1

Agenda Sidang Berubah, Korban Revenge Porn Kecewa

Kabar6-Kekecewaan terhadap pembatalan pembacaan vonis oleh majelis hakim PN Pandeglang, diluapkan pihak korban revenge porn. Lantaran jadwal persidangan hari ini, Selasa, 11 Juli 2023 yang semula mengagendakan pembacaan vonis, tiba-tiba berubah menjadi pledoi bagi terdakwa AHM.

“Ini keputusan ajaib dan kami boleh menyebut pengadilan ini adalah pengadilan yang ajaib. Kami juga sangat kecewa terhadap hakim dan jaksanya,” ujar Iman Zanatul, kakak IK, di PN Pandeglang, Selasa (11/07/2023).

Keluarga menambahkan dugaan adanya permainan dalam persidangan yang tidak adil adalah diberikannya waktu pembacaan pledoi terdakwa AHM hari ini, Selasa, 11 Juli 2023. Padahal sudah diagendakan pada 27 Juni 2023 lalu.

Kala itu, terdakwa sudah menyampaikan pembelaannya secara lisan, namun hari ini berubah menjadi tertulis dan disampaikan pengacaranya.

**Baca Juga: PN Pandeglang Maklumi Korban Revenge Porn Histeris

“Jadi kalau sekarang tiba-tiba terdakwa memiliki kuasa hukum dan membacakan pledoinya secara tertulis, itu berarti ada indikasi permainan dalam tanda kutip,” jelasnya.

Mereka menganggap adanya dugaan permainan dalam persidangan tersebut, karena agenda sidang yang harusnya pembacaan vonis, berubah dengan pembacaan pledoi dari terdakwa AHM.

Kemudian, keluarga dan sejumlah pengunjung sidang juga disuruh keluar saat pembacaan pledoi oleh kuasa hukum terdakwa AHM. Padahal sidang awalnya terbuka untuk umum dan bisa disaksikan oleh siapa pun.

“Tadi disuruh keluar karena alasan kursinya penuh dan segala macem. Hakim sendiri memutuskan sidangnya menjadi tiba-tiba menjadi tertutup karena akan mendengarkan pledoi tertulis dari terdakwa, jadi keluarga dan yang datang diusir dengan alasan untuk mendengarkan pembacaan pledoi itu,” terangnya.(Dhi)




Waspada Wabah Corona, Kegiatan Ibadah Bersama di UPH Berubah

Kabar6.com

Kabar6 – Virus Corona atau Covid-19 yang sudah memasuki Indonesia, membuat beberapa instansi melakukan berbagai langkah antisipasi pencegahan penyebaran virus tersebut.

Seperti yang dilakukan Universitas Pelita Harapan atau UPH, yang mana pihaknya mulai memberlakukan skema ibadah mingguan yang berbeda diarea kampus.

Biasanya, universitas tersebut melakukan ibadah bersama setiap hari Selasa, dimana biasanya dosen dan ribuan mahasiswanya melakukan ibadah bersama. Namun kali ini, sebagai pencegahan penyebaran Corona, mereka memisahkannya.

“Kalau untuk dosen di departemen masing-masing, sementara mahasiswa digabungkan di dalam dum,” kata Humas UPH, Rosse, Kamis, (12/3/2020).

Pemisahan itu disebabkan, terdapat dosen UPH yang berkewarganegaraan asing atau WNA. Sementara para mahasiswa yang ikut ibadah mingguan adalah WNI semua.

**Baca juga: PLN Sambung Kembali Aliran Listrik di Puskesmas Pembantu Desa Pasanggrahan.

“Karena dosennya ada juga yang WNA, jadi sebagai langkah antisipasi, kita lakukan hal ini,” ujarnya.

Tidak hanya itu, mereka juga melakukan pengukuran suhu tubuh siswa ataupun mahasiswanya. Juga meletakan sejumlah pencuci tangan tanpa bilas atau hand sanitizer di sejumlah titik. (Vee)




Terminal Bandara Soekarno-Hatta Berubah Nama Traveloka , Ini Alasannya

Kabar6.com

Kabar6–Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjalin kerja sama co-branding dengan Pegipegi dan Traveloka. Kerja sama co-branding dengan Pegipegi dilakukan di Terminal 1 dan Traveloka di Terminal 2.

Adapun kerja sama co-branding ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bandara yang berada di bawah pengelolaan Angkasa Pura II.

Executive General Manager Bandara Internasional Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan kerja sama co-branding dengan Pegipegi dan Traveloka berlangsung untuk periode tertentu serta hanya terkait aspek komersial, bukan operasional. Ini artinya seluruh kegiatan operasional bandara dan kewenangannya tetap melekat di Angkasa Pura II.

Lebih lanjut Agus Haryadi mengatakan, kerja sama co-branding ini dapat semakin memperkuat brand equity dari masing-masing pihak.

“Kerja sama ini hanya pada aspek komersial di terminal, sementara keseluruhan operasional terminal sepenuhnya masih di bawah Angkasa Pura II,” jelas Agus Haryadi, (Senin, 16/9/2019).

“Masing-masing pihak yakni Soekarno-Hatta, Pegipegi dan Traveloka memiliki nama besar, dan kami yakin kerja sama ini akan saling menguntungkan bagi seluruh pihak termasuk para penumpang pesawat,” jelas Agus Haryadi.

Melalui kerja sama ini, Pegipegi dan Traveloka dapat memanfaatkan ruang komersial di terminal untuk memperkenalkan produknya dengan tentu saja terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Angkasa Pura II.

“Pegipegi dan Traveloka dapat memaanfaatkan 80% dari ruang komersial yang ada di terminal. Kerja sama ini juga tidak berdampak pada berubahnya nama terminal, hanya saja Pegipegi dan Traveloka memiliki hak penamaan di belakang nama terminal untuk dicantumkan misalnya di signage,” ujar Agus Haryadi.

**Baca juga: Bandara Soekarno Hatta Klaim Ramah Disabilitas, ini Fasilitasnya.

Agus Haryadi mengatakan model kerja sama co-branding seperti ini sudah lazim diterapkan di sektor pelayanan publik terutama di luar negeri. Di dalam negeripun sudah ada kerjasama serupa. “Ya memang kalau di Indonesia belum banyak, dan ini masih tergolong baru, tapi setidaknya sudah ada beberapa tempat di Jakarta”.

“Strategi co-branding ini merupakan salah satu upaya kami dalam memanfaatkan aset secara maksimal untuk meningkatkan brand equity dan turut berkontribusi dalam peningkatan pendapatan,” jelas Agus Haryadi.(GFM)
—- —




Bundaran Pamulang Berubah Wujud, Ini Kata Pesbukers

Kabar6.com

Kabar6-Bundaran Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah berubah bentuk. Perubahan ikon legendaris itu telah viral di media sosial hingga memunculkan beragam komentar dari masyarakat sekitar.

Kini konstruksi Bundaran Pamulang berbentuk lingkaran besi yang kuncupnya mirip kubah masjid. Sekelilingnya ditanami beragam pohon hias taman.

“Pamulang kehilangan identitas,” kata Arwadi Dika, pemilik akun facebook belum lama ini.

Agus Salam, pesbukers lainnya menyatakan keheranannya setiap kali melintasi Bundaran Pamulang. Ia mengaku tak mengetahui arti filosofi dari bangunan yang proyek pengerjaannya baru saja rampung di akhir 2018 lalu.

“Ketika melewati Bundaran Pamulang. Hati selalu bertanya ini tuh apa ya. Sepertinya saya gagal paham dengan konsep monumen ini,” ujarnya.

**Baca juga: Selama 2018, Puskesmas Pakualam Tangani 536 Pasien Hipertensi Primer.

Kalimat status facebook yang diunggah berikut dengan foto jepretannya mendapat respon dari pesbukers lainnya. “Penangkal petir,” celetuk Kuncen Situ disambut emotikon tertawa lebar oleh pengguna media sosial lainnya.

“Mau bikin masjid, menara nya dulu yg dibikin. Sabar ya nanti juga jadi,” sahut Jaunk Flow dengan emotikon wajah datar. (yud)