1

Agenda Besok, Benyamin Davnie Resmikan Tandon Kampung Bulak

Kabar6-Proyek pembangunan kolam retensi tandon di Kampung Bulak, Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren telah rampung. Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie rencananya pada Kamis besok akan meresmikan kolam pencegah banjir di kawasan tersebut.

“Pembangunan folder retensi dan turap ini untuk mengurangi titik banjir yang kerap meluap hingga ke pemukiman,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi Kota Tangsel, Robby Cahyadi lewat keterangan tertulis yang diterima kabar6.com, Rabu (15/3/2023) petang.

Dipaparkan, Tandon di Kampung Bulak dibangun seluas 680 meter persegi dengan kedalam kurang lebih 4 meter. Selain itu, sepanjang 550 meter drainase menuju tandon diperbaiki, dibangun dengan konsep cor beton bertulang.

Kontruksi kolam di Kampung Bulak, lanjut Robby, juga dilengkapi dengan pompa genset yang beroperasi saat permukaan air meninggi. Diameter pipa hingga 10 inchi diharapkan bakal mengurangi banjir.

**Baca Juga: Polisi Tangkap Pemotor di Mauk Modifikasi Tangki Jadi 18 Liter

“Kampung Bulak memang sering dilanda Banjir selain berada di cekungan juga di sisi lintasan aliran Kali Serua Hilir, merupakan kawasan rawan banjir,” paparnya.

Robby pastikan pihaknya juga telah mengganti turap lama yang berada di Kampung Bulak. Sebelumnya konstruksi pasangan batu menjadi Cor bertulang untuk memperkuat penampang sungai.

“Dibutuhkan kerjasama masyarakat untuk mengelola kawasan banjir selain memberi resapan air, tidak menutup saluran drainase dan tidak memanfaatkan sempadan sungai dengan bangunan permanen,” tegas Robby.(yud)




Polisi Evakuasi Tiga Balita Terjebak Banjir di Kecamatan Periuk

Kabar6-Anggota Polwan Polsek Jatiuwung bersama petugas BPBD Kota Tangerang, melakukan evakuasi tiga balita dan seorang ibu yang rumahnya terdampak banjir di Perumahan Garden City Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Priuk, Kota Tangerang, Rabu (15/3/2023).

Ratusan rumah warga di perumahan tersebut terendam banjir dengan ketinggian air 50 cm hingga 80 cm, setelah curah hujan yang cukup tinggi mengguyur wilayah Tangerang sejak Rabu 15 Maret 2023 dini hari.

“Anggota bersama petugas BPBD Kota Tangerang melakukan evakuasi para korban yang rumahnya terdampak banjir ke tempat yang aman,” ujar Kapolsek Jatiuwung Kompol Donni Bagus Wibisono.

Donni menjelaskan, ada beberapa titik lokasi pengungsian untuk para korban banjir yang di sediakan oleh BPBD Kota Tangerang.

“Ada 5 lokasi pengungsian yang di sediakan oleh BPBD Kota Tangerang yakni di pos pos RW yang tidak terdampak banjir,” katanya.

**Baca Juga: Delapan Kecamatan di Kabupaten Tangerang Terendam Banjir

Untuk diketahui, selain Perumahan Garden City, Banjir meredam pemukiman warga di Perumahan Total Persada dan memutus akses jalan Kota Tangerang-Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang dan sekitaranya.

Donni mengatakan air masih meredam pemukiman warga perumahan Garden City dengan ketinggian air 50 hingga 80 centimeter.

“Kalau ketinggian air mulai dari lutut hingga sedada orang dewasa,” tandasnya. (Oke)




Banjir di Pantura Renggut Korban Jiwa, Wakil Ketua DPRD Banten : AMDAL Mega Proyek Harus Dikaji Ulang

Kabar6-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten menyoroti bencana banjir yang melanda sejumlah kawasan permukiman penduduk di wilayah Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang.

Wakil Ketua DPRD Banten Barhum HS mengatakan, pihaknya mendesak pemerintah daerah setempat agar segera mengkaji ulang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) terhadap mega proyek yang saat ini tengah berjalan di wilayah tersebut.

Pasalnya, proyek pembangunan hunian elit di pantai utara kota seribu industri ini dinilai membawa dampak buruk bagi warga sekitar.

“Bencana banjir yang terjadi di wilayah Tangerang Utara, itu sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pengembang. Apalagi, sudah menimbulkan korban jiwa,” ungkap Barhum, kepada wartawan, Kamis (09/03/2023).

Politisi PDIP ini menuturkan, pemerintah dan pihak pengembang diminta untuk segera mencari solusi atas bencana banjir yang telah menelan korban jiwa tersebut.

“Pelayanan masyarakat itu butuh kepastian. Bukan jenis edukasi saja, tapi aktualisasi dengan ditingkatkan dan dinormalkan dengan daratan oleh pengembang atau saluran air serta serapan air dibuat sebagus mungkin,” ujar Barhum yang juga warga asli pesisir Utara Tangerang ini.

Oleh karenanya, kata Barhum, pemerintah bersama pengembang harus bekerjasama untuk mencari solusi supaya bencana banjir tidak terus- menerus terjadi di wilayah itu.

“Segera bikin saluran pembuangan air atau normalisasi daratan, karena permukiman warga sudah di panel dan harus ada perbaikan dengan cara dinormalkan supaya bisa sejajar antara daratan dengan rumah warga,” tandasnya.

Ia menyebut pemberian sembako ke warga itu bukan solusi yang tepat. Pemerintah daerah bersama pengembang harus mencari akar masalahnya.

“Saya bilang, itu cuma ada dua solusi. Permukiman warga harus direlokasi, atau daratannya harus dinormalkan kembali oleh pihak pengembang atau memperbaiki saluran pembuangan air serta serapan air,” terangnya.

Lebih lanjut Barhum mengemukakan, utilitas sarana juga menjadi faktor pendukung untuk memberikan suasana di perkampungan yang rawan terjadi banjir, salah satunya dengan cara melakukan perapihan saluran air dan aliran listrik.

Bencana banjir yang terjadi di wilayah Teluknaga dan Kosambi yang meliputi, Desa Tanjung Pasir, Muara dan Kelurahan Dadap itu efek dari tidak terurusnya utilitas atau sarana umum dari dampak banjir.

Untuk itu, pihak pemerintah setempat jangan ada pembiaran dengan hal seperti itu.

**Baca Juga: Jadi Pembicara di Universitas Esa Unggul, Kapolresta Tangerang : Attitude Adalah Kunci Sukses

“AMDAL itu, sudah sejauhmana, bukan hanya AMDAL diatas kertas saja, namun harus ada langkah konkret. Jika ada AMDAL tidak direalisasikan untuk apa, maka dari itu, AMDAL nya harus dikaji ulang, artinya dibutuhkan sharing langsung dengan masyarakat jangan seperti beli kucing dalam karung,” tutupnya.

Sementara itu, Koordinator LSM Gema Palu Kabupaten Tangerang Dudung Sukandar mengatakan, penyebab bencana banjir ini ditengarai akibat hilangnya serapan air di wilayah pesisir utara karena dampak pembangunan mega proyek.

“Oleh sebab itu Amdal perlu dikaji ulang, penghentian alih fungsi lahan serta tata ruang mesti di audit,” ujar Dudung.

Banjir di wilayah Teluknaga dan Kosambi kerap terjadi disaat musin hujan turun dengan intensitas tinggi.

Bahkan, bencana banjir itu telah merenggut korban jiwa karena tersengat aliran listrik. (Oke/Tim K6)




Banjir Rendam Perumahan Danau Curug Dinormalisasi

Kabar6-Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Sumber Saya Air (SDA) wilayah I Pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) melakukan kegiatan normalisasi Danau Curug. Hal ini buntut banjir yang genangi pemukiman warga Perumahan Aryana, Kelurahan Suka Bakti, Curug, Kabupaten Tangerang.

Kepala UPTD SDA Wilayah I, Amril Hasan mengatakan, embung atau tandon di danau yang berada di Perumahan Aryana dangkal. Sehingga ditumbuhi rumput liar dan menghambat aliran air. Jika pengerukan ini tidak dilakukan akan menyebabkan banjir.

Pemerintah Kabupaten Tangerang membuat embung atau tandon agar air dibuang dari drainase perumahan membutuhkan tempat penampungan sebelum musim penghujan dan bisa dikontrol.

“Dampak Danau untuk lingkungan sangat bermanfaat sekali, maka dari itu kita lakukan normalisasi agar tidak lagi berdampak banjir,” kata Kepala UPTD SDA Wilayah I, Amril Hasan kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).

Ia mengharapkan, normalisasi yang dilakukan tersebut tidak lagi menghambat air yang mengalir dan dapat menampung air lebih banyak lagi agar bisa dimanfaatkan atau dikelola menjadi air minum.

**Baca Juga: Usaha Mikro Kecil di Lebak Didominasi Warung, Bidang Pendidikan Paling Sedikit

“Semoga danau yang sudah mengalami sedimentasi lumpurnya tidak menghambat aliran air yang mengalir dari saluran perumahan, dan juga dapat menampung air lebih banyak lagi agar bisa dimanfaatkan untuk air minum bila airnya memungkinkan untuk diolah menjadi air minum,” jelasnya.

Diketahui, Danau yang berada di wilayah I UPT SDA meliputi Danau Kelapa Dua dan Cihuni. Lokasi yang sudah di normalisasi berada di perumahan Sari Bumi, Kelurahan Binong dan perumahan Aryana Kelurahan Suka Bakti.

Sementara, pengerukan lumpur di danau perumahan Aryana kurang lebih sudah 4 hari pengerjaan dan di saluran ke anak Kali sSabi perumahan Sari Bumi. (Rez)




Warga Taman Cikande Jayanti Pilih Bertahan saat Rumah Terendam Banjir

Kabar6- Sebanyak 17 kepala keluarga di Perumahan Taman Cikande Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, terdampak luapan banjir Sungai Cidurian, Sabtu (4/3/2023). Pantauan Kabar6.com warga setempat untuk ke kediamannya harus menggunakan perahu karet.

Terlihat juga salah satu kurir yang ingin mengantarkan paket tersendat lantaran akses menuju Perumahan Taman Cikande digenangi air.

Meskipun tidak turun hujan, akses jalan serta bangunan Perumahan Taman Cikande masih tergenang banjir sedalam 30 centimeter sampai 50 centimeter.

Warga setempat masih nekat untuk menempati kediamannya walau masih tergenang banjir. Terlihat warga masih beraktivitas seperti biasanya.

Beberapa warga juga memanfaatkan momen banjir tersebut untuk hiburan semata. Satu Posko bencana di bentangkan petugas kebencanaan agar warga setempat bisa mengungsikan diri.

Ketua RT 04/03 Perumahan Taman Cikande, Suherman mengatakan, warga sekitar yang terdampak banjir sebanyak 17 kepala keluarga.

**Baca Juga: 4 Hari Satu RT di Taman Jayanti Langganan Terendam Banjir

“Perumahan Taman Cikande ini sebelumnya sudah laku semua tapi tidak ditempati. Kalau penyakit kemungkinan hanya gatel gatel saja,” katanya di Jayanti.

Ia menyebut, jika hujan turun deras genangan banjir selalu menghantui warga setempat dengan kedalaman hingga 1,5 meter.

“Posko suduh disiapkan, warga yang tidak ingin tinggal di posko sebanyak 6 KK. Sementara sisanya 9 KK masih di dalam posko pengungsian banjir,” sebut Suherman.(Rez)




4 Hari Satu RT di Taman Jayanti Langganan Terendam Banjir

Kabar6-Belasan kepala keluarga di Perumahan Taman Cikande, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, terendam banjir. Banjir merendam perumahan selama empat hari akibatnya aktivitas warga terganggu.

Taruna Siaga Bencana (Tagana) Koordinator Wilayah Barat, Emil Salim mengatakan, sebelum dibangun perumahan yang mengakibatkan 19 KK terdampak sudah dikategorikan langganan banjir.

“Banjir ini dari malam Rabu 1 Maret 2023. Karena memang perumahan yang terdampak ini daerah rawa, seharusnya tidak pantes untuk dibuat perumahan, harusnya tandon air digali terlebih dulu, ditinggakan dulu baru di buat perumahan,” katanya kepada Kabar6.com di Jayanti, Sabtu (4/3/2023).

Ia menjelaskan, banjir terjadi ketika intensitas curah hujan deras ditambah dengan luapan air Sungai Cidurian. Makanya warga sekitar merasakan dampaknya selama satu pekan.

“Hanya satu RT 04/03. Ada 19 KK yang terdampak banjir. Solusinya kita menginginkan adanya pembuatan tanggul mencegah agar air tidak kembali masuk ke Perumahan Taman Cikande,” jelas Email.

Banjir tak kunjung surut lantaran volume air Sungai Cidurian menyempit. Aehingga air dapat mudah masuk ke dalam perumahan.

**Baca Juga: Pemuda Ngaku Kopassus ke Wanita Teman Kenalan di Pandeglang Ternyata Gadungan

“Warga inginnya langsung diperbaiki agar tidak terjadi banjir menimpa bangunan warga sebanyak 30. Air yang saat ini dari intensitas hujan yang tinggi dan juga luapan kali Cidurian,” tegasnya.

Ia mengatakan, banyak warga setempat yang sebelumnya memiliki rumah disini Hingga tinggal disini berpindah tempat akibat setiap tahuannya perumahan taman Cikande mengalami banjir sebanyak lima atau enam kali per tahun.

“Januari kemarin sudah 2 kali, saat ini yang banjir sudah 3 kali. Hanya libur satu bulan. Kemarin hampir 2 meter yang paling dalam yang berada di ujung perumahan,” katanya. (Rez)




Warga Terdampak Banjir di Teluknaga 1494 Kepala Keluarga

Kabar6-Sebanyak 1.494 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Cirumpak, Desa Tanjung Anom, Teluknaga, Kabupaten Tangerang kebanjiran akibat hujan deras mengguyur, pada Kamis, (2/3/2023) dini hari tadi.

Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat mengatakan, banjir yang merendam RT 11/06 terdampak 162 KK, sementara, RT 12/06 terdampak 166 KK, dan selanjutnya, RT 13/07 terdampak 126 KK.

“Jumlah KK Terdampak banjir sebanyak 1.494, banjir disebabkan adanya saluran air tersendat karena dataran rendah,” katanya.

**Baca Juga: Tiga Warga Korban Banjir di Teluknaga Tewas Lagi Perbaiki Pompa Air

Ia menerangkan, bermula hujan deras mengguyur wilayah Tangerang pada pukul 01:00 WIB dini hari. Banjir sedalam50-100 centimeter memasuki permukiman warga.

Saat ini, lanjut Ujat, masih dalam penanganan evakuasi warga setempat untuk diungsikan ke daratan tinggi.

“Kita memiliki kendala adanya akses jalan yang tertutup air dan saluran air tersendat karena dataran yang rendah. Kita turunian personil sebanyak 7 orang dari Pos Kosambi dan satu unit perahu keret. Untuk logistik kita menyusul,” jelasnya. (Rez)




Tiga Warga Korban Banjir di Teluknaga Tewas Lagi Perbaiki Pompa Air

Kabar6-Tiga orang warga terdampak banjir di Kampung Cirumpak, Desa Tanjung Anom, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, tewas menggenaskan Korban itu meregang nyawa akibat tersengat aliran listrik.

“Ketiga remaja yang jadi korban sedang membenarkan alat pompa air seketika itu pula mereka tersengat listrik,” kata Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, Kamis (2/3/2023).

Para korban meninggal dunia antara lain, Jamaludin, 22 tahun; Syaeful 18 tahun; dan Arya 20 tahun. “Mereka semua meninggal di tempat,” terang Ujar.

**Baca Juga:Tiga Remaja Korban Banjir di Teluknaga Tewas Kesetrum

Ia mengklaim personel BPBD Kabupaten Tangerang cepat datang ke tempat kejadian perkara saat mendapat informasi ada warga terdampak banjir yang tewas akibat kesetrum.

“Anggota di lokasi langsung mengevakuasi korban menggunakan perahu karet dan saat ini sudah dimakamkan,” terang Ujar.(rez)




Banjir Empat Kecamatan, Bupati Zaki: Penanganan Masih Terbatas Anggaran

Kabar6-Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, akibat curah hujan tinggi merendam empat wilayah. Yakni, di Kecamatan Pasar Kemis, Kosambi, Teluknaga, dan Tigaraksa yang biasa disebut banjir tahunan.

Ia menyebut, pemeliharaan serta perawatan situ, sungai penyebab banjir bukan kewenangan pemerintah daerah. Sebab otoritas penanganan tersebut ada di kementerian pekerjaan umum.

Zaki melanjutkan, pihaknya akan menjalankan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten agar titik-titik yang menjadi rawan banjir agar bisa cepat diselesaikan penanganannya.

**Berita Terkait: Sudah 4 Hari 402 KK di Kronjo dan Pakuhaji Terendam Banjir

“Walaupun kita bisa intervensi tapi kan keterbatasan anggaran, keterbatasan kewenangan, jadi kita harus terus secara spontan berkomunikasi dengan kementerian PUPR dan juga Bina Marga Provinsi Banten, SDA Provinsi Banten untuk menangani lokasi-lokasi yang menjadi rawan banjir dan lokasi tidak ada yang berubah dan situ situ saja,” ungkapnya di Tigaraksa, Senin, (28/2/2023) Malam.

Ia menjelaskan, sebanyak 1000 lebih warga yang ada di empat Kecamatan terdampak banjir. Namun, sampai saat ini banjir yang masih tinggi berada di Desa Gelam Jaya, Pasar Kemis berdekatan dengan Kota Tangerang masih perbaikan Kementerian PUPR.

Ia menyatakan, mengenai Kosambi, Teluknaga, dan Tigaraksa memang masih tergenang banjir. Namun, dirinya berharap hujan berhenti dan masyarakat tidak lagi terdampak banjir sehingga bisa kembali beraktivitas.

“Kalau penanganan BPBD sudah ada disana, dinsos sudah ada di sana, dinas kesehatan baik itu dapur umum posko kesehatan maupun itu bantuan lain seperti untuk bayi, pangan bayi, selimut untuk warga sekitar di lokasi lokasi tempat penampungan,” jelas Zaki. (Rez)

 




Sudah 4 Hari 402 KK di Kronjo dan Pakuhaji Terendam Banjir

Kabar6-Akibat hujan curah hujan deras, sebanyak 402 warga di Kabupaten Tangerang terendam banjir di Kecamatan Koronjo dan Pakuhaji , pada 24-27 February 2023.

Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat mengatakan, banjir yang merendam permukiman warga selama 4 hari di Desa Kendawati Koronjo sebanyak 52 Kepala Keluarga, dan banjir saat ini masih meninggi sekitar 50 Cm sampai 80 Cm.

Sedangkan, lanjut Ujat, warga yang terdampak banjir sebanyak 350 Kepala Keluarga di Kampung Sungai Turi, Desa Laksana, Pakuhaji. Kedalaman banjir saat ini masih 30 cm sampai 40 cm.

“402 KK yang terdampak banjir Selama 4 hari di Kecamatan Kronjo dan Pakuhaji,” jelas Ujat Sudrajat, Kepala BPBD Kabupaten Tangerang, kepada Kabar6.com saat di hubungi, Senin (27/2/2023).

**Baca Juga: Rehabilitasi Hanya untuk Pecandu dan Korban Narkotika !

Ia menyampaikan, banjir yang merendam di kecamatan Kronjo akibat adanya luapan sungai Situgarukgak. Sedangkan, banjir merendam permukiman warga di Kecamatan Pakuhaji, Desa Tanjung Pasir, akibat curah hujan yang tinggi sehingga permukaan air laut pasang dan merendam permukiman warga setempat.

“Upaya yang di lakukan BPBD untuk bersiaga 24 jam dari 12 pos yang berada di kabupaten Tangerang. Perlengkapan evakuasi kita juga memperlukan Parahu dan logistik untuk warga setempat,” tukasnya. (Rez)