa Barat dan DKi Jakarta), karena ada pasangan Anies-Muhaimin, serta di Jawa Tengah yang menjadi basis Ganjar-Mahfud.

“Tetapi Insya Allah, Prabowo-Gibran akan memenangi, karena ada faktor-faktor dukungan kepada pasangan ini sekarang meningkat. Di Jawa Tengah ada Pak Jokowi, kalau di Banjabar ada tokoh Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar, serta suara Partai Gelora,” katanya.

Ia menambahkan, selain dua medan tempur teritorial itu, Prabowo-Gibran juga akan bertarung di kelompok umur, pemilih pemula atau Gen Z dan milenial. Untungnya, pasangan ini sangat diuntungkan, sebagai pasangan tertua (Prabowo) dan termuda (Gibran).

“Selanjutnya adalah faktor mood. Dari beberapa acara, mulai dari pendaftaran, pengambilan nomor urut sampai acara yang saya hadiri di Medan kemarin, saya merasakan ada histeria, antusiasme luar biasa dari masyarakat kepada pasangan pasangan Prabowo-Gibran,” katanya.

Anis Matta menilai faktor-faktor tersebut, belum terbaca dalam survei-survei terbaru, yang akan dirilis dalam waktu 2-3 pekan lagi. Jika hal itu masuk, maka elektablitas pasangan Prabowo-Gibran akan berubah drastis.

“Dan yang penting dari Pilpres sekarang itu, dari Pilpres yang menegangkan akan menjadi Pilpres menggembirakan. Kehadiran Pak Prabowo yang gemuk, gemoy itu membuat orang terhibur, sehingga membuat mood orang jadi berubah, dan memberikan dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran,” pungkasnya.(Tim K6)




Resmikan Kantor Baru, Partai Gelora Indonesia DPD Kota Tangerang “Gaspoll…”

Kabar6-Partai Gelora Indonesia DPD Kota Tangerang resmikan Rumah Pemenangan Sekretariat DPD & Santunan Anak Yatim-Piatu dalam rangka perayaan HUT Gelora yang ke-4

DPD Partai Gelora Indonesia Kota Tangerang kembali melanjutkan agenda kegiatan setelah Minggu (12/11/2023) lalu ikut terlibat dan berpartisipasi dalam acara kirab Pemilu yang dibuat oleh KPU Kota Tangerang.

Selanjutnya di hari Minggu (19 /11/2023) menggelar acara kegiatan peresmian Sekretariat DPD Gelora Indonesia yang bertempat di Jl. Sultan Ageng Tirtayasa No. 90 B, Kunciran, Kec. Pinang, Kota Tangerang.

Partai Gelora Indonesia DPD Kota Tangerang, di bawah kepemimpinan Iksan Bhakti memiliki beberapa agenda yang sudah disiapkan cukup banyak dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2024, salah satunya adalah peresmian Rumah Pemenangan Sekretariat DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang.

Iksan Bhakti terus memberikan arahan dan motivasi kepada seluruh Caleg dan kader yang tergabung di bawah kepemimpinannya untuk tetap menjaga kekompakan dan terus memperkuat silaturahim.

Dalam kesempatan kali ini Hepriadi Zaicily atau yang biasa dikenal dengan Bang Zai yang merupakan Sekretaris Partai Gelora Indonesia DPD Kota Tangerang sekaligus Calon Legislatif untuk DPRD Provinsi dapil Banten 7 Kota Tangerang A Nomor urut 2 ini mengungkapkan rasa sukacitanya atas diresmikannya Kantor Sekretariat DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang. Dia kembali mengingatkan untuk menjaga komitmen visi yang telah dibentuk kepada seluruh kader Gelora Indonesia yang ada di Kota Tangerang.

“Saat ini kita merayakan peresmian kantor sekretariat DPD Partai Gelora Indonesia Kota Tangerang yang menjadi tonggak sejarah penting dalam perjalanan Partai Gelora Indonesia di Kota Tangerang. Kita sama-sama merefleksikan perjalanan partai gelora di Kota Tangerang dan bersama-sama menjaga komitmen untuk mewujudkan visi kemenangan bersama yaitu “Juara Bareng Gelora” dengan target satu fraksi DPRD Kota Tangerang, 2 Kursi DPRD Provinsi, dan 1 kursi DPR RI serta Kemenangan Capres dan Cawapres yang kami usung koalisi Indonesia Maju yaitu Prabowo-Gibran,” ungkapnya

Bang Zai juga mengucapkan mewakili pengurus jajaran Gelora Indonesia DPD Kota Tangerang mengucapkan terimakasih kepada semua elemen yang terlibat dalam acara pada kali ini. Sebagai bentuk rasa syukur pada acara ini juga diadakan pemberian santunan anak yatim & piatu yang berada di sekitar wilayah maupun dari yang kader Gelora.

“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Kordapil Banten Ibu Sarah Azzahra dan Pimpinan DPW Provinsi Banten Partai Gelora Indonesia atas dukungannya. Juga terimakasih pada para tamu undangan seluruh fungsionaris dan kader yg hadir pada hari ini, serta rekan-rekan panitia atas semangatnya mewujudkan terlaksananya kegiatan ini. Bukan hanya sebagai perayaan peresmian kantor, tetapi juga sebagai momen berbagi kasih dengan mengadakan santunan untuk anak yatim yang diberikan secara simbolis bahwa dengan berdirinya kantor sekretariat DPD Kota Tangerang Partai Gelora Indonesia yang baru ini dapat menjadi pusat kegiatan yang memajukan keberlanjutan visi dan misi partai untuk kepentingan masyarakat,” ucapnya.

**Baca Juga: Gelar Deklarasi Bersama, Sukardin : Gelora Kabupaten Tangerang Siap Dukung Prabowo pada Pilpres 2024

Dia berharap, kebersamaan ini memberikan inspirasi dan kebahagiaan bagi semuanya.

Dijelaskan bahwa ada kesempatan lain, pihaknya menemui juga Ketua DPC Pinang sekaligus Caleg DPRD Kota Tangerang dapil 3 nomor urut 2 Saudara M. Rafli Prananda menambahkan rasa bersyukurnya atas diresmikan Kantor Sekretariat DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang yang tempatnya berada di wilayahnya yang dimana memberikan keuntungan baginya.

“Saya Sebagai Ketua DPC Pinang dan sekaligus Caleg DPRD Kota Tangerang Dapil 3 Pinang-Cipondoh, beserta kawan perjuangan DPC Pinang, saya berharap peresmian kantor baru DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang kita ini dapat menjadikan wadah untuk masyarakat memberikan kreativitas baik untuk menunjang kemajuan wilayah dan perekonomiannya, dan partai Gelora tetap berkomitmen mewujudkan cita-citanya yaitu Indonesia Sejahtera, dan yang paling nyata untuk kita lakukan saat ini adalah pendekatan terhadap UMKM,” tambahnya

Dalam acara kali ini selain dihadiri oleh kader, pengurus DPD dan anak yatim-Piatu, turut hadir juga Perwakilan Pengurus DPW Gelora Indonesia Provinsi Banten dan  juga Sukardin., SH, MH, selaku Ketua DPD Gelora Indonesia Kabupaten Tangerang. Kedua tokoh politik ini menyambut baik dan penuh sukacita atas diresmikannya Kantor Sekretariat DPD Gelora Indonesia Kota Tangerang dan merayakan HUT yang ke 4 dari Partai Gelora Indonesia yang bertepatan pada tanggal 28 Oktober kemarin.(Red)




Fahri Hamzah Ingatkan Akademisi Tidak Terjebak Perdebatan Politisi Jelang Pilpres 2024

Kabar6-Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 Fahri Hamzah mengingatkan, para akademisi untuk tidak terjebak dalam perdebatan isu para politisi menjelang pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Apa yang terjadi belakangan ini, sebagai isu dalam Pilpres, kita perlu hati-hati, terutama di dunia akademik. Jangan sampai terjebak sama perdebatannya para politisi,” kata Fahri Hamzah saat memberikan Kuliah Umum Ilmu Administrasi Publik di Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Sabtu (18/11/2023).

Menurut Fahri, para politisi sengaja memanfaatkan suatu isu seperti dinasti politik dan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres sebagai alat kampanye untuk menjatuhkan lawan masing-masing.

“Para politisi ini, terutama menjelang menjelang Pilpres, kerjaannya adalah memanfaatkan momentum yang ada untuk dimodifikasi sebagai bagian dari alat kampanye untuk mengangkat dan menjatuhkan lawan,” katanya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini berpandangan bahwa dinasti politik itu memiliki terminologi yang berbeda dalam tradisi ototarian (monarki atau kerajaan) dan tradisi demokrasi.

“Kalau tradisi ototarian itu menurunkan kekuasaannya pada darah dan ini ada dalam tradisi monarki, kerajaan. Tetapi dalam demokrasi itu, disebut keluarga politik, orang yang memilih menjadi politisi seperti keluarga lainnya,” katanya.

Karena itu, peran keluarga Bung Karno (Soekarno) sebagai politisi seperti Megawati Soekarnoputri, Rahmawati Soekaroputri, Sukmawati Soekarnoputri, Guruh Soekarnputra, Puan Maharani dan lain-lain, tidak bisa disebut sebagai dinasti politik, tetapi merupakan keluarga politik.

“Jadi kalau Ibu Megawati yang memimpin PDIP, pernah menjadi Presiden RI ke-5 dan anaknya sekarang Puan Maharani jadi Ketua DPR. Lalu, cucunya juga sebagai calon legislatif, itu bukan dinasti politik, karena kekuasaannya tidak diturunkan pada darah, dipilih atau tidak dipilih. Itu keluarga politik Bung Karno,” katanya.

Hal ini juga terjadi pada keluarga politisi Ratu Atut Chosiyah di Banten, juga tidak bisa disebut sebagai dinasti politik, tetapi merupakan keluarga politik yang memilih jalur menjadi politisi.

“Itu sama saja dengan keluarga dosen atau keluarga dokter, yang ingin menjadi dosen atau dokter seperti kakek atau bapaknya. Jadi di dalam demokrasi, orang diberikan kebebasan dalam memilih apapun,” katanya.

Artinya, apa yang terjadi di keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) sekarang dan menjadi polemik di masyarakat yang dianggap sebagai dinasti politik, bukan merupakan dinasti politik, tetapi keluarga politik.

**Baca Juga: Ucapkan Milad ke-111, Anis Matta: Saatnya Muhammadiyah Lakukan Gerakan Perubahan Skala Global

Dimana kiprah anak-anaknya antara lain Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, serta menantunya Bobby Nasution yang memilih menjadi politisi seperti Jokowi merupakan kebebasan dalam demokrasi.

“Jadi dalam demokrasi itu tidak ada namanya dinasti politik, apalagi dalam demokrasi elektoral. Kekuasaan yang didapat tidak diturunkan, tapi konsekuensinya dipilih atau tidak dipilih, itu saja,” katanya.

Fahri menegaskan, bahwa tidak ada aturan dalam konstitusi yang ‘ditabrak ‘ atau dilanggar terkait putusan MK soal batas usia capres-cawapres. Sebab, konstitusinya tidak berubah, tapi yang berubah adalah undang-undangnya saja .

“Karena cara mengubah undang-undang itu gampang. Caranya pertama diusulkan DPR perubahannya, lalu dibahas bersama pemerintah dan terciptalah perubahan undang-undang. Itu bukan masalah bagi DPR, karena memang setiap 5 tahun undang-undang Pemilu selalu diubah. Cara kedua adalah melalui Mahkamah Konstitusi dengan mengajukan judicial rewiew untuk mengabah satu pasal atau seluruh undang-undang,” pungkas Fahri.(Tim K6)




Ucapkan Milad ke-111, Anis Matta: Saatnya Muhammadiyah Lakukan Gerakan Perubahan Skala Global

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menyampaikan selamat Milad ke-111 Muhammadiyah kepada para pimpinan, kader dan warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia.

“Saya Anis Matta, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia yang biasa disingkat Partai Gelora, ingin mengucapkan selamat Milad yang ke-111 dibawa tema ‘Ikthtiar Menyelamatkan Semesta,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (18/11/2023).

Tema ‘Ikhtiar Menyelamatkan Semesta’ ini diusung berdasarkan Keputusan PP Muhammadiyah Nomor 735/KEP/I.0/E/2023 terkait Milad Muhammadiyah 2023.

Tema tersebut, sengaja diangkat pada 2023 ini untuk memperingati berdirinya organisasi Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912 itu.

“Dengan tema ‘Ikhtiar Menyelamatkan Semesta’ ini, kita dibawa pada satu kesadaran, bahwa kita sedang menghadapi satu ancaman perang akibat konflik dan krisis global yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Yakni terutama konflik supremasi antara kekuatan-kekuatan adidaya dan juga ancaman bencana alam akibat perubahan iklim yang sekarang semakin ekstrem,” katanya.

Karena itu, Anis Matta menilai momentum Milad ke-111 juga menjadi harapan baru agar Muhammadiyah mulai melakukan gerakan pembaharuan secara global, tidak hanya gerakan pembaharuan di Indonesia.

**Baca Juga: Dengar Laporan Ketua DPW se-Sumatera, Anis Matta Makin Optimistis Partai Gelora Lolos ke Senayan

“Saatnya Muhamadiyah sebagai gerakan pembaharuan yang tidak lagi dalam skala Indonesia saja, tapi gerakan pembaharuan dalam skala global. Bukan hanya di Indoensia, tapi di dunia secara keseluruhan,” katanya.

Menurut Anis Matta, dunia sekarang sedang membutuhkan kontribusi warga Muhammadiyah dalam ikut serta menyelesaikan krisis besar dan berbagai ancaman kehidupan umat manusia.

“Dunia sekarang membutuhkan kontribusi kita, warga Muhammadiyah untuk menyelesaiakn krisis besar, ancaman kehidupan bersama yang sedang kita hadapi, terutama ancaman perang dan bencana,” katanya.

Ketua Umum Partai Gelora ini berharap agar harapan yang dia sampaikan mendapatkan sambutan dari para pimpinan, kader dan warga Muhammadiyah untuk mulai melakukan gerakan pembaharuan secara global.

“Mudah-mudahan harapan ini dapat sambutan dari kepemimpinan di Muhammadiyah mulai pengurus dan kader dan seluruh warga Muhammadiyah di seluruh tanah air. Sekali lagi saya ucapkan selamat Milad ke-111 kepada saudara-saudaraku warga Muhammadiyah,” pungkas Anis Matta.(Tim K6)




Dengar Laporan Ketua DPW se-Sumatera, Anis Matta Makin Optimistis Partai Gelora Lolos ke Senayan

Kabar6-Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengaku semakin optimistis bakal memenangkan pertarungan politik di Pemilu 2024 dan lolos ke Senayan. Hal itu setelah mendengar laporan dari para Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Gelora se-Sumatera.

“Saya gembira sekali mendengarkan laporan persiapan kita untuk memenangkan Partai Gelora pada Pemilu 14 Februari 2024 yang akan datang,” kata Anis Matta saat menyampaikan arahan dalam Konsolidasi Pimpinan Partai Gelora se-Sumatera di Jakarta, Selasa (14/11/2023).

Anis Matta mengapresiasi kerja keras para Pimpinan DPW se-Sumatera di lapangan di tengah keterbatasan logistik Pemilu. Ia menilai semua struktur atau mesin politik Partai Gelora sampai ke lapis paling bawah sudah bekerja optimal.

“Tim relawan para caleg juga sudah bekerja keras, paling tidak sudah lebih 80 persen wilayah ini (Sumatera) dalam kondisi siap. Insya Allah kita menang,” katanya.

Ia menilai kolaborasi antara struktur DPW se-Sumatera dengan relawan para calon legislatif (caleg)-nya di Sumatera sangat luar biasa.

“Karena itu, saya mengapresiasi para Ketua DPW selaku komandan lapangan yang memiliki pengetahuan teknis untuk mengatasi dinamika masalah yang ditemukan,” ujarnya.

Anis Matta mengatakan, permasalahan logistik Pemilu sekarang tidak hanya dialami Partai Gelora saja, tapi juga seluruh partai politik karena berlangsung di tengah krisis ekonomi.

“Keluhan kebutuhan semua caleg sekarang relatiif merata, karena Pemilu ini berlangsung di tengah krisis ekonomi. Semua menghadapi tekanan finansial secara logistik, tekanannya luar biasa,” katanya.

Ia mengingatkan dua pepatah Rusia yang bisa menjadi pemantik semangat caleg Partai Gelora yang akan melakukan pertarungan politik di Pemilu 2024.

Pepatah pertama adalah “Ketika kita menderita, orang lain menderita juga seperti tidak ada penderitaan atau kesulitan”. Sedangkan pepatah kedua adalah “Kemiskinan mendorong kita menjadi kreatif”.

“Saya mengikuti perkembangan pertempuran yang sekarang sedang terjadi di Palestina. Bagaimana Israel yang kuat dari sisi kekuatan, melawan Hamas yang kalah dari sisi teknologi. Saya mencoba mempelajari apa rahasia kekuatan Hamas tersebut,” katanya.

Hamas, kata Anis Matta, memfokuskan targetnya kepada tank-tank dan kekuatan militer lainnya. Semua persenjataan dan amunisi yang diluncurkan dihitung benar-benar harus mengenai sasaran, dan tidak ada yang meleset.

“Akibatnya korban militer di Israel banyak yang jatuh, sementera korban di Palestina adalah warga sipil. Jadi apa yang mereka lakukan benar-benar fokus kepada target dan sasaran. Mereka fokus pada kekuatannya sendiri,” katanya.

Hal inilah, lanjutnya, yang membuat psikologis Israel melemah, dan Hamas memenangi pertempuran sejauh ini, karena banyak korban tewas di militer Israel. Tingkat efisensi tembakan roket Hamas sangat akurat, karena adanya fokus tersebut.

**Baca Juga: Percakapan Gibran di Sosial Media Paling Populer Dibandingkan Ganjar

“Jadi kita perlu menggunakan semua potensi yang kita miliki dan fokus apa yang bisa kita lakukan, jangan pikirkan kelemahan kita. Kita harus melakukan inovasi di tengah keterbatasan. Dan sebagai orang beriman, kita juga percaya bahwa Allah SWT-nya yang membuat sasaran itu menjadi tepat,” katanya.

Inovasi dalam Pemilu 2024 ini, lanjut Anis Matta, yang akan mengantarkan caleg-caleg Partai Gelora yang sebagian besar elite-elite daerah akan menjadi elite nasional, serta duduk sebagai Anggota DPR.

“Partai Gelora akan menjadi tangga naik, orang-orang daerah menjadi orang pusat. Supaya nanti yang namanya elite Indonesia itu adalah elite yang terdiri dari elite-elite daerah yang datang ke Jakarta dan mengerti betul daerahnya. Sehingga akan berdampak secara substansial menciptakan sirkulasi elite nasional baru,” pungkasnya.

Konsolidasi Pimpinan Partai Gelora-Sumatera ini juga dihadiri Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Teritori I Sumatera DPN Partai Gelora Syahfan Badri Sampurno, dan Wakil Ketua Bidang Narasi Tengku Zulkifli Usaman yang juga caleg DPR RI dari daerah pemilihan Aceh 2.(Tim K6)




Percakapan Gibran di Sosial Media Paling Populer Dibandingkan Ganjar

Kabar6-Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPN Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Rico Marbun mengaku optimistis pemilih muda akan memilih pasangan calon presiden (capres)-calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

“Gelora yakin, bahwa pada Pilpres 2024, pemilih muda akan pilih yang benar-benar muda, pasangan calon presiden dan calon presiden yang kita dukung,” kata Rico dalam diskusi Gelora Talks dengan tema’ Kemana Suara Milineal di Pilpres 2024?, Rabu (15/11/2023) sore.

Berdasarkan data yang dimiliki Partai Gelora, menurut Rico, pemilih muda lebih menyukai pasangan capres-cawapres yang mampu menyelesaikan masalah, memiliki tantangan dan mempunyai harapan.

“Ada beberapa hal yang jadi perhatian anak muda. Misalnya, anak muda ini sangat perhatian terhadap pendidikan dan kesejahteraan. Visi-misi para capres-cawapres itu dilihat satu persatu, apakah bisa menjadi aspirasi buat mereka atau tidak,” katanya.

Rico menilai generasi muda memiliki cara pandang sendiri dalam menyikapi suatu masalah, bukannya apatis atau tidak perhatian. Justru mereka sangat perhatian, namun pemilih muda ini menghendaki adanya bukti dan solutif.

“Nah, Pak Prabowo yang konsen dengan pendidikan dan kesejahteraan, bahkan kemandirian itu, dipandang sebagai sebuah harapan, semangat hidupnya semakin meningkat,” katanya.

Karena itu, pemilih muda yang suaranya berkisar antara 53-54 persen di Pemilu 2024 ini, sangat berpengaruh pada pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden.

“Jadi parpol maupun capresnya akan dilihat, apakah mampu menyelesaikan problem dan tantangan yang dihadapi bangsa. Apakah mereka memberikan harapan, nanti kesanalah suara pemilih muda diberikan,” katanya.

Senior Analys Drone Emprit Yan Kurniawan mengatakan, ada hal penting terkait percakapan undian nomor urut capres-cawapres pada Selasa (14/2023).

“Ini belum kita rilis, belum kita sampaikan, ini khusus buat Gelora TV kita sampaikan. Pertama yang paling populer adalah Gibran. Harusnya biasanya kan yang paling populer itu calon presiden, ini tidak. Dia calon wakil presiden paling muda,” kata Yan.

Yan mengatakan, pada percakapan bulan lalu, cawapres Ganjar Pranowo, Mahfud MD menduduki percakapan tertinggi, namun sekarang percakapan populer diambil-alih Gibran.

**Baca Juga: Gelora Boat Race Sekarang Sudah Jadi Ikon Pariwisata Sumbawa

“Gibran dianggap telah memberikan tsunami politik yang sangat besar sampai sekarang, sehingga percakapannya paling populer dibicarakan orang-orang,” katanya.

Menurut Yan, percakapan paling populer setelah Gibran adalah Ganjar Pranowo, sementara Mahfud MD berada di urutan ketiga. Percakapan antara Gibran dan Ganjar mendominasi media sosial pada 14-15 November 2023.

“Gibran dan Ganjar mendominasi percakapan. Itu kita ambil datanya tanggal 14 November sampai 15 November pagi. Untuk Gibran sekitar 22.333 mention, sedangkan untuk Ganjar 19.758,” ungkapnya.

Ia mengatakan, dua orang populer ini dibangun oleh isu konflik. Namun, kedepannya agar ada sentimen ke publik lebih baik, maka strategi komunikasi keduanya harus dibenahi.

“Gibran terbanyak diasosiakan kata sungkem, salaman dengan Ibu Megawati dan Ganjar diasosiasikan dengan drakor. Timnya Ganjar sengaja memunculkan ini dengan bahasa-bahasa anak muda, kekinian untuk menyaingi Gibran,” katanya. Pendiri Cyrus

Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, kehadiran Gibran telah mendongkrak suara Prabowo yang mendapat nomor urut 2 itu secara signifikan, karena dianggap mewakili suara generasi muda.

Ia sependapat bahwa, cara pandang anda muda dalam melihat suatu permasalahan dengan generasi tua sangat berbeda jauh dalam berbagai hal seperti problem lapangan kerja, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.

“Imajinasi anak muda itu berbeda dengan generasi diatas 40 tahun, karena generasi diatas 40 tahun membayangkan misalnya pekerjaan itu, pekerjaan tetap, PNS atau pegawai BUMN atau kerja di pabrik. Sementara anak-anak muda memiliki pilihan ratusan pekerjaan,” kata Hasan Nasbi..

Sehingga ketika membahas anak muda, maka tidak bisa lagi sekedar membahas pekerjaan saja, tetapi juga soal imajinasi anak muda tentang pekerjaan.

“Soal kesehatan juga demikian, imajinasinya berbeda dengan yang tua. Orang tua hanya bicara fisik, tetapi kalau anak muda sudah berbicara mengenai kesehatan mental,” katanya.

Demikian pula soal kesejahteraan, lanjut pendiri Cyrus Network ini, imajinasi soal kesejahteraan dari anak muda juga berbeda dengan yang tua.

“Jadi kalau soal pilihan menurut saya, tidak berbeda dengan usia diatasnya. Tetapi ketika bicara soal kebutuhan-kebutuhan, pesan-pesan itu perlu disesuaikan dengan imajinasi anak muda. Jadi kalau kita melihat data survei, maka suara anak muda sangat positif untuk pasangan Prabowo-Gibran, dan diaminkan oleh poster-poster yang muda dipahami anak muda,” pungkasnya.(Tim K6)




Anis Matta: Langkah Jadikan Indonesia Superpower Baru Dimulai dari Ibu Hamil

Kabar6-Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Partai Gelora adalah partai masa depan yang paham sejarah dan mengerti realita hari ini.

Menurut Anis Matta, narasi besar partai di Indonesia itu ada tiga. Yakni partai masa lalu, masa kini dan masa depan.

Partai masa lalu itu, andalannya memori sejarah, masa kini didasarkan pada kebutuhan masyarakat, dan masa depan itu, biasanya imajinatif.

“Nah, kalau mau menempatkan Partai Gelora itu, adalah partai masa depan yang paham sejarah dengan baik dan mengerti realita hari ini,” kata Anis Matta dalam keterangannya, Selasa (14/11/2023).

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam program Anis Matta Menjawab Episode #21 dengan tema “Apa Agenda Kampanye Partai Gelora? Dari Narasi ke Aksi” yang tayang di kanal YouTube Gelora TV, Senin (13/11/2023) malam.

Dalam program yang dipandu Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Komunikasi Organisasi Dedi Miing Gumelar ini, Anis Matta menegaskan, bahwa sebagai partai masa depan, Partai Gelora memiliki agenda panjang dan tidak akan lapuk oleh waktu.

“Kita punya narasi besar, menjadikan Indonesia superpower baru dengan menggabungkan tiga dimenesi, yakni agama, demokrasi dan keadilan sosial atau kemakmuran,” katanya.

Anis Matta menilai tahun 2024 mendatang akan menjadi titik awal atau nol km dari gelombang ketiga, sejarah baru yang akan menjadikan Indonesia sebagai bangsa besar.

Adapun gelombang pertama itu dimulai pada masa ketika menjadi Indonesia hingga kemerdekaan RI, sedangkan gelombang kedua menjadi negara modern hingga reformasi.

“Kalau kita punya mimpi besar, maka kita perlu langkah kecil. Karena dengan langkah kecil yang tidak berhenti itu, kita akan menuju mimpi besar menjadikan Indonesia superpower baru,” katanya.

Langkah kecil itu, kata Anis Matta, diwujudkan dengan membangun manusianya, karena generasi tersebut akan menjadi tulang punggungnya dan pemikul beban sejarah. Maka sepertiga umurnya harus ‘diintervensi negara’ dari mulai dari kandungan hingga umur 22-23 tahun.

“Jadi kalau ditanya, darimana kita mulai perjalanan menjadi Indonesia superpower baru, saya bilang dari ibu hamil. Ibu hamil itu, simbol kehidupan dan simbol generasi atau simbol kesinambungan,” ujarnya.

Intervensi negara yang ia maksud adalah memberikan gizi, vitamin kepada ibu hamil hingga 1.000 hari kelahiran sang bayi. Hal ini penting agar bayi yang dilahirkan tidak stunting dan menjadi beban negara.

Setelah itu, negara harus menyiapkan sistem wajib belajar selama 16 tahun, yakni wajib belajar 12 tahun sekarang ditambah 4 tahun lagi hingga kuliah di perguruan tinggi.

Sebelum memasuki kuliah, setiap anak yang sekolah di jenjang SD-SMA akan diberikan makan siang gratis dan lain-lain, karena sistem belajar yang digunakan adalah sistem full day school.

“Dengan konsep itu, saya kira anggarannya tidak masalah, karena kebijakan anggaran, menyangkut kebijakan makro. Kalau fokusnya ke sana, ya kita bisa arahkan. Kenapa kita perlu fokus, karena itu penting untuk pembangunan sumber daya manusia,” ujarnya.

**Baca Juga: HUT ke-3 Partai Gelora, Partai Gelora Kota Tangerang Ingin Selalu Bersama Masyarakat

Anis Matta menegaskan, konsep pembangunan sumber daya manusia yang disampaikan Partai Gelora itu, menyatukan antara pendidikan dan kesehatan, sehingga menciptakan manusia Indonesia yang kuat.

“Kalau semua sudah diberikan negara, maka negara bisa menuntut mereka untuk memberikan kontribusi kepada negara. Inilah yang nanti akan menjadi moment of luck, momen keberuntungan bagi Indonesia untuk menjadi superpower baru,” katanya.

Ia menambahkan, konsep Partai Gelora soal ‘manusia Indonesia’ ini juga yang menjadi dasar dukungan kepada calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan upaya melanjutkan legacy Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Jadi ide Indonesia Superpower baru ini, mirip dengan apa yang disampaikan Pak Prabowo menjadi Macan Asia dan program Indonesia Emas 2045-nya Pak Jokowi. Karena itu kita berkolaborasi, karena narasinya ketemu,” katanya.

Sehingga isu pendidikan, lanjut Anis Matta, menjadi fokus utama pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, selain masalah infrasktur, hilirisasi industri, UMKM dan lain-lain.

“Infrastrukturnya sesuatu yang sudah berjalan tinggal dilanjutkan, fokus ke depan adalah pembangunan sumber saya manusia. Ini sudah jadi agenda koalisi, sebagai gerakan kebangkitan menuju gelombang ketiga, sejarah baru menjadikan Indonesia sebagai superpower baru,” pungkasnya.(Tim K6)




Gelora Boat Race Sekarang Sudah Jadi Ikon Pariwisata Sumbawa

Kabar6-Gelora Boat Race 2023, ajang Lomba Balap Sampan di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (Sumbawa), selesai digelar pada Minggu (12/11/2023) sore.

Lomba yang digelar di Pantai Gelora Dusun Meno, Desa Rhee loka, Kecamatan Rhee ini memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya.

Berakhirnya balap sampan yang digelar selama 17 hari ini, ditandai dengan pertandingan final di kategori, yaitu Bangcarera Piston 92 dan 94, serta Lokal Boat Piston 94.

Ajang ini digelar untuk memperingati HUT ke-3 Pantai Gelora dan HUT ke-4 Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Peminat lomba pun semakin besar, peserta tidak hanya berasal dari wilayah pesisir, tetapi juga masyarakat daratan di Sumbawa.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, Pantai Gelora ini awalnya hanya sebagai tempat untuk masyarakat bergembira sambil berwisata, salah satunya dengan menggelar lomba balap sampan atau Bangcarera,

Namun, hal itu terus berkembang, Pantai Gelora tidak hanya menjadi tempat untuk bergembira, tapi juga sudah menjadi wahana wisata yang indah bagi keluarga Indonesia.

“Saya akan menyempurnakan pantai ini agar menjadi salah satu pantai yang terbaik di seluruh Indonesia, menjadi tujuan wisata nasional,” kata Fahri saat menyampaikan sambutan final Gelora Boat Race 2023 di Pantai Gelora, Minggu.

Menurut Fahri, Partai Gelora memiliki kepedulian untuk mengangkat kewibawaan masyarakat pesisir seperti di Sumbawa ini agar menjadi kebanggaan bagi daerahnya.

Sebab, hal itu akan menjadi upaya dan cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai Superpower baru. Pantai Gelora, lanjutnya, akan dijadikan rujukan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk kembali jiwanya, sebagai negara maritim.

“Percayalah bahwa pemimpin Indonesia masa depan akan datang dari daerah-daerah pesisir, seperti yang dilakukan Partai Gelora mengangkat martabat dan wibawa orang-orang pesisir supaya mereka berani menjadi pemimpin Indonesia,” katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini berjanji akan memperjuangkan Sumbawa sebagai provinsi baru agar bisa mengelola potensi sumber daya alamnya sendiri, terpisah dari NTB.

“Agenda pertama yang kita perjuangkan untuk orang Sumbawa adalah terbentuknya Provinsi Pulau Sumbawa. Kita harus punya provinsi sendiri mengelola pulaunya, sumberdaya alamnya agar Sumbawa terangkat, tidak terus menjadi miskin, karena tidak punya kemampuan bergerak,” katanya.

Fahri menambahkan, Provinsi Pulau Sumbawa akan mudah terwujud, apalagi jika Prabowo Subianto terpilih sebagai Presiden RI ke-8 pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Provinsi Pulau Sumbawa akan mudah diwujudkan, kalau Prabowo yang jadi Presiden. Kita ingin mengangkat harkat dan martabat rakyat Sumbawa,” katanya.

Kabar6-Ketua DPD Partai Gelora Sumbawa Burhanuddin Jafar Salam mengatakan, Gelora Boat Race yang telah berlangsung selama tiga tahun ini, dalam rangka mengangkat budaya lokal Bangcarera dan pesta rakyat

“Tiga tahun pelaksanaan, hari ini sudah banyak sekali kita lihat perubahannya untuk Sumbawa. Insya Allah di 2024, kita akan bertemu lagi pelaksanaan tahun ke-empat,” kata Burhanuddin.

**Baca Juga: Anis Matta: DKI Jakarta Jadi Lumbung Suara, Partai Gelora Yakin Lolos Parlemen Treshold 4%

Ketua Panitia Gelora Boat Race 2023 Joyce Letik mengatakan, lomba balap sampan tahun ini berhadiah total Rp 150 juta, dimana hadiah disumbang oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah. Sedangkan pengunjung disediakan doorprize mesin boat Yasuka dan hadiah umrah.

“Kegiatan balap sampan ini tidak ada kaitannya dengan even politik di 2024, karena lomba ini sudah ada diselenggarakan selama tiga tahun ini oleh Partai Gelora. Ini konsistensi Partai Gelora, Pak Fahri Hamzah dalam mengangkat Pulau Sumbawa,” kata Joyce.

Joyce Letik yang juga Ketua Forum Balap Sampan Gelombang Pesisir (GP) Sumbawa ini mengatakan, Gelora Boat Race telah menjadi ikon andalan pariwisata Sumbawa.

“Saya jadi terharu, bahwa balap sampan ini bisa menjadi ikon andalan Sumbawa sekarang. Ini menjadi momentum untuk memajukan maritim dari sumbawa,” katanya.

Joyce menegaskan, Partai Gelora sudah membuktikan kiprahnya dalam mendukung masyarakat pesisir di Sumbawa untuk maju, yang selama ini kurang mendapatkan perhatian, kini mulai dilirik karena dinilai memiliki potensi.

“Partai Gelora itu tumbuh dan hadir bersama masyarakat akar rumput, masyarakat kelas bawah, masyarakat pesisir. Itulah kekuatan Partai Gelora,” pungkasnya.(Tim K6)




Fahri Hamzah: Manifesto Kesejahteraan, Platform Ekonomi Politik Menuju Indonesia Superpower Baru

Kabar6-Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019 yang kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah melaunching tiga buku yang diberi judul ‘Trilogi Kesejanteraan: Platform Ekonomi Politik Menuju Indonesia Superpower Baru’ di Taman Sriwedari Cibubur, Depok, Jawa Barat, Jumat (10/11/2023).

Launching buku Trilogi Manifesto Kesejahteraan yang dihadiri Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta dan Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) 2003-2008 Burhanudin Abdullah ini, juga bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 Oktober dan Milad Fahri Hamzah ke-52.

“Jadi saya tulis 3 buku, 2 buku waktu itu sudah saya selesaikan waktu Masih menjabat Wakil Ketua DPR RI bidang Kesra. Buku pertama itu tentang ‘Mengapa Indonesia Belum Sejahtera’, ini kaitanya dengan kritik-kritik teoritis tentang cara menghitung kesejahteraan yang menurut saya banyak tidak adilnya,” sebut lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI).

Sedang yang kedua, lanjut Fahri berjudul ‘Arah Baru Kebijakan Kesejahteraan’. Buku kedua ini tentang bagaimana mengoreksi kebijakan kesejahteraan yang ada di Tanah Air

“Barulah setelah sempat pensiun nulis. Nah, buku yang ketiga saya beri judul ‘Manifesto Kesejahteraan’, yang menyoroti kesejahteraan ini lebih komprehensif, karena ini adalah sebenarnya promosi terhadap ekonomi Pancasila,” ujarnya.

Tetapi fokus dari kebijakan bangsa ini ke depan itu, menurut Fahri, harus memang sumber daya manusia baru Indonesia ini bisa mencapai tahapan pemerataan yang riil bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Nah, inilah 3 (tiga) buku sudah selesai pas di hari ini saya, bertepatan dengan ulang tahun saya, juga bersamaan dengan Hari Pahlawan,” demikian Fahri Hamzah, Caleg DPR RI dari Partai Gelora Indonesia untuk Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) I tersebut.

Ketua Umum Partai Gelora mengatakan, bahwa masa depan Indonesia ditentukan oleh kemajuan pendidikan, sementara wajib belajar pendidikan Indonesia masih antara 6-9tahun, harusnya dinaikkan menjadi 12 tahun.

“Saya ingin berpesan kepada Pak Burhanuddin selaku Ketua Dewan Pakar, karena Pak Prabowo ini konsen dengan isu pendidikan. Jadi kalau misalnya kita membuat momen of luck anak Indonesia sampai dia berumur 18 tahun, maka negara sudah mulai harus menyentuh sejak dalam kandungan ibu hamil, kemudian 1.000 pertama dan kemudian sekolah gratis hingga kuliah,” kata Anis Matta.

Demi kemajuan SDM Indonesia, negara harus mulai melakukan bantuan pendidikan hingga gizi sampai umur 20-22 tahun.

“Jadi paling tidak sampai umur 20 tahun harus ada sentuhan negara yang kuat. Jadi wajib pendidikan itu yang diurus negara sampai umur 23 tahun, selesai dia kuliah. Insya Allah akan muncul generasi Indonesia yang lebih lebih kuat,” katanya.

Ia menilai, banyak generasi yang pintar di Indonesia tercipta dari pembelajaran otodidak, bukan dari pendidikan.

Sehingga jika ingin menciptakan generasi yang kuat, maka negara harus membuat kebijakan wajib pendidikan itu, sampai kuliah.

**Baca Juga: Optimistis Lolos ke Senayan, Anis Matta: Kaltim akan Jadi Lumbung Suara Partai Gelora di Pemilu 2024

“Kalau saya sama Pak Fahri pembelajar otodidak, tetapi saya katakan kalau kita ingin menciptakan generasi yang kuat, maka wajib pendidikan itu harusnya sampai kuliah, karena pada akhirnya akan menjadi tulang punggung bangsa. Jadi ketika dia keluar dari perguruan tinggi, negara boleh menuntut orang ini untuk berkontribusi,” katanya.

Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran sependapat dengan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta, bahwa pendidikan Indonesia seharusnya mengenai sistem wajib belajar 12 tahun saja.

Dimana peserta didik cukup mendapatkan ijazah SMA saja, tidak perlu ada ijazah SD atau SMP, cukup diberikan sertifikat.

“Kita memang harus membangun infrastruktur pendidikan dan sosial dengan wajib belajar 12 tahun, ijazah cukup diberikan untuk SMA saja. Nah, ijazahnya digunakan untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi, kalau SD dan SMP cukup diberikan sertifikat saja,” kata Burhanuddin Abdullah.

Burhanuddin menegaskan, pendidikan menjadi fokus calon presiden (capres) Prabowo Subianto, karena lulus pendidikan yang akan menyerap tenaga kerja dan menggairahkan kegiatan masyarakat.

“Nanti ujung-ujungnya adalah mensejahterahkan masyarakat dengan pertumbuhan yang lebih baik. Jadi kita harus mengubah haluan, apa yang kita alami sekarang adalah sebuah kecelakaan. Pemerintah juga harus turun tangan untuk menyelamatkan pasar agar kemiskinan tidak merajalela di mana-mana,” pungkasnya.(Tim K6)