1

Nyaris Tewas, Seekor Anjing di AS Selamatkan Anak yang Terjebak dalam Mesin Pengering Pakaian

Kabar6-Teddy, seekor anjing cokelat jenis cockapoo di Maine, Amerika Serikat (AS), berhasil menyelamatkan Riley Gedge-Duffy (5), bocah penderita down syndrome, yang terjebak dalam sebuah mesin pengering pakaian.

Riley, melansir theguardian, nyaris tewas setelah memanjat ke dalam mesim pengering pakaian, menutup pintu dan mesin pengering tiba-tiba bergerak. Saat itulah, Teddy merasakan ada yang salah dan mulai menggonggong dengan keras. Dia kemudian naik ke lantai atas dan seolah memperingatkan ibunda Riley, Gillian, bahwa anaknya sedang dalam bahaya.

“Kami pun segera mencari Riley dan saat itu, Freddie, putra sulung kami melihat iPad milik Riley di dekat mesin pengering pakaian,” kata Gillian.

Gillian bersama Freddie bergegas membuka pintu mesin pengering dan menarik Riley keluar. “Kami mulai menyiramnya dengan air dingin,” ujar Gillian.

Sesaat kemudian, ayah Riley, Aaron, tiba di rumah mereka di Kota Bangor, kawasan County Down, menghampiri Riley dan memeriksa keadaannya. Riley mengalami luka bakar pada bagian tangan dan di belakang kepalanya.

Aaron pun segera membawa putranya itu ke rumah sakit untuk mendapat perawatan dari luka bakar, dilakukan pemindaian sinar-X maupun CT scan untuk memastikan tidak ada luka lain. Setelah sempat dirawat di rumah sakit, Riley pun akhirnya dapat kembali pulih.

Aaron mengaku bersyukur pada saat kejadian ada anjing peliharaan mereka, Teddy, yang bersama putra mereka.

“Teddy selalu menjadi anjing yang spesial bagi kami. Dia sangat pintar, penuh perhatian dan tentunya sangat menyayangi anak-anak. Tapi yang pasti saya sangat kagum dengan tindakannya hari itu. Dan jika bukan karena Teddy, saat ini kami sedang merencanakan pemakaman anak kami,” tutur Aaron.(ilj/bbs)




Agar Indera Perasanya Lebih Peka, Wanita AS Ini Nekat Belah Lidah Miliknya

Kabar6-Apa yang dilakukan Brianna Mary Shihadeh, seorang seniman wanita yang tinggal di California, Amerika Serikat (AS), ini sungguh nyeleneh. Bagaimana tidak, Shihadeh modifikasi tubuh dengan nekat membelah lidahnya.

Bukan tanpa alasan, melansir Nypost, Shihadeh yang membelah lidahnya melalui operasi pembedahan ini mengaku dapat merasakan dua hal yang berbeda pada saat yang bersamaan. Dalam sebuah unggahan di platform media sosial dengan judul “Dua rasa apa yang akan Anda coba pertama kali?” itu, Shihadeh yang memiliki 228 ribu pengikut ini mencoba minuman Sprite dan air biasa secara bersamaan.

Shihadeh terlihat menuangkan segelas air di samping segelas Sprite dan saat membungkuk, lidahnya yang terbelah memungkinkan wanita itu untuk mencicipi kedua minuman tadi pada saat yang bersamaan. Setelah mencicipinya, caption yang disematkan pada video adalah “Ini membuat otakku terasa aneh”.

Video unik ini pun dibanjiri hampir 200 ribu komentar. “Ini adalah konten berkualitas yang saya butuhkan pada hari Senin”, tulis seorang netizen. “Bukankah ini sama dengan meminumnya pada saat yang bersamaan? Penasaran”, sambung lainnya.

Shihadeh pun menanggapi dengan menulis,”Anda dapat mencicipinya dengan tidak dicampur tetapi sebagai dua item yang terpisah.”

Menurut Selina Master, Wakil Dekan Muda Fakultas Bedah Gigi di Royal College of Surgeons di United Kingsom, proses membelah lidah berbahaya ‘menempatkan diri mereka pada risiko serius pendarahan, infeksi, dan kerusakan saraf’.

“Sebagai ahli bedah gigi, kami telah melihat beberapa konsekuensi mengerikan dari prosedur ini,” kata Master. “Sangat penting bagi orang untuk menyadari bahwa mereka menempatkan diri mereka pada risiko serius kehilangan darah yang signifikan, infeksi, kerusakan saraf, dan masalah untuk dapat bernapas atau menelan.” (ilj/bbs)




Dilelang, Ratusan Barang Milik Pembunuh Berantai di AS

Kabar6-Mears Land and Auction Company, sebuah perusahaan lelang di Amerika Serikat (AS), menawarkan barang-barang bekas milik seorang pembunuh berantai bernama Todd Kohlepp (47), yang didakwa telah melakukan pembunuhan terhadap tujuh orang di South Carolina.

Ada lebih dari 500 barang yang dilelang untuk publik secara online oleh perusahaan tersebut. Melansir Dailymail, barang yang dilelang termasuk senjata senapan yang rusak parah, peralatan listrik, perabotan dan perlengkapan kantor. Barang-barang tersebut selama ini berada pada area properti milik Kohlepp, tempat ditemukannya tiga mayat pada 2016, bersama dengan seorang wanita yang dikunci dialam kontainer penyimpanan.

Selain itu, ada juga ATV Yamaha Grizzly, panel surya, kandang anjing besar, alat pertukangan, dan beberapa benda rumah tangga lainnya. Hasil dari penjualan akan digunakan untuk membayar persidangan Kohlhepp yang dijatuhi hukuman seumur hidup.

Kohlepp juga memiliki beberapa lukisan dinding, termasuk lukisan berbingkai, poster-poster bergambar gadis bir berpakaian minim, dan bendera sepeda motor bergambar tiga tengkorak dan bertuliskan ‘Hell of a Ride’.

Nantinya, properti seluas 38,9 hektare di Wofford Road, Woodruff, milik Kohlepp akan segera dijual setelah proses penyitaan. Saat ini, Kohlepp sedang menjalani hukuman seumur hidup ditambah 60 tahun karena membunuh tujuh orang dan memperkosa seorang wanita bernama Kala Brown.

Korban Brown mengatakan, dia diperkosa setiap hari selama ditawan oleh Kohlepp dalam gudang senjata sejak November 2016. Selama disekap, Kohlepp mengaku kepadanya bahwa dia telah membunuh Scott Ponder (30), Beverly Guy (52), Brian Lucas (30), Chris Sherbert (26), bahkan pacar Brown, Charles Carter (32).

Pada Desember 2015, Kohlepp membunuh pasangan suami istri Johnny Joe Coxie (29) dan Meagen Leigh McCraw-Coxie (26). Kepada acara dokumenter TV, Kohlepp menyatakan masih dua korban lain yang dikubur di dekat perbatasan negara bagian.

Hal ini memicu pencarian skala besar pada 22 Agustus 2017 lalu, namun pihak berwenang gagal menemukan jasad korban.(ilj/bbs)




YouTuber Asal AS Rela Tidur Bersama Cheetah untuk Teliti Siklus Tidur

Kabar6-Sebuah video yang diposting oleh seorang YouTuber, Dolph C Volker, pada Januari 2019 lalu kembali menjadi viral. Dalam rekaman video tadi tampak seorang pria tidur dengan tiga cheetah di malam hari.

“Saya suka ketika saya tahu jawaban atas pertanyaan apakah cheetah lebih suka beton dingin atau selimut hangat dan ditemani?”

Dalam laman Facebook, melansir ndtv, profil Volker dijelaskan sebagai seorang advokat hewan dengan gelar Zoologi dan terpesona oleh perilaku hewan. Volker mempelajari hal itu sepanjang hidupnya dan bahkan merencanakan proyek konservasi cheetah. “Semuanya cukup jinak karena dipersiapkan untuk program penangkaran sehingga ketika mereka memiliki anak, mereka dapat dipantau secara ketat,” kata Volker.

“Seorang ibu cheetah yang mudah didekati memungkinkan hal itu. Ada rencana untuk melepaskan salah satu cheetah ini ke alam liar yang dilindungi dalam waktu dekat,” tambah Volker dalam video itu.

Menurut Volker, dia diberi izin khusus untuk menghabiskan malamnya bersama ketiga cheetah karena telah menyaksikan mereka tumbuh dan membangun hubungan dengan hewan tersebut selama menjadi sukarelawan sebelumnya.

“Saya pikir sangat keren bahwa cheetah ini percaya dan cukup menyukai saya untuk berbagi waktu mereka yang paling rentan di malam hari untuk meringkuk, mendengkur, dan berbagi kehangatan dan tidur dengan saya. Ini adalah perasaan yang luar biasa bermanfaat,” terang Volker.

Video tersebut telah dilihat 17 juta kali di YouTube. Netizen merasa terkejut dan memposting komentar yang menyentuh hati. “Saya juga ingin berpelukan dengan mereka,” komentar seorang pengguna.

“OMG itu video paling penuh kasih dan damai yang pernah saya lihat hari ini,” tulis lainnya. “Pria ini menjalani mimpi terliar saya,” sambung salah seorang netizen.

Betina dan anak-anak serta jantan tunggal membentuk kelompok sosial cheetah. Jantan lebih stasioner daripada betina, dan malah dapat menciptakan wilayah yang jauh lebih kecil di lokasi dengan mangsa berlimpah dan akses ke betina.

Cheetah paling aktif sepanjang hari, dengan aktivitas puncak antara fajar dan matahari terbenam.(ilj/bbs)




Wanita di Texas Nyaris Dipenjara Gara-gara Tak Kembalikan Buku Perpustakaan

Kabar6-Seorang wanita di Texas, Amerika Serikat (AS), bernama Kaylee Morgan terancam dipenjara karena buku-buku perpustakaan yang dipijamnya tidak pernah dikembalikan.

Morgan, melansir Nypost, disebut meminjam buku-buku tentang Vincent van Gogh dari Perpustakaan Umum Navasota di Grimes County, Texas, pada Maret 2023 lalu. Dia mengatakan sudah mengembalikan semua buku yang dipinjam, tetapi buku-buku tentang Vincent van Gogh itu terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam kotak pengembalian dan dikembalikan secara manual.

Dokumen pengadilan menunjukkan, nilai gabungan dari kedua buku tersebut sekira Rp951 ribu. Tetapi Morgan mendapat tagihan sekira Rp9 juta yang sebagian besar denda dan biaya pengadilan. Selain itu, Morgan juga didakwa dengan pelanggaran peraturan kota.

“Surat Perintah AKTIF untuk Penangkapan Anda,” demikian bunyi sebuah dokumen yang mengkhawatirkan ibu lima anak tersebut. “Bertindaklah Sekarang untuk Menghindari Masuk Penjara.”

Sebenarnya Morgan tidak menyadari bahwa dokumen penangkapan terkait peminjaman buku yang tidak dikembalikan itu sudah dikeluarkan beberapa bulan sebelumnya. Ia baru sadar terjadi masalah ketika berniat memperbarui SIM (Surat Izin Mengemudi).

“Jadi saya masuk dan DMV (Department of Motor Vehicles) memberi tahu bahwa mereka tidak dapat memperbarui SIM karena memiliki surat perintah penangkapan, dan saya tertawa,” kata Morgan dalam sebuah video yang diposting ke Facebook. “Dan saya terkejut karena saya tidak diberhentikan oleh polisi, tidak mendapat surat tilang. Itu tidak masuk akal. Saya lebih sering tinggal di rumah. Saya mengajar anak-anak saya di rumah, jadi apa yang dia katakan tidak masuk akal.”

Morgan kemudian menelepon pengadilan setempat untuk mencari tahu apa masalahnya. Dan diberitahu bahwa ia memiliki dua buku perpustakaan yang sudah jatuh tempo.

Morgan yang stres kemudian menjadwalkan pertemuan dengan hakim. “Ini sangat konyol. Sangat konyol. Saya memiliki surat perintah penangkapan atas buku-buku perpustakaan yang sudah jatuh tempo. Oke…ini tidak palsu. Ini tidak dibuat-buat,” ujar Morgan kebingungan.

Ditambahkan, “(Dalam pertemuan itu) saya menjelaskan bahwa saya sudah mengembalikan buku-buku itu. Ada satu buku yang terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam kotak pengembalian. Dan ketika kami mengembalikannya, sistem sedang down, tetapi saya tetap mengembalikannya. Dan itu, maksimal, terlambat dua minggu. Mungkin lebih dari itu, tetapi saya sedang hamil dan mengalami beberapa komplikasi, dan saya sedang beristirahat di tempat tidur.”

Kini Morgan berencana untuk menyewa seorang pengacara dan menghapus semua kekacauan ini dari catatan hukumnya. Morgan mengatakan, dia telah menerima banyak dukungan atas situasi ini, dan belum mendengar kabar dari pihak berwenang sejak dia mempublikasikan situasinya.(ilj/bbs)




Alamak, 3 Bocah Laki-laki di Houston Manfaatkan Libur Sekolah untuk Rampok Bank

Kabar6-Pihak berwajib di Houston, Amerika Serikat (AS), telah menangkap tiga bocah laki-laki, masing-masing berusia 11, 12 serta 16 tahun, dan diserahkan oleh orangtua mereka karena merampok bank.

Tiga bocah yang dijuluki ‘Little Rascals’ atau ‘Bajingan Cilik’ ini, melansir Dailynews, masuk ke bank Wells Fargo di daerah Greenspoint, utara Houston, serta memberikan surat ancaman kepada teller. Mereka berhasil melarikan diri dengan berjalan kaki, membawa sejumlah uang yang tidak diungkapkan jumlahnya.

Ketika polisi tiba dan memeriksa rekaman pengawasan, mereka terkejut melihat bahwa perampok bank tersebut masih sangat muda. “Usia dua anak yang lebih muda, tidak biasa untuk kasus perampokan bank, ini pertama kali saya melihatnya,” kata Mike Schneider, pensiunan hakim pengadilan distrik remaja.

Polisi belum mengungkapkan apakah ada orang lain yang terlibat dalam pencurian tersebut, namun untuk saat ini ketiga bocah tersebut didakwa melakukan perampokan dengan ancaman, sebuah kejahatan tingkat dua.

Jika terbukti bersalah, mereka dapat menghadapi masa percobaan hingga mereka berusia 18 tahun atau penjara remaja hingga mereka berusia 19 tahun.

Kantor Sheriff Harris County menerangkan, meskipun ketiga perampok bank remajantidak menunjukkan senjata selama pencurian, dari catatan yang mereka berikan kepada teller, mereka diyakini bersenjata. Setelah memeriksa kamera bank, FBI mulai memasang poster bertuliskan, “‘Kenali Little Rascals’ Percaya atau tidak, mereka baru saja merampok bank.”

Tak lama setelah foto ketiga pelaku tersebar, orangtua dari ketiga anak tersebut menyerahkan putra mereka.(ilj/bbs)




Selama Sekira 35 Tahun Gunakan Identitas Orang Lain, Pria di AS Dijatuhi Hukuman Penjara 30 Tahun

Kabar6-Pihak berwajib menangkap seseorang pegawai Rumah Sakit Universitas Iowa, Amerika Serikat (AS), bernama David Keirans (58), sekaligus memasukkan pria itu ke rumah sakit jiwa, usai mengaku mencuri identitas orang lain yang ia gunakan selama 35 tahun terakhir.

Keirans, melansir Atlantablackstar, ditangkap saat sedang bekerja dengan nama William Donald Woods, nama yang dia adopsi pada 1988. Hal ini dilakukan oleh Keirans setelah bekerja dengan Woods yang asli di sebuah gerobak hot dog, wilayah Albuquerque, New Mexico. Tidak jelas bagaimana Keirans bisa menggunakan identitas Woods dalam setiap aspek kehidupannya. Namun dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa pada 1990 Keirans bisa mendapatkan kartu identitas palsu Colorado dengan nama dan tanggal lahir Woods. Dan pada 1991, Keirans membeli mobil atas nama Woods dengan dua cek yang akhirnya dibatalkan.

Setelah mengendarai mobil curiannya ke Idaho, Keirans meninggalkan Woods dan menggunakan semua uangnya dari bank Colorado menggunakan ATM untuk meninggalkan negara bagian tersebut.

Penangkapan dikeluarkan atas nama Woods, dengan tuduhan pencurian mobil tersebut, namun dokumen pengadilan tidak menunjukkan apakah tindakan tersebut benar-benar dilaksanakan.

Keirans melanjutkan kehidupannya dengan identitas palsu, bahkan hingga menikahi seorang wanita pada 1994. Keirans lantas memiliki seorang anak yang diberi nama belakang Woods.

Pada 2012, aksi Keirans mencuri identitas Woods semakin jauh. Ia berhasil memperoleh salinan akta kelahiran Woods dari negara bagian Kentucky dengan menggunakan informasi yang ditemukan tentang keluarga Woods secara online.

Setahun kemudian, Keirans pindah ke Wisconsin bagian timur dan mulai bekerja di departemen TI di Rumah Sakit Universitas Iowa. Antara 2016 dan 2022, Keirans mengambil beberapa pinjaman kendaraan dan pribadi atas nama Woods, dengan total sekira Rp3,2 miliar.

Sedangkan pada 2019, Woods yang asli adalah seorang tunawisma yang tinggal di Los Angeles. Dia mulai menyadari bahwa seseorang telah menggunakan kartu kreditnya dengan jumlah besar. Namun ketika mencoba menjelaskan kepada pihak bank, Woods tidak bisa menjawab sejumlah pertanyaan keamanan.

Singkat cerita, Woods mulai menghubungi beberapa lembaga penegak hukum, termasuk Departemen Kepolisian Hartland tempat tinggal Kierans. Ketika permohonan diterima Detektif Polisi Universitas Iowa Ian Mallory, penyelidikan pun diluncurkan.

Setelah mendapatkan salinan akta kelahiran yang sama persis dari kedua Woods, detektif tersebut melanjutkan untuk membandingkan DNA mereka dengan ayah kandung Woods dan akhirnya dapat mengetahui siapa di antara mereka yang berbohong.

Untuk mengonfirmasi temuannya, Mallory mewawancarai Kierans pada Juli tahun lalu, dan ketika ditanya siapa nama ayahnya, dia secara tidak sengaja memberikan nama ayah angkatnya. Pada saat itulah detektif memberitahunya tentang hasil tes DNA.

Kierans ditangkap keesokan harinya dan didakwa menggunakan akta kelahiran palsu dan memberikan informasi identitas palsu. Hukuman dalam kasus ini belum dijatuhkan, namun Kierans berisiko menghadapi hukuman 30 tahun penjara karena satu tuduhan pernyataan palsu kepada lembaga yang diasuransikan oleh National Credit Union Administration, dan dua tahun karena pencurian identitas yang parah.(ilj/bbs)




Ogah Nafkahi Anak, Pria di AS Nekat Palsukan Kematiannya

Kabar6-Seorang pria asal Kentucky, Amerika Serikat (AS), bernama Jesse Kipf (39) harus mendekam di jeruji besi setelah terbukti mengakses sistem pencatatan kematian secara ilegal dan memalsukan kematiannya sendiri.

Bukan tanpa alasan, melansir Skynews, Kipf melakukan perbuatan tak terpuji itu demi menghindar dari tanggung jawab untuk menafkahi anaknya lebih dari USD sekira Rp1,6 miliar. Kipf mengaku telah mengakses sistem pencatatan kematian di Hawaii dengan menggunakan data yang ia curi dari dokter pada Januari 2023 lalu.

Menurut penyelidik, Kipf membuat file untuk dirinya sendiri di sistem tersebut dan menggunakan akun dokter untuk menyatakan bahwa pria itu telah meninggal.

Dokumen pengadilan menunjukkan, Kipf juga mengaku mengakses berbagai situs web yang dijalankan oleh negara bagian Arizona dan Vermont, bersama dengan GuestTek Interactive Entertainment dan Milestone, Inc. secara ilegal dan membuat dirinya tercatat telah meninggal di beberapa database pemerintah.

Dalam perjanjian pembelaan, terdakwa menyebut bahwa ia melakukan kejahatan tersebut, antara lain, untuk menghindari membayar tunjangan anak kepada mantan istrinya.

“Dia mengisi Lembar Kerja Sertifikat Kematian Negara Bagian Hawaii, dan kemudian, pada tanggal 21 Januari 2023, tergugat menugaskan dirinya sebagai pemberi sertifikat medis untuk kasus tersebut dan mengesahkan kasus tersebut,” demikian isi perjanjian pembelaan. “Dia menggunakan tanda tangan digital untuk (dokter), memberikan nama, gelar, dan nomor lisensinya. Hal ini mengakibatkan terdakwa terdaftar sebagai orang meninggal di banyak database pemerintah.”

Lebih jauh, Kipf juga mengaku telah mengaku meretas jaringan bisnis swasta, pemerintah, dan perusahaan menggunakan kredensial yang dicuri dari orang lain, dan berusaha menjual akses ke jaringan tersebut secara online.

Berdasarkan perjanjian pembelaan, Kipf harus membayar kembali pihak-pihak yang ditipu melalui tindakannya, termasuk tunjangan anak sebesar sekira Rp1,8 miliar kepada mantan istrinya, dan sekira Rp1,2 miliar kepada jaringan pemerintah dan perusahaan yang ia akses secara ilegal.

Selain itu, kesepakatan Kipf berpotensi dikenakan hukuman penjara maksimal tujuh tahun, serta denda sekira Rp8 miliar.(ilj/bbs)




Demi Tarik Rekening, Dua Wanita di Ohio Nekat Bawa Jenazah Seorang Pria ke Bank

Kabar6-Karen Casbohm (63) dan Loreen Bea Feralo (55), dua wanita asal Ohio, Amerika Serikat (AS), dituduh membawa jenazah seorang pria berusia 80 tahun ke bank untuk menarik uang dari rekeningnya. Setelah itu, Casbohm dan Feralo menyerahkan jenazah tadi kembali ke rumah sakit.

Menurut catatan Pengadilan Kota Ashtabula, melansir wftv, Casbohm dan Feralo didakwa di Ashtabula atas tuduhan melakukan hal buruk terhadap mayat dan pencurian dari seseorang di kelas yang dilindungi. Polisi telah diberitahu bahwa dua wanita telah meninggalkan mayat di ruang gawat darurat Ashtabula County Medical Center.

Beberapa jam kemudian, salah satu dari mereka menghubungi rumah sakit dengan informasi tentang almarhum, yang kemudian diidentifikasi sebagai Douglas Layman dari Ashtabula yang berusia 80 tahun.

Petugas mendatangi kediaman Layman dan melakukan kontak dengan Casbohm dan Feralo, yang memberi tahu mereka bahwa mereka telah menemukan Layman meninggal sebelumnya di rumah tempat ketiganya tinggal.

Polisi menuduh ada bantuan orang ketiga yang tidak disebutkan namanya. Mereka bersama-sama menempatkan Layman di kursi depan mobilnya dan pergi ke bank tempat mereka menarik sejumlah uang dari rekeningnya.(ilj/bbs)




Metode Kontroversial, Seorang Narapidana di Alabama Jadi Subjek Eksekusi Hipoksia Nitrogen

Kabar6-Kenneth Eugene Smith, seorang narapidana di negara bagian Alabama, Amerika Serikat (AS), akan menjadi subjek tes untuk metode eksekusi ‘eksperimental’ hipoksia nitrogen.

Keputusan itu datang ketika tim pengacara Smith meminta hakim menolak permintaan negara bagian untuk melaksanakan hukuman mati dengan menggunakan metode baru tersebut.

Dalam pengajuan pengadilan, melansir Nytimes, pengacara Smith meminta Mahkamah Agung Alabama menolak permintaan jaksa agung negara bagian untuk menetapkan tanggal eksekusi Smith menggunakan metode eksekusi baru yang diusulkan. Diketahui, gas nitrogen telah diizinkan sebagai metode eksekusi di tiga negara bagian, namun belum pernah digunakan untuk membunuh narapidana.

Pengacara Smith berpendapat, negara bagian hanya mengungkapkan sedikit informasi tentang cara kerja eksekusi nitrogen, dan hanya merilis salinan protokol yang diusulkan.

“Negara bagian berupaya menjadikan Smith sebagai subjek percobaan untuk percobaan eksekusi pertama dengan protokol yang belum teruji dan baru-baru ini dirilis untuk mengeksekusi orang-orang yang dihukum dengan metode baru hipoksia nitrogen,” demikian tulis pengacara Smith.

Berdasarkan metode yang diusulkan, hipoksia akan disebabkan oleh upaya memaksa narapidana untuk hanya menghirup nitrogen, sehingga mengurangi oksigen yang diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh dan menyebabkan kematian. Nitrogen sendiri membentuk 78 persen udara yang dihirup manusia dan tidak berbahaya jika dihirup dengan oksigen.

Meskipun para pendukung metode baru ini berteori bahwa metode ini tidak menimbulkan rasa sakit, para penentangnya menyamakannya dengan eksperimen manusia.

Pada 2018, Alabama mengizinkan hipoksia nitrogen, namun negara bagian tersebut hingga saat ini belum berupaya menggunakannya dalam hukuman mati. Oklahoma dan Mississippi juga telah mengizinkan hipoksia nitrogen, namun belum menggunakannya.

Smith sendiri dihukum dalam kasus pembunuhan Elizabeth Sennett pada 1988 di Colbert County, Alabama. Ia dinyatakan telah disewa oleh Charles Sennett, suami Elizabeth, dan mendapatkan bayaran sebesar US$1.000.(ilj/bbs)