Banyak Pria di Tiongkok yang Miliki ‘Hubungan Spesial’ dengan Boneka

Kabar6-Hubungan cinta umumnya terjalin di antara pria dan wanita, entah itu muda atau tua. Namun yang terjadi di Tiongkok ini sepertinya tidak wajar. Bagimana tidak, terdapat ‘hubungan aneh’ yang makin populer di kalangan anak muda hingga dewasa. Di kota-kota besar wilayah Tiongkok, adalah hal wajar jika Anda melihat pria berjalan dengan boneka manusia.

Menurut laporan sejumlah media, dilansir Dailymail, boneka silikon seukuran manusia banyak dipilih oleh pria-pria di Tiongkok sebagai kekasih, teman, bahkan anak. Pria-pria itu terlihat menggendong mereka di sekitar kota, memperlakukan mereka layaknya kekasih, teman atau keluarga, dengan cara membawa mereka menonton di bioskop atau makan di restoran.

Salah seorang pria bernama Song Bo (29), didiagnosa menderita kista di kepalanya. Ia tidak ingin mengambil risiko dengan menikah dan memiliki anak. Karena itulah Song membeli boneka dan memperlakukannya seperti anak perempuannya sendiri. Ia membelikan gaun, sepatu, tas, dan barang-barang lainnya.

Lain halnya dengan Zhang Fan (36), seorang pedagang saham dari Beijing. Ia mempunyai boneka versi ‘wanita’ dari dirinya. Zhang memperlakukan bonekanya dengan hormat karena boneka itu memiliki kepribadian yang sama dengan kepribadiannya. ** Baca juga: Boneka ‘Tak Sempurna’ Dibuat untuk Tingkatkan Percaya Diri Anak-anak

Zaman edan…(ilj/bbs)




Boneka ‘Tak Sempurna’ Dibuat untuk Tingkatkan Percaya Diri Anak-anak

Kabar6-Umumnya boneka yang dijual memiliki wajah dan tubuh sempurna seperti cantik, bertubuh tinggi, langsing serta berkulit putih. Padahal di sisi lain, penggambaran seperti itu justru ‘meracuni’ pikiran anak-anak dan membuat mereka tumbuh menjadi wanita yang tidak percaya diri, karena hanya melihat cantik luar sebagai patokan dan tidak mengerti arti kecantikan yang sesungguhnya.

Kondisi memprihatinkan itulah, dilansir Elite Daily, yang mendorong sebuah perusahaan di Inggris bernama Makies, membuat mainan yang lebih ramah anak. Perusahaan ini menghadapi tantangan tersebut dengan menciptakan boneka dengan berbagai karakter dan fitur. Ada boneka yang mengenakan alat bantu dengar, memiliki tanda lahir, dan juga yang berkebutuhan khusus.

Selanjutnya melalui kampanye #ToyLikeMe, Makies mencoba untuk memberikan alternatif mainan yang lebih ramah anak. Tak sebatas figur boneka dengan tubuh langsing, berkulit putih, dan tanpa cela saja, tapi juga boneka yang bisa membuat anak-anak kembali percaya diri. ** Baca juga: Demi Pelajaran Digital, Peneliti Potong Tubuh Seorang Wanita Menjadi 5.000 Irisan

Ya, anak-anak sebaiknya diberi pemahaman bahwa memiliki tubuh kurang sempurna bukan berarti akhir dari segalanya.(ilj/bbs)




Mitos Atau Fakta, Faktor Keturunan Pengaruhi Kecerdasan Anak

Kabar6-Mungkin Anda pernah mendengar istilah ‘Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya’ yang artinya sifat anak tidak jauh berbeda dari ayah atau ibunya. Sama halnya, tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa kecerdasan seorang anak dipengaruhi oleh gen orangtuanya. Benarkah pendapat tersebut?

Banyak penelitian dalam beberapa dekade terakhir ini yang mengatakan bahwa tingkat kecerdasan dipengaruhi oleh faktor genetik, khususnya berasal dari pihak ibu. Dengan kata lain, seorang ibu yang cerdas berpeluang besar melahirkan anak yang cerdas pula.

Diketahui, ibu membawa dua kromosom X (XX), sedangkan ayah membawa kromosom X dan Y (XY). Banyak penelitian mengungkapkan, intelektualitas serta aspek kognitif seseorang banyak ‘tercetak’ dalam kromosom X. Sehingga tidak mengherankan jika kemudian kecerdasan seorang anak lebih dikaitkan dengan sosok ibu.

Satoshi Kanazawa, ahli psikologis, sebagaimana dilansir Go Dok mengatakan, kromosom X juga menentukan tingkat kecerdasan umum seseorang. Karena itulah, ia menyimpulkan bahwa wanita cenderung memiliki kecerdasan umum yang lebih tinggi ketimbang pria, sebab mereka mewarisi dua cetak biru kromosom X (dari ayah dan ibu). Sedangkan pria hanya mewarisi satu kromosom X saja.

Namun terlepas hal itu, banyak ahli yang meyakini bahwa kecerdasan merupakan faktor nurture (lingkungan dan kebiasaan), bukannya nature (sebab alami). Xu Gelin, seorang dokter neurologi di Nanjing General Hospital of Nanjing Milatary Command, mengatakan bahwa jejak genetika merupakan hal yang rumit dan acak. Dicontohkan Gelin, anak bisa saja ber-IQ sedang padahal kedua orangtuanya terbukti memiliki tingkat kecerdasan tinggi.

Kondisi tersebut disebabkan karena faktor lingkungan dan nutrisi terbukti memiliki peran yang lebih dominan dibandingkan faktor genetik. Artinya, meskipun anak memiliki kecerdasan yang tinggi, namun hal tersebut akan sia-sia saja jika ia tidak mendapatkan stimulus serta asupan nutrisi yang tepat.

Lebih lanjut diuraikan, anak yang berasal dari orangtua dengan IQ biasa dapat tumbuh menjadi sosok yang cerdas, jika ia mendapatkan gizi yang seimbang serta stimulus lingkungan sekitar yang tepat. ** Baca juga: Waspadai 3 Nyamuk Penyebar Penyakit Selama Musim Pancaroba

Jadi kecerdasan anak tidak semata tergantung pada faktor genetik saja, tapi juga turut dipengaruhi oleh keluarga, pola asuh orangtua, serta lingkungan.(ilj/bbs)