Merasa Semua Wanita Suka Padanya, Pria di Tiongkok Idap ‘Delusional Love Disorder’
Kabar6-Seorang mahasiswa tahun kedua di Provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, bermarga Liu (20), mengidap gangguan delusi cinta atau delusional love disorder, sehingga merasa semua perempuan teman sekolahnya menyukai pemuda itu.
Liu, melansir wionews pertama kali mengalami gejala delusional love disorder pada Februari lalu, dan kondisinya semakin memburuk hingga pemuda itu menjadi sangat aktif tentang daya tarik yang ia rasakan sepanjang waktu. Bahkan ia juga mulai memperlihatkan kasih sayang yang tidak pantas dan berlebih kepada teman perempuannya. “Semua gadis di sekolah menyukai saya,” kata Liu kepada Dr Lu Zhenjiao dari Rumah Sakit Rakyat No.3 Huai’an.
“Dia berpikir bahwa dia adalah pria paling tampan di universitas,” terang Dr Zhenjiao.
Meski mendapat tanggapan negatif dari semua teman peremuan yang didekatinya, Liu menganggap ini sebagai sinyal kalau mereka hanya terlalu malu untuk menerima cintanya. “Dia telah membawa banyak masalah bagi banyak teman sekolahnya,” tambah Dr Zhenjiao.
Selain menjadikan dirinya percaya diri dalam urusan cinta, gangguan delusi ini juga memicu sejumlah perubahan pada Liu. Pria itu dilaporkan mengalami perubahan perilaku, seperti begadang semalaman, tidak fokus saat pelajaran, dan menghabiskan uang sembarangan.
Lantaran kondisinya yang semakin memburuk, Liu akhirnya mendapat pengobatan di rumah sakit setelah didiagnosa mengalami gangguan delusi cinta. Dr Zhenjiao menyebut gejala gangguan delusi cinta sering kali memburuk pada musim semi bulan Maret dan April ketika bunga bermekaran.
Selama periode tersebut cuaca berubah-ubah sehingga menyebabkan fluktuasi kadar endokrin dalam tubuh seseorang. Orang yang sudah mengalami kondisi itu pun akan menjadi hiper dan kurang tidur.
Beruntung, Liu menyadari dan bertekad untuk sembuh. Dokter menyebut ketika penyakit itu menyerang, pasien bisa jadi menunjukkan hipereksitabilitas, banyak bicara hingga mengalami kecanduan seks. Liu sendiri sekarang masih dalam dalam masa pemulihan dengan perawatan psikoterapi dan obat.
“Dalam kasus yang lebih ekstrem, pasien bisa menjadi marah dan menyerang orang lain,” sebut Dr Zhenjiao.
Saat seseorang mengidap kondisi tersebut, Dr Zhenjiao mengimbau untuk segera setelah mencari pertolongan medis untuk mencegah perburukan kondisi yang dapat mengganggu kualitas hidup seseorang.(ilj/bbs)