1

Anggaran untuk Perbaiki Jalan-Jembatan Rusak akibat Banjir Lebak Rp19,8 Miliar

Kabar6.com

Kabar6-Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak telah menghitung kebutuhan anggaran untuk memperbaiki kerusakan jalan dan jembatan yang rusak akibat banjir pada Desember 2020 lalu.

Sekretaris Dinas PUPR Lebak Irvan Suyatupika, menyebut, anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp19,8 miliar.

“Untuk perbaikan 10 jembatan Rp16,4 miliar dan 28 titik jalan Rp3,4 miliar,” kata Irvan saat dihubungi Kabar6.com, Senin (18/1/2021).

Perbaikan tidak seluruhnya mengandalkan anggaran Pemkab Lebak. Khusus untuk penanganan 10 jembatan diusulkan ke Pemerintah Pusat. Sedangkan penaganan jalan menggunakan anggaran dari belanja tak terduga (BTT) dan pemeliharaan rutin di PUPR.

“Yang dari APBD minggu besok (Pengerjaan) sudah mulai sebagian,” ucap Irvan.

**Baca juga: Jalan Cibayawak-Sawarna Rusak, PUPR Lebak Berharap CSR Cemindo Gemilang

Untuk diketahui, banjir dan longsor kembali melanda Kabupaten Lebak di tahun 2020. Banjir yang terjadi pada akhir tahun akibat meluapnya sejumlah sungai terjadi di hampir seluruh kecamatan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak mencatat, hampir 4000 rumah terendam dan rusak akibat bencana alam tersebut serta hampir seribu jiwa pun mengungsi.(Nda)




Akibat Banjir, Jembatan Penghubung Di Kirana Solear Nyaris Putus

kabar6.com

Kabar6-Banjir yang terjadi di Perumahan Taman Kirana Surya, Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear, selain merendam sebagian pemukiman dan merusak sejumlah barang elektronik milik warga.

Banjir juga merusak infrastruktur lain diantaranya ruas jalan dan penyangga jembatan penghubung antara blok A dan blok B.

Marjuki, Ketua RW 10 Taman Kirana Surya mengatakan, banjir dua kali dalam sepekan ini telah merusak infrastruktur jalan dan jembatan penghubung di Kirana, selain itu kata dia banjir juga merusak sejumlah perabot milik warga.

“Penyangga jembatan longsor dan khawatir jembatan bisa putus akibat terjangan banjir yang terjadi dua kali dalam seminggu ini, selain itu merusak beberapa ruas jalan serta perabotan warga seperti kulkas, mesin cuci dan lain lain,” ungkap Marjuki.

Menurut Marzuki, longsornya penyangga jembatan akses antara blok A dan Blok B ini, akibat derasnya aliran air ditambah lagi jembatan yang sempit.

“Debit airnya tinggi, alirannya deras, enggak ketampung oleh drainase dan jembatan yang sempit, akibatnya penyangga jembatan longsor dan air meluber kemana mana,” jelas Marjuki.

Untuk menanggulangi banjir dikemudian hari lanjut Marjuki, perlu segera dilakukan Normalisasi saluran air, pasang turap yang lebih tinggi dan pelebaran jembatan.**Baca juga: Peringatan Dini, Gelombang Tinggi Capai 6 Meter di Perairan Banten.

“Solusinya ya itu, perbaikan semua saluran yang ada termasuk pelebaran jembatan, ya semoga proposal yang sudah diajukan oleh pak Camat secepatnya direalisasikan oleh pemkab Tangerang,” pungkas Ketua RW 10 Taman Kirana Marjuki.(CR)




Pemprov Banten Terus Melakukan Pendataan Kerugian Akibat Banjir

Kabar6.com

Kabar6 – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten hingga kini terus melakukan pendataan kerugian yang diakibatkan banjir dan tanah longsor yang melanda lima kabupaten/kota. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi penanganan bencana banjir dan tanah longso di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, Banjar Sari, Cipocok Jaya, Kota Serang, Rabu (8/1/2020).

Hadir dalam rakor tersebut, Sekda Banten, Al Muktabar, Ketua DPRD Banten, Andra Soni, Wakil Ketua DPRD Banten, M Nawa Said Dimiyati, Ketua Komisi V DPRD Banten, M Nizar, Plt Kepala BPBD Banten, E Kusmayadi, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Banten, M Yanuar, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Banten, Rina Dewiyanti, serta sejumlah anggota Komisi V DPRD Banten dan perwakilan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten dan Dinas Sosial (Dinsos) Banten.

Berdasarkan data BPBD Banten, hingga hari ke delapan penanganan banjir dan tanah longsor yang melanda di lima kabupaten/kota di Banten meliputi 43 kecamatan dan 183 desa/kelurahan. Untuk warga yang terdampak bencana mencapai 143.859 jiwa dan 54.830 kepala keluarga (KK) dengan korban jiwa mencapai 20 orang.

Untuk rumah yang rusak berat mencapai 1.310 unit sedangkan rusak ringan sebanyak 520 unit dan 30 sekolah. Sedangkan untuk jembatan yang rusak mencapai 30 unit, 28 diantaranya merupakan kewenangan kabupaten/kota, sedangkan dua merupakna milik provinsi. Infratsruktur jalan yang rusam mencapai 4 kilomter.

Berikut rincian per kabupaten/kota, yakni, Kabupaten Serang sebanyak 968 rumah terendam, empat rumah rusak ringan, enam rusak sedang dan tiga rusak berat. Sedangkan untuk warga yang terdampak mencapai 3.126 jiwa dan 1.009 KK yang berlokasi di tiga kecamatan dan 10 desa. Kabupaten Tangerang, sebanyak 15.043 rumah terendam, sedankan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 20.305 jiwa dan 15.599 KK yang tersebar di 14 kecamatan dan 32 desa.

Kota Tangerang, rumah yang terendam mencapai 33.569 unit, lima tanggul jebol. Sedangkan maysrakat yang terdampak mencapai 44.027 jiwa dan 17.263 KK yang tersebar di 13 kecamatan dan 60 kelurahan. Bahkan enam orang dinyatakan meninggal dunia. Kota Tangerang Selatan (Tangsel), sebanyak tujuh unit sekolah yang terdiri dari Paud, SD, SMP dan Ponpes terendam. Untuk masyarkat yang terdampak banjir mencapai 65.001 jiwa dan 18.045 KK yang tersebar di 7 kecamatan dan 50 kelurahan. Emapt orang juga dilaporkan meninggal dunia.

Kabupaten Lebak, jumlah rumah yang terendam mencapai 1.226 unit dengan rincian 520 rusak ringan, 1.310 rusak berat, 19 unit sekolah yang terdiri dari TK, Paud SD dan SMP terendam, 30 unit jembatan rusak. Untuk masyarakat yang terdampak banjir mencapai 11.400 jiwa dan 2.914 KK yang tersebar di enam kecamatan dan 30 desa. Bahkan 10 warga diantaranya meninggal dunia.

Plt Kepala Pelaksana (BPBD) Banten, E Kusmayadi mengatakan, dari lima daerah yang terdampak banjir dana tanah longsor, Kabupaten Lebak menjadi daerah terparah dengan rincian 1.310 unit rumah rusak berat, 30 jembatan rusak dan 10 orang meninggal dunia.

“Dibandingkan dengan Tangerang rusaknya sedikit dan tidak berdampak signifikan. Dan Kabupten Serang juga sedikti yang rusaknya. Tim juga saat ini terus melakukan pendataan dan menghitung kerugian dan kerusakakan,” kata Kusmayadi saat ditemui usai rakor.

**Baca juga: Sempat Dihentikan, Pansel Akan Lanjutkan Lelang 2 Jabatan Banten.

Dijelaskan Kusmayadi, berdasarkan data Pusdatin BPBD, pihaknya telah melakukan pemetaan dampak banjir yang menggenangi 43 kecamatan dan 182 desa/kelurahan.

“Untuk warga yang terdampak mencapai 143.859 jiwa dan 54.830 KK. Khusus di Lebak ada 30 jembatan yang rusak, 28 itu kewenangan kabupaten, dua lagi itu punya Pemprov Banten yaitu jembatan Muara Ciberang dan jembatan Cinyiru di Cipanas dan Lebak Gedong,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kusmayadi menilai, data rumah yang rusak dipastikan terus bertambah.

Hal itu mengingat tim BPBD terus bergerak melakukan pendataan. “Kita tersu bergerak terutama di daerh-daerah yang terisolir dan sulit dijangkau kendaraan,” ujarnya.(Den)