1

Cerita Duka Pelajar di Tangsel Dua Tahun Belajar Online

Kabar6.com

Kabar6-Hampir dua tahun ajaran semua peserta didik terpaksa harus belajar secara online akibat pandemi Covid-19. Cerita mereka sama soal tidak enaknya belajar di rumah dan mulai hari ini kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

“(belajar online) Kekurangannya kalo kita enggak paham mau tanya yang lain enggak enak,” kata Selby Medina, pelajar SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan ditemui di Jalan Raya Puspiptek, Senin (6/9/2021).

Menurutnya, hari ini belum dapat mata pelajaran secara normal. Kegiatan sekolah hanya materi pembinaan dari guru wali kelas tentang pentingnya disiplin protokol kesehatan.

Pendapat senada juga diutarakan Mariza Anindita Ramadhan, pelajar kelas XII IPA SMA Negeri 2 Kota Tangsel. Ia lebih senang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara langsung.

“Boring (jenuh), kayak bangun tidur ngezoom, kayak enggak ketemu temen,” terangnya.

**Baca juga: Raperda Perubahan APBD Kota Tangsel 2021, Pendapatan Naik 415 Miliar

Anindita mengaku tidak khawatir bisa kembali masuk sekolah karena sudah dua kali divaksin. Ia mengaku gembira saat bisa kembali masuk sekolah.

“Seru siy situasinya beda juga karena udah lama enggak ketemu, seneng juga,” terangnya.(yud)




Handphone yang Dicuri Pemuda Pandeglang di Lebak untuk Keponakan Belajar Online

Kabar6.com

Kabar6-Seorang pemuda berinisial Y (21) asal Cimanggu, Kabupaten Pandeglang dicokok Satreskrim Polres Lebak setelah mencuri 4 buah handphone di dalam rumah, Kampung Harapan II, Desa Muara Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.

Pemuda yang kini meringkuk di tahanan Mapolres Lebak mengaku, salah satu handphone hasil curian rencananya akan ia berikan kepada keponakannya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD).

“Satu saya pakai, satu saya jual dan uangnya buat bayar utang, satu lagi rencananya mau saya kasih buat keponakan saya,” kata Y kepada Kabar6.com, di Mapolres Lebak, Selasa (30/3/2021).

Kata Y, niat memberikan handphone hasil kejahatannya agar keponakannya bisa mengikuti belajar secara online. Apalagi, banyak teman-teman keponakannya yang sudah memiliki handphone.

“Buat (Belajar) online, kasihan buat sekolah, tapi belum sempat dikasih. Karena kasihan teman-temannya udah punya, dan orangtua dia enggak mampu beli,” tutur Y.

Kasat Reskrim Polres Lebak Iptu Indik Rusmono mengatakan, Y bukan kali ini saja melakukan aksi pencurian. Indik menyebut, Y merupakan residivis dalam kasus pencurian yang sama.

“Tersangka ini baru keluar (Penjara) 5 bulan yang lalu karena kasus pencurian handphone juga. Modus tersangka ini berkeliling mencari situasi rumah yang sepi lalu mencongkel jendela untuk masuk ke dalam rumah,” terang Indik.

**Baca juga: Pemkab Lebak Belum Tahu Nasib KRL di Tengah Larangan Mudik

Untuk mempertanggungjawabkan kembali perbuatannya, Indik menegaskan, Y dijerat Pasal 363 KUHP.

“Tentang pencurian dengan pemberatan, dan ancaman hukumannya 7 tahun penjara,” katanya.(Nda)




Siswi SMA Tewas Diduga Kelelahan Belajar Online, Polisi Masih Selidiki Penyebabnya

kabar6.com

Kabar6- Kepolisian Sektor (Polsek) Mauk Tangerang masih menyelidiki kebenaran terkait tewasnya siswi berinisial ST, Kamis (17/11/2020). Penyebab siswi kelas 3 SMA di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang ini tewas masih simpang siur. Ada yang menyebut karena kelelahan, stres, dan sakit lambung usai belajar metode online.

Kapolsek Mauk AKP Kresna Aji Perkasa mengatakan, ST sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Sari Asih, Tangerang selama beberapa hari, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta Barat, dan hasil medis dari RSJ Grogol belum keluar.

“Sampai saat ini masih kami selidiki dan mencari informasi kebenarannya. Karena dari keterangan yang kami peroleh bahwa korban meninggal akibat sakit lambung,” kutip AKP Kresna di Mauk Jumat (20/11/2020).

**Baca juga: Masih Pandemi, Panitia Haul Akbar Syekh Abdul Qodir Jaelani Minta Jamaah Tak Hadir di Cilongok

Adanya hal itu, pihak kepolisian pun belum bisa memastikan kebenaran perihal yang bersangkutan stres karena belajar daring di tengah pandemi Covid-19. “Karena hasilnya belum keluar, kita tidak bisa memastikan yang bersangkutan ini stres karena belajar daring atau tidak,” ungkapnya. (vee)




Nenek di Serpong Terjerat Utang untuk Kebutuhan Anaknya Belajar Online

Kabar6.com

Kabar6-Nenek satu cucu, Nuraini mengaku sempat terjerat utang sebesar Rp 200 ribu ke bank keliling untuk memenuhi kebutuhan belajar online Muhamad Rizky, anaknya.

Janda berumur 41 tahun ini terpaksa meminjam uang untuk membeli handphone agar Rizky bisa menjalani pembelajaran jarak jauh. Namun HP yang dibeli dari seorang penjual butuh itu tidak bisa mengakses internet.

“Waktu itu beli ke orang yang butuh seharga 200 ribu, tapi gak bisa internet,” ujarnya di lokasi, Rabu (23/9/2020).

Nuraini tinggal di sebuah gubuk di RT 003/003, Serpong, Kota Tangerang Selatan ini bercerita kalau utang itu sudah dilunasi menggunakan uang santunan yang diterima anaknya. Selain itu, uang tersebut bisa menutupi kekurangan tukar tambah ke HP baru yang bisa mengakses internet.

“Alhamdulillah ya, anak saya dapet santunan, akhirnya anak saya bisa belajar online,” paparnya.

Biasanya, Nuraini mengaku, Rizky yang duduk di bangku SMP selalu belajar bergantian menggunakan handphone temannya di Kantor Camat Serpong.

**Baca juga: Kandidat Terpapar Covid-19 di Pilkada Tangsel Dapat Nomor Urut Terakhir.

“Biasanya minjem sama temennya untuk belajar online, untuk internet ada di kecamatan gratis,” ungkapnya.

Saat ini, Nuraini sangat berterima kasih kepada pemerintah yang baru saja membantu melunasi hutang Rp200 ribu kepada bank keliling, sehingga tidak ada beban untuk nya yang juga harus membayar kontrakan sebesar Rp200 ribu.

“Tadi hutang ke bank keliling udah lunas, tau dah darimana, kayaknya dari pendidikan gitu,” tutupnya.(eka)




PSBB Diperpanjang, Dindik Kabupaten Tangerang Gunakan Radio untuk Belajar Online

Kabar6.com

Kabar6- Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang berencana menerapkan sekolah jarak jauh dengan memanfaatkan frekuensi radio. Terobosan ini mensiasati kebijakan sekolah online yang menimbulkan polemik terutama di kalangan masyarakat bawah.

Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang melalui Kepala Bidang Pendidikan SMP Fakhrudin mengatakan permasalahan timbul dari belajar online mulai kesulitan sinyal hingga terbatasnya kuota.

Sebagai solusinya, Dindik Kabupaten Tangerang mengintruksikan kepada sekolah bahwa belajar jarak jauh dengan mengoptimalkan frekuensi radio Tangerang 1 pada gelombang 9 1,0 FM.

“kami sedang menyusun SOP kaitan dengan menghadapi persoalan itu,” ujar Fakhrudun, Senin (10/8/2020).

Menurut Fakhrudin, sistem daring memang banyak menemukan kesulitan bagi daerah-daerah tertentu, dan tidak menutup kemungkinan orang tua dan anak belum memiliki alat komunikasi yang memadai,

**Baca juga: PSBB Kabupaten Tangerang Diperpanjang Hingga 23 Agustus.

“Kita kan bukan basis seperti bagian kota, bagian Selatan, Legok Tigaraksa, kita melihatnya seperti Gunung Kaler, Pantura yang masih kesulitan,” ujar Fakhrudin

Sementara metode belajar luar jaringan (Luring) dengan cara meminjamkan buku, dan guru melalui WhatsApp grup sekolah menginstruksikan untuk menyelesaikan soal-soal di bab pada buku tersebut, atau dengar cara anak dikumpulkan maksimal lima orang di RT/RW maka guru yang akan mendatanginya (CR)




Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang: Belajar Tatap Muka Belum Aman

Kabar6.com

Kabar6 – Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang menilai jika sistem pembelajaran di wilayah Kabupaten Tangerang harus tetap daring, karena masih belum sepenuhnya zona hijau.

Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang,  yang juga salah satu Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Syeck Yusuf (Unis), Eny Suhaeny mengatakan, bahwa Kabupaten Tangerang belum sepenuhnya zona hijau. Maka dari itu, kata Eny, pembelajaran secara online masih tetap diberlakukan.

” Pertama PSBB kan diperpanjang lagi, dibeberapa wilayah itu kan masi zona merah. Konsep zona hijau yang ada di Kabupaten Tangerang itu sebenarnya, hanya untuk menjelaskan, kepada masyarakat luas bahwa Kabupaten Tangerang itu sudah aman, ” kata Eny Suhaeny kepada wartawan, Senin (27/7/2020).

Menurut Eny, belum diberlakukannya pembelajaran secara langsung, merupakan bentuk kewaspadaan Pemerintah Kabupaten Tangerang terhadap penyebaran virus corona di tingkat pendidikan.

” Ini sebagai bentuk kewaspadaan, jadi sopnya tetap harus tetap dipatuhi, jadi zona hijaunya benar-benar hijau. Jadi pembelajaran tetap secara online baiknya, ” katanya.

Selain itu, dia juga menyinggung agar pemerintah memperhatikan,  masyarajat yang mngeluhkan sistem pembelajaran secara online. Pasalnya, tidak semua masyarakat memiliki perekonomian yang sama dan tidak semua masyarakat memiliki smartphone.

” Tetapi pemerintaj juga jangan cuma gemcar mengatakan belajar daring. Tetapi hatus memperhatikan mereka yang mengeluhkan belajar online, karena belajar online itu biayanya cukup mahal untuk beli paket, ” katanya.

**Baca juga: Janda Tua di Sepatan Timur Harapkan Bansos Covid-19.

Seharusnya, lanjut Eny pemerintah menyediakan atau mensubsidi paket internet khusus pelajar. Agar, para orang tua murid tidak terbebani perekonomiannya, ditambah saat ini ekonomi sedang lesu akibat wabah virus corona.

” Jadi Pemerintah juga harus memfasilitasi, kuotanya, alat-alat nya juga. Karen tidak semua masyarakat memiliki, apalagi warha yang ada di pelosok kampung, “pungkasnya. (Vee)




Belajar Online, Pemkot Tangerang Berikan Pulsa untuk 8.146 Pelajar

Kabar6.com

Kabar6-Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Pendidikan setempat menginisiasi bantuan pulsa bagi pelajar untuk mempermudah proses belajar online di rumah. Hal ini diharapkan bisa membantu ringankan beban para orang tua akibat pandemi Covid-19.

Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, proses belajar para siswa dari rumah tidak boleh terganggu. Para orang tua yang berperan sebagai guru di rumah diharapkan dapat membimbing para putera-puterinya untuk terus belajar, walupun di tengah pandemi.

Kabar6.com
Pemkot Tangerang Berikan Pulsa untuk 8.146 Pelajar.(Oke)

“Alhamdulillah, kini ada bantuan pulsa untuk para pelajar atas inisiatif Dinas Pendidikan yang menyisihkan sebagian rejekinya untuk berbagi kepada mereka yang membutuhkan,” ujarnya saat ditemui pada acara penyerahan secara simbolis tanda terima pulsa di Dinas Pendidikan UPTD Kecamatan Neglasari, Senin (11/5/2020).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang, Masyati, mengatakan, bantuan berasal dari para pegawai di lingkup Pemkot Tangerang dengan jumlah sebesar Rp 407,3 juta.

Kabar6.com
Pemkot Tangerang Berikan Pulsa untuk 8.146 Pelajar.(Oke)

“Bantuan akan didistribusikan kepada 8.146 pelajar negeri maupun swasta di Kota Tangerang yang terdampak Covid-19. Dengan masing-masing pelajar memperoleh pulsa sebesar Rp 50 ribu yang nantinya akan ditransfer melalui rekening oleh para kepala sekolahnya,” ujarnya.

**Baca juga: Pemkot Tangerang Terima 55.066 Paket Bantuan dari Presiden.

Jouza Shaquela, anak seorang supir bus pariwisata, menjadi salah seorang perwakilan pelajar yang menerima bantuan pulsa, mengucapkan, terima kasih untuk pemerintah yang terus memberikan perhatian kepada seluruh pelajar di Kota Tangerang.

“Pulsa ini bisa bantu meringankan beban orang tua beli kuota untuk proses belajar aku,” tandasnya. (ADV)