1

Hujan Ekstrem, Banjir di Tangsel Akibat 9 Titik Tanggul Jebol

Kabar6.com

Kabar6-Curah hujan ekstrem picu daerah aliran sungai meluap mengakibatkan tanggul atau turab jebol hingga menggenangi pemukiman warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Rabu kemarin. Di antara infrastruktur dari beton yang jebol belum ada yang belum lama dibangun.

“Untuk tanggul atau turap sungai yang jebol ada 9 titik,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Tangsel, Aries Kurniawan ditemui wartawan di kantornya, (Rabu, 8/1/2020).

Ia memaparkan, tanggul atau turab yang jebol antara lain di Villa Pamulang, Graha Mas, dan Permata Pamulang, Kampung Bulak, Pondok Maharta, Nerada, Pondok Pucung, Puri Bintaro Indah.

Aries bilang, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat lewat Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane. Lembaga negara itu punya kewenangan dalam mengelola sungai besar seperti Kali Angke, Sungai Cisadane dan Kali Pesanggrahan.

“Dinas PU memasang sandbag, cerucuk bambu dan bronjong pada tanggul dan turap yang jebol,” paparnya.**Baca juga: Bawa Sajam, Petugas ‘Bank Keliling’ di Tangsel Bonyok.

Catatan kabar6.com, wilayah pemukiman di Kampung Bulak dan Pondok Maharta, Kecamatan Pondok Aren merupakan langganan banjir. Hampir setiap tahun saat curah hujan pemukiman tersebut terendam banjir.

Padahal pemerintah daerah setempat melalui DPU Kota Tangsel belum genap lima tahun menggarap proyek pembangunan turab yang telah menyedot anggaran hingga ratusan miliar rupiah.(yud)




BPBD Sebut Kerugian Banjir di Kota Tangerang di Bawah Rp 1 Miliar

Kabar6.com

Kabar6-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang kerugian bencana banjir yang melanda Kota Tangerang 1 Januari 2020 lalu diperkirakan kurang dari 1 Miliar.

Hal tersebut dikatakan oleh Sekretaris BPBD Kota Tangerang, Edi Sofyan mengatakan, saat ini pihaknya masih melakukan kalkulasi. Dirinya belum mengetahui jumlah pasti kerugian atas bencana banjir yang menimpa masyarakat Kota Tangerang. Sebab, dirinya mengaku proses kalkulasi saat ini sedang dilakukan hingga dua hari kedepan.

“Kita lagi hitung-hitung kerugiannya saat ini. Prediksi kami sementara tidak sampai Rp1 Miliar,” ucap Edi, kepada wartawan, Rabu (8/1/2019).

Menurutnya, dari sebanyak 294 titik banjir yang terjadi di Kota Tangerang tidak ditemukan kerusakan serius. Ia menyebut kerugian materil sebagian besar itu didominasi peralatan rumah tangga dan kendaraan yang mogok karena terendam banjir.

“Rata-rata hanya peralatan rumah tangga yang hilang dan rusak. Ada juga kendaraan mogok seperti mobil dan motor. Tidak ada rumah yang hancur juga akibat bencana ini. Tapi saya akui banjir tahun ini lebih parah,” tukasnya.

Bantuan atas kerugian yang dialami masyarakat terdampak banjir menurutnya bakal segera ditutupi oleh Pemerintah Kota Tangerang.

“Iya, pemerintah nanti akan berusaha untuk membantu, tapi semua kita data dulu,” katanya.

Sejauh ini, lanjut Edy, bantuan pemerintah kepada masyarakat berupa sembako dan baju layak pakai sudah sekitar 95 persen. Namun untuk pemulihan menurutnya membutuhkan waktu sekitar 1 minggu.

“Penyaluran bantuan sampai saat ini terus kami upayakan. Kami juga bahu-membahu membersihkan sisa-sisa banjir bersama warga terdampak,” jelasnya.

**Baca juga: Baru Saja Dibangun Aspal Jembatan Depan Puspem Kota Tangerang Rusak.

Pihaknya menerjunkan sekitar 200 personil gabungan dari TNI, karena terbatasnya personil.

“saya harap masyarakat bisa ikut membantu. Mudah-mudahan bisa pulih dengan segera. Kalau liat cuaca saat ini kita juga belum tahu kapan bisa kembali seperti semula,” tandasnya. (Oke)




Kabupaten Tangerang Bentuk Tim Pendataan Lahan Pertanian Terendam Banjir

Kabar6.com

Kabar6- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang Aziz Gunawan mengatakan telah membentuk tim pendataan lahan pertanian dan perkebunan yang terdampak banjir.

“Kami Kami melibatkan POPT (Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan,” kata Aziz, Rabu 8/1/2020.

Aziz mengakui banjir juga turut menjadi perhatian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, lantaran banyak lahan pertanian dan perkebunan warga yang terkena dampaknya. Berdasarkan data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) sementara ini, bencana banjir melanda 32 kelurahan/ desa yang tersebar di 14 kecamatan.

Aziz mengungkapkan, tim pendataan ini bertugas meninjau lokasi banjir, serta mencatat tingkat kerusakan lahan pertanian akibat banjir.“Kerugian besar atau kecil, nanti akan terlihat setelah pendataan. Tentunya awal tahun yang bertepatan dengan awal musim hujan ini banyak petani yang sudah mulai masa tandur, seperti pertanian di Kecamatan Cisoka,” ujarnya.

Bahkan, lanjut Aziz, pihaknya juga sudah mendapat laporan dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kali Asin, terkait adanya bencana banjir di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Jayanti, khususnya Desa Cikande seluas 20 hektar. Bahwa Poktan (Kelompok Tani) Sumber Sri dan Poktan Sumber Tani, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, posisi atau kondisinya masih aman karena belum ada tanaman.

“Pergerakan kita ke lapangan melalui BPP sampai dengan Poktan, melakukan identifikasi pendataan lokasi-lokasi terkena banjir. Termasuk mengecek informasi petani cabai gagal panen di Desa Jayanti,” ujar Aziz.

Perlu diketahui juga, kata Aziz, luas lahan pertanian di Kabupaten Tangerang, yakni lahan baku luas tanam 36 ribu hektar lebih.

**Baca juga: Banjir, Satu Hektar Kebun Cabe di Jayanti Gagal Panen.

Sedangkan luas KP2B (Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan) 13.305.21 hektar. Aziz yang juga mantan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa ini menambahkan, hasil dari pendataan tim tersebut akan menjadi pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan. Seperti teknis pemberian bantuan bibit kepada petani yang mengalami kerugian akibat banjir.

“Kami akan berkoordinasi dengan instansi lainnya seperti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) terkait penanganan selanjutnya,” pungkasnya. (Vee)




Banjir, Satu Hektar Kebun Cabe di Jayanti Gagal Panen

Kabar6.com

Kabar6 – Kepala Desa Jayanti Misri Rahayu mengatakan sekitar satu hektar tanaman cabe di kecamatan Jayanti dipastikan gagal panen karena terendam banjir. ” Ini salah satu kerugian yang terdampak langsung ke urusan mata pencairan petani cabai,” ujarnya Rabu 8/1/2020.

Menurut Misri, perkebunan cabai itu milik beberapa orang warga. Soal kerugian akibat membusuknya tanaman cabai ini, Misri menyebutkan, satu orang petani saat panen bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp5 juta.

**Baca juga: Diskominfo Kabupaten Tangerang Gelar Bimbingan Teknis Aplikasi Pengaduan.

Misri berharap, Pemerintah Kabupaten Tangerang atau Pemerintah Provinsi Banten memberikan bantuan kepada para petani yang lahannya terendam banjir. Apalagi, mayaoritas petani di Desa Jayanti itu hanya mengandalkan pertanian cabe untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.

“Harapnya, petani cabe bisa dibantu baik oleh Pemkab atau Pemprov untuk memulai aktivitas kembali,” kata Misri. (Vee)




Pascabanjir, Warga Pondok Aren Dominan Terjangkit Penyakit

Kabar6.com

Kabar6-1.475 orang warga di Kota Tangerang Selatan terjangkit penyakit pascabanjir besar pada Rabu pekan kemarin. Mereka mendatangi posko-posko pengobatan untuk mendapatkan pelayanan medis.

“1475 sejauh ini enggak ada yang dirawat,” kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Deden Deni kepada wartawan, (Selasa, 7/1/2020).

Rekapitulasi data per 4 Januari yang dihimpun kabar6.com dari Deden, jumlah warga pasien korban banjir di Kecamatan Pamulang yang datang ke 23 titik posko berobat 130 orang.

Kecamatan Ciputat dari 19 titik posko yang berobat 374 orang, meninggal 1 jiwa. Di Kecamatan Ciputat Timur, ada 11 titik posko yang berobat 248 orang.

Di Kecamatan Pondok Aren sesuai sebaran 27 titik posko jumlah warga korban banjir yang datang untuk berobat 467 orang, dan meninggal dunia 3 jiwa.

**Baca juga: 1.475 Korban Banjir di Tangsel Penyakitan, 20 Persen Kutu Air.

Kemudian di Kecamatan Setu dari 4 titik posko yang tersedia warga berobat 167 orang. Kecamatan Serpong 15 titik posko berobat 28 orang. Kecamatan Serpong Utara ada 19 titik posko yang berobat 61 orang.

“Ini kita udah edukasi ke warga ya salah satu penyakit pasca bencana, biasanya itu kan jadi kita sudah antisipasi agar PHBS nya ditingkatkan,” jelas Deden.(yud)




1.475 Korban Banjir di Tangsel Penyakitan, 20 Persen Kutu Air

Kabar6.com

Kabar6-Pascabencana pada Rabu pekan kemarin menimbulkan masalah baru bagi warga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Ada banyak warga terdampak bencana terserang berbagai penyakit.

“1475 yang berobat ke posko ke puskesmas sama ke tim yang mobile,” ungkap pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Deden Deni usai rapat koordinasi di Balaikota, (Selasa, 7/1/2020).

Ia memaparkan, data yang tercatat 300 orang atau 20 persen warga terkena penyakit kulit (dermatitis). 242 atau 16 orang mengalami pegal-pegal badan (myalgia).

Deden lanjutkan, 231 orang atau 16 persen warga korban banjir yang berobat ke posko mengeluhkan penyakit darah tinggi (hipertensi). Kemudian sebanyak 134 orang atau 9 persen warga sakit kepala (cefalgia).

“Kebanyakan sih biasanya kalau penyakit pasca bencana sih penyakit kulit. Gatel-gatel-gatel gitu ya dari berapa sekian itu rata-rata 20 persen penyakit kulit,” papar Deden.

**Baca juga: Dindikbud Tangsel Fasilitasi Ganti Ijazah Rusak Terendam Banjir.

Ia lanjutkan, selebihnya warga menderita penyakit diare, ISPA, hipertensi yang jelas semua tertangani karena ketersediaan obat-obatan mencukupi.

“Puskesmas masih siaga sampai tanggal 14 kita siaga tetep. Kita pantau setiap saat di lapangan sesuai dengan wilayah puskesmas masing-masing. Apalagi cuaca masih begini, cuaca masih berpotensi hujan lebat tadi kata BMKG kita harus tetep siaga,” ujar Deden.(eka)




Dindikbud Tangsel Fasilitasi Ganti Ijazah Rusak Terendam Banjir

Kabar6.com

Kabar6-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Taryono memastikan pihaknya siap melayani pengaduan bagi warga yang terdampak banjir. Pada genangan banjir Rabu pekan kemarin merendam 119 titik di tujuh kecamatan.

“Dindikbud memberikan layanan khusus masyarakat yang ijasah rusak atau hilang dengan memberikan surat keterangan pengganti ijazah,” ungkapnya kepada kabar6.com, (Selasa, 7/1/2020).

Ia terangkan, Dindikbud Tangsel membuka layanan pengaduan korban banjir. Warga usia sekolah yang mengalami kerusakan ijazah diharap melaporkan ke Dinas untuk pengganti ijazah baru.

“Peserta didik yang menjadi korban banjir, agar melaporkan ke sekolah untuk pegantian seragam sekolah, alat tulis, tas dan lain-lain,” ungkapnya.

Layanan pengaduan masyarakat korban banjir ini untuk memudahkan peserta didik memperoleh haknya.

“Layanan pengaduan banjir bisa menghubungi hotline Tangsel Siaga 112,” jelasnya.**Baca juga: Bantu Korban Banjir Jabodetabek, Mahasiswa UIN Ciputat Galang Dana.

Layanan ini menurut Taryono tidak hanya berlaku bagi sekolah negeri. Siswa yang bersekolah di swasta juga tetap diakomodir.

Pihaknya sudah mengirimkan surat edaran ke setiap sekolah terkait layanan pengganti ijazah yang rusak atau hilang terdampak banjir.

“Mau swasta atau negeri sama saja. Ijazah yang rusak atau hilang segera melapor. Akan diganti,” tegas Taryono.(yud)




Pasca Banjir, PUPR Kota Tangerang Perbaiki Tanggul Jebol

Kabar6.comm

Kabar6-Pasca banjir, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Tangerang fokus memperbaiki tanggul-tanggul yang jebol di beberapa wilayah.

Sekretaris Dinas PUPR, Taufik Syahzaeni menjelaskan, hingga saat ini pihaknya telah memperbaiki tanggul di beberapa kawasan di Kota Tangerang. “Saat ini sudah hampir selesai dan masuk tahap akhir,” jelas Taufik kepada Kabar6.com, Senin (6/1/2020).

Taufik bilang, tanggul jebol sepanjang 7 meter yang sudah diperbaiki itu di Perumahan Ciledug Indah, sepanjang 15 meter di Perumahan Periuk Jaya.

Di Perumahan Pondok Bahar sepanjang 9,5 meter, di Kampung Gondrong Jalan KH Mansyur RT 005 RW 05 sepanjang 6 meter dan di Perumahan Duren Villa.

Perbaikan tanggul tersebut, lanjut Taufik, pihaknya menggunakan system pengecoran dan Kisdam atau karung berisi pasir. Langkah ini dilakukan sebagai langkah antisipasi luapan air.

“Petugas kita tanggap dan bergerak cepat. Ya, langsung ke lapangan dan segera melakukan perbaikan,” papar Taufik.

Kepala Dinas PUPR, Decky P. Koesrindartono menambahkan, lokasi turap rusak yang sedang dilakukan perbaikan diantaranya Perumahan Duren Villa dengan total perbaikan panjang 30 meter dan tinggi 1,6 meter dan memasang batu kali.

Perumahan Pondok Bahar dengan perbaikan panjang 20 meter dan tinggi 1,5 meter. di Periuk Jaya DPUPR melakukan perbaikan sepanjang 30 meter dan tinggi 1,5 meter.

“perbaikan turap di Puri Kartika dengan panjang 7 meter dan tinggi 2,5 meter,” ungkapnya.**Baca juga: Novotel Tangerang Berikan Bantuan ke Korban Banjir.

Terpisah, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah mengajak seluruh masyarakat agar terlibat dalam kebersihan di lingkungannya masing-masing.

Selain itu, Walikota Arief menambahkan bahwa petugas dinas PUPR sudah bergerak cepat dalam melakukan perbaikan dan penanganan di lokasi banjir.

“Langsung bergerak ke lapangan, petugas Dinas PUPR memperbaiki beberapa fasilitas yang rusak,” pungkas Arief.(Jic)




Pengungsi Banjir di Banten Mulai Terserang Penyakit, Dermatitis dan Ispa Terbanyak

Kabar6.com

Kabar6-Korban banjir di Banten yang kini bertahan di 11 Posko Kesehatan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi mulai terserang berbagai penyakit.

Berdasarkan data dari posko kesehatan kasus terbanyak yang melanda korban banjir adalah dermatitis 1.530 orang, Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1.191, Febris 853, Gastritis 696, Myalgia 655, Hipertensi 433, Cephalgia (300), Diare (179), serta Dispepsia 141. Sementara kasus kasus lainnya di bawah 50 orang.

Adapun korban jiwa atau hilang yang sudah dilaporkan mencapai 12 orang. Di Kabupaten Lebak korban meninggal 8 jiwa. Dilaporkan hilang 1 jiwa. Di Kota Tangerang korban jiwa mencapai 3 orang.

Untuk korban yang dirujuk ke rumah sakit, mencapai 27 kasus. Kota Tangerang Selatan 3 orang, Kota Tangerang 22 orang, dan Kabupaten Lebak 2 orang.

Gubernur Banten, Wahidin Halim mengatakan, penanganan banjir bandang maupun banjir di beberapa wilayah Banten telah dilaksanakan sesuai dengan protap atau prosedur tetap. “Melalui posko-posko penanganan banjir semua tim bergerak mulai provinsi, kota dan kabupaten. Kita juga menyediakan kebutuhan selama mereka di pengungsian. Hampir semuanya mendapatkan pelayanan,” kata Wahidin Senin 6/1/2020.

Posko layanan kesehatan disebar pada 5 kabupaten kota. Di Kabupaten Lebak, ada 7 posko layanan kesehatan. Di Kecamatan Sajira dipusatkan di gedung PGRI Kecamatan Sajira, Kampung Nangela Desa Calung Bungur, dan Desa Bungur Mekar. Di Kecamatan Cimarga berada di Kampung Kadu Luhur Desa Tambak. Sedangkan di Kecamatan Lebak Gedong berada di Gedun Serba Guna Desa Banjar Irigas, Kampung Bojong Sarung Desa Lebak Gedong, dan Kampung Muhara Desa Ciladuen.

**Baca juga: Ketua JPKP Instruksikan Jajaran di Provinsi Banten Fokus Bantu Korban Banjir Lebak.

Di Kota Tangerang Selatan: Perum Sekneg Nusa Indah, Perum Pesona Serpong, dan Kampung Bolok Pondok Aren. Kota Tangerang di Ciledug Indah PCI 1 dan Jl Haji Djiran No 1 Pinang, Kediaman pribadi Gubernur Wahidin Halim. Kabupaten Tangerang di Airport City Desa Teluk Naga. Sedangkan di abupaten Serang, Posko Layanan Kesehatan berada di Kampung Nangung, Kopo.

Hingga Sabtu (5/01/2020) korban banjir yang telah mendapatkan layanan kesehatan di Posko Kesehatan Dinkes Pemprov Banten mencapai 6.111 orang. Dengan sebaran Kabupaten Lebak 2.909 orang, Kabupaten Tangerang 1836 orang, Kota Tangerang Selatan 604 orang, Kota Tangerang 465 orang, dan Kabupaten Serang 297 orang. (Den)




Kerugian Akibat Banjir di Kecamatan Setu Sekitar Rp8,6 Miliar

Kabar6.com

Kabar6-Wakil Walikota Tangerang Selatan (Tangsel), Benyamin Davnie menyebutkan di Kecamatan Setu terdapat sebaran 38 titik banjir. Kerugian dari bencana serentak yang terjadi di tujuh kecamatan pada Rabu kemarin mencapai miliaran rupiah.

“Kerugian ditaksir itu 8,6 miliar rupiah. Itu di Setu saja,” ungkapnya kepada wartawan di Balaikota Tangsel, Jalan Raya Maruga Nomor 1, Serua, Kecamatan Ciputat, Jum’at kemarin.

Menurutnya, kerugian akibat banyak infrastruktur tanggul pembatas daerah aliran sungai dengan pemukiman. Belum lagi kendaraan bermotor dan perangkat elektronik milik warga sekitar.

Benyamin jelaskan, pastinya lokasi banjir di Kota Tangsel ada 119 titik. Ketinggian air bervariasi antara 10 centimeter sampai dengan 2,5 meter. Kemudian juga penduduk yang mengungsi diperkirakan mencapai 2000 sampai 2500 orang.

**Baca juga: Camat Setu Usulkan Perumahan Pesona Serpong Direlokasi.

“Belum dihitung kerugian yang lainnya,” jelas Bang Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie. Camat Setu Hamdani mengusulkan agar perumahan Pesona Serpong direlokasi?.

“Saya belum dapat laporan soal relokasi itu kan tidak sederhana. Karena itu kan tanah milik pribadi, kemudian harus ada kajian secara teknis dari BPPT dari Puspiptek dan sebagainya, ya semua masukan akan kita pelajari bersama-sama,” jelasnya.(eka)