1

Waspada Cuaca Buruk hingga Erupsi Gunung Anak Krakatau Selama Libur Nataru

Kabar6-Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) hingga cuaca buruk, jadi kekhawatiran pemerintah selama libur natal 2023 dan tahun baru 2024. Mereka khawatir akan mengganggu keselamatan dan kelancaran penyebrangan di lintasan Selat Sunda.

Kemudian cuaca buruk, menyebabkan naik turun gelombang yang menyebabkan kapal tidak bisa bersandar. Gunung Anak Krakatau dikhawatirkan bisa mengganggu pelayaran. Untuk saat ini, gunung berapi di tengah laut itu sedang tidak erupsi.

“Untuk wilayah penyebrangan Merak-Bakauheni ini ada yang perlu kita waspadai, pertama perubahan cuaca yang itu akan berakibat dengan masalah gelombang, pasang surutnya, kemudian yang kedua aktifitas Gunung Anak Krakatau,” ujar Muhadjir Effendy, Menko PMK, di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak, Sabtu, (23/12/2023).

**Baca Juga: Mesin Scan Barcodode di Pelabuhan Merak ErrorĀ 

Jika terjadi cuaca buruk dan letusan Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan pelabuhan ditutup, polisi sudah menyiapkan skenario terburuknya, yakni menggunakan rest area, jalan tol hingga Jalan Cikuasa Atas sebagai kantung parkir.

Kemudian, memerintahkan PT ASDP Indonesia Ferry untuk menghentikan sementara waktu penjualan tiket. Sehingga mengurangi penumpukkan kendaraan menuju Pelabuhan Merak.

“Jadi pada saat ditutup dermaga, kita masukkan ke area parkir. Ini masih kurang, mungkin kita akan melakukan beberapa pengaturan sehingga tidak numpuk di dermaga. Kalau sudah masuk ke dermaga, mengunci, ini akan sulit untuk mengurainya,” ujar Irjen Pol Aan Suhanan, dilokasi yang sama, Sabtu, (23/12/2023).

Kemudian untuk cuaca buruk, ada kemungkinan pengalihan penyebrangan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Pelindo di Ciwandan, Kota Cilegon, Banten.

Pelabuhan khusus bongkar muat barang itu dianggap lebih aman dibandingkan Pelabuhan Merak. Karena memiliki pelindung dari gelombang tinggi, sehingga kapal bisa sandar di dermaga.

“Kalau cuaca ekstrem seperti tahun lalu, Ciwandan itu udah stay, Ciwandan itu pelabuhannya tertutup, jadi tidak terpengaruh dengan cuaca ekstrem ini, planning (rencana) B nya udah,” ujar Budi Karya Sumadi, Menhub, di lokasi yang sama.(Dhi)




Erupsi Gunung Anak Krakatau Belum Ganggu Operasional Penerbangan

Kabar6.com

Kabar6-Erupsi Gunung Anak Krakatau belum berdampak terhadap operasional penerbangan. Meski dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM naikan dari Level II waspada menjadi Level III siaga.

“Sampai pukul 09.00 WIB tadi dinyatakan bahwa Tidak ada sebaran abu vulkanik yang terdeteksi,” kata Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, Rosedi, Kamis (28/4/2022).

Pantauan tersebut, menurutnya, baik melalui citra satelit maupun laporan dari pilot yang terbang pada rute di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Rosedi bilang, AirNav Indonesia melakukan pemantauan yang intensif terhadap pergerakan sebaran abu vulkanik di udara. Kaitannya dengan potensi bahayanya terhadap operasional penerbangan di kawasan tersebut.

**Baca juga: Jelang Lebaran, Kecelakaan dan Pelanggaran Lalu Lintas di Banten Naik

“Tidak ada dampak signifkan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terhadap operasional pelayanan navigasi penerbangan oleh AirNav Indonesia,” jelasnya.

AirNav Indonesia telah menyiapkan rencana kontijensi dan simulasi pengaturan operasional penerbangan. Termasuk dengan skema pengalihan rute untuk mengantisipasi adanya gangguan aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terhadap operasional penerbangan sewaktu-waktu.(yud)




Tengah Malam, Gunung Anak Krakatau Meletus

Kabar6.com

Kabar6-Gunung Anak Krakatau (GAK) meletus tengah malam, Jumat 10 April 2020. Bahkan beredar informasi hingga berita ini ditulis, erupsi masih terus berlangsung.

Ketinggian letusan abu vulkanik dan material nya, hingga mencapai 500 meter dari puncak kawah gunung berapi ditengah laut itu.

“Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, Lampung, pada tanggal 10 April 2020 pukul 22:35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak atau sekitar 657 meter di atas permukaan laut,” kata petugas Pos Pantau GAK Lampung, Andi Suandi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Sabtu (12/04/2020).

Status gunung api yang berada di perairan Selat Sunda dan pernah menyebabkan tsunami di tahun 2018 itu, masih berstatus Level II atau waspada. Masyarakat pun dihimbau tidak mudah percaya dengan informasi yang beredar, agar tidak termakan isu hoax. Tetap mencari informasi melalui terpercaya.

“Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II atau waspada, dengan rekomendasi masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah,” jelasnya.

**Baca juga: 43 Personel Linmas di Cilegon Dilatih Tanggulangi Pandemi Corona.

Durasi semburan abu atau letusannya mencapai 38,4 menit lamanya. Kolom abu teramati berwarna kelabu, dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah Utara.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm,” terangnya.(Dhi)




Kolom Abu 1.000 Meter, Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi

Kabar6.com

Kabar6-Anak Krakatau kembali erupsi dengan ketinggian semburan mencapai 1.000 meter dari atas puncak petang ini pukul 18.83

“Iya (benar erupsi),” balas Andi Suandi, melalui pesan singkatnya, Senin (10/02/2020).

Erupsi gunung berapi yang ada di perairan Selat Sunda itu pun terlaporkan di aplikasi Magma Indonesia. Sebuah aplikasi resmi milik Kementrian ESDM yang mengupdate informasi nya secara kontinu dan bisa di unduh melalui smartphone.

Laporan erupsi GAK yang disusun oleh Deny Mardiono itu ditulis ketinggian kolom abunya mencapai 1.000 meter dari puncak gunung berapi. Anak Krakatau mengeluarkan abu nya pukul 18.37 wib. Kolom abunya berwarna hitam drngan intensitas tebal dan mengarah ke wilayah Timur.

“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 1 menit 34 detik. Tidak terdengar suara dentuman,” tulis Deny Mardiono, petugas Pos Pantau GAK Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, Senin (10/02/2020).

**Baca juga: PKS Akan Usung Heldy di Pilkada Kota Cilegon.

Dia pun memberikan himbauan agar masyarakat maupun wisatawan tidak beraktifitas dalam radius 2 kilometer dari puncak kawah, demi keamanan dan kenyamanan bersama.

“Saat ini GAK berada pada tingkat aktifitas level II (waspada) dengan rekomendasi masyarakat dan wisatawan dilarang mendekat dalam radius 2 kilometer dari kawah,” tegasnya. (Dhi)