1

Derita Tuli Selama 5 Tahun, Ternyata Ada Earbud dalam Telinga Pria Inggris Ini

Kabar6-Sudah sekira lima tahun, Wallace Lee (66), pria asal Inggris yang juga mantan insinyur angkatan laut mengalami gangguan pendengaran atau tuli. Namun Lee mengira hal itu disebabkan karena deru helikopter militer yang didengarnya selama 24 tahun bertugas.

Lantaran kondisi yang dialami mengganggu keseimbangannya, melansir Timesnownews, Lee lantas membeli alat endoskopi yang terhubung dengan bluetooth, dan dari situlah terlihat ada sesuatu yang tersumbat di telinganya. Karena dokter pribadinya tak bisa mengeluarkan benda tersebut, Lee memutuskan untuk pergi ke ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) di rumah sakit di Weymouth, Dorset.

“Awalnya dokter mencoba menyedotnya tapi tersangkut terlalu dalam. Jadi dia mendapatkan pinset mini ini,” kata Lee. “Dia menarik dan tiba-tiba terdengar, ‘pop’, dan saya merasa pendengarannya menjadi jelas lagi.” ** Baca juga: Penata Rambut Asal Australia Punya Profesi Sebagai Pembasmi Kutu Profesional

Lee menjadi sangat terkejut setelah mengetahui penyebab gangguan pendengaran yang dialaminya bertahun-tahun. Ternyata, ada sebuah earbud yang menyangkut dan tertutup kotoran telinga. Earbuds merupakan perangkat earphone yang dirancang untuk muat ke dalam lubang telinga.

Pria itu mengaku tidak menggunakan earbud selama lima tahun terakhir. Namun, setelah diingat-ingat lagi, Lee sempat menggunakan earbud pada 2017 lalu dalam penerbangan terakhirnya untuk mengurangi kebisingan saat tidur.

“Saya tidak tahu itu ada di sana,” tutur Lee. “Tapi, tetap saja rasanya saya seperti memiliki kesempatan hidup baru.” (ilj/bbs)




WHO Sebut, pada 2050 Mendatang Sebanyak 2,5 Miliar Warga Dunia Alami Gangguan Pendengaran

Kabar6-Pada 2050 mendatang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa hampir 2,5 miliar orang di seluruh dunia atau satu dari empat orang, akan hidup dengan gangguan pendengaran pada tingkat tertentu.

Setidaknya, melansir Okezone, ada 700 juta dari kelompok tersebut akan membutuhan akses ke perawatan telinga, pendengaran, dan layanan rehabilitasi lainnya kecuali ada tindakan yang diambil.

“Kemampuan kita untuk mendengar sangat berharga. Gangguan pendengaran yang tidak diobati dapat berdampak buruk pada kemampuan orang untuk berkomunikasi, belajar, dan mencari nafkah,” terang Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO.

Ditambahkan, gangguan pendengaran juga akan berdampak pada kesehatan mental orang dan kemampuan mereka untuk mempertahankan koneksi dengan manusia lain. ** Baca juga: Adakah Manfaat Berkeringat?

“Laporan baru ini menguraikan skala masalah, tetapi juga menawarkan solusi dalam bentuk intervensi berbasis bukti yang kami dorong untuk semua negara untuk mengintegrasikan ke dalam sistem kesehatan mereka sebagai bagian dari perjalanan mereka menuju cakupan kesehatan universal,” urai Dr Ghebreyesus.

Dalam laporan WHO itu, terdapat catatan penting yang mesti diperhatikan yaitu upaya untuk mencegah dan mengatasi gangguan pendengaran dengan berinvestasi dan memperluas akses ke layanan perawatan telinga dan pendengaran.

Investasi dalam hal perawatan dan pendengaran itu terbukti menghemat biaya penanganan. WHO menghitung bahwa pemerintah dapat mengharapkan pengembalian hampir sekira Rp229 ribu untuk setiap Rp14 ribuan yang diinvestasikan.(ilj/bbs)




Penelitian: Tiap Tahun Pria Abaikan Omongan Wanita Sebanyak 388 Kali

Kabar6-Banyak wanita yang kesal kepada pasangannya karena dianggap sering tidak memperhatian omongan mereka. Benarkah sebagian besar pria memang kurang perhatian terhadap apa yang dikatakan pasangannya?

Sebuah studi menemukan, pria abaikan omngan wanita rata-rata sebanyak 388 kali dalam setahun. Sebagian besar pria mengabaikan perintah pasangannya akibat pendengaran selektif. Kaum adam mengabaikan wanita di sini artinya hanya mau mendengarkan bagian-bagian tertentu saja pada pesan yang disampaikan oleh pasangan.

Studi yang dilakukan oleh Scrivens Opticians, melansir Okezone, menemukan bahwa tiga perempat orang di Inggris percaya bahwa pasangan mereka memiliki pendengaran selektif. Kebiasaan mendengarkan selektif ini cenderung mempengaruhi pria ketimbang wanita.

Berdasarkan penelitian, bisa disimpulkan bahwa pria abaikan wanita sekali dalam sehari. Sementara itu wanita akan secara selektif mendengar apa yang dikatakan para pasangan mereka sebanyak 339 kali setiap tahunnya.

Menurut para ahli, kebiasaan ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kesulitan pendengaran. Jajak pendapat yang disurvei dari 2.000 orang dewasa membuktikan, empat dari 10 responden mengatakan bahwa mereka tahu dengan pasti jika pasangan mereka berjuang untuk mendengar.

Selain itu, sepertiga responden lain mengatakan bahwa mereka telah melihat pasangan berusaha membaca omongan lewat gerakan bibir. Sebanyak 47 persen dari mereka mengakui bahwa pasangan bergumam dan keduanya mengindikasikan gangguan pendengaran.

Menurut seorang Audiolog Pendengaran Scrivens bernama Kirran Saimbi, pendengaran selektif ini bisa menjadi tanda gangguan pendengaran karena berhubungan dengan demensia. ** Baca juga: Ini Beberapa Fakta Unik Seputar Donor Darah

Sebanyak 47 persen dari mereka mengakui bahwa pasangan bergumam dan keduanya mengindikasikan gangguan pendengaran. Hal ini membuat Audiolog Pendengaran Scrivens, Kirran Saimbi angkat bicara. Dikatakan Kirran, pendengaran selektif ini bisa menjadi tanda gangguan pendengaran karena berhubungan dengan demensia.

“Sebagian besar manusia akan mengalami pendengaran selektif dan ini bisa menjadi tanda gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat menyebabkan isolasi, depresi dan ada bukti hubungan dengan demensia. Perubahan dalam pendengaran seringkali sangat halus dan terjadi seiring waktu sehingga sulit untuk memperhatikan dampaknya terhadap orang yang ada di sekitar kita,” urai Kirran.

Jadi menurutnya, pemeriksaan pendengaran teratur sangat penting dilakukan.(ilj/bbs)




Alami Gangguan Sebabkan Seorang Wanita Tidak Bisa Mendengar Suara Pria

Kabar6-Seorang wanita asal Xiamen, Tiongkok, bernama Chen mengalami gangguan pendengaran yang membuatnya tak mampu mendengarkan suara dengan frekuensi rendah.

Dikatakan Chen, semua terjadi hanya dalam satu malam saja. Saat itu, melansir Bustle, Chen mengalami dengungan parah di telinga hingga membuatnya muntah-muntah. Setelah itu, Chen terkejut karena tidak lagi mampu mendengar suara pasangannya. Esok hari, Chen pun dibawa ke dokter spesialis THT di Qianpu Hospital. Di tempat inilah Chen didiagnosis terkena gangguan pendengaran tak mampu mendengar suara dengan frekuensi rendah, termasuk suara pria.

Dr. Lin Xiaoqing yang menangani kondisi Chen mengaku terkejut dengan apa yang ia temukan pada pasiennya. Menurutnya, kasus yang dialami Chen sangatlah langka. “Ia benar-benar tidak bisa mendengarkan suara lelaki namun masih bisa mendengar dan mengerti semua ucapanku,” jelas dr. Lin.

Disebutkan dr. Lin, apa yang dialami oleh Chen sebagai dampak dari stres berat yang dialami. Sebelumnya, Chen sering bekerja lembur hingga mengalami kurang tidur. Beruntung, gangguan pendengaran yang sangat aneh ini bisa sembuh asalkan Chen beristirahat dengan penuh.

Dr. Lin juga menjelaskan, selain masalah pendengaran yang dialami Chen, terdapat gangguan pendengaran lainnya, yakni gangguan pendengaran suara frekuensi tinggi. Penderita dari kondisi ini biasanya tidak mampu mendengarkan suara wanita dan anak-anak. Hanya saja, khusus untuk yang dialami Chen, kondisi ini sangat langka, karena di Amerika Utara saja hanya 3.000 orang yang mengalami hal ini.

Selain tak bisa mendengarkan suara pria, Chen juga tidak mampu mendengarkan suara mobil atau dengungan lemari es karena frekuensinya yang rendah. Hal ini berarti, Chen bisa berada dalam kondisi berbahaya jika berjalan di dekat jalan raya atau akan menyeberang jalan. ** Baca juga: Kocak, Pencuri Minta Bantuan Polisi Karena Terjebak dalam Mobil Korbannya

Menurut Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), sebanyak 466 juta orang mengalami gangguan pendengaran di seluruh dunia. Penyebab dari tingginya kasus gangguan pendengaran ini terkait dengan banyak hal seperti paparan suara yang keras, infeksi, penuaan, penyakit keturunan, hingga mengonsumsi obat-obatan tertentu.(ilj/bbs)