1

Kapolda Banten Main Debus

Kabar6-Kapolda Banten, Irjen Pol Rudy Heriyanto turut memainkan debus, dia memukulkan benda tajam ke tubuh AKBP Agus Rasyid, yang menjabat Dirtahti Polda Banten, namun tidak terluka.

Kemudian Agus Rasyid menggesekkan golok ke tangan, silet ke lidahnya, tak ada darah yang keluar. Debus merupakan kesenian khas asal Banten.

“Sebagai penghormatan budaya nusantara, maka pada peringatan Isra Mi’raj kali ini selain diisi dengan pengajian dan ceramah juga dilangsungkan pagelaran seni budaya nusantara,” ujar Kabid Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Heriyanto, Sabtu (18/02/2023).

Di sisi lain, Polda Banten dipadati ribuan warga, santri hingga jawara. Mereka ada yang memainkan serta menyaksikan gelaran Budaya Nusantara. Ada penampilan Reog Ponorogo, Tati Piring, Tari Saman, Jaranan, hingga keunikan tarian dari Papua turut ditampilkan.

Malamnya, akan diisi pengajian yang dipimpin oleh KH. Habib Lutfi bin Yahya dan ditutup oleh pagelaran wayang kulit dengan lakon Begawan Bimo Suci, dengan Dalang Ki Purbo Asmoro.

“Ramai, hiburan gratis deket rumah sini,” ujar Siti Maryam, warga Kota Serang, di Mapolda Banten.

Ada juga warga Kabupaten Pandeglang yang sengaja datang ke Polda Banten, untuk melihat langsung berbagai kesenian nusantara dan pameran golok dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: Main Drone di Cilegon? Ikut Sertifikasi Dulu !

Wulan, warga Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Banten, membawa serta dua anaknya menyaksikan hiburan rakyat, serta pengajian dalam rangka peringatan Isra Mi’raj di Polda Banten.

“Kan lagi hari libur, tanggal merah, jadi bawa anak-anak kesini. Anak yang pertama seneng sama reog, sering lihat di YouTube,” ujar Wulan, di tempat yang sama.

Polda Banten sengaja menggelar kesenian Nusantara dan pengajian, sebagai hiburan bagi warga Banten, serta peringatan Isra Mi’raj. Menurutnya, kebudayaan Indonesia harus selalu dilestarikan, sekaligus manifestasi kita sebagai hamba Tuhan YME. (Dhi)




Dalam Rangka HUT Partai Demokrat, Utamakan Tampil Seni Debus Asli Banten

Kabar6.com

Kabar6- Seni debus identik dengan budaya masyarakat Banten. Meski ilmu kekebalan tubuh itu tak hanya ada di bumi Jawara, tapi yang membedakan adanya permainan paku besar yang di palu ke bagian perut manusia dan tak tembus. Namanya Al-Madad, ujungnya runcing, bagian atasnya dipasangi kayu berukuran besar.

Bagian runcing berbentuk mirip paku itu kemudian ditempel ke bagian perut, kemudian bagian atasnya dipukul menggunakan palu besar. Namun tak sampai tembus apalagi melukai perut pelaku atraksi debus.

Guru Debus dari Peguron Maung Tunggal Sainudin yang sudah menjadi kakek namun bertubuh kekar ini bercerita, meski Debus peninggalan Kesultanan Banten sudah berusia ratusan tahun, hingga kini masih tetap di gandrungi kalangan muda, bahkan pelajar banyak yang mempelajarinya.

“Itu ciri khas kita dari Banten, Al-Madad, alat ciri khas debus Banten. Ada mainin ngegorok golok, ngebeset tangan, silet potong lidah, gergaji badan, golok, juga semua tajam,” kata Sainudin ditemui usai atraksinya di Kampung Baru Ilir, Desa Kosambi Ronyok, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (2/10/2020).

Penampilan debus Banten sengaja dilakukan Partai Demokrat untuk terus melestarikan kesenian olah badan di HUT Demokrat ke-19. Banyak penonton yang merasa ngeri melihat penampilan ilmu kekebalan tubuh tersebut. “Anak muda banyak yang minat dan masih antusias. Saya juga ngajarin cucu,” papar Sainudin di sela acara.

Lantaran menggesekkan benda tajam ke tubuh manusia, lanjut Sainudin, luka berdarah yang mungkin terjadi saat atraksi cepat sembuh hanya dengan diberi air yang sudah di doakan guru peguronnya.

Sekretaris DPC Demokrat Kabupaten Serang Riky Suhendra mengatakan, “Kami nenghadirkan seni budaya debus karena tidak bisa dipisahkan dengan Provinsi Banten, saya pun lahir dari orang seni, saya juga sekretaris Kesti TTKDH. Di dunia debus juga saya sebagai dewan pembina.”

**Baca juga: Kendalikan Narkoba dari Penjara, Polisi Tangkap Tiga WBP Lapas Klas IIA Serang.

Selain menampilkan debus, lanjut Riky, partai berlambang mercy ini juga memberikan bantuan bedah rumah ke warga tidak mampu di Kampung Panimbungan, Desa Tambang Ayam, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Riky berharap kesenian Debus tetap lestari, semakin besar dan tidak termakan oleh perkembangan zaman.

“Kita boleh tampilkan, tapi tetap dengan protokol kesehatan. Jadi ke depannya, debus ini bisa lebih dibesarkan dan dipertahankan,” harap Riky di lokasi yang sama, Jumat (02/10/2020).(Dhi)




Debus di Malam Final Pemuda Inspiratif

kabar6.com

Kabar6-Debus, seni kekebalan tubuh khas Banten, dipertunjukkan dihadapan 32 pemuda dari Sabang sampai Merauke, pada malam final Pemuda Inspiratif Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Banyak harapan besar yang disampaikan oleh generasi penerus bangsa ini, bagi masa depan Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Lidya, perwakilan dari Pontianak, peserta tunarungu dan tunawicara ini.

“Pengennya kedepan ada komunitas tunarungu, untuk belajar dan mengedukasi anak-anak (tunarungu) yang lain,” kata Lidya, saat ditemui disela-sela acara Pemuda Inspiratif, yang dibantu oleh penerjemahnya, di Kota Serang, Banten, Minggu (11/11/2018).

Begitupun dengan Bintang, pemuda asal Mataram ini bermimpi Indonesia tanpa hoax dan konten negatif. Karena bisa merusak generasi pemuda di masa depan.

“Bagaimana menerapkan sistem kecerdasan buatan generasi ketiga yang saya buat, untuk mencegah konten negatif,” kata Bintang, ditempat yang sama, Minggu (11/11/2018).

Bonus demografi Indonesia ditahun 2040, harus disiapkan sejak jauh hari. Salah satunya melalui acara Pemuda Inspiratif, yang merupakan rangkaian acara Kirab Pemuda Kemenpora.

Dari acara Pemuda Inspiratif, diperoleh juara satu pria dari Tangerang atas nama Reza, yang membuat obat dari buah grenuk. Lalu juara putrinya diraih oleh Wira Firdayati dari Kediri.**Baca juga: Acara Maulid di Kampung Dhuha Berjalan Khidmat dan Khusuk.

“Sampai 2040, kita akan mendapatkan bonus demografi, revolusi industri ke empat dan digital,” kata Zainal Aminin, Asdep Standarisasi dan Infrastruktur Pemuda Kemenpora, ditempat yang sama, Minggu (11/11/2018).(dhi)




Polrestro Tangerang Sebar Foto Guru Debus Pembawa Petaka

Kabar6-Pihak Kepolisian Resor Metropolitan Tangerang, Rabu (29/11/2017) hari ini, menyebar poster berisi gambar, nama Didi, Seorang guru Debus yang mengakibatkan 14 warga Tangerang celaka.

Akibat perbuatan Didi, belasan warga Tangerang itu menderita luka bakar melepuh pada bagian tangan, akibat siraman air keras.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, pihaknya hari ini telah memasukkan Didi ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) serta menyebar foto Didi ke sejumlah tempat diwilayah Tangerang Raya.

“Didi diperkirakan berusia sekitar 30 tahunan, sampai saat ini masih terus kita cari,” ujar Kapolrestro.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mengimbau agar Didi segera menyerahkan diri. “Kami meminta bagi warga yang melihatnya bisa menghubungi Polres Metro Tangerang,” tegasnya.

Foto Didi, Guru Debus gagal yang mengakibatkan 14 warga Tangerang terluka.(sly)

Ada beberapa bukti petunjuk seperti sejenis senjata tajam yang ditemukan dari dalam kontrakan saudara DD tersebut.**Baca juga: Tol Serang-Panimbang “Belah” 14 Kecamatan.

“Sampai dengan saat ini, sudah ada 7 orang saksi yang sudah dimintai keterangannya,” ujarnya kembali.**Baca juga: Ini Nama 14 Korban Ilmu Debus Gagal Di Tangerang.

Penempelam poster wajah pelaku dilakukan ditempat umum, seperti di jalan raya, dan juga angkutan umum.**Baca juga: Diduga Gagal Jajal Debus, Warga Tangerang Terluka.

Diketahui, Debus merupakan kesenian bela diri khas Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain-lain. Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).(Sly)




Polisi Kejar “Guru” Debus Pembawa Celaka Di Tangerang

Kabar6-Jajaran Kepolisian Resor Metropolitan Tangerang Kota saat ini masih terus menyelidiki kasus ilmu Debus yang mengakibatkan cideranya 5 warga Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, setelah gagal menjajal ilmu kebal yang biasa disebut Debus di wilayah Kecamatan Pakuhaji, Minggu (26/11/2017).

Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan mengatakan, saat ini pihaknya sudah memintai keterangan dari korban juga para saksi yang melihat kejadian itu dilokasi.

“Dari hasil keterangan para saksi, sesaat setelah kejadian, orang yang bertugas mengajarkan ilmu kebal Debus kepada warga dimaksud berinisial DD, langsung melarikan diri. Sekarang pelaku itu masih terus kami buru,” ujar Kapolres lagi.

Selain itu, Kapolres juga menyebut, saat ini pihaknya sudah mengantongi identitas si pelaku. “Demi kepentingan penyidikan yang sedang berlangsung, saya belum bisa merinci identitas pelaku dan kronologis kejadian itu,” ujar Kapolres menjawab pertanyaan yang diajukan kabar6.com.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Dedy Supriyadi menyebut, korban umumnya mengalami cidera di bagian tangan. Pergelangan dan telapak tangan mereka melepuh akibat kejadian itu.

“Seluruh korban mengalami luka melepuh pada kedua telapak dan pergelangan tangan,” lanjutnya.**Baca juga: Diduga Gagal Jajal Debus, 5 Warga Tangerang Terluka.

Sedianya, Debus merupakan kesenian bela diri khas Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain-lain. Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).(Sly)

========

Info Redaksi: Berita ini sudah mengalami koreksi pada bagian judul. Koreksi dilakukan karena adanya kesalahan penulisan wilayah Tempat Kejadian Perkara (TKP).




Diduga Gagal Jajal Debus, 5 Warga Tangerang Terluka

Kabar6-Kejadian mengerikan di Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Sejumlah warga diwilayah itu terluka, diduga setelah gagal menjajal ilmu kebal yang biasa disebut Debus.

Sedianya, Debus merupakan kesenian bela diri khas Banten yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa. Misalnya kebal senjata tajam, kebal air keras dan lain-lain. Kesenian ini berawal pada abad ke-16, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).

Kapolres Metro Tangerang Kombes Harry Kurniawan memebenarkan adanya peristiwa tersebut. Setidaknya, ada lima korban cidera akibat menjajal ilmu kebal tersebut.

Sementara, Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, AKBP Dedy Supriyadi menyebut, korban umumnya mengalami cidera di bagian tangan. Pergelangan dan telapak tangan mereka melepuh akibat kejadian itu.

“Seluruh korban mengalami luka melepuh pada kedua telapak dan pergelangan tangan,” lanjutnya.**Baca juga: Hotel Yasmin Karawaci Diduga “Kemplang” Pajak.

Hingga kini, belum diketahui pasti identitas masing-masing korban yang mengalami cidera tersebut.(Sly)

========

Info Redaksi: Berita ini sudah mengalami koreksi pada bagian judul. Koreksi dilakukan karena adanya kesalahan penulisan wilayah Tempat Kejadian Perkara (TKP).