1

Demam Indonesia vs Argentina, War Ticket Ludes Terjual

Kabar6-Demam sepak bola yang mempertemukan Indonesia dengan Argentina, turut dirasakan warga Banten. Mereka pun ikut War Ticket, agar dapat menyaksikan langsung di Stadion GBK, Jakarta.

Menurut warga Banten, War Ticket atau Perang Tiket FIFA Matchday tak kalah panas dengan Coldplay. Mereka juga telah mempersiapkan perangkat elektronik dan jaringan internet yang mumpuni.

Namu, Rahmad Darjat, warga Kota Serang, Banten, terpaksa turut gagal War Ticket Indonesia versus Argentina. Dia pun tidak bisa menyaksikan Lionel Messi berlaga di GBK, Jakarta.

Dia mengaku berencana menyaksikan laga La Albiceleste bersama istrinya di GBK, Jakarta. Mimpi itu kandas, karena tidak mendapatkan tiket pertandingan.

** BAca Juga: Banyak Lapak Penjual Ternak Kurban di Tangsel Lolos Pemeriksaan Kesehatan

“Gagal, gagal, loading handphone-nya lama. Paling nobar aja di rumah atau nyari cafe yang ngadain nobar,” ujar Darjat, warga Kota Serang, Banten, Senin (05/05/2023).

Begitu pun yang diceritakan Sofyan Hadi, dia sudah masuk room pukul 12.01 wib. Sempat berhasil memesan tiket, namun saat akan melakukan pembayaran, tiketnya sudah habis terjual.

Pria yang akrab disapa Jendol itu mengaku memesan tiket menggunakan smartphone-nya. Dia berencana membeli dua tiket menonton pertandingan Indonesia melawan Argentina, pada 19 Juli 2023 mendatang. Namun harapannya itu kini pupus, karena gagal mendapatkan tiket.

“Udah sempet mesen, tapi pas mah bayar gagal. Keterangannya, tiket sudah habis terjual,” ujar Sofyan Hadi, warga Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (05/05/2023).(Dhi)




Rasakan Flu dan Demam Sebaiknya Shalat Ied di Rumah

Kabar6.com

Kabar6-Majelis Ulama Indonesia (MUI) pastikan bahwa aturan shalat Idul Fitri 1442 Hijiah berjamaah hanya 50 persen dari daya tampung masjid. Kebijakan pemerintah ini untuk mencegah penularan virus di masa pandemi Covid-19.

“Lebih disarankan shalat Ied di tempat terbuka,” kata Ketua Bidang Hukum dan Fatwa MUI Tangsel, KH Hasan Mustofi, Senin (10/5/2021).

Kementerian Agama RI menyarankan shalat Ied di tanah lapang. Seperti jalan, taman dan atau ruang terbuka lainnya.

“Di luar karena sirkulasi udara kalo di dalam masjid meskipun 50 persen dan itu masih mengkhawatirkan. Tapi kalo di luar itu lebih relatif aman,” ujar KH Hasan.

**Baca juga: Bawaslu Mulai Gencarkan Sosialisasi Pengawasan Pemilu 2024

Jadi secara kelembagaan dirinya juga menyarankan kepada masyarakat umat islam jadi lebih pro aktif bagaimana upaya menjaga stabilitas kesehatan secara menyeluruh berkaitan penerapan protokol kesehatan secara maksimal.

“Bagi yang ada sakit gejala flu pilek panas tinggi agar melaksanakan solat secara mandiri atau di rumah,” tegas KH Hasan Mustofi.(yud)




Agar Tak Gampang Sakit Selama Musim Hujan Ada Sejumlah Hal yang Bisa Dilakukan

Kabar6-Banyak orang yang jatuh sakit, seperti flu atau demam, selama musim hujan. Hal ini disebabkan suhu udara yang dingin, tidak diimbangi dengan daya tahan tubuh yang baik.

Bagaimana meminimalisir agar tak gampang sakit selama musim hujan? Melansir Aura, Anda bisa mengonsumsi suplemen vitamin C untuk membantu menjaga kekebalan tubuh. Perbanyak pula konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Atau, konsumsi minuman hangat, tapi hindari terlalu sering mengonsumsi minuman hangat yang manis seperti teh atau kopi.

Selain itu, ketika terkena cipratan hujan, segera keringan tubuh atau rambut. Anda yang berangkat dan pulang kerja menggunakan kendaraan umum atau motor, bisa membawa baju ganti atau memakai jaket anti air.

Ketika musim hujan tiba, Anda juga bisa melepaskan ketergantungan dengan alat pendingin (AC). Nyalakan kipas atau buka jendela kamar, terutama ketika hujan yang disertai angin. ** Baca juga: Apa Perbedaan Antara Kurang Tidur dan Insomnia?

Dengan memanfaatkan udara alami, rumah akan memiliki sirkulasi udara yang baik, dan kesehatan kulit Anda akan lebih terjaga karena kulit kehilangan kelembapannya akibat penggunaan AC.(ilj/bbs)




Jangan Sepelekan Sejumlah Tanda yang Tunjukkan Sistem Imun Tubuh Menurun

Kabar6-Selama pandemi COVID-19 ini, menjaga imun tubuh menjadi hal penting yang harus dilakukan. Ya, memiliki sistem imun tubuh yang kuat dapat membuat tubuh terhindar dari berbagai penyakit, infeksi, bahkan virus.

Sebaliknya, tubuh dengan sistem imun yang lemah rentan terserang penyakit karena tidak memiliki pertahanan yang kuat untuk melawan penyakit. Melansir CNN Indonesia, berikut adalah sejumlah gejala yang tunjukkan sistem imun tubuh sedang menurun:

1. Luka sulit sembuh
Dr. Brian Chow, dokter penyakit infeksi di Tufts Medical Center, menjelaskan bahwa luka dapat memicu sistem imun bekerja. Saat sistem imun dalam kondisi prima, sel darah putih langsung membantu melawan bakteri penyebab infeksi. Sementara itu, sel darah merah akan membantu pembentukan jaringan baru.

Mekanisme ini dapat berlangsung dengan cepat, kecuali jika sistem imun tubuh melemah. Luka akan memakan waktu lebih lama untuk sembuh.

2. Infeksi sinus atau telinga
Berdasarkan American Academy of Allergy Asthma and Immunology, jika seseorang mengalami lebih dari empat kali infeksi telinga atau tiga kali infeksi sinus dalam setahun berarti sistem imun tubuh sedang melemah atau rendah.

Tanda lain juga dapat dilihat jika mengalami infeksi pernapasan atau pneumonia, dan harus waspada jika mengalami dua kali pneumonia dalam setahun.

3. Sering demam
Demam merupakan salah satu penyakit yang cukup umum diderita oleh semua orang. Namun, jika keseringan mengalamin demam, ini dapat menjadi tanda sistem imun tubuh sedang melemah.

4. Sering merasa lelah
Melakukan aktivitas fisik yang berat atau padat, pastinya tubuh akan cepat merasa lelah. Namun, jika rasa lelah datang tanpa ada aktivitas berarti, bisa saja ini merupakan tanda penurunan sistem imun.

Karena itu, Brian Chow merekomendasikan untuk mengecek apakah kalian mengidap anemia, sleep apnea, masalah endokrin atau gangguan lain. Jika tidak, berarti sistem imun tubuh sedang bermasalah.

5. Masalah pencernaan
Ahli kesehatan bernama Kathryn Boling mengatakan, masalah pada pencernaan juga menjadi tanda sistem imun tubuh sedang menurun, dan tanda bahwa sedang mengalami stres berat.

“Dan kita tahu stres bisa membuat Anda lebih rentan terkena infeksi,” jelas Boling. ** Baca juga: Apa Sih 6 Penyebab Urine Berbau Kurang Sedap yang Tidak Berhubungan dengan Penyakit?

Pernahkah Anda mengalami salah satu dari lima tanda imun tubuh sedang menurun tadi?(ilj/bbs)




Peneliti AS Temukan Urutan Gejala Virus Corona

Kabar6-Sebuah penemuan diklaim dapat membantu memungkinkan deteksi dan pengobatan lebih dini untuk banyak pasien COVID-19. Ya, para peneliti di University of Southern California mengatakan mereka telah menemukan urutan gejala COVID-19 terbaru.

“Ini semacam panduan yang bagus,” kata Dr. Bob Lahita, seorang profesor kedokteran yang tidak terkait dengan penelitian tersebut.

“Kami dapat mengatakan dengan aman, belajar seperti yang mereka lakukan, saya pikir itu 55 ribu pasien dari Tiongkok, mereka melihat data dan melihat gejala dan menemukan bahwa urutan ini cukup dapat direproduksi.”

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis Frontier Public Health, melansir CNN Indonesia, urutan gejala yang paling mungkin terjadi adalah demam, kemudian batuk dan nyeri otot, diikuti mual dan atau muntah, dan kemudian diare.

“Demam itu nomor satu, diikuti batuk, diikuti nyeri dan nyeri, dan tidak semuanya harus muncul secara berurutan, bisa muncul bersamaan,” urai Lahita tentang pengelompokan gejala pertama.

Setelah itu, kata Lahita, muncul mual dan muntah, diikuti diare. Hanya saja, tidak semua pasien mengalami gejala yang sama. Tetapi temuan baru membantu menggarisbawahi bagaimana COVID-19 berbeda dari penyakit terkenal lainnya.

Sementara demam dan batuk juga dikaitkan dengan sejumlah penyakit lain seperti flu, penelitian mencatat bahwa waktu munculnya gejala-gejala ini, dan gejala gastrointestinal selanjutnya, yang membedakan virus ini.

Dalam siaran pers tentang studi tersebut, ilmuwan USC Peter Kuhn mengatakan, memahami urutan gejala virus berguna selama ‘siklus penyakit yang tumpang tindih’ seperti musim flu yang akan datang.

“Penting untuk memiliki informasi ini,” jelas Lahita. ** Baca juga: Ikuti Aturan Tidur Siang Agar Manfaatnya Maksimal

“Selain hal-hal yang kita semua bicarakan seperti kehilangan penciuman dan hilangnya rasa, sekali lagi demam, batuk, nyeri otot, mual, muntah dan kemudian diare adalah indikator yang sangat baik dari fakta bahwa Anda mungkin menderita COVID-19.” (ilj/bbs)




Diduga Keracunan Makanan, 82 Warga Carita Alami Diare dan Demam

Kabar6.com

Kabar6- Sebanyak 82 orang warga Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang diduga keracunan massal usai menyantap makanan di acara selamatan khitanan. Mereka harus dilarikan ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan. Dari data sementara yang dihimpun, 22 orang masih menjalani perawatan dan 60 orang sisanya sudah kembali pulang karena kondisinya membaik.

Peristiwa itu terjadi usai warga menyantap makanan pada acara khitanan di Desa Sukajadi, Kecamatan Carita, Jumat (7/8/2020). Keesokan harinya, tepatnya Sabtu, puluhan warga merasakan keluhan yang sama seperti diare, demam, kepala berat dan muntah.

Kapolsek Carita, Iptu Pipih Iwan Hermansyah mengatakan telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pihak termasuk pemangku hajat tersebut. Namun Pipih menyatakan kabar keracunan itu baru sebatas dugaan.

“Kita sudah melakukan pemeriksaan dan olah TKP, dan mengambil sampel-sampelnya sudah dibawa ke Labkesda. Kan baru diduga (keracunan) belum tentu dari makanan. (Pemangku hajatan) sudah diminati keterangan,”katanya, Minggu (9/8/2020).

Kepala Puskesmas Carita Tien Sulaisiah mengatakan, sampel muntahan dan feses pasien termasuk sampel makanan yang sempat disantap baru diambil tadi siang dan tengah di uji di Labkesda Pemkab Pandeglang. Adapun hasil pemeriksaan itu baru diketahui tiga atau empat hari ke depan.

“Intinya kami menuju hasilnya, penyebabnya dari apa,”ujarnya.

**Baca juga: Pandeglang Dorong Desa Kelola Wisata Embung.

Tien belum berani menyebutkan peristiwa tersebut tergolong kejadian luar bisa (KLB), lantaran hanya peningkatan kasus diare saja. Jika pun demikian, nantinya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat yang menyatakan apakah itu KLB atau tidak. Ia berharap para pasien segera pulih.

“Kita tidak berani ini KLB, ini hanya peningkatan kasus diare saja, nanti mungkin Dinkes Kabupaten atau Tim survei yang mengatakan itu KLB,”tandasnya.(Aep)




Ketahui Perbedaan Bakteri dan Virus yang Sebabkan Penyakit

Kabar6-Kadangkala kita menganggap beberapa menganggap penyakit, seperti batuk misalnya, berasal dari virus. Padahal, tidak semua batuk disebabkan oleh virus, melainkan infeksi bakteri.

Karena itulah, penting untuk mengetahui lebih lanjut hal seputar bakteri dan virus. Seorang dokter spesialis anak bernama Betty Staples, MD, melansir Grid, menawarkan saran tentang cara membedakan antara bakteri dan virus. Bagaimana caranya?

1. Infeksi virus
Infeksi virus umum meliputi saluran pernapasan atas yang biasanya dapat dideteksi dengan pilek, batuk, demam ringan, sakit tenggorokan, dan sulit tidur.

Bila dibandingkan dengan orang dewasa, infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak dapat bertahan lebih lama yaitu hingga 14 hari, dan terjadi lebih sering sekitar enam hingga delapan kali per tahun.

2. Infeksibakteri
Berbeda dengan virus, infeksi bakteri merupakan hasil dari ‘infeksi sekunder’. Artinya, virus memulai proses tetapi bakteri mengikuti. Ini biasanya terjadi ketika:

a. Gejalanya menetap lebih lama dari yang diperkirakan 10-14 hari yang cenderung dimiliki oleh virus
b. Demam lebih tinggi dari yang biasanya diperkirakan dari virus
c. Demam semakin memburuk dalam beberapa hari

Penyakit yang disebabkan bakteri meliputi sinusitis, infeksi telinga, dan pneumonia. Penyakit bakteri lain yang juga dikhawatirkan meliputi infeksi saluran kemih yang bisa sulit dideteksi dan dapat menyebabkan kerusakan ginjal jika tidak diobati.

Lantas, bagaimana cara penyembuhannya? Penemuan antibiotik untuk infeksi bakteri dianggap sebagai salah satu terobosan paling penting dalam sejarah medis.

Namun karena bakteri sangat mudah beradaptasi dan penggunaan antibiotik yang berlebihan telah membuat banyak orang menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga menciptakan masalah serius.

Sebaliknya, antibiotik tidak efektif melawan virus. Akibatnya kini banyak organisasi terkemuka merekomendasikan untuk tidak menggunakan antibiotik kecuali ada bukti yang jelas tentang infeksi bakteri.

Sejak awal abad ke-20, vaksin telah dikembangkan. Vaksin telah secara drastis mengurangi jumlah kasus baru penyakit virus seperti polio, campak, dan cacar air.

Selain itu, vaksin dapat mencegah infeksi seperti flu, hepatitis A, hepatitis B, human papillomavirus (HPV), dan lainnya. ** Baca juga: Ladies, Ini 8 Makanan Super yang Sebaiknya Dikonsumsi

Tetapi pengobatan infeksi virus terbukti lebih menantang, terutama karena virus relatif kecil dan berkembang biak di dalam sel. Untuk beberapa penyakit virus, seperti infeksi virus herpes simpleks, HIV / AIDS, dan influenza, obat antivirus telah tersedia.

Tetapi penggunaan obat antivirus telah dikaitkan dengan pengembangan mikroba yang resistan terhadap obat. Maka itu penggunaanya perlu dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter.(ilj/bbs)




6 Mitos Tentang COVID-19 yang Sebaiknya Anda Ketahui

Kabar6-Mewabahnya virus corona (COVID-19) mau tidak mau membuat kita harus waspada dan memproteksi diri. Karena itulah, ada banyak hal yang harus kita pahami untuk mencegah penularannya.

Salah satu langkah tepat untuk menghindari terjangkitnya virus corona adalah dengan menjaga tubuh agar senantiasa sehat, termasuk memperhatikan kebersihan diri terutama tangan.

Rajin mencuci tangan memakai sabun yang mengandung formula antiseptik adalah langkah preventif tepat yang harus dilakukan. Hal lain, melansir Fimela, ada sejumlah mitos yang harus diketahui tentang virus corona. Apa saja enam mitos yang dimaksud?

1. Hand dryers dapat membunuh virus corona
Hal ini tentu salah. Menurut WHO, hand dryers tidak efektif untuk membunuh virus corona. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari terhindarnya virus COVID-19 adalah dengan melakukan cuci tangan secara berkala menggunakan sabun antiseptik.

Apabila tidak menemukan air, maka bisa menggunakan hand sanitizer dengan kandungan alkohol.

2. Disinfektan lampu ultraviolet bisa membunuh virus corona
Memang benar. Di rumah sakit, sinar UV digunakan untuk membunuh mikroba pada permukaan ruangan laboratorium atau ruangan lainnya.

Namun, tidak bisa digunakan untuk mensterilkan tangan atau kulit. Penggunaannya pada tubuh bisa membuat kulit jadi teriritasi.

3. Thermal scanner efektif mendeteksi orang yang terinfeksi virus corona
Thermal scanner hanya mampu mendeteksi suhu tubuh. Di mana orang yang terinfeksi virus corona mengalami demam. Namun, thermal scanner tidak bisa mendeteksi virus tersebut. Karena corona mengalami masa inkubasi yang tak bisa diketahui secara langsung.

4. Menyemprotkan alkohol atau klorin pada tubuh bisa membunuh virus corona
Meskipun menyemprotkan alkohol dan juga klorin adalah metode yang baik untuk mensterilkan permukaan dari virus, di saat Anda sudah terinfeksi hal tersebut tidak akan berpengaruh.

Menyemprotkan alkohol atau klorin pada tubuh hanya akan membuat kulit teriritasi, bahkan dapat membuat pakaian jadi rusak. ** Baca juga: Mengapa Anda Susah Berhenti Konsumsi Gula Berlebih?

5. Tidak aman menerima paket dari Tiongkok
Hal ini tentu tidak benar. Menurut WHO, seseorang yang menerima paket dari Tiongkok tidak menimbulkan risiko terkena virus corona. Virus tersebut tidak akan bertahan pada paket ataupun surat.

6. Antibiotik efektif mencegah virus corona
Perlu diingat bahwa antibotik tidak dibuat untuk mengatasi virus. Antbiotik dirancang untuk mematikan bakteri yang mempengaruhi kesehatan.

Bahkan WHO juga belum menemukan obat yang spesifik direkomendasikan untuk mencegah atau mengatasi virus corona. Salah satu yang bisa dilakukan adalah untuk mengoptimalkan imunitas tubuh agar tetap sehat dan bugar, serta menjaga kebersihan tubuh.

Nah, dengan memahami mitos tadi, diharapkan Anda bisa lebih cermat dalam memahami virus corona tanpa harus panik.(ilj/bbs)




6 Antibiotik Alami yang Ada di Rumah

Kabar6-Saat ini antibiotik menjadi hal yang umum digunakan oleh masyarakat. Antibiotik yang diberikan seperti penisilin, telah membantu orang banyak dari penyakit dan kondisi fatal lainnya sejak 1940-an.

Namun beberapa mungkin masih ada ketakutan akan efek samping yang ditimbulkan. Menurut NHS (National Health Service) satu dari 10 orang yang minum antibiotik mengalami gangguan pencernaan setelah meminumnya. Sedangkan sekira satu 1 dari 15 orang mengalami alergi setelah minum antibiotik.

Karena itulah, sebagian orang mungkin mencoba mencari alternatif beralih ke antibiotik alami. Melansir dokter.id, ini enam antibiotik alami yang mudah didapatkan:

1. Bawang putih
Kebudayaan di berbagai belahan dunia telah lama mengenal bawang putih akan kemampuannya mencegah dan mengobati penyakit. Penelitian menemukan, bawang putih dapat menjadi pengobatan yang efektif terhadap berbagai bentuk bakteri, termasuk Salmonella dan Escherichia coli (E. coli).

Bawang putih bahkan telah dipertimbangkan untuk digunakan melawan tuberkulosis yang resistan terhadap beberapa obat.

2. Madu
Madu telah lama digunakan sebagai salep, bahkan sejak zaman Aristoteles, untuk menyembukan luka dan mencegah serta mengobati infeksi. Ini pun sesuai dengan penelitian pada 2016 yang menunjukan madu dapat membantu menyembuhkan luka.

Madu memiliki sifat antibakteri karena adanya kandungan hydrogen peroksida di dalamnya. Selain itu, madu juga memberikan lapisan pelindung untuk mempertahankan lingkungan yang lembap sehingga membantu menyembuhkan luka.

3. Jahe
Komunitas ilmiah mengakui jahe sebagai antibiotik alami. Ini juga sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan pada 2017 yang menemukan bahwa jahe memiliki kemampuan melawan banyak bakteri. Selain itu, jahe juga diteliti mengenai kemampuannya melawan mabuk laut dan juga menurunkan kadar gula darah.

4. Bunga Echinacea
Echinacea adalah tanaman berbunga yang banyak tumbuh di Eropa dan Amerika Utara. Hasil penggalian arkeologi menunjukkan bahwa penduduk asli Amerika mungkin telah menggunakan echinacea selama lebih dari 400 tahun untuk mengobati infeksi dan luka dan sebagai obat segala penyakit.

Sepanjang sejarah orang-orang Indian menggunakan echinacea untuk mengobati demam scarlet, sifilis, malaria, keracunan darah, dan difteri.

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam the Journal of Biomedicine and Biotechnology, ekstrak Echinacea purpurea dapat membunuh berbagai jenis bakteri, termasuk Streptococcus pyogenes (S. pyogenes).

Bakteri ini yang menyababkan strep throat yaitu infeksi pada tenggorokan yang membuat tenggorakan terasa sakit dan gatal. Selain itu juga menyebabkan penyakit toxic shock syndrome dan necrotizing fasciitis.

5. Goldenseal
Goldenseal (Hydrastis canadensis) merupakan tanaman kecil dengan batang berbulu tunggal. Tanaman ini tumbuh liar di tanah teduh di utara Amerika Serikat. Golden seal biasanya dikonsumsi dalam bentuk teh dan kapsul untuk mengobati masalah pernapasan dan pencernaan serta untuk melawan bakteri yang menyebabkan diare dan infeksi saluran kemih.

Ternyata berdasarkan hasil penelitian baru ekstrak goldenseal untuk mencegah bakteri MRSA. MRSA atau methicillin-resistant Staphylococcus aureus adalah salah satu tipe bakteri Staphylococcus yang ditemukan pada kulit dan hidung yang kebal terhadap antibiotik.

Setiap tahunnya lebih dari 900 ribu warga Amerika Serikat berpotensi terinfeksi bakteri ini. Jumlah kematian akibat infeksi bakteri MRSA lebih banyak dibandingkan dengan angka kematian akibat AIDS.

Kemampuan goldenseal menjadi antibiotik alami karena adanya kandungan berberin. Namun bahan ini tidak aman untuk bayi dan wanita hamil atau menyusui.  ** Baca juga: Siapa Saja yang Paling Membutuhkan Vitamin?

6. Cengkeh
Orang memakai cengkeh untuk mengurangi rasa sakit pada gigi. Ternyata bukan hanya itu saja, berdasarkan penelitian ternyata ekstrak air cengkeh efektif untuk berbagai jenis bakteri termasuk bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan infeksi.

Namun disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum mencoba antibiotik alami tadi.(ilj/bbs)




Jangan Abaikan 5 Tanda Anda Harus ke Dokter

Kabar6-Saat sakit seperti batuk, pilek, atau demam, banyak orang mengatasinya dengan minum obat yang dibeli di apotek, dan hanya beristirahat di rumah saja. Meskipun akhirnya sembuh, ternyata ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan.

Artinya, apabila mengalami lima hal berikut, melansir Pesona, sebaiknya Anda harus segera ke dokter untuk memeriksakan diri lebih lanjut. Ini lima tanda yang jangan diabaikan:

1. Sulit bernapas
Jika rasa tidak enak badan diselingi kesulitan bernapas, dan Anda tidak bisa makan (bukan sekadar tidak nafsu makan), segeralah ke dokter.

2. Demam di atas 38 derajat Celsius
Setelah minum obat penurun panas demam Anda tetap di atas 38 derajat Celsius, sebaiknya segera ke dokter. Anda harus mewaspadai adanya infeksi.

3. Muntah-muntah
Mungkin ada penyakit lain jika Anda mual berkepanjangan dan muntah-muntah terus. ** Baca juga: Ternyata, Pria yang Punya Sifat Narsis Lebih Mudah Dapatkan Pasangan Kencan

4. Batuk tanpa henti
Jika Anda mengalami batuk terus-menerus selama 10 hari, atau batuk begitu parah sehingga Anda sulit tidur, jangan tunda untuk pergi ke dokter.

5. Mengalami gejala infeksi saluran pernapasan
Gejala infeksi saluran pernapasan bisa berupa nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit kepala, hingga bersin-bersin. Jika gejala ini berlangsung lebih dari seminggu bahkan mencapai 10 hari, sebaiknya segera ke dokter.

Jangan abaikan kelima tanda tadi agar sakit yang Anda alami tidak makin parah.(ilj/bbs)