1

Warga Bojong Berharap Dilibatkan di Proyek Tol Serang- Panimbang Seksi III

Kabar6.com

Kabar6- Tim Pejabat Pembuat Komitmen Tol Serang- Panimbang belum memastikan kapan pembangunan Tol Serang – Panimbang seksi III dikerjakan.

Namun pihak panitia memastikan pelaksana pengerjaan jalan tol Serang-Panimbang seksi III ini akan dilaksanakan oleh dua perseroan terbatas (PT) besar, yakni PT Sino Bridge jo PT PT Wijaya Karya (Wika) dengan anggaran yang akan dipersiapan sebesar Rp 3,9 Triliun.

Pihak kontraktor sudah menurunkan puluhan alat berat yang sudah lama berdatangan di wilayah Desa Cijakan, Kecamatan Bojong. Lokasi alat berat tersebut tidak jauh dari titik penggarapan jalan tol.

Akibat banyaknya alat berat, kendaraan yang melewati jalan Raya Saketi-Malingping terpaksa di buka tutup karena ada beberapa alat berat yang terparkir di pinggir jalan.

Warga Kecamatan Bojong yang tak jauh dari lahan tol, Mi’ing mengaku khawatir tidak dilibatkan dalam pengerjaan Tol Serang-Panimbang.

Pasalnya banyak mobilisasi alat berat yang masuk ke wilayah kecamatan Bojong namun kontraktor belum memberikan informasi apapun terkait penggarapan jalan tol tersebut.

“Sangat kawatir, kira-kira kami sebagai warga harus ke mana dan bagaimana ini. Agar dapat dipekerjakan,”harapnya, Rabu (2/6/2021)

**Baca juga: Anggaran Proyek Tol Serang- Panimbang Seksi III Telan Rp 3.9 Triliun

Disisi lain, warga kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang masih banyak pengangguran akibat dampak pandemi covid-19. Jelas, warga berharap dapat di arahkan untuk turut ikut serta di pekerjaan itu.

“Sekarang banyak warga sini yang di pulangkan dari kota gara-gara dampak pandemi covid-19, mudah-mudahan saja dengan di mulainya pekerjaan jalan tol kami dapat pekerjaan lagi,” pintanya.(aep)




Miris, Gadis Disabilitas di Bojong Pandeglang Diduga Dicabuli Orang Tua Sendiri

Kabar6- Seorang perempuan disabilitas di Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang harus bernasib tragis. Pasalnya anak yang baru berusia 16 tahun itu diduga dicabuli oleh tiga pelaku.

Ketiga pelaku masing-masing berinisial SK (35), UK(30) dan Jamil (51) merupakan warga Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang.

Kasatreskrim Poksek Bojong, Bripka Rifqi mengatakan bahwa ketiga tersangka salah satunya merupakan orang tua korban berinisial JM (51) dan kedua terduga yakni SK (35) dan UK (30) merupakan tetangga korban dan melakukan pencabulan di dua tempat yang berbeda.

“Terduga pelaku JM (51) merupakan ayah kandung korban dan tinggal satu rumah, saat situasi rumah sedang kosong, pelaku melakukan aksi bejadnya,” kata Bripka Rifqi kepada wartawan, (18/5/2021).

**Baca juga: Video Mesum di Cikoromoy Pandeglang Viral, Netizen: Urat Malunya Sudah Putus

Ketiga pelaku diamankan di kediamannya pada Minggu, (16/5/2021) kemarin dan langsung di bawa ke Mabes Polres Pandeglang pada Senin (17/5/2021) pagi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Akibat perbuatannya pelaku di kenakan undang-undang nomor 23 tahun 2002 pasal 81 JO 76D dan /atau pasal 82 JO pasal 76E tentang perlindungan anak.(Aep)




Ini Penyebab BUMDes di Kecamatan Bojong Pandeglang Vakum

Kabar6.com

Kabar6-Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di delapan desa se Kacamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang dipertanyakan keberadaan kondisinya sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, anggaran untuk BUMDes di Kecamagan Bojong yang di kucurkan pemerintah terkesan Vakum.

Ketua Ikatan Kepala Desa Kecamatan Bojong sekaligus Kepala Desa Banyumas, Ade Marji mengakui jika BUMDes di Kecamatan Bojong khususnya di desa yang ia pimpin tidak berjalan, padahal anggaran setiap tahunnya selalu ada untuk BUMDes.

“Kalau permodalan memang masuk ke BUMDes, cuma usahanya engga ada yang berjalan,” kata Ade Marji kepada wartawan, Selasa (20/4/2021).

Menurutnya, BUMDes di desanya tidak berjalan lantaran kesadaran masyarakat sangatlah minim. Padahal anggaran untuk BUMDes selalu ada. Ia pun mengaku, akan melakukan pembenahan agar BUMDes di desanya berjalan. Bahkan ia pun akan mengadakan pelatihan untuk anggota BUMDes.

“”Kurang adanya kesadaran dari masyarakat, untuk di Desa Banyumas bentuk usahanya dibidang peralatan pesta. Kami masih tahap pembenahan untuk mengadakan pelatihan para pengurus bumdes oleh TA,” tuturnya.

Hal serupapun di katakan Kepala Desa Citumenggung, Kecamatan Bojong, Isep Badei mengatakan keberadaan BUMDes di desanya tidak jelas keberadaanya. Bahkan bentuk pertanggungjawaban pengeluaran dan pendapatan dari pengelola tak pernah ada.

“Citumenggung jalan hanga direkturnya tdk membuat pertanggungjawaban sirkulasi pengelolaanya. Kemarin komisaris sudah melayangkan teguran untuk meminta pertanggungjawaban belum di jawab,” tegasnya.

**Baca Juga: Sempat Bau Busuk, Supplier Ganti Telur BPNT di Koroncong Pandeglang

Sementara itu, Direktur BUMDes Desa Cirumenggung, Deni mengatakan bahwa BUMDes yang dikelolanya tidak berjalan karena manajemen pengurus yang kurang aktif sehingga mengakibatkan terbengkalainnya pengelolaan BUMDes.

“Saya nenyadari betul, ditinjau dari manajemen pengurus yang kurang aktif, serta koordinasi kurang antara pihak direktur bumdes dan pengawas,” tutupnya.(Aep)