1

Pelaku Bersenjata Golok Rampas Handphone Penghuni Kosan di Kelapa Dua Tangerang 

Kabar6-Dua orang pria bersenjata golok disebut telah mengambil paksa handphon milik Eva, 28 tahun. Peristiwa itu terjadi Jalan Maninjau 3, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Jumat, 12 Januari 2024, pukul 18.42 WIB.

“Korban lagi nunggu temannya di depan pintu kosan,” kata Yuni Asri, warga sekitar ditemui di lokasi, Minggu (14/1/2024).

Diceritakan, saat itu Eva sedang mainkan handphone sambil menunggu temannya. Korban janjian hendak pergi keluar kosan.

Tiba-tiba datang dua orang yang boncengan sepeda motor menghampiri. Seorang pelaku yang diboncengi langsung merampas handphone korban sambil memamerkan golok.

**Baca Juga: Destinasi Eduwisata Agribisnis Berkelas Dunia Segera Hadir di Kertajati  

“Sempat tarik-tarikan,” terang Yuni. Korban yang ketakutan digertak pelaku membawa golok akhirnya merelakan handphone pindah tangan.

Eva sempat teriak untuk mengundang perhatian warga sekitar. Pelaku yang dikejar warga mengendarai motor listrik tidak berhasil ditangkap.

Ketua RT setempat membuat laporan kepolisian. Pengurus kawasan perumahan pun berencana menambah petugas keamanan.

“Harapannya polisi bisa menangkap pelaku. Jadi engga ada kejadian kaya gini lagi,” ujar Yuni.(yud)




Pemerintah Evakuasi 538 Warga Indonesia di Sudan

Kabar6-Akibat konflik bersenjata di Sudan, pemerintah Indonesia telah mengevakuasi sebanyak 538 orang warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan.

“Alhamdullilah, pada pukul 01.00 dini hari waktu setempat atau pukul 06.00 pagi WIB pada hari Senin, sebanyak 538 WNI telah tiba dengan selamat di Kota Port Sudan,” ujar Menlu dalam pernyataan tertulisnya, Senin (24/04/2023).

Sebanyak 538 WNI yang dievakuasi  di Sudan tersebut terdiri dari 273 perempuan, 240 laki-laki, dan 25 balita. WNI yang dievakuasi sebagian besar adalah mahasiswa Indonesia, pekerja migran Indonesia, karyawan perusahaan Indofood dan staf KBRI beserta keluarga.

“Ini adalah evakuasi tahap pertama yang dipimpin langsung oleh Dubes RI di Khartoum. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan bis sebanyak 8 buah dan 1 mini bus KBRI,” ujar Retno.

Menlu menjelaskan, WNI yang dievakuasi berangkat dari Khartoum pada Minggu (23/04/2023) pukul 08.00 waktu setempat (WS) atau pukul 13.00 WIB. Para WNI tersebut menempuh perjalanan selama sekitar 15 jam dengan jarak 830 kilometer menuju ke Port Sudan, melalui Kota Atbara, Damir, Mismar, dan Sawakin serta melewati sekitar 15 pos pemeriksaan.

“Saat ini, 538 WNI tersebut sedang beristirahat di rumah persinggahan di Port Sudan sebelum keberangkatan menuju Jeddah melalui jalur laut. Insyaallah persiapan pulang ke Indonesia juga terus dilakukan,” kata Menlu.

Retno menyampaikan, pemerintah Indonesia terus menjalin komunikasi dengan otoritas di Sudan untuk memastikan jalur aman dan keamanan bagi WNI. Dubes RI di Arab Saudi dan Konsulat Jenderal (Konjen) di Jeddah, Arab Saudi juga melakukan komunikasi dengan otoritas setempat untuk memastikan proses lanjutan berjalan dengan baik.

**Baca Juga: Hindari Macet, Jokowi Sarankan Perjalanan Balik Setelah 26 April

Selain itu, kata Retno, tim kecil perbantuan untuk evakuasi juga telah bergerak, baik dari Jakarta yang dipimpin oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Kementerian Luar Negeri (Kemlu) maupun tim perbantuan dari Riyadh dan Jeddah, Arab Saudi.

“Hari Senin 24 April, tim evakuasi juga berangkat menuju Jeddah dengan pesawat TNI Angkatan Udara yang terdiri dari Tim Pengamanan TNI, Tim Kesehatan dari Puskes TNI, dan personil Kemlu,” imbuhnya.

Lebih lanjut Retno menyampaikan, pemerintah juga akan segera melakukan evakuasi tahap kedua. Pemerintah mengidentifikasi masih terdapat 289 WNI di Sudan, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan lima pekerja perusahaan.

“Rencana awal seluruh WNI akan dievakuasi dengan memanfaatkan gencatan senjata. Namun demikian, karena adanya pembatasan bahan bakar untuk bus yang akan mengangkut para WNI dan evacuee lainnya, maka evakuasi tidak dapat dilakukan dalam satu tahap,” terang Retno.

Retno pun mengimbau agar setiap WNI yang masih berada di Sudan dan belum melaporkan diri agar segera melaporkan keberadaannya ke KBRI Khartoum sehingga dapat dievakuasi pada tahap kedua.

“Pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk membawa WNI ke luar dari wilayah konflik dengan selamat,” tandasnya. (Red)