1

Satu Pegawai Positif Covid-19, Puluhan ASN Banten Ikuti Test PCR

Kabar6.com

Kabar6- Setelah seorang pegawai negeri sipil Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dipastikan positif covid-19, puluhan ASN yang di duga kontak langsung dengan pasien, melakukan test PCR di Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang.

“Di swab PCR,” kata Jubir Gugus Tugas Covid-19, Ati Pramudji, melalui pesan singkatnya, Jumat (12/06/2020).

Diperkirakan ada puluhan ASN yang pernah kontak langsung dan satu gedung dengan pasien positif yang mengikuti test PCR. Namun Ati menjelaskan hingga siang ini, belum diketahui pasti jumlah ASN yang mengikuti test tersebut, lantaran masih berlangsung.

“Proses swab nya belum selesai. Jadi belum ketahuan berapa jumlah nya,” terangnya.

**Baca juga: Seorang Pegawai Pemrov Banten Dinyatakan Positif Covid-19, Sumber Penularan?.

Sebelumnya sempat diberitakan bahwa satu orang ASN Pemprov Banten yang tinggal di Kota Serang, di nyatakan positif covid-19. Dia merupakan pasien dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan kini menjalani isolasi mandiri dirumahnya. (Dhi)




Bupati Zaki Pantau Skenario Hadapi Covid-19 Gelombang Kedua

Kabar6.com

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar ingin mengetahui kesiapan dari seluruh rumah sakit dalam rangka kesiapan menuju fase baru atau new normal. Antisipasi terburuk perlu jika terjadi lonjakan pasien Covid-19 gelombang kedua.

“Saya juga ingin membuat catatan seluruh kesiapan rumah sakit di tengah pandemi ini, yang nantinya hasil rapat ini akan saya laporkan kepada gubernur Banten, sebagai bahan pertimbangan PSBB nantinya seperti apa,” katanya, Kamis (11/6/2020).

Bupati Zaki melakukan rapat melalui video conference dengan seluruh direktur utama atau pengelola rumah sakit daerah maupun swasta yang ada di Kabupaten Tangerang.

Menurut Zaki, pada 14 Juni 2020 PSBB tahap ketiga di wilayah Provinsi Banten khususnya Tangerang Raya berakhir. Hasilnya dilanjutkan atau distop bersiap menuju normal diputuskan bersama dengan gubernur Banten.

“Sebelum PSBB diputuskan ataukah dicabut atau bahkan PSBB dengan pelonggaran atau dilanjutkan dengan pengetatan kembali tentu saja akan kita lihat perkembangan kasus pandemi Covid-19 di wilayah Kabupaten Tangerang,” ujarnya.

**Baca juga: 337 KK di Desa Sodong Tigaraksa Antre Cairkan Bansos Corona.

Zaki berharap, apabila nantinya fase normal baru sudah diberlakukan di Kabupaten Tangerang, seluruh rumah sakit sudah siap dengan segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi nantinya.(Vee)




Gugus Tugas Covid-19 Lebak Rujuk 9 Pasien ke RSU Banten

Kabar6.com

Kabar6-Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak  merujuk 9 dari 11 pasien positif Covid-19 ke RSU Banten, Serang.

Dari 11 pasien itu, pasien pertama atau L-01 sudah terlebih dahulu dirawat hampir 40 hari dan telah dinyatakan sembuh.

“Mereka sudah setuju, RSU Banten juga sudah oke. Tinggal kami masukan datanya ke Kementrian Kesehatan secara online,” kata Jubir Penanganan Covid-19 Firman Rahmatullah, kepada wartawan, Kamis (11/6/2020).

Sementara kata Firman, 1 pasien positif yang berdomisili di Kecamatan Malingping menolak dirujuk ke rumah sakit. Pasien tersebut memilih diisolasi mandiri di rumah.

“Belum setuju. Tapi kami terus berupaya agar pasien yang bersangkutan mau dirujuk ke rumah sakit,” ujar Firman.

**Baca juga: Waspada Narkoba, Warga Binaan dan Petugas Rutan Rangkasbitung Dites Urine.

Menjalani perawatan di rumah sakit, sambung dia, agar pasien mendapat perawatan dan pengobatan secara maksimal dan tuntas.

“Dan memastikan agar pasien tidak kemana-mana,” katanya.(Nda)




Imbas Covid 19, PAD Kabupaten Tangerang Merosot Tajam

kabar6.com

Kabar6-Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama tiga bulan terakhir benar- benar mengganggu pertumbuhan ekonomi di negeri ini.

Kabupaten Tangerang contohnya. Daerah penyangga Ibukota DKI Jakarta ini sangat merasakan begitu dahsyatnya hantaman wabah mematikan tersebut.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang Maesal Rasyid mengatakan, akibat hantaman covid-19 ini, pendapatan asli daerah merosot tajam.

Hingga triwulan kedua tahun 2020 geliat ekonomi di kota seribu industri ini nyaris terhenti. Hal itu berimbas langsung pada pendapatan daerah.

“PAD Kabupaten Tangerang sangat terganggu, ekonomi praktis terhenti. Sehingga berdampak langsung pada pendapatan daerah. Biasanya dalam sebulan pendapatan dari pajak daerah bisa mencapai Rp400 miliar, tapi saat wabah corona ini menurun sangat signifikan,” ungkap Rudi Maesal, sapaan karibnya, kepada Kabar6.com, Rabu (10/6/2020).

Dikemukakan Sekda Rudi, pihaknya berharap di masa new normal atau normal baru ini covid-19 segera berakhir, supaya aktivitas warga dan pemerintah bisa kembali berjalan seperti biasa.

Bayangkan, sepanjang musim covid19 seluruh kegiatan pembangunan yang hendak dikerjakan mendadak berhenti.

Pemkab Tangerang, terpaksa merealokasi atau refocussing seluruh anggaran yang semula akan digunakan untuk pembangunan tersebut.

“Tak hanya itu, tunjangan kinerja atau Tukin pegawai juga menjadi sasaran. Tukin pegawai terpaksa harus dipotong sebesar 50 persen untuk penanganan covid19,” ujarnya.

Lebih lanjut Sekda Rudi menuturkan, Pemkab Tangerang mengajak seluruh kalangan masyarakat agar benar- benar memanfaatkan masa normal baru ini dengan mematuhi aturan protokol kesehatan.

Dengan begitu, grafik covid19 bisa berada pada posisi statis serta tak ada penambahan jumlah positif baru.**Baca juga: Tiga Tenaga Medis di Kota Serang Positif Covid-19.

“Harapan kami, triwulan keempat geliat ekonomi bisa tumbuh kembali. Kalau grafiknya datar atau menurun, maka aturan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB bisa diperlonggar. Dan seluruh kegiatan pembangunan akan mulai dilanjutkan lagi. Ingat, patuhi protokol kesehatan, cuci tangan sesering mungkin, gunakan masker saat beraktivitas diluar rumah dan jaga jarak aman,” tuturnya.(Tim K6)




Tiga Tenaga Medis di Kota Serang Positif Covid-19

Kabar6.com

Kabar6-Hingga kini tercatat sudah ada tiga tenaga medis di Kota Serang, Banten dinyatakan positif Covid-19. Dua orang bekerja di rumah sakit swasta dan satu orang bekerja di pusat pelayanan kesehatan milik korps militer.

Pasien pertama yang tertular berinisial AH, 56 tahun, berjenis kelamin laki-laki, warga Kelurahan Serang, Kecamatan Serang. Ia diduga terpapar saat sedang mudik ke daerah zona merah pas liburan Idul Fitri kemarin.

“Pasien bersama istri dan tiga orang anak serta satu orang menantunya memiliki riwayat perjalanan ke zona merah tanggal 25 Mei yang lalu,” kata juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kota Serang, Hari Pamungkas, Rabu (10/06/2020).

Diceritakan, kasus ini mulanya terungkap pasien merasa tidak enak badan usai kegiatan mudik. Setibanya dirumah, AH melakukan test Swab secara mandiri di laboratorium Kimia Farma, Kota Serang pada 29 Mei 2020.

Hasil Swab menunjukan positif. Sementara anggota keluarga lainnya dinyatakan negatif.

Kemudian pasien berjenis kelamin perempuan berinisial AP (34) diduga tertular setelah mengikuti pelatihan penanganan COVID-19 di Bandung. “Yang bersangkutan dirawat di RSPAD Gatot Soebroto,” ujar Hari.

Lalu pasien terakhir, jenis kelamin laki-laki berinisial AM, 53 tahun, warga Kelurahan Trondol, Kecamatan Serang, AM diketahui bekerja di rumah sakit swasta di Kota Serang, “Bertugas di bagian pelayanan kemungkinan tertular disana,” terangnya.

Dari tiga pasien yang berasal dari tenaga medis tersebut, Hari lanjutkan, satu pasien yang berinisial AP sudah dinyatkan sembuh. Namun dua pasien lain masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten.

**Baca juga: Dana JPS untuk Serang dan Cilegon Dijanjikan Segera Cair.

“Yang kerja di rumah sakit milik lembaga militer sudah sembuh, duanya masih dirawat tapi sudah makin membaik,” utaranya.

Untuk diketahui, hingga saat ini jumlah kasus corona di ibukota Banten tersebut sebanyak 14 kasus. Kota Serang dinyatakan zona kuning karena sudah mulai ada transmisi penularan lokal.(Dhi)




Gubernur WH Cemas Kasus Positif Covid-19 di Banten Naik Lagi

Kabar6.com

Kabar6-Gubernur Banten, Wahidin Halim menyayangkan atas insiden berbagai pelanggaran protokol kesehatan dalam pembatasan sosial berskala besar. Seperti yang terjadi di Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, kemarin.

“Pada waktu PSBB kita kan telah sepakat untuk memperketat transportasi kereta api dengan pola dan pendekatan protokol kesehatan yang ketat,” katanya, Rabu (10/6/2020).

Sebelumnya Gubernur WH memantau atas penumpukkan penumpang di Bandara Soekarno Hatta. Namun kejadian serupa terulang kembali di Stasiun KA Rangkasbitung.

Ia melihat peristiwa para penumpang berdesak-desakan, berkerumun, bersentuhan, tidak ada jaga jarak atau social distancing. Dikhawatirkan populasi penyebaran Covid-19 akan kembali meningkat setelah sempat melandai.

**Baca juga: Mobil Jenazah Terbalik Pas Tabrak Dua Kendaraan di Serang.

Namun, semenjak Lebaran kemaren dan begitu dibuka ruang transisi mulai ada pelanggaran-pelanggaran dan naik sampai 14 orang, bahkan hingga 22 orang terkonfirmasi positif setiap harinya.

“Bagaimana kita bisa memutus mata rantai jika pendekatan protokol kesehatannya belum terselesaikan.”, ungkapnya.(den)




Kasus Positif Covid-19 Melonjak, Lebak Bakal Siapkan Tempat Karantina

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak akan menyiapkan tempat karantina khusus seiring dengan terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 pasca Lebaran dari 4 menjadi 10 pasien.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak Triatno Supiyono, mengatakan, tempat karantina dibutuhkan dalam mengantisipasi peningkatan kasus yang mungkin masih akan bertambah.

“Sudah ada beberapa lokasi yang menjadi opsi kami untuk dijadikan tempat karantina, tetapi ini masih harus berkoordinasi lagi karena memang membutuhkan izin dari pihak berkaitan,” kata Triatno kepada Kabar6.com, Rabu (10/6/2020).

Selain bagi pasien positif, tempat karantina juga disiapkan bagi warga yang berdasarkan hasil tracking pernah melakukan kontak erat dengan pasien positif atau disebut sebagai orang tanpa gejala (OTG).

“Untuk memastikan mereka (OTG) tetap dalam pengawasan sebagai upaya memutus mata rantai penularannya. Tapi kan bicara tempat karantina memang harus menyiapkan segala sesuatu, karena tidak mungkin blok antara OTG dan yang positif digabungkan,” papar Triatno.

“Begitu juga dengan personel, fasilitas, sarana dan prasarana lain harus benar-benar disiapkan,” tambah dia.

Peningkatan kasus positif sebanyak 6 orang dalam sehari berdasarkan dari hasil screening rapid test massal maupun pasien yang ditangani di RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung.

**Baca juga: 10 Kasus Positif di Lebak Tersebar di 7 Kecamatan.

Dinkes dan puskesmas melakukan tracking dan penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mencari kontak erat kasus dan melakukan swab terhadap kontak erat dengan kasus positi juga melakukan swab ulang terhadap kasus positif.(Nda)




Pemprov Banten Usul Pengaturan Angkutan Umum Saat New Normal

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, mengusulkan agar perusahaan angkutan umum, seperti kereta api, angkot, bus, kapal laut hingga pesawat untuk mengatur jadwal keberangkatan dan mengatur penumpang, jika nantinya akan beroperasi kembali.

Sehingga penumpukkan penumpang angkutan umum bisa di terurai dan tidak terjadi kerumunan massa.

“Perlu adanya penambahan petugas, untuk mengatur antrian diluar pagar (stasiun) bagi calon penumpang, sesuai dengan protokol agar tidak terjadi kerumunan,” ujar Andika Hazrumy, Wagub Banten, Selasa (09/06/2020).

Andika juga mengungkapkan Pemprov Banten akan menyesuaikan kebijakan Pemerintah Pusat, untuk pembagian jam kerja bagi masyarakat Banten yang bekerja di DKI Jakarta.

Dimana, PSBB untuk wilayah Tangerang Raya telah diperpanjang hingga 14 Juni mendatang, sebelum diberlakukan new normal atau norma baru.**Baca juga: Wagub Banten Andika Sarankan Adanya Pengaturan Waktu Kerja.

“Pemprov Banten telah memperpanjang PSBB selama 14 hari, terhitung sejak 1 hingga 14 Juni mendatang melalui Keputusan Gubernur Bantem khusus untuk wilayah Tangerang Raya,” jelasnya.(dhi)




Direktur RSUD Balaraja Klarifikasi Terkait Kematian Pasien PDP Asal Jayanti

kabar6.com

Kabar6-RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang memberikan klarifikasi terkait kematian pasien PDP inisial AM (38) tahun asal Kecamatan Jayanti yang beberapa waktu lalu meninggal di RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang.

Direktur RSUD Balaraja Kabupaten Tangerang dr. Reniati, mengungkapkan bahwa pihaknya dalam menentukan dan menegakan diagnosa ada dasarnya, apalagi dalam penentuan pasien PDP (Pasien Dalam Pengawasan) telah sesuai dengan prosedur.

Dalam penentuan pasien sehingga berstatus PDP sudah sesuai prosedur dan pasien tersebut kemudian dirawat di ruang isolasi, meskipun kemudian diketahui hasil swab test nya (PCR) negatif,” kata dr. Reniati, Selasa (9/06/20).

dr Reni menjelaskan, pihaknya memahami sekali apa yang dirasakan oleh pihak keluarga korban karena dengan cara pemakaman yang tidak lazim, yaitu protokol kesehatan. Masyarakat juga perlu diberikan penjelasan supaya paham betul apa dan kenapa di makamkan dengan protokol kesehatan.

“Tentu saja kami turut prihatin atas apa yang menimpa keluarga korban. Setelah korban meninggal dan hasil swab dipastikan bukan karena positif Corona, hanya saja baru statusnya PDP cuma stigma di masyarakat kalau sudah di isolasi seolah-olah pasien positif Corona. Padahal itu bukan, hanya Pasien Dalam Pengawasan,” ujarnya.

Sementara dr.Tintin Martini dokter ahli Paru RSUD Balaraja mengatakan bahwa dari awal datang ke RSUD Balaraja keluarga pasien menyatakan bahwa pasien betul punya penyakit jantung, namun saat datang ke RSUD Balaraja selain penyakit jantungnya juga dengan demam tinggi, batuk kering dan frekuensi nafas yang tak normal, saat itu pihak RSUD langsung melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.

“Kami melakukan pemeriksaan darah, EKG pada waktu itu dari hasil pemeriksaan darah dan rontgen thorax pada saat itu kami dapatkan tanda-tanda seperti halnya pada panduan untuk menetapkan seseorang menjadi PDP atau Pasien Dalam Pengawasan. Hal itu sudah ada panduannya dari Kemenkes,” tuturnya.

Ia mengatakan, pasien tersebut dimasukkan kategori PDP dan dimasukkan ke dalam ruang isolasi Covid karena apabila positif, sangat berbahaya apabila tidak dimasukkan ke dalam ruang isolasi karena penyebaran Corona melalui droplet dan mudah sekali menyebar dari orang ke orang.**Baca juga: Pasien Meninggal Dinyatakan PDP, Hasil Swab Negatif.

“Dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan laboratorium dan rontgen maka Tim RSUD Balaraja memutuskan pasien dalam status PDP dengan penyakit penyertanya jantung, dan sampai meninggal statusnya masih PDP makanya dimakamkan sesuai protokol Covid 19,” katanya.(Vee)




Pandemi Corona, Angka Kehamilan di Lebak Tembus 6.173

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak mencatat adanya kenaikan angka kehamilan. Selama diberlakukan bekerja dari rumah atau work from home pandemi Covid-19 sebanyak 6.173 orang perempuan hamil.

“Bulan Maret 2.081 orang, kemudian pada bulan April turun 1.999 orang. Nah di bulan Mei memang meningkat tapi tidak signifikan ya, 2.093 orang,” kata Kasi Kesda dan Gizi Dinkes Lebak, Nurlaela Sari, Selasa (9/6/2020).

Dijelaskan, usia kehamilan yang dilaporkan dari 42 pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di bawah 3 bulan. Dari 28 kecamatan, Rangkasbitung menjadi wilayah tertinggi angka kehamilannya.

“Melihat data di bulan Mei, sebagian dari angka kehamilan itu kemungkinan pasangan berhubungan saat masa WFH. Kecuali angka kehamilan di bulan Juni ya, maka itu pasti di masa WFH,” jelasnya.

Menurutnya, pandemi Covid-19 bisa ikut mempengaruhi meningkatnya angka kehamilan. Karena mungkin saja, sambung Nurlaela, banyak ibu yang takut datang ke puskesmas.

“Ya diakui ya di tengah pandemi, masyarakat lebih takut ke fasilitas kesehatan puskesmas maupun klinik kalau dirasa sakitnya biasa saja, kecuali memang dirasa sudah urgent,” tuturnya.

“Begitu juga mungkin ibu-ibu yang harusnya jadwal memasang KB atau ulang KB. Mungkin karena dirasa tidak terlalu penting di tengah kondisi seperti ini akhirnya tidak dilakukan dan akhirnya hamil,” paparnya.

**Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Lebak Bertambah Jadi 4.

Ia mengimbau kepada ibu-ibu agar tidak perlu takut. Warga bisa menghubungi bidan desa untuk berkonsultasi mengenai pemasangan KB.

“Saran kami memang kalau bisa ditunda dulu kehamilan dengan KB. Janjian dengan bidan desa agar bisa datang ke rumah untuk mengkonsultasikannya atau datang ke fasilitas kesehatan tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya.(Nda)