1

BPBD Lebak Petakan 30 Desa Rawan Kekeringan

Kabar6.com

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak telah memetakan wilayah yang termasuk dalam kategori wilayah rawan terjadi kekeringan.

“Ada 30 desa yang berada di 15 kecamatan yang merupakan wilayah dengan kategori rawan terjadi kekeringan dan kesulitan mendapat air bersih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rezki Pratama kepada Kabar6.com, Senin (29/3/2021).

Puluhan desa yang rawan terjadi kekeringan serta masyarakatnya dikhawatirkan sulit mendapat pasokan air bersih berdasarkan indeks risiko kekeringan, dan tidak adanya sarana penunjang air bersih seperti sumur bor dan PDAM.

“Sama sekali tidak ada sarana maupun prasarana air bersih, belum ada intervensi dari instansi terkait. Maka dari itu, daerah-daerah ini yang kita masukan dalam kategori rawan kekeringan,” terang Febby.

Meski sejauh ini sambung Febby, belum ada daerah yang mengajukan permohonan bantuan air, BPBD telah menyiagakan personel dan armada untuk mendistribusikan air bersih ke wilayah terdampak.

**Baca juga: Bersenjata Tajam, Pemuda Asal Pandeglang Sukses Gasak 4 Handphone di Rumah Warga Lebak

“Tetapi berdasarkan keterangan dari BMKG, saat ini memang tengah musim peralihan. Artinya, masih akan ada hujan di musim kemarau,” katanya.(Nda)




Kepatuhan Masyarakat Belum Maksimal, BPBD Tangsel: Satgas Harus Tegas

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan, Chaerudin meminta kepada para Satuan Petugas Corona Virus Disease 2019 (Satgas Covid-19) agar lebih tegas kepada masyarakat di lingkungannya.

Menurut Chaerudin, hal itu dikarenakan kepatuhan masyarakat kini hanya diangka 79 persen dari 90 persen yang diharapkan Pemkot Tangsel.

**Baca juga: Kepatuhan Masyarakat Tangsel Belum Maksimal, BPBD Akan Lakukan Edukasi

“Dia (Satgas Covid-19, red) harus bisa menegur para masyarakat misalnya tidak menggunakan masker” ujarnya kepada Kabar6.com, ditulis Sabtu (2/1/2020).

Chaerudin mengatakan, untuk saat ini angka tertinggi di Tangsel berada di Kecamatan Pondok Aren.

“Kalau bicara kasus hari ini yang agak banyak kan di Pondok Aren. Jadi Satgas saat ini harus lebih tegas kepada pelanggar,” tutupnya.(eka)




Kepatuhan Masyarakat Tangsel Belum Maksimal, BPBD Akan Lakukan Edukasi

Kabar6.com

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan akan terus lakukan edukasi kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Hal itu menurut Kepala BPBD Kota Tangsel Chaerudin, harus dilakukan karena angka kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan belum maksimal.

Chaerudin mengatakan, angka kepatuhan masyarakat di Tangsel hanya mencapai 79 persen.

Namun, menurut Chaerudin, angka ideal terhadap kepatuhan masyarakat itu seharusnya mencapai 90 persen.

“Karena idealnya sembilan puluh, idealnya sembilan puluh. Sekarang masih 79 persen,” ujarnya, ditulis Sabtu (2/1/2021).

Chaerudin menerangkan, pihaknya akan terus melakukan edukasi pada masyarakat terksait pola hidup sehat.

“Kita juga bagaimana membuat pola masyarakat akan mengerti protokol kesehatan, kita kan harus terus kita berikan edukasi” ungkapnya

**Baca juga: Kata Airin Jadi Orang Pertama Disuntik Vaksin Covid-19

Dirinya juga menambahkan selain melakukan edukasi, akan mengupayakan memaksimalkan satgas tingkat RT/RW.

“Kita kan udah ada satgas RT RW, yang kelurahan, kecamatan, satgas-satgas itu akan kita upayakan maksimalkan” tutupnya.(eka)




Ribuan Rumah di Lebak Diterjang Banjir dan Longsor, BPBD: Bantuan Logistik Siap

Kabar6.com

Kabar6-Sebanyak 1.880 rumah di 15 kecamatan di Kabupaten Lebak dilaporkan terendam banjir akibat luapan sungai. Sementara itu, tercatat ada 50 rumah di 5 kecamatan yang terdampak longsor.

Pantauan Kabar6.com, Senin (7/12/2020), di sejumlah wilayah, genangan banjir masih merendam rumah warga. Namun, di wilayah lain warga sudah mulai membersihkan rumah seiring dengan banjir yang sudah surut.

Di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terpantau, bantuan logistik sudah mulai didistribusikan ke sejumlah wilayah seperti Rangkasbitung, Banjarsari, Kalanganyar, Cirinten, dan Wanasalam.

“Bantuan logistik siap, beberapa ke wilayah terdampak sudah didistribusikan setelah validasi data. Ada 3,6 ton beras, termasuk cadangan beras pemerintah (CBP),” kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama kepada Kabar6.com.

Petugas BPBD di lapangan juga melakukan kaji cepat apakah di titik-titik lokasi banjir dibutuhkan posko pengungsian dan dapur umum.

**Baca juga: Gerbang Pasar Pelangi Dibongkar di Sepatan, Pengelola Akan Tempuh Jalur Hukum

“Seperti di wilayah Bondol Kecamatan Cimarga, ada dapur umum di sana kemudian kami suplai bahan makanan untuk kebutuhan di sana,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan dari pos pantau, Sungai Ciujung-Ciberang berstatus bahaya dengan ketinggian muka air 682 centimeter dan debit air 1258m³/detik. Warga yang tinggal di bantaran sungai diimbau untuk mengungsi.(Nda)




Tak Ada Angin Pohon Tumbang di Lebak, BPBD Ingatkan Warga Waspadai Cuaca Ekstrem

kabar6.com

Kabar6-Sebuah pohon di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Lebak Picung, Rangkasbitung tiba-tiba saja tumbang, Rabu (4/11/2020). Padahal tidak ada angin kencang yang melanda wilayah tersebut.

Plt Kepala BPBD Lebak, Ajis Suhendi, mengatakan, dahan pohon yang tumbang menutupi badan jalan hingga mengakibatkan arus lalu lintas sempat mengalami kemacetan.

“Kami dapat laporan pukul 17.30 WIB kemudian tim turun untuk melakukan penanganan. Sekitar 10 menit penanganan selesai,” kata Ajis saat dihubungi Kabar6.com.

Ajis menyebut, peristiwa di depan minimarket Indomaret tersebut bukan karena kondisi pohon yang sudah lapuk.

“Enggak lapuk, sebelumnya itu memang udah mau patah dahan karena hujan dan angin kencang beberapa hari kemarin,” ucap dia.

Ajis mengingatkan agar masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem di saat musim penghujan yang berpotensi terjadi hujan ringan hingga lebat disertai angin kencang dan kilat.

“Waspadai cuaca ekstrem transisi musim kemarau. Jaga kebersihan lingkungan, drainase dan pohon-pohon yang sudah lapuk dan rawan tumbang untuk dipotong,” kata Ajis.

**Baca juga: APBD 2021 Lebak Belum Dibahas, BPKAD: Insya Allah Akhir November Selesai

Kasi Data dan Informasi BMKG Klas 1 Serang, Tarjono, menyampaikan, saat ini seluruh wilayah Lebak telah memasuki musim penghujan dengan prediksi puncaknya terjadi pada bulan Januari-Februari 2021.

“Selama musim penghujan, potensi hujan ringan, sedang hingga lebat bisa saja terjadi,” ucapnya.(Nda)




Banten Dianggap Gagap Bencana Karena Belum Miliki Mitigasi dan SOP Bencana Kimia

Kabar6.com

Kabar6-BPBD Banten kembali dianggap gagap bencana, lantaran belum memiliki Standar Operasional Terpadu (SOP) untuk mengatasi bencana kimia. Sebut saja Kota Cilegon, yang memiliki banyak industri kimia. Namun belum dilengkapi dengan mitigasi bencana kimia.

“Harus ada standar penanganan kimia, nah itu (di Banten) belum ada. Jadi ini harus kita lakukan secara terkoordinasi, dengan perusahaan, dengan pemerintah,” kata Kepala BPBD Banten, Nana Suryana, dikantornya, Rabu (21/10/2020).

Meski belum memiliki mitigasi maupun SOP bencana kimia, Nana memastikan seharusnya standar penanganan itu ada.

Artinya, selama 20 tahun Banten menjadi provinsi dan lepas dari Jawa Barat (Jabar), SOP maupun mitigasi bencana belum menjadi prioritas pemerintah.

“Tentunya terkait dengan penanganan lingkungan, limbah, itu dengan OPD teknis terkait. Untuk antisipasi bencana, tentu kita dalam rencana penanganan bencana itu harus ada,” terangnya.

Nana beralasan mahalnya peralatan membuat mitigasi dan SOP penanganan bencana kimia di Banten belum bisa dilakukan. Padahal, bencana tidak tahun kapan terjadinya. Seperti tsunami senyap Selat Sunda, akibat letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) tahun 2018 silam.

Beruntung kala itu, tsunami Selat Sunda tidak membuat kerusakan berarti dipesisir Kota Cilegon, yang banyak berdiri industri.

“Karena memang itu agak mahal, peralatan standarnya. Jika terjadi bencana kimia seperti apa, bungkernya harus dibawah tanah 30cm. Potensi itu ada dikita,” jelasnya.

Bencana kimia bisa juga disebabkan adanya bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, hingga tsunami. Seperti penelitian yang dilakukan oleh UGM yang mengatakan adanya skenario gempa dan tsunami setinggi 2 meter di selatan Jawa.

**Baca juga: Ada BLT Rp42 Juta, Polisi Serang Tetapkan Bendahara Desa Kadubeureum Tersangka Penyelewengan DD.

Kepala Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) Kementrian Lingkungan Hidup, Herman Hermawan pada Oktober 2019 pernah mengatakan, 80 persen industri kimia nasional ada di Kota Cilegon.(Dhi)




BPBD dan BMKG Ingatkan Efek La Nina Akibatkan Banten Rawan Banjir dan Longsor

Kabar6.com

Kabar6-Diketahui badai La Nina akan menyebabkan banjir dan longsor, terutama dari rawan seperti Tangerang Raya. Kemudian Cilegon, Serang, Lebak, dan Pandeglang.

BPBD Banten yang pernah dikritik karena gagap bencana dalam menangani banjir dan longsor di Kabupaten Lebak awal tahun lalu, mengklaim sudah siap menangani bencana dan mitigasinya.

Kepala BPBD Banten Nana Suryana mengatakan, curah hujan di wilayah Banten akan naik hingga 40 persen selama La Nina. Karenanya, antisipasi bencana dan mitigasinya harus disiapkan jauh hari dan matang.

“Kesiapsiagaan sudah dilakukan, sosialisasi juga. Kepala desa, kelurahan melakukan sosialisasi bagaimana menghindari potensi banjir dan longsor. Potensi longsor dan banjir di Banten itu terjadi di Lebak, Pandeglang, Cilegon dan juga Serang,” kata Suryana di kantornya, Rabu (21/10/2020).

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Tangsel Sukasno mengatakan, pihaknya memperkirakan curah hujan meningkat 20 sampai 40 persen. “Kalau milimeternya ketinggian curah hujan tergantung daerah masing-masing,” kata Sukasno di tempat sama.

Dia mencontohkan peristiwa banjir dan longsor di Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten, yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu. Kala itu, curah hujan satu bulan terjadi dalam satu hari atau setara 210 mm.

Guna mengantisipasi hal yang tak diinginkan, BMKG menyarankan pemerintah daerah untuk segera memperbaiki fasilitas umum dan melakukan mitigasi bencana di Cipanas, Lebak. Agar tidak menimbulkan bencana lebih besar lagi.

**Baca juga: Ada BLT Rp42 Juta, Polisi Serang Tetapkan Bendahara Desa Kadubeureum Tersangka Penyelewengan DD.

“Kalau berdasarkan catatan kami, longsor Lebak, curah hujannya satu hari 210 mm, itu bisa mengcover hujan satu bulan. Longsor di Lebak, ada fasilitas yang belum diperbaiki, bisa dikerjakan sekarang. Kami melihatnya daerah di atas normal, untuk sebagian besar Pandeglang, Lebak bagian barat, itu yang perlu di waspadai,” jelasnya.(Dhi)




BPBD Banten Diminta Sebar informasi Peringatan Dini Hadapi Pancaroba Musim Hujan dari BMKG

Kabar6.com

Kabar6- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberi imbauan atas peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, Kamis (1/10/2020).

Hal itu sampaikan BNPB melalui surat edarannya dengan Nomor : B.143/BNPB/D II/PK.03.02/09/2020 berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem selama pancaroba menjelang musim penghujan 2020/2021 yang dapat berpotensi banjir, banjir bandang, tanah longsor di beberapa wilayah Indonesia.

**Baca juga: Pemprov Banten Siapkan Perda Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan.

Guna mencegah dampak yang mungkin timbul, diharapkan BPBD Provinsi Banten dapat menyebarluaskan informasi peringatan dini kepada BPBD kabupaten/kota untuk melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan.

Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut:

1. Melakukan koordinasi secara berkala dengan Dinas terkait dan aparatur Kabupaten/Kota di daerah setempat

2. Melakukan monitoring untuk mendapatkan update informasi peringatan dini cuaca dan potensi ancaman bencana melalui website BMKG

3. Melakukan penyebarluasan informasi peringatan dini bahaya banjir, banjir bandang, dan tanah longsor kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah yang risiko tinggi

4. Meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait potensi pencegahan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor dengan menggunakan media elektronik / sosial media mengingat wilayah indonesia sedang mengalami pandemi COVID-19

5. Menyiapkan dan mensosialisasikan tempat evakuasi yang berbeda antara masyarakat yang sehat dengan terkonfirmasi positif COVID-19

6. Apabila diperlukan dapat mengaktivasi rencana kontingensi menjadi rencana operasi dan dimutakhirkan dengan situasi terkini serta mengaktifkan Pos Komando Penanganan Darurat Bencana

7. Melaksanaan kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan dan peraturan lainnya yang telah dikeluarkan Pemerintah dalam percepatan penanganan COVID-19 seperti jaga jarak, menggunakan masker, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.(Bur)




BPBD Semprot Desinfektan Seluruh Ruangan, Layanan Dukcapil Tutup Tiga Hari

Kabar6.com

Kabar6- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Percepatan Covid-19 dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang melakukan penyemprotan desinfektan di seluruh ruangan kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Tangerang, Rabu (30/9/2020).

Aktivitas pelayanan di kantor Dinas Dukcapil Kabupaten Tangerang pun ditutup sementara selama 3 hari ke depan. Mulai hari ini Rabu (30 /9/2020) hingga 2 Oktober 2020. Hal itu diperkuat dengan surat edaran nomor 470/914-DKPS perihal Pemberitahuan Penghentian Layanan Administrasi Kependudukan.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang Kosrudin mengatakan, untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus covid19, pihaknya akan melakukan penyemprotan desinfektan dan melakukan sterilisasi disetiap ruangan Dukcapil dan beberapa titik di wilayah Kabupaten Tangerang.

“Mulai Penyemprotan pertama di kantor Dukcapil akan dilanjutkan di Puskesmas Sukamulya, Puskesmas Teluknaga. dan terakhir di pasar Kelapa Dua,” ungkap Kosrudin, Rabu (30/9/2020).

Untuk mengantisipasi penyebarluasan virus Covid19 di tempat keramaian seperti pasar, lanjut pihaknya akan melakukan penyemprotan desinfektan di 18 pasar selama 18 hari kerja.

**Baca juga: Ini Motif Pelaku Vandalisme Mushola Darussalam Pasar Kemis yang Berusia 18 Tahun.

Dalam kegiatan itu pihaknya menurunkan 10 orang personel serta menghimbau masyarakat untuk selalu melaksanakan protokol kesehatan dengan menerapkan 3M. “Untuk penyemprotan di pasar akan dilakukan pada ba’da zduhur selama 18 hari di 18 pasar di Kabupaten Tangerang,” ujar Kosrudin (CR)




Puluhan Rumah Tertimpa Pohon di Cikasungka Solear Belum Dapat Perhatian BPBD

Kabar6.com

Kabar6- Tiga rumah rusak parah milik warga di Perumahan Bukit Cikasungka RW 09 Desa Cikasungka Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang butuh bantuan pihak BPBD setempat. Seperti diketahui rumah itu tertimpa pohon saat hujan deras disertai angin kencang pada Senin sore (28/9/2020) sekira pukul 16.30 WIB.

Kepala Desa (Kades) Cikasungka Muhammad Supriyadi merinci, selain tiga rumah rusak parah milik keluarga Hadijah, Even, Afit, ada lima rumah yang rusak ringan milik Fery, Ridwan, Sukadi, Iyon, Bukori yang masih sama-sama warga RW 09 Desa Cikasungka.

“Itu baru satu RW, belum lagi rumah warga yang ada di RW lainnya,” ungkap Supriyadi kepada kabar6.com lewat sambungan telepon selulernya, Senin (28/9/2020) pukul 22.00 WIB.

Adapun rumah milik Hadijah yang paling parah. Di mana seluruh atapnya yang terbuat dari bahan baja ringan terangkat semua oleh hembusan angin kencang dan terpental hingga 50 meter dan menimpa rumah warga lainnya

“Ini rumah berpenghuni, nama pemiliknya ibu Hadijah yang lebih dikenal dengan ibu Raja dan beliu masih tetap tinggal di situ tidak mau mengungsi, untuk kerugiannya bisa mencapai puluhan juta rupiah,” ungkapnya.

Dikatakan Upi sapaan akrab Kades Cikasungka Muhammad Supriyadi bahwa dalam mengevakuasi pohon dan reruntuhan bangunan yang rusak akibat bencana alam angin kencang ini, belum ada petugas dari BPBD yang datang ke lokasi, hanya warga yang membersihkan dengan menggunakan peralatan seadanya.

**Baca juga: Akibat Hujan Deras Disertai Angin di Solear, Pohon Rusak Rumah Hingga Angkot.

Untuk bantuan tenaga dari petugas BPBD belum ada yang turun. Namun ia berharap ada bantuan logistik selain petugas BPBD. Baik dari pemerintah maupun dari masyarakat untuk warga korban bencana alam ini (CR)