1

Pedagang Rujak Senyum Kecut Harga Cabai Rawit Merah Masih Mahal

Kabar6.com

Kabar6-Harga komoditi bahan pangan jenis cabai di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih mahal. Kondisi itu mengakibatkan keuntungan yang diperoleh para pedagang semakin menipis.

“Masih mahal. Sekilo Rp 120 ribu,” ungkap Egi, pedagang rujak dan asinan kepada kabar6.com di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Pamulang, Jum’at (2/4/2021).

Menurutnya, harga tersebut untuk komoditi pertanian jenis cabai rawit merah. Sedangkan harga cabai keriting merah di pasaran dibanderol Rp 60 ribu per kilogram.

Wanita berbusana muslim itu mengaku tidak pernah mengurangi takaran cabai untuk rujak maupun asinan yang dijajakannya. Apalagi mengganti dengan zat pewarna.

“Yang penting pembelinya balik lagi. Biar untung tipis,” ujar Egi di depan SPBU Villa Dago.

**Baca juga: Perayaan Paskah di GKI Maleo Raya Bintaro Dilakukan Dengan Live Streaming

Terpisah sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel, Maya Mardiana mengaku pihaknya bersama Bulog Tangerang telah menggelar operasi pasar. Saat itu harga cabai dibanderol lebih murah.

“Operasi pasar sudah dua kali di Pasar Serpong. Untuk Ramadan nanti kami masih harus koordinasi dengan Satgad Covid,” jelasnya.(yud)




Cuaca Buruk Bikin Harga Cabai di Tangerang Makin ‘Pedas’

Kabar6-Cuaca buruk yang melanda beberapa hari terakhir, tak urung berdampak pada melonjaknyaa harga sejumlah komoditas sayur-mayur.

Pantauan kabar6.com di Pasar Ciung, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Jumat (1/12/2017), kondisi kenaikan terparah justru terjadi pada sejumlah komoditas cabai.

Harga cabai merah keriting yang sebelumnya dibanderol Rp25 robu per kilo gram, kini melonjak hingga Rp40 ribu per kilo gram.

Sedangkan, untuk cabai rawit merah yang sebelumnya dibanderol Rp20 ribu per kilo gram, kini melonjak menjadi Rp30 ribu per kilo gram.

Sementara kondisi kenaikan serupa juga terjadi pada cabai rawit hijau, bila sebelumnya dibanderol Rp15 ribu per kilo gram, kini menjadi Rp25 ribu per kilo gram.**Baca juga: Mengerikan, Kota Antananarivo Diserbu Jutaan Belalang Besar.

Untuk komoditas bawang merah juga naik dari Rp25 ribu per kilo gram, kini naik menjadi Rp20 ribu per kilo gram, Tomat dari Rp5 ribu per kilo gram, menjadi Rp15 ribu per kilo gram, sedangkan kentang dari Rp12 ribu per kilo gram, menjadi Rp15 ribu per kilo gram.**Baca juga: Kembali Dibuka, Pelabuhan Merak Operasikan Lima Dermaga.

“Kenaikan tersebut diakibatkan kondisi cuaca buruk beberapa waktu terakhir, yang berdampak pada sejumlah komoditas barang tersebut mengalami gagal panen,” ujar Suriyah, salah seorang pedagang di Pasar Ciung.**Baca juga: Antre Panjang di Pelabuhan Merak, Polisi Bagikan Makanan ke Sopir Truk.

Tak pelak, naiknya harga sejumlah komoditas sayur mayur itu, juga langsung dikeluhkan oleh pembeli, khususnya kalangan ibu rumah tangga. “Ya pastinya kita ngeluh, karena kenaikan harga membuat pengeluaran kita menjadi bertambah,” ujar Juminah, warga Kecamatan Tigaraksa.(Rani)




Di Kota Serang, Bawang Merah Tembus Rp32 Ribu

Kabar6-Harga bawang merah di Kota Serang, Banten, mengalami kenaikan yang cukup fantastis.

Pantauan kabar6.com di Pasar Lama, Kota Serang, Selasa (17/3/2015), harga bawang merah kini sudah tembus di Rp32 ribu per kilo gram. 

Padahal, beberapa hari sebelumnya bawang merah dijual di kisaran harga Rp17 ribu per kilo gram.

“Harganya naik tinggi dari sebelumnya. Sekarang sudah Rp32 ribu perkilo,” kata Adi Sabian, pedagang di Pasar Lama, Kota Serang.

Berkurang pasokan dari daerah penghasil bawang, diduga akibat musim penghujan yang berimbas terjadinya banjir.

“Kalau biasanya saya bisa mendapatkan stok bawang merah hingga 50 kilo gram per hari, sekarang cuma dapat 20 kilogram,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Adi, kenaikan harga juga mengakibatkan pembeli mengruangi jumlah pembeliannya. **Baca juga: Kenaikan Harga, Tidak Ada Efek Pejabat Blusukan.

Kondisi kenaikan harga serupa juga terjadi di Pasar Induk Rau (PIR), Kota Serang. Disini, pedagang berharap agar harga bawang merah bisa cepat stabil, menyusul kenaikan harga beras sebelumnya.

“Jangan sampai seperti harga beras, bisa susah nanti masyarakatnya,” ujar Suhairi (28), pedagang bawang di PIR.(tmn/din)