1

Buntut Keluarkan Kata Binatang, Dorongan Pemecatan Kades Cipinang Menyeruak

kabar6.com

Kabar6-Anggaran Dana Desa (DD) yang digelontorkan pemerintah pusat ke tiap desa belum menunjukkan kemajuan di desa itu sendiri, tak terkecuali di Kabupaten Pandeglang.

Itu lantaran masih ditemukan jalan desa kondisinya sangat memprihatikan dan sulit di lalui seperti yang terjadi di Desa Cipinang, Kecamatan Angsana.

Warga yang hilang kesabaran kondisi jalan di desa tersebut layaknya seperti kubangan kerbau. Hingga mengundang warga protes dengan menanam padi dan pohon di badan jalan.

Padahal jalan tersebut sebagai jalan alternatif warga setempat untuk beraktivitas. Warga sudah beberapa kali mengusulkan jalan tersebut untuk dibangun, namun sampai hari ini pemerintah desa setempat tak kunjung merealisasikannya.

Romdon warga setempat menceritakan aksi protes yang dilakukan oleh warga terjadi pada hari Senin (11/5) lalu. Aksi tanam padi tersebut bentuk kekecewaan warga karena dari tahun ke tahun jalan itu tak kunjung dibangun.

“Masyarakat (yang menanam padi) sudah beberapa kali (disusul). Warga desa Cipinang marah melihat jalan dari tahun ke tahun tidak dibangun makanya resmi ditanami padi,” kata Romdon, Rabu (13/5/2020).

Bahkan sebelum aksi itu, warga yang sempat protes pun malah ditanggapi arogan dan makian hingga mengeluarkan kata binatang yang dilontarkan oleh kepala desa.

Hal itu dialami dialami seorang pemuda setempat bernama Rudi saat protes jalan lewat postingnya di facebook.

Pengurus Wilayah Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (Komando) Pandeglang mendorong Kepala Desa Cipinang untuk dipecat dari jabatannya, karena telah melakukan tindakan yang tidak mencerminkan seorang pemimpin dengan cara mencaci maki masyarakat yang mengkritiknya.

“Meskipun dalam kondisi sedang berpuasa atau sedang pandemic, tentunya secara emosional seorang pemimpin itu harus lebih berwibawa, jangan sampai ini mengucap dengan kalimat yang tidak berpendidikan dan bukan seorang pemimpin, ini pasti akan berpengaruh kepada kondisi sosial masyarakat apabila dibiarkan,” kata Kordinator Komando PW Pandeglang, Entis Sumantri.

Untuk menanggapi masalah kritikan masyarakat, kata Entis, seharusnya sosok kepala desa menjawab secara objektif dengan kondisi yang ada, selain itu juga menjawab secara bijak dan memberikan pertimbangan lain.

“Seharusnya Kepala desa itu tidak arogan dalam bertutur kata, dalam berperilaku, karena ini Negara demokrasi bukan negara otokrasi, kalau misalnya usul ditolak kritik dilarang tanpa alasan, maka kami mendesak supaya mundur dari jabatannya. Kalau memang tidak bisa membangunkan jalan untuk masyarakat, paling tidak jangan berkata kasar,” ujarnya.

Sementara itu, Asisten daerah bidang pemerintahan Setda Pandeglang, Ramadani menuturkan, untuk kejadian kades yang mencaci maki warganya dikarenakan sedang goncangnya psikologis, karena di tengah pandemic ini menyebabkan tingkat emosional yang tidak terkontrol.**Baca juga: Camat Angsana Panggil Kades Cipinang Gegara Lontarkan Kata-kata Binatang ke Warganya.

“Mungkin itu karena sedang kurang baik saja psikologisnya, namun untuk masalah peneguran pastinya akan dilakukan peneguran, seharusnya sih tidak seperti itu, kecuali karena tidak melaksanakan tugas atau lalai dalam tugas, itu akan kita tegur langsung. Adapun masalah persoalan jalannya, kita akan jadikan itu catatan prioritas kami,” katanya.(Aep)