1

Polisi Cari Mobil Pengangkut 2 Mayat Dalam Karung di Pandeglang

Kabar6.com

Kabar6- Polisi tengah menelusuri keberadaan mobil sedan yang ditumpangi Asep Hidayat dan SGP setelah keluar dari salah satu Villa di Pandeglang sebelum keduanya ditemukan tewas didalam karung didua lokasi berbeda.

“Kalau dari kendaraan yang digunakan itu sedang kita cari. Kalau identitas sudah ada,” kata Kapolres Pandeglang Indra Lutrianto Amstono, Jumat (12/4/2019).

Polisi juga terus mengumpulkan bukti-bukti dan sejumlah informasi untuk mengungkap motif dan siapa pelaku pembunuhnya. Bahkan pihaknya dibantu Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Banten berserta jajarannya.

Hal itu terungkap setelah Indra menggelar rapat terbatas bersama Dirkrimum Polda Banten pada kamis (11/4) malam. Dari rapat tersebut, lanjut Indra ada sejumlah hal yang perlu ditindaklanjuti.

“Artinya bahwa ada informasi-informasi yang perlu kita dalami lagi, kemudian kita cek on the spot untuk kita bisa ungkap perkara ini,” terang Indra.**Baca Juga: Muspika Solear Gelar Razia Truk Tonase Berat.

Sebelumnya, tak kurang sepekan dua mayat dalam karung di Pandeglang ditemukan. Diketahui mayat pertama bernama Asep Hidayat warga Desa Panyaungan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak ditemukan dalam karung di Pantai Karibea, Kecamatan Pagelaran Pandeglang pada Minggu (7/4/2019) lalu.

Mayat kedua berinisial SGP warga Kuningan Jawa Barat ditemukan pada Rabu (10/4/2019). Jaraknya diperkirakan 10 Kilometer di lokasi pertama, tepat di bawah Jembatan Ciseukut, Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang.(aep)




Motor Dipasangi GPS, Pencuri di Pandeglang Langsung Diciduk Polisi

Kabar6.com

Kabar6-U (28) warga Desa Cigandeng, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang ditangkap Jajaran Reskrim Polsek Pucing, Kamis (11/4/2019).

U ditangkap setelah kedapatan mencuri motor milik Elis warga Kampung Cikatomas, Desa Cililitan, Kecamatan Picung. Namun aksinya cepat diketahui polisi setelah pemilik kendaraan melapor ke polisi dan memberitahu motor tersebut dipasangi GPS.

“Tim Reskrim Polsek Picung langsur mengejar pelaku karena berdasarkan keterangan saksi pelapor bahwa sepeda motor tersebut menggunakan GPS,” kata Kapolres Pandeglang Indra Lutrianto Amstono, Jumat (12/4/2019).

Dengan informasi tersebut, polisi dengan mudah mengetahui posisi kendaraan yang dicuri pelaku. Akhirnya pelaku dapat diamakan berserta barang buktinya di salah satu lokasi di Pandeglang, tak lama setelah ia beraksi.

“Dari informasi tersebut Unit Reskrim menelusuri info tersebut dan didapati kendaraan yang diambil sedang digunakan oleh pelaku, selanjutnya pelaku dan barang bukti diamankan di Polsek Picung untuk kepentingan lebih lanjut,” terangnya.

Indra menjelaskan, kronologis awal aksi pencurian tersebut, awalnya Elis memarkirkan motornya di halaman rumahnya.**Baca Juga: Logistik Bencana di Shohibul Barokah, Pemkab Saling Lempar Tanggungjawab.

“Setelah korban masuk ke rumah selang lima menit kemudian korban melihat keluar rumah sudah tidak mendapati kendaraan yang diparkir di depan rumahnya,” tandasnya.(aep)




Logistik Tsunami di Shohibul Barokah, Pemkab Saling Lempar Tanggungjawab

Kabar6.com

Kabar6-Pemkab Pandeglang saling lempar tanggungjawab soal keberadaan bantuan logistik Tsunami Selat Sunda, terutama bantuan logistik yang berada di Sohibul Barokah.

Asisten Daerah bidang Administrasi Umum, Undang Suhendar mengaku tidak mengetahui soal keberadaan logistik bencana Tsunami. Dia menuturkan, bantuan logistik kini sudah menjadi wewenang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Saya sudah tidak mengurus lagi. Sekarang semua sudah diserahkan ke BPBD. Logistik sudah jadi wewenang BPBD,” katanya saat ditemui di Gedung Setda Pandeglang, Kamis (10/4/2019).

Sebelumnya, Undang pernah ditunjuk sebagai penanggungjawab logistik selama masa tanggap darurat bencana Tsunami Selat Sunda.

Santuan logistik berupa perangkat keras seperti kasur, memang diperuntukan saat Hunian Sementara (Huntara) siap ditempati agar pengungsi punya alat untuk tidur. Adapun soal logistik yang diletakkan di gudang yang jauh dari lokasi pengungsian, Undang beralasan lantaran gudang yang dipakai saat ini merupakan bangunan milik pemerintah.

“Kan sudah disalurkan semua. Di Cikoneng karena itu sebetulnya hanggar, karena tidak dipakai maka dimanfaatkan untuk logistik. Kalau di Shohibul Barokah nanti saya cek lagi,” tutupnya singkat.

Sementara itu, Endan Permana, Kasi Damkar, Logistik, dan Kedaruratan BPBD Pandeglang mengakui bahwa kini pengelolaan logistik menjadi tanggungjawab BPBD. Hanya saja dia membantah bila gudang logistik di Shohibul Barokah turut menjadi wewenangnya. Pasalnya selama ini, BPBD hanya mendata logistik di hanggar Cikoneng.

“Logistik di Shohibul Barokah belum diserahkan ke BPBD. Di hanggar saja masih banyak, takut tidak cukup. Kalau yang di Shohibul Barokah pengelolaannya masih di ASDA III,” jelasnya.**Baca Juga: Sebelum Tewas, 2 Mayat Dalam Karung di Pandeglang Sempat Menginap Villa.

Endan menerangkan, gudang logistik di Shohibul Barokah baru dipakai setelah masa tanggap darurat berakhir. Bantuan logistik di tempat itu, merupakan peralihan dari posko bantuan yang sebelumnya di Pendopo Bupati.

“Gudang logistik cuma dua. Kalau gudang di Shohibul Barokah setau saya sewa, dipakai sejak masa tanggap darurat berakhir dan dikelola oleh beberapa OPD. Tapi jenis logistik di sana apa saja kami tidak tahu,” katanya.(aep)




Sebelum Tewas, 2 Mayat Dalam Karung di Pandeglang Sempat Menginap Villa

Kabar6.com

Kabar6-Asep Hidayat warga Desa Panyaungan Kecamatan Cihara Kabupaten Lebak ditemukan dalam karung di Pantai Karibea, Kecamatan Pagelaran Pandeglang pada Minggu (7/4/2019) lalu.

Pada hari Rabu (1/4/2019) kemudian mayat dalam karung juga ditemukan. Jaraknya diperkirakan 10 kilometer di lokasi pertama, tepat di bawah Jembatan Ciseukut, Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang.

Ia adalah SGP (50) warga Kuningan Jawa Barat. Keduanya berteman dekat karena sama-sama bekerja sebagai driver di perusahaan pertambangan di Kabupaten Lebak.

Sebelum tewas, dalam seminggu terakhir keduanya berpergian bersama dan sempat menginap di salah satu Villa di Pandeglang dan keluar mengendarai mobil sedan.

“Dari beberapa saksi, mereka rekan kerja. Satu minggu ini mereka bepergian bersama sama. Mereka bermalam di suatu Villa di Pandeglang, mereka keluar menggunakan sedan,” kata Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono kepada wartawan, Jumat (12/4/2019).

Indra belum bisa mengungkap motif pembunuhan tersebut. Namun dugaan sementara, keduanya dihabisi karena motif ekonomi. Indra juga enggan berandai-andai jika pelaku pembunuhnya reken kerja sendiri.

“Kita enggak bisa berandai-andai dengan pelaku, kita lihat hasil penyelidikan lebih lanjut,” ujarnya.**Baca Juga: Boom Sale Ace Tawarkan Harga Hemat Sepanjang Tahun.

Diketahui, tak kurang dari sepekan dua mayat dalam karung ditemukan di Pandeglang. Mayat dalam karung pertama kali ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran pada Minggu (7/4). Penemuan kedua berlokasi di sungai Ciseukeut yang bermuara di laut di Desa Mekarsari, Panimbang, Rabu (10/4).(aep)




Dua Mayat Dalam Karung di Pandeglang Adalah Temen Kerja

kabar6.com

Kabar6-Tak sampai sepekan 2 mayat dalam karung ditemukan di Kabupaten Pandeglang. Tak butuh waktu lama, pihak kepolisian dengan cepat berhasil mengidentifikasi jenazah keduanya, meski pun jasad keduanya sudah rusak.

Mayat dalam karung pertama kali ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran pada Minggu (7/4/2019) bernama Asep Hidayat warga Lebak.

Penemuan kedua berlokasi di Jembatan Ciseukeut yang bermuara di laut di Desa Mekarsari, Panimbang, Rabu (10/4/2019) berinisial SGP (50) warga Kuningan Jawa Barat.

Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono menyebutkan kedua korban berteman dekat dan rekan kerja. Kedua bekerja sebagai driver di perusahaan tambang pasir di Kabupaten Lebak.

“Antara dua korban ini adalah rekan kerja yang intens berhubungan dalam kerjanya,” kata Indra saat jumpa pers dituanganya, Kamis (11/4/2019) sore.**Baca juga: Polisi Duga Pembunuh Mayat Dalam Karung Di Pandeglang Orang Yang Sama.

Indra belum bisa mengungkap motif pembunuhan tersebut. Namun dugaan sementara, keduanya dihabisi nyawanya karena motif ekonomi. Indra juga enggan berandai-andai jika pelaku pembunuhnya reken kerja sendiri.**Baca juga: Begini Risalah Penyelesaian Pengaduan Terhadap Kabar6.com di Dewan Pers.

“Kita gak bisa berandai-andai dengan pelaku, kita lihat hasil penyelidikan lebih lanjut. Ada dugaan-dugaan (pelaku) terhadap seseorang, tapi kita tidak bisa sampai disini, karena itu perlu pembuktian dan keterangan lebih lanjut dari beberapa saksi,”tandasnya.(Aep)




Polisi Duga Pembunuh Mayat Dalam Karung Di Pandeglang Orang Yang Sama

Kabar6.com

Kabar6-Polres Pandeglang memastikan 2 mayat dalam karung yang ditemukan di dua lokasi yang tidak berjauhan memiliki kemiripan pada luka. Kedua korban diduga dibunuh oleh orang yang sama.

Mayat dalam karung pertama kali ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran pada Minggu (7/4/2019). Penemuan kedua berlokasi di sungai Ciseukeut yang bermuara di laut di Desa Mekarsari, Panimbang, Rabu (10/4/2019).

Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono saat jumpa pers, Kamis (11/4/2019) sore, mengungkapkan kemiripan pada dua mayat tersebut, dimana kedua mayat itu sama-sama ditemukan dalam karung.

“Dibagian dada atas terdapat luka lembam diduga adanya kekerasan tumpul, kemudian ada kekerasan tajam dibagian perut menembus ke hati. Ini ada kesamaan dari kedua korban yang ditemukan,” ujar Kapolres.

Dengan adanya kesamaan pada dua korban pembunuhan tersebut, diduga kuat pelaku pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang yang sama. Polisi tengah mengintensifkan penyelidikan guna mengungkap pelaku.**Baca juga: Mayat Dalam Karung di Panimbang Warga Jawa Barat.

“Dan ini kuat dugaan kami bahwa dua orang ini di bunuh oleh pelaku yang sama. Namun ini semua masih sebatas dugaan. Kami mengintensifkan penyelidikan untuk mengungkap siapa dalang maupun pelaku dari kedua mayat dalam karung itu,” terangnya.(Aep)




Mayat Dalam Karung di Panimbang Warga Jawa Barat

kabar6.com

Kabar6-Pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi mayat dalam karung yang ditemukan di bawah Jembatan Ciseukut, Desa Mekarsari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang pada Rabu (10/4/2019) kemarin.

Mayat yang diduga korban pembunuhan tersebut diketahui berinisial SGP Warga, Kuningan, Jawa Barat. Namun Polisi enggan menyebutkan detail identitas korban.

“Korban ini inisialnya SGP. Mohon maaf kami tidak bisa sampaikan identitas lengkapnya karena kita sedang melakukan penyelidikan,” kata Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono, Kamis (11/4/2019).

Namun berdasarkan hasil visum luar terhadap mayat pertama yang ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran maupun penemuan kedua di bawah Jembatan Ciseukeut di Desa Mekarsari, Panimbang terdapat kemiripan yang diduga dilakukan oleh orang yang sama.

Sampai saat ini, Polres Pandeglang masih terus berupaya mengungkap kasus dugaan pembunuhan sadis tersebut.

Diketahui, tak kurang dari sepekan 2 mayat dalam karung ditemukan di Pandeglang. Mayat dalam karung pertama kali ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran pada Minggu (7/4/2019).**Baca juga: Penerima Jamsosratu 2019 Bertambah 2000 Keluarga Miskin.

Penemuan kedua berlokasi di sungai Ciseukeut yang bermuara di laut di Desa Mekarsari, Panimbang, Rabu (10/4/2019).(Aep)




Polisi Temukan Titik Terang Kasus Mayat Dalam Karung di Pantai Karibea

kabar6.com

Kabar6-Pengungkapan kasus penemuan mayat dalam karung di Pantai Karibea, Desa Tegal Papak, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang, pada Minggu 7 April lalu mulai menemukan titik terang.

Setelah diketahui, identitas korban bernama Asep Hidayat warga Kampung Panyaungan, Desa Panyaungan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak.

Kini polisi mencurigai pihak yang diduga pelakunya. Namun enggan diungkapkan ke publik, karena masih terus dilakukan pengembangan.

“Ada beberapa pihak yang kita curigai, identitas yang kita curigai. Namun kita belum bisa sampaikan disini. Kita lagi pengembangan, anggota masih jalan terus di lapangan. Insya Allah dalam waktu dekat kita bisa ungkap siapa pelakunya,” kata Kapolres Pandeglang, AKBP Indra Lutrianto Amstono, Kamis (11/4/2019).

Adanya pihak yang dicurigai, hal itu berdasarkan sejumlah keterangan dan informasi yang didapat jajarannya.

Bahkan, pihaknya menggunakan alat teknologi untuk mengungkap kasus dugaan pembunuhan sadis tersebut. Namun ia tak menjelaskan alat teknologi apa yang digunakan tersebut.

“Untuk pengungkatan kasus pertama ada bebetapa pihak yang kita mintai keterangan dan gunakan alat teknologi. Insya Allah kita mohon waktu dan doanya secepatnya terungkap,” katanya.

Diketahui, tak kurang dari sepekan 2 mayat dalam karung ditemukan di Pandeglang. Mayat dalam karung pertama kali ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran pada Minggu (7/4/2019).**Baca juga: Hari Terakhir, 30.129 Saksi TPS di Kota Serang Belum Dilatih Oleh Bawaslu.

Penemuan kedua berlokasi di sungai Ciseukeut yang bermuara di laut di Desa Mekarsari, Panimbang, Rabu (10/4/2019).(Aep)




Temuan 2 Mayat Dalam Karung di Pandeglang, Polisi Belum Pastikan Ada Keterkaitan

kabar6.com

Kabar6-Polres Pandeglang belum bisa memastikan apakah ada keterkaitan atas penemuan dua mayat didalam karung di lokasi berbeda yang tidak berjauhan. Sebab mayat yang ditemukan di Panimbang belum diketahui identitasnya.

“Untuk keterkaitan dengan penemuan sebelumnya kita belum bisa simpulkan, karena identitas yang ditemukan kemarin belum diketahui,” kata Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono, Kamis (11/4/2019).

Mayat dalam karung pertama kali ditemukan di Pantai Karibea, Pagelaran pada Minggu (7/4/2019). Penemuan kedua berlokasi di sungai Ciseukeut yang bermuara di laut di Desa Mekarsari, Panimbang, Rabu (10/4/2019).

Kapolres mengatakan, dari dua kasus itu ada kemiripan dan juga perbedaan pada mayat itu. Pada mayat di Ciseukut tidak ditemukan batu didalam karung, namun terdapat banyak luka sayatan.

“(Mayat kedua) kalau kita lihat ini lukanya cukup banyak, petutnya, pelipisnya, matanya dilakaban. Yang membedakan pada mayat kedua ini tidak ditemukan batu didalam karaung ini. Ada yang sama, ada yang tidak. Yang sama itu (luka) dipelipis. Sayatannya juga berbeda,” terangnya.

Sejauh ini, lanjut Kapolres, belum ada pihak yang datang melaporkan kehilangan keluarganya. Ia berjanji akan terus berupaya untuk mengetahui identitas korban, termasuk mengungkap kasus tersebut.**Baca juga: Begini Pola Pendistribusian Bantuan Tsunami Versi BPBD Pandeglang.

“Dari warga sampai saat ini belum ada yang datang melapor, ada beberapa orang yang kita curigai sebagai mayat tersebut, kita sudah datangin. Namun yang bersangkutan masih ada,” tandasnya.(Aep)




Begini Pola Pendistribusian Bantuan Tsunami Versi BPBD Pandeglang

kabar6.com

Kabar6-Petugas di posko pengungsi korban bencana tsunami Selat Sunda di Majelis Taklim Al-Ikhlas, Kampung Karabohong, Desa Labuan, Kecamatan Labuan, menyayangkan sikap Pemerintah Daerah, yang menunggu usulan pengajuan bantuan logistik agar bisa disalurkan.

Menanggapi keluhan tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglan mengklaim, tidak memberlakukan aturan yang memberatkan dalam proses distribusi logistik.

Pemohon cukup membuat secarik kertas yang diajukan ke BPBD dari pihak kecamatan, lalu bisa langsung disalurkan. Hal itu dilakukan sebagai upaya tertib administrasi.

“Tidak perlu formal ke bupati lalu disposisi. Cukup bikin selembar surat permohonan dan ajukan ke BPBD,” ungkap Kepala Seksi Damkar, Logistik, dan Kedaruratan pada BPBD Pandeglang, Endan Permana, Kamis (11/4/2019).

BPBD mengklaim, bantuan logistik bagi pengungsi di Majelis Ta’lim Al-Ikhlas, Kampung Karabohong, Desa Labuan, Kecamatan Labuan masih memadai.

Saat proses pendistribusian, pihaknya tidak langsung ke pengungsi tetapi melalui kecamatan.

“Bantuan logistik disalurkan ketika muncul usulan dari kecamatan. Sebab logistik bagi pengungsi dikelola di kantor kecamatan. Kami tidak menyalurkan langsung ke pengungsi, kami salurkan ke kecamatan. Karena dapur umumnya ada di kantor kecamatan,” ujar Endan.

Endan menyebut, terakhir kali mendistribusikan logistik pada pekan lalu, berupa 1 ton beras dan air mineral 40 dus.

Endan menjelaskan, pihaknya tidak bisa mengeluarkan logistik apabila tidak ada pengajuan dari pemohon.

“Itu menjadi ketentuan agar kami punya dasar. Kalau terus-terusan di salurkan, khawatir menumpuk,” terangnya.

Stok logistik di gudang BPBD yang terletak di hanggar Cikoneng pun dipastikan masih mencukupi untuk beberapa bulan kedepan.

Adapun soal makanan yang berpotensi kedaluwarsa, BPBD sudah memilah jenis makanan yang rawan kedaluwarsa agar mudah disalurkan saat masa daya tahannya akan berakhir.

“Bantuan bukan cuma untuk pengungsi, tetapi diperuntukkan juga bagi penghuni huntara di Sumur. Namun semua harus berdasarkan pengajuan,” ungkap Endan.

Sampai saat ini, jenis logistik yang masih menumpuk di gudang BPBD diantaranya beras, mie instan, biskuit, telur, makanan tambahan gizi, susu, berbagai alat mandi dan dapur. Total ada lebih dari 103 item bantuan yang tersedia di gudang logistik.

Diberitakan sebelumnya, seorang petugas di pengungsian, Sersan Kepala Koramil Labuan, Basri menuturkan, jika melalui pengajuan maka harus melewati birokrasi yang panjang. Hal itu dinilai justru akan menyulitkan.

“Sebetulnya tidak perlu mengajukan, pemerintah harus tahu. Itu kan birokrasinya juga panjang. Ngapain begitu-begituan, langsung saja ke situ (pengungsian, red). Ini kan kemanusiaan. Seharusnya kita membantu karena rumah mereka sudah hancur. Jadi tidak usah pakai surat ini, surat itu. Langsung saja kirim,” katanya kesal, Rabu (10/4/2019).**Baca juga: Pilih Pemimpin Indonesia Untuk Lebih Baik Dengan Promo Menarik Dari Shopee.

Basri mengaku prihatin manakala saat ini, pasokan makanan pokok tidak akan mencukupi dalam waktu yang lama.**Baca juga: Petugas Sesalkan Distribusi Bantuan Korban Tsunami Pandeglang Harus Lewat Usulan.

Sebab kini hanya menyisakan 6 karung beras. Namun disisi lain, pemerintah masih menimbun ratusan paket bahan pokok di gudang logistik bantuan bencana tsunami.(Aep)